PERTAMBAHAN
NILAI
Rumus Pendapatan
Y=C+I+S Y = Pendapatan
C = Konsumsi
I = Investasi
S = Tabungan
Objek PPN
PPn & PPN
Pajak Atas Konsumsi
A B C D
Produsen Distributor Pengecer Konsumen
PK PM PK PM PK
A B C D
Produsen Distributor Pengecer Konsumen
A harus setor ke kas negara B harus setor ke kas negara C harus setor ke kas negara
Pajak Keluaran (PK) 1.000.000 Pajak Keluaran (PK) 1.500.000 Pajak Keluaran (PK) 2.000.000
Pajak Masukan (PM) 0 Pajak Masukan (PM) 1.000.000 Pajak Masukan (PM) 1.500.000
Kurang Bayar 1.000.000 Kurang Bayar 500.000 Kurang Bayar 500.000
Diubah dengan
Mulai berlaku
UU Nomor 11 Tahun 1994 1 Januari 1995
Diubah dengan
Mulai berlaku
UU Nomor 18 Tahun 2000 1 Januari 2001
Diubah dengan
Mulai berlaku
UU Nomor 42 Tahun 2009 1 April 2010
Pajak Tidak
Pajak Tidak
Langsung
Langsung
Tarif Pajak
Tarif
Tunggal Pajak
Objektif
Tunggal Objektif
Legal
Legal
Pajak
Pajak
Karakter
Karakter Multi Stage
Konsumsi
DNKonsumsi
- Netral
DN - Netral PPN
PPN
Multi
LevyStage
Levy
Indirect Non
Indirect
Subtraction Non
Kumulatif
Subtraction Kumulatif
11
Ilustrasi Perbandingan Metode
Penghitungan PPN
Subtraction Method Addition Method
Harga jual = 1.700 Penyusutan = 50
Harga Beli = 1.000 Bunga = 20
DPP = 700 Sewa = 80
PPN 10% = 70 Gaji/Upah = 300
Manajemen = 150
Indirect Subtraction Method Laba Usaha = 100
Jumlah = 700
Harga jual = 1.700 PPN 10% = 70
PPN = 10% x 1.700 = 170
Harga Beli = 1.000
PPN = 10% x 1.000 = 100
PPN terutang = 70
12
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak dan/atau Surat
Tagihan Pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sebelum
Wajib Pajak diberikan atau diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, apabila diperoleh data dan/atau
informasi yang menunjukkan adanya kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi
Wajib Pajak
CONTOH
PT ABC bergerak dalam bidang perdagangan barang elektronik sejak 2 Januari 2014
terdaftar sebagai Wajib Pajak di KPP Pratama Sunter. Peredaran bruto selama tahun
2014 sbb:
Dalam hal impor, terutangnya pajak terjadi di tempat Barang Kena Pajak
dimasukkan dan dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
PEMUSATAN PPN
Umum Khusus
Pasal 4 ayat (1) 1. Pasal 16C
a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean oleh Kegiatan Membangun
Pengusaha; Sendiri
b. impor Barang Kena Pajak;
c. penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean oleh 2. Pasal 16D
Pengusaha; Penyerahan BKP berupa
d. pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Aktiva yang tujuan
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; semula tidak untuk
e. pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di diperjual belikan
dalam Daerah Pabean;
f. ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena
Pajak;
g. ekspor BKP Tidak Berwujud oleh Pengusaha
Kena Pajak;
h. ekspor JKP oleh Pengusaha Kena Pajak.
BARANG KENA PAJAK (BKP)
Jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah barang
tertentu dalam kelompok barang sebagai berikut :
a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil
langsung dari sumbernya;
b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak;
c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah
makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik
yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan
minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering; dan
d. uang, emas batangan, dan surat berharga.
Non BKP
barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, meliputi:
– beras;
– gabah;
– jagung;
– sagu;
– kedelai;
– garam, baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium;
– daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui proses disembelih,
dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas atau tidak dikemas, digarami,
dikapur, diasamkan, diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus;
– telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan, atau
dikemas;
– susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun dipanaskan,
tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dan/atau dikemas atau tidak
dikemas;
– buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui proses
dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading, dan/atau dikemas atau tidak
dikemas; dan
– sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau disimpan
pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang dicacah
Non BKP