Anda di halaman 1dari 48

Pajak

Penghasilan
Pasal 25
Agenda

Konsep Pajak Penghasilan Pasal 25

Cara Perhitungan

Ilustrasi dan Diskusi

2
Pengeluaran yang Tidak Boleh Dibebankan Sekaligus
Pasal 9 Ayat (2) UU PPh

Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan


memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.

Dikapitalisasi saat pengeluaran, untuk kemudian


dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi.
Nilai Perolehan atau Pengalihan Aset (1)
Pasal 10 Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UU PPh

Berlaku nilai sesuai nilai wajar/ harga pasar untuk:

• Perolehan yang dipengaruhi hubungan istimewa.


• Tukar menukar harta.
• Perolehan dalam rangka likuidasi, penggabungan,
peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan
usaha, kecuali ditentukan lain oleh Menkeu.
• Pengalihan selain dalam bentuk sumbangan keagamaan
yang bersifat wajib kepada lembaga yang dibentuk atau
disahkan pemerintah; atau hibah kepada keluarga dalam
garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan,
badan pendidikan, badan sosial sesuai ketentuan Menkeu.
• Pengalihan sebagai pengganti saham atau penyertaan
modal.
Nilai Perolehan atau Pengalihan Aset (2)
Pasal 10 Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UU PPh

Berlaku nilai sesuai nilai sisa buku dari pihak yang


melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan
Dirjen Pajak, untuk:

• Pengalihan dalam bentuk sumbangan keagamaan yang bersifat


wajib kepada lembaga yang dibentuk atau disahkan pemerintah;
atau hibah kepada keluarga dalam garis keturunan lurus satu
derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial sesuai
ketentuan Menkeu.
• Warisan.

Berlaku nilai perolehan yang dilhitung secara rata –


rata (Average) atau dengan cara mendahulukan
persediaan yang diperoleh pertama (FIFO), untuk:

• Perolehan persediaan dan penghitungan harga pokok penjualan.


Ilustrasi
(Nilai Pengalihan)

PT.
PT. Maha,
Maha, PT.
PT. Jonggring,
Jonggring, dan
dan PT.
PT. Saloka
Saloka terlibat
terlibat dalam
dalam
transaksi
transaksi pengalihan
pengalihan aset
aset di
di tahun
tahun 2012.
2012. Berikut
Berikut merupakan
merupakan
informasi
informasiterkait
terkaitharta
hartayang
yangdimiliki
dimilikioleh
olehketiga
ketigaPT.
PT.

Keterangan Bus Hino Bus MB Bus Scania


Nilai Buku (Rp) 650.000.000 725.000.000 550.000.000
Akumulasi 300.000.000 325.000.000 200.000.000
Depresiasi (Rp)
Nilai Wajar (Rp) 425.000.000 375.000.000 425.000.000
Pemilik PT. Maha PT. Jonggring PT. Saloka
Ilustrasi - (Nilai Pengalihan)

Bagaimakah
Bagaimakah penentuan
penentuan nilai
nilai perolehan
perolehan atauatau pengalihan,
pengalihan, serta
serta
pengakuan
pengakuan keuntungan
keuntungan atauatau kerugian
kerugian yang
yang dilakukan
dilakukan untuk
untuk setiap
setiap
transaksi
transaksiberikut?
berikut?
a.a. Bus
BusHino
Hino dipertukarkan
dipertukarkandengan
denganBusBusScania.
Scania.
b.b. Bus
Bus MBMB dijual
dijual kepada
kepada PT. PT. Maha
Maha dengan
dengan nilai
nilai kontrak
kontrak Rp
Rp
325.000.000,00
325.000.000,00akibat
akibathubungan
hubunganistimewa.
istimewa.
c.c. Bus
BusHino
Hinodan
danMBMBdialihkan
dialihkanakibat
akibatpenggabungan
penggabunganPT. PT.pemilik.
pemilik.
d.d. Bus
Bus Hino
Hino dan
dan MB
MB dialihkan
dialihkan akibat
akibat penggabungan
penggabungan PT. PT. pemilik
pemilik
yang
yangdiakui
diakuiMenkeu
Menkeumemenuhi
memenuhiunsurunsurpooling
poolingof
ofinterest.
interest.
e.e. Bus
Bus Scania
Scania dialihkan
dialihkan kepada
kepada PT.
PT. Jonggring
Jonggring sebagai
sebagai bentuk
bentuk
penyertaan
penyertaanmodal
modalatas
atas100
100lot
lotsaham
sahamdengan
dengannominal
nominalRpRp400,00
400,00
per
perlembar.
lembar.
f.f. Bus
Bus Scania
Scania dihibahkan
dihibahkan kepada
kepada badan
badan sosial
sosial yang
yang diakui
diakui
Kemenkeu.
Kemenkeu.
Ilustrasi - (Nilai Pengalihan)
Jawaban
Jawaban : :
a.a. Nilai
Nilaiperolehan=
perolehan=Nilai
NilaiWajar
Wajar ==Rp
Rp425.000.000,00
425.000.000,00
PT.
PT.Maha
Mahamengakui
mengakuikeuntungan
keuntungansenilai
senilaiRp
Rp75.000.000,00.
75.000.000,00.
(425.000.000
(425.000.000––(650.000.000
(650.000.000––300.000.000))
300.000.000))
PT.
PT.Saloka
Salokamengakui
mengakuikeuntungan
keuntungansenilai
senilaiRp
Rp75.000.000,00.
75.000.000,00.
(425.000.000
(425.000.000––(550.000.000
(550.000.000––200.000.000))
200.000.000))
b.b. Nilai
Nilaiperolehan=
perolehan=Nilai
NilaiWajar
Wajar ==RpRp375.000.000,00
375.000.000,00
PT.
PT.Jonggring
Jonggringmengakui
mengakuikerugian
kerugiansenilai
senilaiRp
Rp25.000.000,00.
25.000.000,00.
(375.000.000
(375.000.000––(725.000.000
(725.000.000––325.000.000))
325.000.000))
c.c. Nilai
Nilaiperolehan
perolehandicatat
dicatatPT.
PT.baru
baru ==Nilai
NilaiWajar
Wajar
==Rp
Rp425.000.000,00
425.000.000,00(Hino)
(Hino)dan
danRp
Rp375.000.000,00
375.000.000,00(MB)
(MB)
PT.
PT.Maha
Mahamengakui
mengakuikeuntungan
keuntungansenilai
senilaiRp
Rp75.000.000,00.
75.000.000,00.
(425.000.000
(425.000.000––(650.000.000
(650.000.000––300.000.000))
300.000.000))
PT.
PT.Jonggring
Jonggringmengakui
mengakuikerugian
kerugiansenilai
senilaiRp
Rp25.000.000,00.
25.000.000,00.
(375.000.000
(375.000.000––(725.000.000
(725.000.000––325.000.000))
325.000.000))
Ilustrasi - (Nilai Pengalihan)

Jawaban
Jawaban : :
d.d. Nilai
Nilaiperolehan
perolehandicatat
dicatatPT.
PT.baru
baru ==Nilai
NilaiSisa
SisaBuku
Buku
==Rp
Rp 350.000.000,00 (Hino) dan Rp 400.000.000,00(MB)
350.000.000,00 (Hino) dan Rp 400.000.000,00 (MB)
PT.
PT.Maha
MahadandanPT.
PT.Jonggring
Jonggringtidak
tidakmengakui
mengakuikeuntungan.
keuntungan.
e.e. Nilai
Nilaiperolehan=
perolehan=Nilai
NilaiWajar
Wajar ==Rp Rp425.000.000,00
425.000.000,00
PT.
PT. Saloka mengakui keuntungan senilaiRp
Saloka mengakui keuntungan senilai Rp75.000.000,00.
75.000.000,00.
(425.000.000 – (550.000.000 – 200.000.000))
(425.000.000 – (550.000.000 – 200.000.000))
PT.
PT. Jonggringmencatat
Jonggring mencatatnilai
nilaiShare
ShareCapital
Capitalsenilai
senilaiRp
Rp200.000.000,00
200.000.000,00
(1.000
(1.000xx500
500xx400)
400)
PT.
PT.Jonggring
Jonggringmencatat
mencatatnilai
nilaiShare
SharePremium
Premiumsenilai
senilaiRp
Rp225.000.000,00
225.000.000,00
(425.000.000 – 200.000.000)
(425.000.000 – 200.000.000)
f.f. Nilai
Nilai perolehandicatat
perolehan dicatatbadan
badansosial
sosial ==Nilai
NilaiSisa
SisaBuku
Buku
==550.000.000 – 200.000.000
550.000.000 – 200.000.000
==Rp
Rp350.000.000,00
350.000.000,00
PT.
PT. Saloka tidak mengakuikeuntungan.
Saloka tidak mengakui keuntungan.
Nilai Perolehan, PPN, dan PPnBM

Pembayaran atas
Perolehan Aset

Komponen yang Komponen Tak


Komponen yang
Dikapitalisasi atau dikapitalisasi dan
Dikapitalisasi
Dibebankan Tak Dibebankan

PPN
Biaya Pajak PPN
Biaya Masukan
Pendukung PPnB Lain Masukan
Pokok yang tidak
(Instalasi, M (Bea yang dapat
Aset dapat
Angkutan) Masuk) dikreditkan.
dikreditkan.
Ilustrasi - (PPN dan PPnBM)
CV.
CV. Elbrus
Elbrus melakukan
melakukan pembelian
pembelian kendaraan
kendaraan secara
secara impor
impor
menggunakan
menggunakan API API dengan
dengan nilai
nilai kontrak
kontrak $$ 4.100.
4.100. Perusahaan
Perusahaan
menanggung
menanggung biayabiaya asuransi,
asuransi, dan
dan pengangkutan
pengangkutan masing
masing –– masing
masing 10%
10%
dan
dan 15%
15% dari
dari cost,
cost, ditambah
ditambah Bea
Bea Masuk
Masuk RpRp 15.750.000,00.
15.750.000,00. Atas
Atas impor
impor
tersebut,
tersebut, dikenakan
dikenakan PPh PPh 22,
22, PPN,
PPN, dan
dan PPnBM
PPnBM bertarif
bertarif 30%.
30%. Jika
Jika kurs
kurs
port
portberlaku
berlakuRp
Rp9.600,00/
9.600,00/USD
USDdandankurs
kursKMK
KMKberlaku
berlakuRp
Rp9.800,00/
9.800,00/USD,
USD,
bagaimanakah
bagaimanakahpencatatan
pencatatandilakukan
dilakukanoleh
olehCV.
CV.Elbrus?
Elbrus?
Jawaban
Jawaban ::
Cost
Cost 4.100
4.100 PPh
PPh22 22==2,5%
2,5%xx65.975.000
65.975.000
Insurance
Insurance 410
410 ==1.649.375
1.649.375
Freight
Freight 615
615 PPN
PPN ==10% 10%xx65.975.000
65.975.000
5.125
5.125 ==6.597.500
6.597.500
DPP
DPP ==5.1255.125xx9.800
9.800 ++15.750.000
15.750.000 PPnBM
PPnBM==30%30%xx65.975.000
65.975.000
==50.225.000
50.225.000 ++15.750.000
15.750.000 ==19.792.500
19.792.500
==65.975.000
65.975.000
Ilustrasi
(PPN dan PPnBM)
Jawaban
Jawaban ::
Nilai
Nilaidikapitalisasi
dikapitalisasi ==5.125
5.125xx9.600
9.600 ++15.750.000
15.750.000 ++19.792.500
19.792.500
==49.200.000
49.200.000 ++35.542.500
35.542.500
==84.742.500
84.742.500
Jurnal
Jurnal
Kendaraan
Kendaraan 84.742.500
84.742.500
Pajak
Pajakdibayar
dibayardidimuka
mukaPPh
PPh2222 1.649.375
1.649.375
PPN
PPNMasukan
Masukan 6.597.500
6.597.500
Kas
Kas 92.989.375
92.989.375

DPP dan pencatatan akuntansi dapat mempergunakan acuan


kurs yang berbeda.
DPP menggunakan kurs KMK, pencatatan akuntansi
menggunakan kurs port.
Komponen Dismantling Cost

Reklamasi untuk
usaha
pertambangan.

Dismantling
cost yang
dapat
dikapitalisasi.
Penutupan dan
pemeliharaan Reforestasi
tempat untuk usaha
pengolahan kehutanan.
limbah.
Impairment Aset

Net
Realizable
Impairme
Value (NRV)
nt
< Biaya

Net
Realizable
Value (NRV) Tidak
> Biaya Impair
Ilustrasi
(Impairment Persediaan)

PT.
PT. Kosciuzko
Kosciuzko memiliki
memiliki persediaan
persediaan barang
barang dagangan
dagangan yang
yang dibagi
dibagi dalam
dalam
beberapa
beberapakategori,
kategori,dengan
denganrincian
rincianinformasi
informasisebagai
sebagaiberikut.
berikut.
Kategori Kuantitas Nilai NRV
Kualitas Perolehan
Satuan
Buruk 6.800 100.000 115.000
Standar 5.400 115.000 120.000
Baik 9.500 120.000 135.000
Superior 3.650 145.000 150.000

Di
Di akhir
akhir tahun,
tahun, seluruh
seluruh persediaan
persediaan barang
barang dagangan
dagangan telah
telah terjual.
terjual.
Berapakah
Berapakah harga
harga pokok
pokok penjualan
penjualan yang
yang dapat
dapat dibebankan
dibebankan sesuai
sesuai
ketentuan
ketentuanfiskal?
fiskal?
Ilustrasi
(Impairment Persediaan)
Jawaban
Jawaban ::
Perpajakan
Perpajakan mensyaratkan
mensyaratkan pencatatan
pencatatan asetaset berdasarkan
berdasarkan nilai nilai
perolehan.
perolehan. OlehOleh sebab
sebab itu,
itu, keberadaan
keberadaan NRVNRV yang
yang dijadikan
dijadikan acuan
acuan
pencatatan
pencatatan akuntansi
akuntansi untuk
untuk melakukan
melakukan impairment
impairment tidak
tidak memberikan
memberikan
implikasi
implikasi fiskal
fiskal tertentu.
tertentu. Fiskal
Fiskal tetap
tetap mengakui
mengakui persediaan
persediaan berdasar
berdasar nilai
nilai
perolehan,
perolehan, sedangkan
sedangkan kerugian
kerugian akibat
akibat impairment
impairment bersifat
bersifat tidak
tidak boleh
boleh
dibebankan.
dibebankan.
Beban
BebanHarga
HargaPokokPokokPenjualan
Penjualan
==6.800
6.800xx100.000
100.000 ++5.4005.400xx115.000
115.000 ++9.500
9.500xx120.000
120.000
++3.650
3.650xx145.000
145.000
== 680.000.000
680.000.000 ++ 621.000.000
621.000.000 ++ 1.140.000.000
1.140.000.000
+529.250.000
+529.250.000
==Rp
Rp2.970.250.000,00
2.970.250.000,00

16
Penyusutan dan Amortisasi Aset
Pasal 11 Ayat (1), (2), dan (7); serta Pasal 11A Ayat (1) UU PPh

Bangunan Metode Garis Lurus (Straight


Line)

Metode Garis Lurus (Straight


Line)
Aset Tetap Berwujud
Selain Bangunan dan
Aset Tak Berwujud
Metode Saldo Menurun
Berganda (Double Declining)
dengan penyusutan sekaligus di
periode terakhir (close ended).
Saat Mulainya Penyusutan dan Amortisasi
Pasal 11 Ayat (3), (4), dan (5); serta Pasal 11A Ayat (2) UU PPh

Ketentuan umum

• Saat dilakukan pengeluaran terkait perolehan aset.

Bagi aset tetap berwujud yang dalam proses


pembangunan atau pengerjaan.

• Saat bulan selesainya pengerjaan.

Bagi aset tetap berwujud yang telah


dimintakan persetujuan Dirjen Pajak.

• Saat aset mulai dipergunakan untuk mendapatkan,


menagih, dan memelihara penghasilan.
Tarif Penyusutan dan Amortisasi
Pasal 11 Ayat (6), dan (7); serta Pasal 11A Ayat (2) UU PPh

Kelompok Aset Masa Tarif Tarif Penyusutan


Manfaat Penyusutan (Metode Saldo
(Metode Garis Menurun Berganda)
Lurus)
Aset Berwujud Selain Bangunan dan Aset Tak Berwujud
Kelompok I 4 Tahun 25% 50%
Kelompok II 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok III 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok IV 20 Tahun 5% 10%
Bangunan
Non Permanen 10 Tahun 10% -

Permanen 20 Tahun 5% -
Ilustrasi
(Rekonsiliasi Depresiasi A)
Awal
Awal tahun
tahun 2012,
2012, CV.
CV. Denali
Denali mulai
mulai mempersiapkan
mempersiapkan rekonsiliasi
rekonsiliasi untuk
untuk pelaporan
pelaporan
SPT,
SPT,dengan
denganinformasi
informasiterkait
terkaitaset
asetsebagai
sebagaiberikut.
berikut.

No. Aset Tanggal Nilai Nilai Sisa Usia Katego


Perolehan Perolehan Akuntansi ri
Fiskal
1. Truk Mei 2006 500.000.000 50.000.000 6 I

2. Jeep April 2010 325.000.000 25.000.000 5 II

3. Mesin Juli 2011 665.000.000 35.000.000 8 I

4. Gedung Juni 1996 815.000.000 15.000.000 25 -

Metode
Metode penyusutan
penyusutan garis
garis lurus
lurus dipergunakan
dipergunakan pada
pada truk
truk dan
dan gedung,
gedung, jumlah
jumlah
angka
angka tahun
tahun pada
pada jeep,
jeep, serta
serta saldo
saldo menurun
menurun berganda
berganda pada
pada mesin.
mesin. Jika
Jika secara
secara
akuntansi
akuntansi laba
laba bersih
bersih perusahaan
perusahaan didi tahun
tahun 2011
2011 tercatat
tercatat Rp
Rp 565.000.000,00,
565.000.000,00,
berapakah
berapakahPenghasilan
PenghasilanKena
KenaPajak
Pajakyang
yangseharusnya
seharusnyadilaporkan
dilaporkandalam
dalamSPT?
SPT?
Ilustrasi
(Rekonsiliasi Depresiasi A)

Jawaban
Jawaban::
Beban
Bebandepresiasi
depresiasimenurut
menurutakuntansi
akuntansi
==(1/6
(1/6xx450.000.000)
450.000.000)++((3/12
((3/12xx5/15)
5/15)++(9/12
(9/12xx4/15)
4/15)xx300.000.000)
300.000.000)
++(6/
(6/12
12xx25%
25%xx665.000.000)
665.000.000) ++(1/25
(1/25xx800.000.000)
800.000.000)
==75.000.000+
75.000.000+85.000.000+
85.000.000+83.125.000+
83.125.000+32.000.000
32.000.000
==275.125.000
275.125.000
Beban
Bebandepresiasi
depresiasimenurut
menurutfiskal
fiskal
==(12,5%
(12,5%xx325.000.000)
325.000.000) ++(6/12
(6/12xx25%
25%xx665.000.000)
665.000.000) +(5%
+(5%xx815.000.000)
815.000.000)
==40.625.000+
40.625.000+83.125.000+
83.125.000+40.750.000
40.750.000
==164.500.000
164.500.000
Laba
Labafiskal
fiskal ==565.000.000
565.000.000––(164.500.000
(164.500.000––275.125.000)
275.125.000)
==Rp
Rp675.625.000,00
675.625.000,00
Ilustrasi
(Rekonsiliasi Depresiasi B)
Fa.
Fa. Kilimanjaro
Kilimanjaro yang
yang tengah
tengah mengalami
mengalami kesulitan
kesulitan likuiditas
likuiditas
melakukan
melakukanpelepasan
pelepasanberbagai
berbagaiaset
asetdidiakhir
akhirtahun,
tahun,sebagai
sebagaiberikut.
berikut.
No. Aset Nilai Akumulasi Akumulasi Harga Jual
Perolehan Depresiasi Depresiasi
Akuntansi Fiskal

1. Mesin 350.000.000 250.000.000 175.000.000 125.000.000

2. Kendaraan 285.000.000 55.000.000 105.000.000 190.000.000

3. Tanah 875.000.000 - - 800.000.000

4. Gedung 635.000.000 315.000.000 555.000.000 300.000.000

Perusahaan
Perusahaan mencatatakan
mencatatakan laba
laba bersih
bersih selain
selain keuntungan
keuntungan atau
atau kerugian
kerugian
pelepasan
pelepasan aset
aset sebesar
sebesar Rp
Rp 125.000.000,00.
125.000.000,00. Berapakah
Berapakah total
total beban
beban
pajak
pajakyang
yangharus
harusditanggung
ditanggungoleh
olehperusahaan?
perusahaan?
Ilustrasi
(Rekonsiliasi Depresiasi B)

Jawaban
Jawaban ::
Laba
Lababersih
bersihsebelum
sebelumpelepasan
pelepasanaset
aset 125.000.000
125.000.000
Keuntungan
Keuntunganpelepasan
pelepasankendaraan
kendaraan 10.000.000
10.000.000
Kerugian
Kerugianpelepasan
pelepasanmesin
mesin (50.000.000)
(50.000.000)
Kerugian
Kerugianpelepasan
pelepasantanah
tanah (75.000.000)
(75.000.000)
Penghasilan
Penghasilankena
kenapajak
pajak 10.000.000
10.000.000
PPh
PPhbadan
badan 2.500.000
2.500.000
PPh
PPhfinal
final ==5%5%xx(800.000.000
(800.000.000++300.000.000)
300.000.000)
==5%
5%xx1.100.000.000
1.100.000.000
==55.000.000
55.000.000
Total
Totalbeban
bebanpajak
pajak ==2.500.000
2.500.000++55.000.000
55.000.000
==57.500.000
57.500.000
Perubahan Estimasi Akuntansi

Metode
Depresiasi

Bersifat
Nilai Sisa Aset Prospektif

Bentuk
Perubahan
Masa Manfaat
Aset
Ilustrasi
(Perubahan Estimasi Akuntansi)

Koperasi
Koperasi Kaukasus
Kaukasus memperoleh
memperoleh mesin mesin produksi
produksi dengan
dengan nilai
nilai Rp Rp
1.400.000.000,00
1.400.000.000,00didiawal awaltahun
tahun2012
2012dandanmendepresiasikannya
mendepresiasikannyaberdasar
berdasarmetode
metode
jumlah
jumlah angka
angka tahun
tahun dengan
dengan nilai
nilai sisa
sisa Rp
Rp 50.000.000,00
50.000.000,00 dan
dan masa
masa manfaat
manfaat lima
lima
tahun.
tahun. Di Di awal
awal tahun
tahun 2014,
2014, mesin
mesin di-overhaul
di-overhaul dengan
dengan biaya
biaya Rp Rp 100.000.000,00.
100.000.000,00.
Perusahaan
Perusahaan mengubah
mengubah metode
metode pencatatan
pencatatan menjadi
menjadi saldo
saldo menurun
menurun berganda,
berganda,
nilai
nilai sisa
sisa dikoreksi
dikoreksi menjadi
menjadiRp Rp 75.000.000,00
75.000.000,00 dan dan masa
masamanfaat
manfaat bertambah
bertambahdua dua
tahun.
tahun. Pajak
Pajak menggolongkan
menggolongkan asetaset ke ke dalam
dalam kelompok
kelompok I I dan
dan mengenakan
mengenakan tarif tarif
25%
25% atas atas penghasilan
penghasilan koperasi.
koperasi. Bagaimana
Bagaimana penjurnalan
penjurnalan dilakukan
dilakukan pasca
pasca
perubahan
perubahanestimasi
estimasiakuntansi
akuntansitersebut?
tersebut?

Jawaban:
Jawaban:
Akumulasi
Akumulasidepresiasi
depresiasiakt
akt2013
2013==(5/15
(5/15++4/15)
4/15)x(1.400.000.000–
x(1.400.000.000–50.000.000)
50.000.000)
==9/15
9/15 xx1.350.000.000
1.350.000.000
==810.000.000
810.000.000
Ilustrasi
(Perubahan Estimasi Akuntansi)

Jawaban:
Jawaban:
Nilai
Nilaibuku
bukupasca
pascaoverhaul
overhaul ==1.400.000.000
1.400.000.000––810.000.000
810.000.000++100.000.000
100.000.000
==490.000.000,
490.000.000,sisa
sisamasa
masamanfaat
manfaat55tahun
tahun
Depresiasi
Depresiasiakuntansi
akuntansi2014
2014==40%
40%xx490.000.000
490.000.000
==196.000.000
196.000.000
Depresiasi
Depresiasifiskal
fiskal2014
2014==1/1/44xx1.400.000.000
1.400.000.000
==350.000.000
350.000.000
Liabilitas
Liabilitaspajak
pajaktangguhan
tangguhan ==25%25% xx(350.000.000
(350.000.000––196.000.000)
196.000.000)
==25%
25% xx154.000.000
154.000.000
==38.500.000
38.500.000
Jurnal
Jurnal Beban
Bebandepresiasi
depresiasi––Mesin
Mesin 196.000.000
196.000.000
Akumulasi
Akumulasidepresiasi
depresiasi––Mesin
Mesin 196.000.000
196.000.000
Beban
Bebanpajak
pajaktangguhan
tangguhan 38.500.000
38.500.000
Liabilitas
Liabilitaspajak
pajaktangguhan
tangguhan 38.500.000
38.500.000
Ketentuan Khusus Atas Penyusutan

 Penyusutan tidak boleh dilakukan atas aset yang tidak


dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan. Atas aset ini, keuntungan pengalihannya
merupakan objek pajak, akan tetapi kerugian pengalihannya
tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
 Aset berupa tanah tidak dikenai penyusutan.
 Atas aset yang dilakukan revaluasi, maka paska revaluasi
dilakukan perubahan beban penyusutan sesuai dengan nilah
hasil revaluasi.
 Penyusutan aset bagi sektor industri tertentu dapat dikenai
ketentuan berbeda, di antaranya dapat diberikan fasilitas
percepatan pengakuan beban penyusutan, diatur oleh ketentuan
Menkeu.
Aset Diperuntukkan Bagi Pemangku Jabatan

Biaya perolehan aset yang diperuntukkan bagi pemangku


jabatan, seperti manajer atau direktur, dapat dikapitalisasi
sesuai nilai perolehan.

Atas aset yang telah dikapitalisasi tersebut, segala bentuk


biaya penyusutan, pemeliharaan, perbaikan, operasional,
dan asuransi, hanya dapat dibebankan sebesar 50% saja.
Ketentuan Khusus Atas Amortisasi
Pasal 11A Ayat (3), (4), (5), dan (6) UU PPh
 Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal
dapat dibebankan sekaligus atau diamortisasi.
 Pengeluaran sebelum operasi komersial bermasa manfaat
melebihi 1 tahun dapat dikapitalisasi dan diamortisasi.
 Pengeluaran untuk perolehan hak atau pengeluaran lain di
bidang penambangan minyak dan gas bumi diamortisasi dengan
metode satuan produksi.
 Pengeluaran untuk perolehan hak penambangan selain minyak
dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, serta hak pengusahaan
sumber alam dan hasil alam diamortisasi dengan metode satuan
produksi, dengan tarif maksimal 20% per tahun.
 Pengeluaran di bidang usaha kehutanan, perkebunan tanaman
keras, dan peternakan diamortisasi sejak dilakuannya
pengeluaran atau sejak bulan produksi komersial (PMK No. 248/
PMK. 03/ 2008).
29
Ilustrasi
(Amortisasi Hak Penambangan Migas)

PT.
PT. Yamuna
Yamuna memiliki
memiliki hak
hak penambangan
penambangan minyak
minyak bumi
bumi didi Blok
Blok Arun
Arun
dengan
dengan izin
izin operasi
operasi selama
selama 25
25 tahun.
tahun. Perusahaan
Perusahaan mengekspektasikan
mengekspektasikan
Blok
Blok Arun
Arun akan
akan dapat
dapat menghasilkan
menghasilkan 275.000.000
275.000.000 barel
barel minyak
minyak bumi.
bumi.
Berikut
Berikut merupakan
merupakan informasi
informasi volume
volume minyak
minyak bumi
bumi yang
yang diekstraksi
diekstraksi
sepanjang
sepanjangempat
empattahun
tahunpertama
pertamaoperasi
operasikilang.
kilang.
Tahun
Tahun2009
200920.000.000
20.000.000barel
barel
Tahun
Tahun2010
201025.000.000
25.000.000barel
barel
Tahun
Tahun2011
201140.000.000
40.000.000barel
barel
Tahun
Tahun2012
201227.500.000
27.500.000barel
barel
Nilai
Nilai keseluruhan
keseluruhan hak hak penambangan
penambangan adalah
adalah RpRp 1.650.000.000,00.
1.650.000.000,00.
Berapakah
Berapakah bebanbeban amortisasi
amortisasi yang
yang harus
harus diakui
diakui PT.
PT. Yamuna
Yamuna setiap
setiap
tahunnya?
tahunnya?
Ilustrasi
(Amortisasi Hak Penambangan Migas)
  

31
Pengalihan Umum Aset Tetap
Pasal 11 Ayat (8), dan (9); serta Pasal 11A Ayat (7) UU PPh

Nilai sisa buku diakui sebagai


kerugian, dan nilai penjualan
atau nilai penggantian asuransi
diakui sebagai penghasilan.
Atas pengalihan yang
bersifat umum.
Jika nilai penggantian asuransi
baru diketahui di masa
mendatang, maka pencatatan
kerugian dan penghasilan dapat
dilakukan di masa mendatang,
berdasar izin Dirjen Pajak.
Pengalihan Khusus Aset Tetap
Pasal 11 Ayat (10); serta Pasal 11A Ayat (8) UU PPh

Pengalihan dalam bentuk


sumbangan keagamaan
yang bersifat wajib kepada
lembaga yang dibentuk atau
disahkan pemerintah; atau Nilai sisa buku tidak diakui
hibah kepada keluarga sebagai kerugian oleh pihak
dalam garis keturunan lurus yang melakukan pengalihan.
satu derajat, badan
keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial
sesuai ketentuan Menkeu.
Atas warisan.
Penilaian Kembali Aset Tetap
Pasal 19 UU PPh dan PMK No. 79 Tahun 2008

Revaluasi dilaksanakan untuk dapat memberikan penyajian laporan


keuangan yang reliabel, sesuai dengan kondisi nilai wajar atas aset
perusahaan.

Atas revaluasi dikenakan tarif pajak sebesar 10% dan bersifat final.
Dasar Pengenaan Pajak = Nilai Hasil Revaluasi – Nilai Sisa Buku
Fiskal
Pajak terutang tersebut dapat diangsur hingga maksimal 12 bulan.

Persyaratan khusus untuk revaluasi aset meliputi diperolehnya izin


Menteri Keuangan, dipergunakannya jasa penilai (appraisal) yang
memiliki kompetensi di bidangnya, serta dilaksanakan paling cepat
setiap 5 tahun sekali.
Pembatasan Pengalihan Aset Dikenai Revaluasi
PMK No. 79 Tahun 2008

Aset tetap yang telah dikenai revaluasi fiskal tidak


diperbolehkan untuk dialihkan hingga jangka 10
tahun setelah revaluasi. Pengecualian dapat
diberikan atas situasi pengalihan berikut:
• Pengalihan yang bersifat force majeur, seperti akibat
kebijakan pemerintah atau keputusan pengadilan.
• Pengalihan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau
pemekaran usaha.
• Penarikan aset dari penggunaan akibat kerusakan berat
yang tidak dapat diperbaiki.

Sanksi atas pelanggaran adalah pengenaan


tambahan pajak bersifat final dengan tarif 15%
(25%-10%).
Revaluasi

Pajak – menilai kembali namun obyek pajak


hanya selisih lebih sedangkan penurunan
nilai bukan pengurang pajak.
• PMK 191/2015; perubahan PMK 233/2015
• PMK 79/2008  pelaksana PER 12/2009
Revaluasi
Akuntansi – Penilaian kembali aset ke nilai
wajar – dapat menghasilkan nilai lebih tinggi
atau lebih rendah (penurunan nilai)
• PSAK 16 Aset Tetap
• PSAK 13 Properti Investasi
Revaluasi Pajak

Undang-Undang Pajak Penghasilan


pasal 4 ayat (1) Obyek pajak:
• m. selisih lebih atas penilaian kembali aktiva

Aturan pelaksana Peraturan Menteri Keuangan


Nomor 79/PMK.03/2008 (“PMK 79”);
Revaluasi Pajak

PMK PMK
79 Pengaturan lebih 191 Pengaturan
lanjut ketentuan UU lanjutan PMK
PPh 233/2015

Ketentuan Umum
Insentif Pajak
Revaluasi Aset

Diberlakukan
Peraturan pelaksana
hanya pada
PER 12 / PJ./2009
2015-2016
Insentif Pajak 2015

Tarif normal revaluasi sesuai PMK-79/PMK.03/2008 sebesar 10%


sedangkan tariff insentif 3%, 4% atau 6%;

Manfaat pajak di masa yang akan datang karena penyusutan yang dapat
dibiayakan menjadi lebih besar yaitu menggunakan nilai setelah revaluasi.

Membayar di awal sebesar 3%;4%;6%, tapi kita mendapat manfaat pajak


melalui biaya penyusutan sebesar 25%, sehingga tax saving pembayaran
pajak sebesar 22%;21%;19% (apabila tarif normal Psl 17 UU PPh);

Pemegang saham juga dapat menikmati keuntungan, karena atas selisih


lebih revaluasi aktiva tetap yang dikonversikan menjadi saham bonus
(penambahan saham tanpa penyetoran) bukan obyek pajak bagi pemegang
saham. Saham bonus selain dalam rangka Revaluasi aktiva tetap
merupakan objek pajak yang wajib dibayar pemegang saham.
Manfaat Revaluasi Pajak - 191

Contoh:
• Entitas memiliki bangunan yang menurut pajak nilainya 0 namun masih digunakan untuk
kegiatan operasi. Entitas merevaluasi gedung tersebut menghasilkan nilai baru sebesar
100 milyar, berdasarkan hasil penilaian 25 Desember 2016.
• Entitas akan membayar pajak sebesar 100 x 6% =6milyar.
• Entitas akan mendepresiasikan gedung tersebut mulai tahun 2017 sebesar 100 milyar /
20 = 5milyar. Maka akan memunculkan beban depresiasi fiskal sebesar 5 juta sehingga
terjadi penghematan pajak sebesar 5milyar x 25% = 1.25milyar.
• Penghematan ini akan diterima selama 20 tahun maka total akan diperoleh penghematan
1.25 x 20 = 25milyar. Total penghematan arus kas sebesar 25milyar – biaya pajak 6 milyar
= 19 milyar.
• Bahkan jika menggunakan ketentuan lama tariff pajak 10% penghematan akan diperoleh
sebear 15% dari nilai revaluasi.
• Penghematan tersebut harus mempertimbangkan biaya appraisal.
• Jika memperhitungkan time value of money, misal bunga 10% maka penghematan
depresiasi adalah PVA (10%;20)5milyar = 42,56milyar x 25%=10.64miliar. Nilai tersebut
dikurangi dengan pajak final dan biaya appraisal.
Revaluasi Pajak – Bultek 11

• Obyek pajak  selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap, hanya selisih
lebih bukan Revaluasi dalam konsep penilaian kembali yang dapat
beroptensi untung atau rugi.
• Revaluasi pajak  jika menggunakan SAK ETAP dapat dicatat menurut
akuntansi karena SAK ETAP menyatakan Revaluasi aset tetap
diperkenankan sepanjang sesuai dengan ketentuan pemerintah (dalam
kasus ini adalah ketentuan pajak).
• Revaluasi pajak menurut PSAK, entitas dapat memilih:
– Revaluasi untuk tujuan pajak  hasil Revaluasi tidak diakui dalam laporan keuangan,
hanya nilai pajaknya yang dicatat sebagai beban. Akan muncul pajak tangguhan.
– Revaluasi untuk tujuan pajak dan akuntansi  akan diakui dalam laporan keuangan
nilai aset dan perhitungan pajak juga mengikuti nilai yang direvaluasi. Kemungkinan
hanya di awal karena saat akuntansi direvaluasi belum tentu pajak memperkenankan 
hanya untuk tujuan akuntansi
– Revaluasi untuk tujuan akuntansi  akan diakui nilai revaluasinya di laporan keuangan
namun tidak digunakan dalam perhitungan fiskal, akan timbul pajak tangguhan.
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang
Timbul dari Pengampunan Pajak

Tujuan perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang


timbul dari pengampunan pajak sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2016.

Berlaku untuk Entitas yang menggunakan PSAK dan SAK


ETAP

Entitas memilih Kebijakan Akuntansi :


• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, PSAK 25 Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan
(Bab 9.3 SAK ETAP)  koreksi atas saldo laba dan penyajian
kembali (restatement).
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan
liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat
Keterangan Pengampunan Pajak.
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang
Timbul dari Pengampunan Pajak

Pengakuan
• Pengakuan atas item yang disyaratkan SAK dan tidak mengakui jika
tidak memenuhi SAK
• Pengakuan saat diterbitkan surat keterangan

Pengukuran pada Pengakuan Awal


• PSAK 25  nilai perolehan aset pada saat kesalahan terjadi
• Opsi PSAK 70 - Nilai pada surat keterangan

Pengukuran setalah Pengakuan Awal


• PSAK 25 dan Opsi PSAK 70  sesuai PSAK yang berlaku
• Opsi PSAK 70  dapat melakukan pengukuran kembali aset dan
liabilitas TA, sehingga sesuai dengan PSAK  reklasifikasi ke aset
dan selisihnya diakui di tambahan modal disetor

Biaya tebusan  beban pada tahun berjalan (Surat keterangan


dikeluarkan)
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang
Timbul dari Pengampunan Pajak

Penyesuaian
• Piutang, provisi, utang terkait dengan pajak yang tidak diakui akibat
tax amnesty dihapuskan  laba rugi

Penyajian
• PSAK 25 – sesuai klasifikasi aset
• Opsi PSAK 70  Aset pengampunan pajak sesuai karakteristik aset
Aset lancar atau tidak lancar / liabilitas jangka pendek / jangka
panjang
• Jika tidak dapat diklasifikasikan  Aset Lancar dan Liabilitas jangka
panjang
• Reklasifikasi jika dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan
SAK

Pengungkapan
• Tanggal surat keterangan
• Nilai yang diakui dalam Surat Keterangan
Contoh 1

• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan


melaporkan aset pajak berupa:
– tanah 5 miliar
– Bangunan 10 miliar
• Nilai total aset perusahaan 30.000 miliar; penjualan 40.000 miliar dan
ekuitas sebesar 1.500 miliar
• Nilai pengampunan pajak total 15 miliar atau 1% dianggap tidak
material maka entitas tidak menerapkan ketentuan dalam PSAK 70.
• Entitas mengakui beban uang tebusan.
• Mengakui aset tersebut sebagai aset tetap dan mencatatnya sesuai
dengan nilai wajar yang dilaporkan. Konsekuensinya dapat diakui
sebagai komponen laba rugi.
Contoh 2
• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan
melaporkan aset pajak berupa:
– tanah 50 miliar
– Bangunan 100 miliar
• Nilai tersebut material dari keseluruhan aset entitas.
• Diketahui tanah dan bangunan tersebut diperoleh awal tahun 2010
dengan harga 30miliar dan 80miliar. Uang tebusan yang dibayar
sebesar 3miliar.
• Beban akan diakui sebesar 3miliar
• Jika mengikuti PSAK 25 maka akan diakui nilai tanah sebesar
30miliar dan nilai bangunan sebesar 80miliar. Akumulasi depresiasi
dihitung sd 2015 (misl 40 tahun) = 80/40 *6= 12. Selisih akan diakui
dalam saldo laba. Laporan keuangan tahun 2014 dan 2015 disajikan
kembali.
Tanah 30
Bangunan 80
Akumulasi depresiasi 12
Saldo laba 98
Contoh 3

• Jika mengambil opsi khusus maka Entitas akan mengakui aset saat
terbit surat keterangan sebesar:
Aset TA - Tanah 50
Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 150
Beban pengampunan 3
Kas 3
Jika pada Desember 2016 entitas menilai kembali ternyata nilainya 60
dan 120 maka akan dibuat jurnal penyesuaian dan dilakukan
reklasifikasi.
Tanah 60
Bangunan 120
Aset TA - Tanah 50
Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 30
Jika penilaian kembali dilakukan 2017 maka laporan keuangan 2016
disajikan kembali dan dilakukan reklasifikasi.
TERIMA KASIH

Dwi Martani - 081318227080


martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 48

Anda mungkin juga menyukai