Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 1 :

1. Alviena Putri Chantika (19007)


2. Artita Mawarni (19014)
3. Dina Eriza (19020)
4. Domas Andini Dyah Pangestu (19023)
5. Imboki Kristin Baransano (19033)
6. Intan Aulia Ramadhani (19035)
7. Klementina Marpemu (19041)

KONSEP HOSPITALIS
E. Respon Nyeri Pada Anak yang Dirawat
Di RS

Respon perilaku nyeri pada anak berupa penolakan,


menangis, serta kekhawatiran terhadap dampak prosedur
keperawatan dalam serangkaian episode nyeri (Sekriptini,
2013). Serangkaian episode nyeri tersebut dialami anak secara
berulang-ulang dan menjadi pengalaman yang tidak
menyenangkan bagi anak. Pengalaman yang tidak
menyenangkan tersebut mengakibatkan anak mengalami
trauma dalam menerima intervensi keperawatan (Wong, 2008).
Sedangkan respon fisiologis pada anak berkaitan dengan
aktivasi sistem saraf simpatik dimana menyebabkan pupil dilatasi,
berkeringat, perubahan tanda vital seperti peningkatan denyut
nadi; tekanan darah; dan pernapasan (Mediani dkk, 2005).
Menurut Mediani (2005), respon fisiologis nyeri anak balita
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
nadi dan respirasi sebelum dan sesudah pemasangan
infus.
Menurut Kirkpatrick dan Tobias (2013), respon anak usia
toddler dan prasekolah terhadap nyeri adalah menangis,
peningkatan tekanan darah; pernapasan; nadi (respon fisiologis),
dan anak cenderung melindungi bagian yang terasa nyeri.
Anak usia toddler terus bereaksi dengan kemarahan
emosional yang kuat dan resistensi fisik terhadap
pengalaman nyeri baik yang aktual maupun yang dirasakan.
Anak usia toddler dapat bereaksi terhadap prosedur yang
tidak menimbulkan nyeri sama kerasnya dengan prosedur
yang menyakitkan. Anak usia toddler cenderung lebih
gelisah dan sangat aktif pada saat nyeri. Respon ini sering
tidak diketahui sebagai akibat dari nyeri (Wong, 2008).
Reaksi anak usia prasekolah terhadap nyeri dapat berupa
menolak untuk makan dan beraktivitas bila dibandingkan
dengan anak usia toddler (Kirkpatrick & Tobias, 2013).
Menurut Wong (2009), diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada
anak yang mengalami hospitalisasi yaitu:
1) Ansietas/ takut berhubungan dengan perpisahan dengan rutinitas,
prosedur tindakan, kejadian yang menimbulkan distres, perpisahan
dengan orangtua, dan lingkungan yang tidak dikenal.
2) Nyeri yang berhubungan dengan cidera, prosedur tindakan
3) Defisit aktivitas pengalihan yang berhubungan dengan gangguan
mobilitas, gangguan muskuloskeletal, tirah baring di rumah sakit, efek
dari penyakit.
4) Intoleransi aktivitas yang berrhubungan dengan kelemahan umum,
kelelahan, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
5) Resiko cidera/ trauma yang berhubungan dengan lingkungan yang
tidak dikenal, terapi, dan peralatan yang berbahaya.
G. DAMPAK POSITIF HOSPITALIS
Mengalami sakit dan stres selama proses
hospitalisasi memberikan kesempatan kepada anak
untuk beradaptasi mengatasi masalah dan kecemasan
yang dihadapi selama proses perawatan
kesehatannya. Ketika anak mampu mengatasi
masalah dan stres yang dihadapi, hal ini akan
menumbuhkan keepercayaan diri yang tinggi pada
anak. Selain itu, edukasi yang diberikan selama
hospitalisasi juga dapat menjadi pembelajaran
tentang kesehatan dan penyakitnya. Hal ini mungkin
menimbulkan ketertarikan anak terhadap karir di
bidang kesehatan (Wong &Hockenberry, 2003).
Ryan-Wegner dan Gardner (2012) menambahkan
bahwa pengalaman hospitalisasi juga mempengaruhi
pemanfaatan sarana kesehatan di masa depan. Pengalaman
positif selama hospitalisasi membuat pemanfaatan sarana
kesehatan untuk menjaga dan mempertahankan kesehatan
menjadi lebih optimal.Hospitalisasi juga dapat
memberikan dampak positif terhadap orang tua.
Hospitalisasi memberikan kesempatan bagi orang tua
untuk lebih memahami tumbuh kembang anaknya dan
membina ikatan antara orang tua dan anak, dan
meningkatkan kemampuan parenting (Wong &
Hockenberry, 2003).
H. PRAKTIKA HOSPITALIS
Mempersiapkan anak untuk
mendapat perawatan di rumah sakit.
Siapkan ruang rawat sesuai dgn
tahapan perkembangan anak.
Lakukan orientasi ke rumah sakit
sebelum dirawat.
Kenalkan perawat
Orientasikan anak & keluarga
pada ruang rawat& fasilitas
Kenalkan pada anak/pasien lain.
Memberikan identitas pada anak
DAFTAR PUSTAKA
 Lestari, Titik. (2016). Asuhan Keperawatan Anak.
Yogyakarta: Nuha Medika
 Chodidjah, S., & Syahreni, E. (2015). Pengalaman
Hospitalisasi Anak Usia Sekolah. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 18(1), 45-50.
 Sembiring, S. U., & Nauli, F. A. (2015). Perbandingan
respon nyeri anak usia toddler dan prasekolah yang
dilakukan prosedur invasif (Doctoral dissertation, Riau
University). JOM Vol.2 No. 2
 Ridha, Nabil. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai