Anda di halaman 1dari 17

SINUSITIS

MAKSILARIS

Dr. Ita L. Roderthani, Sp. THT-KL


PENDAHULUAN
Sinusitis adalah radang sinus
paranasalis,yang terdiri dari sinus
maksila, sinus ethmoid,sinus frontal,
sinus sphenoid. Bila terjadi pada
beberapa sinus disebut multisinusitis.
Sedangkan bila mengenai semua
sinus disebut pansinusitis. Yang paling
sering terkena adalah sinus maksila,
kemudian ethmoid,frontal dan
sphenoid.
DEFENISI
Sinusitis maksilaris adalah
peradangan pada mukosa sinus
maksilaris
ANATOMI
 Sinus maksila berbentuk segi tiga.
 Dinding posteriornya: permukaan infra
temporal maksila,
Dinding medial : lateral rongga hidung
Dinding inferior : prosesus alveolaris dan
palatum
Ostium sinus maksila berada disebelah
superior dinding medial sinus dan bermuara
ke hiatus semilunaris melalui infundibulum
ethmoid.
FUNGSI SINUS
sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat
mengenai fungsi sinus paranasal. Beberapa teori
yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal
antara lain :

 Sebagai pengatur kondisi udara


 Sebagai penahan suhu
 Membantu keseimbangan kepala
 Membantu resonansi suara
 Peredam perubahan tekanan udara
 Membantu produksi mucus untuk
membersihkan rongga hidung
SINUS
ETIOLOGI DAN FAKTOR
PREDISPOSISI
 Infeksi strep.pneumonia, dan
H.influenza yang ditemukan pada
70% kasus.
 Sinusitis dapat juga disebabkan
oleh infeksi virus
 Berbagai faktor predisposisi
Faktor predisposisi
 Deviasi septum
 Konka hipertrofi
 Polip
 Tumor
 Alergi
SUMBER INFEKSI
 Rinogen
 Dentogen
 Faring
 Tonsil
 trauma
PATOFISIOLOGI
edema KOM →mukosa berhadapan akan saling
bertemu →enjadi silia tidak dapat bergerak dan lendir
tidak dapat dialirkan →terjadi gangguan drainase dan
ventilasi didalam sinus → sehingga silia menjadi
kurang efektif dan lendir yang diproduksi mukosa sinus
mukosa sinus menjadi lebih kental dan merupakan
media yang baik untuk tumbuhnya bakteri patogen.
Bila sumbatan berlangsung terus → terjadi hipoksia
dan retensi lendir → sehingga timbul infeksi oleh
bakteri anaerob. Selanjutnya terjadi perubahan
jaringan menjadi hipertrofi, polipoid atau pembentukan
polip atau kista.
MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klinik:
 Gejala sistemik:
- demam
- merasa lesu
 Gejala lokal:
- terdapat ingus kental yang kadang – kadang
bebau dan dirasakan mengalir kenasofaring.
- hidung tersumbat
- rasa nyeri disinus yang terkena, serta
dirasakan juga ditempat lain karena nyeri alih
KOMPLIKASI
 Osteomielitis dan abses subperiosteal
 Pada orbita ,udema palpebra, selulitis
orbita, abses orbita dan terjadi
thrombosis sinus kavernosus.
 Kelainan intra kranial
 Kalainan pada paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan transiluminasi
 Pemeriksaan radiologi
 Pemeriksaan mikrobiologi
 Pemeriksaan CT – Scan
 Pemeriksaan sinoskopi
GAMBARAN CT - Scan
DIAGNOSA
Dibuat berdasarkan anamnesis yang cermat,
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang,.
Langkah pertama dalam mendiagnosa
sinusitis :
Tempat dimana infeksi terjadi.
Keadaan penyakit akut atau kronis
Organisme yang menyebabkan infeksi ( jika
memungkinkan ).
PENATALAKSANAAN
 Terapi konservatif
- antibiotik spektrum luas
- drainase dengan dekongestan
antihistamin
- kompres hangat pada wajah
- mukolitik
 Terapi non bedah
 Terapi bedah:
- pembedahan non radikal
- pembedahan radikal

Anda mungkin juga menyukai