Anda di halaman 1dari 20

ASMA

FKUHN
SEL YANG TERLIBAT PADA PROSES ASMA

1 Limposit T
Limposit T yang berperan ialah Limposit T-CD4+
sub type Th2. Sel ini berperan sebagai orchesta
inflamasi dengan mengeluarkan sitokinin :
 IL-3
 Il-4’
 Il-5
 Il-13
 GM-CSF
 Dengan aktivasi sel ini akan memperpanjang
reaksi eosinophyl
2. Epitel
Sel ini akan mengeluarkan
• 15-HETE
• PGE
Sel ini akan mengekresikan membrane markers antara lain
sitokinin.
3. Eosinophyl
Mengandung granul protein :
 Eosinophil cationic peroksidase.
 Mayor basic protein
 Eosinophilic derived neuro toksin yang toksin terhadap
epitel saluran nafas.
4. Sel mast.
Mempunyai reseptor IgE yang akan mengeluarkan :
 Histamin
 Protease.
 TNF-alfa
 Sitokinin IL-3, 4, 5.
5. Makrofag.
Merupakan sel terbanyak di saluran nafas yang menghasilkn
mediator
• Leukotrin.
• PAF.
• FAKTOR PENCETUS.
1.Alergen (debu,asap, bau tertentu,
makanan ).
2.Bakteri.
3.Virus.
4.Eksercice
5.Stres
6.Gangguan sinus.
INFLAMASI AKUT
1. Reaksi Asma type cepat
Alergen terikat pada IgE menempel pada sel mast kemudian akan
terjadi degranulasi sel mast.
Degranulasi mengeluarkan :
• Histamin.
• Protease
• Leukotrin
• Prosraglandin
• PAF

menyebabkan : kontraksi otot polos bronkhus, sekresi mukus


dan vasodilatasi.
2. Reaksi fase lambat
Reaksi yang timbul antara 6-9 jam setelah
provokasi alergen dan melibatkan pengerahan serta
aktivasi eosinophil, sel T CD4+, neutrophil dan
makrofag.

INFLAMASI KRONIK
Berbagai sel terlibat dan teraktivasi pada inflamasi
kronik.
Limposit, epitel , eosinophil dst.
Zat alergen/bakteri/virus.

Aktivasi sel limposit T, eosinophyl, makrophag,


sel mast,sel epitel,fibroblast dan otot polos.

Perubahan bentuk bronkhus menjadi tidak


beraturan

gannguan aliran udara

Terdengar whezing a mengi.


PATHOFISIOLOGI
Obstruksi saluran nafas pada asma merupakan
kombinasi dari :
Spasme otot bronkhus
Edema
Inflamasi dinding bronkhus.

Udara distal terperangkap dan tidak dapat di


ekspirasikan  residual volume meningkat dan
kapasitas residual ini disebut hyperinflasi yang
bertujuan agar saluran nafas tetap terbuka ini
akan melibatkan penggunaan otot bantu nafas.
DRAJAT SERANGAN ASMA

1. Drajat ringan : penderita masih dapat berjalan,


bicar jelas, tidak terlihat tanda sianosis, mengi akhir
ekspirasi.
2. Drajat sedang : terjadi pengurangan aktivitas,
bicara mulai memenggal kalimat, posisi terbaik
duduk, tidak terlihat sianosis, mengi nyaring,
sepanjang ekspirasi.
3. Drajat berat : posisi baring semi volar , bicara
perkata, mulai terlihat sianosis dan mengi sangat
nyaring terdengar tanpa stetoskope.
GEJALA KLINIS
 Batuk.
 Sesak nafas.( sulit bernafas ). Frekwensi
> 30x/mnt
 Dada terasa berat.
 Tachycardia > 120x/mnt

Suara pernafasan MENGI a Whezing


4. Serangan asma berat : terlihat nafas tidak teratur , mengi
tidak terdengar lagit, kesadaran mulai menurun, sianotik
berat, bradikardia.

PEMERIKSAAN PENUNJANG ;

 Darah Rutin
 Analisa gas darah.

 PEAK Flow Metri.


 Spirometri.
PENATALAKSANAAN

TUJUAN PENATALAKSANAAN ASMA :


1 Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma.
2 Mencegah eksaserbasi akut.
3 Meningkatkan dan mempertahankan faal paru
seoptimal mungkin.
4 Mengupayakan aktivitas normal termasuk
eksersise.
5 Menghindari efek samping obat
6 Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara
irreversible.
7 Mencegah kematian.
PROGRAM PENATALAKSANAAN ASMA

1 Edukasi
2 Menilai dan monitor berat asam secara berkala.
3 Identifikasi dan menegndalikan faktor pencetus.
4 Merencanakan dan memberikan pengobatan
jangka panjang.
5 Menetapkan pengobatan pada serangan akut.
6 Kontrol teratur.
7 Pola hidup sehat.
OBAT YANG DIPERGUNAKAN :

1.Bronkhodilator
 Agonis beta-2 keja singkat
 Salbutamol.
 Terbutalin
 Prokaterol.
 Fenoterol.
 Antikolinergik.
 Teofilin.
 Ipratropium bromide.
 Aminofilin.

 Agonis beta-2 kerja lama kortiko steroid


sistemik
 Formoterol’.
 Methylprednisolon
 prednison
• Terapi jangka pendek

Penggunaan obat anti asma berupa obat


bronkholator :
o Salbutamol.
o Terbutalin.
o Ipratropium.
o Kortikosteroid ketika terjadi serangn
sedang sampai berat.
Terapi jangka panjang
Obat yang panjang memberikan efek pencegahan
terhadap gejala asma, menekan dan mengontrol serta
menyembuhkan inflamasi jika digunakan teratur
namun tidak efectif untuk mengatasi serangan
akut.
 Kortikosteroid inhalasi.
 Beta 2 agonis.
Untuk mencegah gejala asma malam digunakan :
 Kromolin
 Nedokromil.
STATUS ASMATIKUS

Definisi
Adalah keadaan darurat dimana gejala asma
refrakter terhadap terapi konvensinal.
Faktor pencetus :
Seperti serangan asma biasa adanya faktor : infeksi,
alergen , kegiatan jasmani yang berlebih, cuaca dingin
atau perubahan cuaca yang drastis berubah,
Emosi yang meluap, konflik rumah tangga, marah-takut.
Serangan datang secara mendadak :
Sesak nafas berat ditandai dengan
sianotik, bradikardia, kesadaran menurun .
Pemberian terapi konvensional a
bronkhodilator sudah tidak memberikan
respon.

Segera berikan : kortikosteroid intra


vena.

Anda mungkin juga menyukai