Anda di halaman 1dari 18

QAIDAH FIQHIYYAH

Pengertian:

Secara bahasa kata Kaidah Fiqhiyyah


terdiri dari dua kata, kaidah dan fiqhiyyah.
Kaidah berarti dasar atau asas, dalam
istilah Usul Fiqh adalah suatu yang biasa
atau ghalibnya begitu.
Fiqh berarti faham, dalam istilah berarti
kumpulan hukum-hukum syara' yang
bertalian dengan perbuatan mukallaf yang
dikeluarkan dari dalilnya yang terperinci.
Secara istilah kaidah Fiqhiyyah berarti
ketentuan aturan yang berkenaan dengan
hukum-hukum fiqh yang diambilkan dari
dalil-dalil yang terinci.
Menurut DR. Musthafa Ahmad bin Zarqa'
didefinisikan sebagai dasar-dasar yang
bertalian dengan hukum syara' yang
bersifat mencakup (sebagian besar
bagian-bagiannya) dalam bentuk teks-teks
perundang-undangan yang ringkas
(singkat dan padat) yang mengandung
penetapan hukum-hukum umum pada
peristiwa yang dapat dimasukkan pada
permasalahannya
Menurut Prof. Hasbi Ash-Shiddiqy
berarti kaidah-kaidah yang bersifat
kully yang diambil dari dalil-dalil
kully dan dari maksud-maksud syara'
menetapkan hukum (maqashidusy
syar'iy) pada mukallaf serta dari
memahami rahasia tasyri' dan
hikmah-hikmahnya. Lihat Kamal
Mukhtar, Ushul Fiqh 2, Dana Bakti
Wakaf 1995, hal 185-187.
Kedudukan Kaidah Fiqhiyyah
Kaidah Fiqhiyyah itu tidak lain adalah termasuk
kumpulan hukum fiqh, tetapi dengan melihat
namanya kaidah, akan lebih dekat pada ilmu
Ushul Fiqh, karena ilmu Ushul Fiqh itu juga
bernama kaidah ushuliyyah yang wujudnya ialah
kaidah-kaidah yang merupakan rumusan cara-
cara mengeluarkan hukum dari dalil.

Dari kaidah seseorang dapat menerapkan hukum


furu' sehingga menyerupai dalil, sekalipun bukan
dalil.
Kaidah Fiqhiyyah merupakan indikator pada
adanya furu' yang tercakup di dalamnya. Lihat
Kamal Mukhtar, Ushul Fiqh 2 hal 189.
Kaidah fiqhiyah yg berhubungan
dengan Farmasi

Setiap perkara tergantung kepada maksud


mengerjakannya

Suatu keyakinan tidak dapat dihilangkan


dengan adanya suatu keraguan
Kemudlaratan itu harus dihilangkan

Kemudlaratan itu harus dihindarkan


sedapat mungkin
Kemudlaratan yang lebih berat dapat
dihilangkan denganmengerjakan
kemudlaratan yang lebih ringan

Apabila ada dua mudlarat yang saling


berhadapan maka ditinggalkan yang
lebih besar mudlaratnya dengan
melaksanakan yang lebih ringan
Meninggalkan mafsadah/ kerusakan didahulukan
dari memperoleh kemaslahata

Keadaan dlarurat itu membolehkan


larangan-larangan
Keadaan dlarurat itu ditentukan ukurannya
menurut kadar yang dibutuhkan

Sesuatu yang haram


melaksanakannya haram pula
mempelajarinya
Sesuatu yang haram mengambilnya
haram pula memberikannya
Dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Minuman yang dalam jumlah banyak
memabukkan, maka sedikitpun juga haram". [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Daruquthni,
dan dia menshahihkannya]

‫ يَا‬:‫ي ص اَتَاهُ قَ ْو ٌم فَقَالُ ْوا‬ َّ ِ‫ب َع ْن اَبِ ْي ِه َع ْن َج ِّد ِه اَ َّن النَّب‬


ٍ ‫َع ْن َع ْم ِرو ب ِْن ُش َع ْي‬
‫ اِ ْش َرب ُْوا‬:‫ فَقَا َل‬،‫َرس ُْو َل هللاِ اِنَّا نَ ْنبُ ُذ النَّبِ ْي َذ فَنَ ْش َربُهُ َعلَى َغ َدائِنَا َو َع َشائِنَا‬
‫ َح َرا ٌم‬:‫ فَقَا َل‬،‫ يَا َرس ُْو َل هللاِ اِنَّا نَ ْك ِس ُرهُ بِاْل َما ِء‬:‫ فَقَالُ ْوا‬،‫فَ ُكلُّ ُم ْس ِك ٍر َح َرا ٌم‬
ُ‫قَلِ ْي ُل َما اَ ْس َك َر َكثِ ْي ُره‬
 
Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari datuknya, bahwa
Nabi SAW didatangi suatu qaum, lalu mereka berkata, "Ya
Rasulullah, sesungguhnya kami (biasa) membuat minuman
keras, lalu kami meminumnya di pagi dan sore hari. Lalu Nabi
SAW bersabda, "Minumlah, tetapi setiap minuman yang
memabukkan itu haram". Kemudian mereka berkata, "Ya
Rasulullah, sesungguhnya kami mencampurnya dengan air".
Nabi SAW menjawab, "Haram (walaupun) sedikit dari
minuman yang (dalam kadar) banyaknya memabukkan". [HR.
Daruquthni]
ْ ‫إ َذا‬
َ َ‫اجتَ َم َع ا ْل َحاَل ُل َوا ْل َح َرا ُم َغل‬
‫ب ا ْل َح َرام‬

Artinya : apabila sesuatu yang halal


berkumpul dengan yang haram, maka
yang menang adalah yang haram.
Nabi saw. pernah bersabda:
َ َ‫ااجتَ َم َع ا ْل َحالَ ُل َوا ْل َح َرا ُم اِالَّ َغل‬
‫ب ا ْل َح َرا ُم ا ْل َحالَ َل‬ ْ ‫َم‬
“Tidaklah perkara halal dan haram
berkumpul kecuali yang haram akan
mengalahkan yang halal. “
‫ َو ُكلُّ َخ ْم ٍر َح َرا ٌم‬، ‫ُكلُّ ُم ْس ِك ٍر َخ ْم ٌر‬

“Semua yang memabukkan adalah


khamr dan semua khamr adalah
haram.” (HR. Muslim)
Abu Hanifah mengatakan bahwa:

“Khamr haram karena dzatnya,


sedangkan minuman (selain khamr)
karena Mabuknya”.
“Daya mabuk suatu minuman (kadar alkohol)
bukanlah ukuran (keharaman), minuman
yang dalam keadaan banyak dapat
memabukkan maka dalam keadaan
sedikitpun telah haram”.  
Dari 'Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Setiap minuman yang memabukkan itu haram, dan
minuman yang dalam jumlah banyaknya memabukkan,
maka segenggam darinya pun haram". [HR. Ahmad, Abu
Dawud dan Tirmidzi, dan Tirmidzi berkata, "Hadits ini
hasan"]
‫ما ال يتم الواجب إال به فهو الواجب‬
artinya: apa saja itu yang tidak
menyempurnakan suatu hal yang wajib
kecuali dengan itu, maka sesuatu itu
hukumnya juga wajib. 
"Jika sesuatu kewajiban tidak sempurna
kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu
wajib juga hukumnya,"
Tugas 1
1. Berobat/menyembuhkan penyakit
2. Kosmetika dalam Islam (tinjauan
Farmasi)
3. Alkohol dalam Obat
4. Penggunaan Obat obat yang haram
dalam Islam
5. Menjual Alkohol
6. Menjual obat ilegal

Anda mungkin juga menyukai