Anda di halaman 1dari 12

Simulasi sehat jiwa usia

prasekolah
Kelompok 4:
• ANANDA HASNAH
• FITRI
• SITI NUR HANA
Definisi Anak usia Pra-sekolah (3-5 tahun)

• Menurut Moersintowarti (2002) masa prasekolah adalah masa anak antara umur 2-6 tahun .
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan
aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses berfikir. Anak
pra-sekolah telah menguasai keterampilan motoric kasar dan halus, serta sudah
mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal.
• Menurut teori Erikson, pada tahap pra-sekolah, anak mengembangkan inisiatif versus rasa
bersalah setelah berhasil menanamkan rasa percaya dan otonomi yang berkembang pada
tahap sebelumnya
Anak usia dini/prasekolah merupakan periode yang paling kritis dan
cepat pada perkembangan motorik dan kognitif yang lengkap dan
sehat dalam kehidupan manusia (UNICEF, 2017).
Masa pra sekolah merupakan masa anak memiliki perkembangan
psikososial yang disebut dengan masa inisiatif.
Pada masa inisiatif ini, anak berusaha menyelesaikan masalahnya
sendiri tanda ada merasa bersalah, kemampuan ini akan dicapai jika
anak mempunyai konsep diri yang positif karena anak mulai
berkhayal/kreatif serta meniru peran orang-orang disekitarnya
(Keliat, 2013).
Menurut pendapat Erikson (1963, dalam Wilson, 2007) bahwa pada masa ini anak
telah memiliki beberapa keterampilan yang akan mendorong anak melakukan
beberapa kegiatan, namun anak juga akan mengalami beberapa kegagalan.
Kegagalan-kegagalan yang terjadi pada usia prasekolah bisa menyebabkan anak
memiliki perasaan bersalah sehingga sementara waktu anak tidak mau berinisiatif
atau berbuat.
Tahap inisiatif ini disebut juga sebagai tahap kelamin-lokomotor (genital-
locomotor stage) atau yang biasa disebut tahap bermain. Kemampuan anak dalam
bermain tersebut sangat penting untuk dasar dalam mengembangkan kemampuan
sosialisasi. Bila tugas-tugas perkembangan ini terhambat, anak juga akan
mengalami rasabersalah dalam melakukan aktivitasnya dan kegiatan-kegiatannya,
sehingga merasakan sulit mengembangkan inisiatif pada kegiatan lainnya (Erikson,
1963 dalam Feist J, 2008).
Faktor yang mempengaruhi perkembangan

1. Gen
2. Nutrisi
3. Hubungan interpersonal
4. Tingk.at sosioekonomi
5. Penyakit
6. Bahaya lingkungan
7. Media massa
Sesuai dengan tugas perkembangannya anak usia 3-6 tahun
memperlihatkan karakteristik perilaku (Keliat, 2010) sebagai berikut:

Inisiatif Rasa bersalah


1. Mengkhayal dan kreatif
2. Berinisiatif bermain dengan benda disekitar 1. Tidak percaya diri,
3. Belajar keterampilan fisik 2. Pesimis, tidak memiliki cita-
4. Menikmati bermain dengan anak seusianya cita
5. Mengetahui hal yang salah dan benar dan
mengikuti aturan 3. Takut salah dalam melakukan
6. Mengenal minimal 4 warna
sesuatu
7. Merangkai kata-kata dalam kalimta
8. Mampu mengerjakan pekerjaan yang 4. Sangat membatasi aktivitasnya
sederhana
9. Mengenal jenis kelamin
5. Perilaku agresif
Faktor yang mempengaruhi perkembangan
psikososial :

1. Diri (self)
2. Gender
3. Permainan
4. Pengasuh
5. Hubungan dengan orang lain
6. Televisi
Konsep Dasar Perkembangan Emosi Anak Usia Prasekolah

• Pola emosi pada anak usia prasekolah menurut Yusuf (2011) adalah:
a. Cemas
Cemas merupakan perasaan takut yang bersifat khayalan yang tidak ada obyeknya.
b. Takut
Takut merupakan perasaan terancam oleh suatu obyek yang dianggap membahayakan. Beberapa cara
yang khas memperlihatkan rasa takut pada masa anak-anak adalah gemetar, mundur dan menarik diri
atau merasa sakit yang dikhayalkan/keluhan palsu (Hurlock, 1991).
c. Marah
Marah merupakan perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap diri sendiri, orang lain atau obyek
tertentu yang diwujudkan dalam bentuk verbal (katakata kasar atau makian/sumpah serapah), atau non
verbal seperti mencubit, memukul, menampar, menendang dan merusak.
Lanjutan..
d. Cemburu
• Pada masa ini anak menjadi mudah cemburu bila ia mengira bahwa minat dan perhatian orang tua
beralih kepada orang lain didalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir. Anak yang lebih muda
dapat mengungkapkan kecemburuannya secara terbuka atau menunjukkannya dengan kembali
berperilaku seperti anak kecil, mengompol, pura-pura sakit atau menjadi nakal. Perilaku ini semua
bertujuan untuk menarik perhatian.
e. Ingin tahu
• Anak mempunyai rasa ingin tahu terhadap hal yang baru dilihat, juga mengenai tubuhnya sendiri
dan tubuh orang lain.
f. Kegembiraan.
• Anak-anak merasa gembira apabila terpenuhi keinginannya.
• g. Kasih sayang
• Kasih sayang merupakan perasaan senang untuk memberikan perhatian atau perlindungan terhadap
orang lain, binatang atau benda yang menyenangkan.
Beberapa stimulasi perkembangan anak pra
sekolah yang bisa di lakukan adalah:

• Membaca buku bersama si kecil. Bila Bunda bekerja, membacakan cerita sebelum si kecil tidur adalah
kebiasaan interaksi yang tak hanya menyenangkan, tapi juga mendidik.
• Ajak si kecil membantu Bunda melakukan pekerjaan rumah yang sederhana, misalnya melipat pakaian,
dll.
• Dorong si kecil untuk bermain dengan anak lain, sehingga ia belajar mengenai nilai berbagi dan
persahabatan.
• Kalau si kecil melakukan perbuatan yang salah, jelaskan kepadanya kenapa hal yang ia lakukan itu salah,
dan perbuatan seperti apa yang lebih baik.
• Ketika si kecil merasa marah atau kecewa karena suatu masalah, bantu ia menemukan solusi untuk
memecahkan masalah tersebut.
• Berbicaralah kepada si kecil dengan cara yang sama seperti Bunda berbicara dengan orang dewasa
lainnya. Hal ini akan membantu mengembangkan kemampuan berbahasa si kecil.
• Ajak si kecil untuk mengambil keputusan dari hal-hal sederhana, misalnya pakaian apa yang akan dia
pakai, camilan yang akan ia nikmati di sore hari, dll.
Peran orang tua

Menurut Anwar dan Ahmad (2009:17), peran orangtua


dalam pendidikan anak usia dini yaitu:
a) Orangtua sebagai guru pertama dan utama;
b) Mengembangkan kreativitas anak;
c) Meningkatkan kemampuan otak anak; dan
d) Mengoptimalkan potensi anak.

Anda mungkin juga menyukai