Anda di halaman 1dari 9

Oleh

M Hamdi HS, S.IP., M.AP

PANCASILA
KARAKTER YANG LEMAH
 Kerugian terbesar dari proses imperialisme dan
kolonialisme di Nusantara bukan sekedar hilangnya aset
ekonomi yang dieksploitasi ataupun pemimpin yang
dipenjara atau dibunuh.
 Kerugian terbesar adalah hilangnya karakter bangsa yang
percaya diri dan biasa berpikir terbuka. Manusia
Indonesia kehilangan integritas sebagai manusia yang
merdeka.
 Kita tidak bangga dengan sejarah, kebudayaan dan bahasa
yang dimiliki. Seolah kita menjadi “Si Malin Kundang”
yang bermental INLANDER.
BANGSA LEMBEK?
 Koentjaraningrat dan Mochtar Lubis  Mental negatif
 Karl Gunnar Myrdal: Indonesia negara lembek (soft state)
karena pemerintah dan warga tidak memiliki ketegaran
moral, khususnya moral sosial-politik yang kuat.
 Louis Kraar: Etos kerja yang lembek dan korupsi yang
akut bisa menyebabkan Indonesia menjadi halaman
belakang (back yard) Asia Timur.
 Diperlukan Pendidikan Nasional (sebagai bagian
pembangunan nasional) yang berkualitas yang memiliki
basis epistemologi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Trinitas Kekuasaan

MILITER
(KEKERASAN)

FINANSIA INFORMASI
(MODAL) (EPESTIMOLOGI)
L
Pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1778 mendirikan Bataviaasch Genootschap
van Kunsten en Wetenschappen. Tahun 1842 mendirikan Indologie yang salah satu
fungsinya menguasai masyarakat Nusantara secara halus. Pendidikan sebagai proses
Kolonisasi ternyata masih terus berkembang di abad XXI. Sebuah tantangan untuk
memperjuangkan Pancasila sebagai suatu logos dan indegenisasi IPTEKS.
Trinitas Keilmuan

NILAI

DATA TEORI

Pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1778 mendirikan Bataviaasch Genootschap


van Kunsten en Wtenschappen. Tahun 1842 mendirikan Indologie yang salah satu
fungsinya menguasai masyarakat Nusantara secara halus. Pendidikan hukum di
Indonesia apa sudah relevan dengan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai logos.
KELAHIRAN PANCASILA
 Fondasi dibangun sebelum gedung bangunan didirikan.
 Kelahiran seseorang diperingati sesuai dengan saat keluar
dari rahim ibu, bukan keluarnya akte kelahiran.
 Tanggal 1 Juni  22 Juni  18 Agustus 1945 sebagai
rangkaian proses yang tidak terpisahkan
 Penjelasan tentang istilah Pancasila, Pancasila sebagai
dasar negara yang otentik hanya ditemukan dalam naskah
pidato 1 Juni.
 “Panitia Lima” yang diketuai oleh Bung Hatta didbentuk
oleh Jenderal Soerono atas perintah Presiden Soeharto.
PROSES PEMBENTUKAN PANITIA
LIMA
 Tanggal 14 Juni 1972, Dewan Harian Nasional 45
membentuk “Lembaga Pembina Jiwa 45”
 Lembaga Pembina Jiwa 45 tgl 23-27 Agustus 1974
mengadakan “Musyawarah Membina Jiwa dan Nilai-Nilai
45”. Salah satu hasilnya, “Panitia Pembentukan Badan
Penggerak Pengamal Pancasila”.
 Tanggal 4 Desember panitia musyawarah yang dipimpin
Jenderal Surono menyampaikan hasilnya pada Presiden
Soeharto.
 Presiden Soeharto minta pada Angk 45 untuk “berani
merumuskan pengertian2 Pancasila setepat-tepatnya
PANITIA LIMA
 Tanggal 8 Januari 1975 dibentuk Panitia lima, yaitu; Drs.
Moh. Hatta, Prof. Mr. Ahmad Subardjo, Prof. Mr.
Sunario, Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo dan Mr. A.A.
Maramis.
 Tanggal 18 Februari berhasil menyelesaikan laporan
dengan judul “Uraian Pancasila” dengan menyatakan
bahwa “Lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni 1945”.
 Tanggal 23 Juni 1975 “Uraian Pancasila” disampaikan
pada Presiden Soeharto oleh Tim yang dipimpin oleh
Jenderal Soerono.
 Presiden Soeharto menyanggupi akan menyampaikan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai