Bakery • Pengertian : Secara garis besar produk bakery dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok biscuit dan kelompok roti. Produk roti mempunyai tekstur yang berongga-rongga dan dikembangkan dengan ragi roti sehingga produk akhirnya bersifat plastis, elastis karena kadar airnya relatif tinggi. Bahan dan Funsinya Dalam pembuatan bakery /roti bahan – bahan utama /pokok yang digunakan adalah: • Tepung terigu • Yeast(ragi roti) • Garam • Air. Bahan tambahan diantaranya : gula, susu, telur, margarin/butter dan bead improver 1. Tepung Terigu Jenis tepung terigu yang digunakan • Tepung terigu protein tinggi, dan ada beberapa produk menggunakan campuran tep protein sedang dg komposisi 80 :20 • Fungsi tepung terigu dalam adonan sebagai pembentuk kerangka dan sumber karbohidrat 2. Yeast • Ragi (yeast) merupakan suatu mikro organisme yang mengandung enzim jenis khamir, dalam pembuatan roti digunakan jenis Saccharomyces cereviceae. Ragi akan berkembang biak dengan cara membelah diri atau budding. Yeast memfermentasi adonan sehingga menghasilkan gas karbondioksida yang akan mengembangkan adonan. • Ragi segar (compressed yeast) berbentuk lempengan atau balok, mengandung ± 70% kadar air. Yeast jenis ini harus disimpan pada temperatur yang rendah 1-2ᵒC dan merata untuk mencegah hilangnya daya pembentuk gas. Cara menggunakkannya perlu dilarutkan dahulu di dalam air supaya mudah menyebar ke dalam adonan. Pemakaian ragi jenis ini 2 kali lipat dari instan yeast. • Ragi kering ada yang berbentuk butiran kasar (Active dry yeast) dan yang berbentuk pelet-pelet halus (instant dry yeast). • Active dry yeast kandungan airnya 7%, biasanya tidak mudah larut dan tidak cepat tumbuh sehingga perlu dilarutkan dahulu dengan air dengan perbandingan air dengan yeast 4 : 1. Temperatur air perendaman sekitar 40ᵒ C dengan waktu ± 10 menit atau lebih. Harus disimpan dalam tempat yang kering dan dingin. Kondisi yang dibutuhkan untuk aktivitas ragi : • Nutrisi • Air • Temperatur, optimal 25-35ᵒC • pH optimal 4-6, diluar itu aktivitas ragi akan terhambat Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan ragi • Pada saat penimbangan tidak boleh dicampur dengan bahan yang lain terutama garam. • Menyeleksi yeast sebelum digunakan, yeast harus sehat, warna bagus dan harus mudah larut dalam air. • Menyimpan yeast dengan baik • Mengetahui jenis yeast dan cara penggunaanya 3. Garam Garam di dalam produk roti digunakan dalam jumlah relatif kecil, tetapi memiliki pengaruh cukup besar pada hasil roti. Fungsi garam dalam pembuatan roti : • Membangkitkan rasa bahan-bahan yang lain • Mengontrol perkembangan khamir (ragi) waktu fermentasi • Menambah keliatan gluten (daya regang) dalam adonan • Mengatur warna kulit roti. • Membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak dikehendaki • Meningkatkan daya absorbsi air dari tepung • Membantu umur simpan roti 4. Air Air merupakan bahan yang sangat penting dalam pembuatan produk roti, karena hanya dengan air memungkinkan terjadinya adonan. Air merupakan bahan pengikat yang memungkinkan terjadinya fermentasi adonan. Fungsi air dalam pembuatan adonan roti : • Sebagai pembentuk struktur, air dibutuhkan untuk membentuk struktur gluten yang berasal dari protein tepung sehingga mampu menahan gas dalam struktur adonan. • Pengatur suhu adonan, air merupakan media dalam pengendalian suhu di dalam pembuatan adonan, karena air merupakan unsur yang bisa bervariasi secara jelas ( air lebih mudah diatur suhunya daripada tepung) • Berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan seperti garam, gula, susu dll sehingga bahan-bahan tersebut menyebar merata dalam tepung. Tahap Pembuatan Roti • 1. Seleksi Bahan - Harga yang layak - Kualitas bahan yang baik - Persediaan yang cukup - Penyimpanan yang baik - Pengetahuan ttg sifat bahan • 2. Penimbangan Bahan : - yeast, garam dan additive ditimbang dg teliti - hindarkan pemakaian sendok/ cangkir sbg takaran 2. Mixing : Proses pencampuran bahan untuk menjadi adonan Fungsi Mixing : - Mencampur secara rata semua bahan-bahan - Mendapatkan hidrasi yg sempurna dari pati dan protein - Pembentukan gluten,pelunakan,mendapatkan gas retention( kekuatan menahan gas)yg baik Tahap Pembuatan Roti a. Pick-up : semua bahan telah tercampur rata b. Clean-up : Adonan sudah tidak melekat lagi pada bowl c. Develop : Adonan mulai terlihat licin/halus permukaannya (elastis) d. Final : Permukaan adonan licin,halus dan kering e.Let down : Adonan mulai over mix,kelihatan basah, lengket dan lembek d.Break down : adonan sdh over mix dan tidak kalis lagi menjadi satu adonan • b. Clean-up : Adonan sudah tidak melekat lagi pada bowl c. Develop : Adonan mulai terlihat licin/halus permukaannya (elastis) d. Final : Permukaan adonan licin,halus dan kering e.Let down : Adonan mulai over mix,kelihatan basah,lengket dan lembek d.Break down : adonan sdh over mix dan tidak kalis lagi • 4. Fermentasi Yeast dan karbohidrat yang dapat difermentasikan + keadaan sekitar menghasilkan: a. CO2, gas yang menyebabkan pengembangan adonan b. Alkohol yang menyebakan pengembangan adonan dan memberi kan aroma pada roti c. Asam memberikan rasa dan pelunak gluten d. Panas Karbohidrat yang dapat difermentasikan ( makanan yeast) meliputi : 1. Tepung yaitu kandungan gula dan kanji 2. Gula Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi: a. Jumlah yeast dalam adonan b. Temperatu adonan c. Ph atau keasaman d. Absorsi air e. Jumlah beberapa bahan : garam, gula, milk, mineral, yeast food, enzim amilase 5. Dividing / potong-timbang - Membagi-bagi adonan menurut berat yang dikehendaki. 6. Rounding - Untujk membentuk lapisan film di permukaan adonan sehingga dapat menahan gas-gas yang dihasilkan dari peragian yeast. - Memberi bentuk supaya mudah dikerjakan. 7. Intermediate Proof - Membiarkan adonan relax untuk mempermudah pengerolan/sheting. Waktu intermediate proof berkisar dari 2-20 menit, tetapi biasanya rata-rata sekitar 6-10 menit. Waktu intermediate proof juga tergantung kepada kondisi adonan supaya adonan tidak pecah/rusak pada waktu sheting. 8. Sheeting – diroll - Untuk mengeluarkan semua gas didalam adonan dan membentuk suatu adonan dengan tebal yang dikehendaki/sesuai. 9. Moulding – Pulung - Memberi bentuk pada adoann sesuai dengan jenis produk yang akan dihasilkan. 10. Panning – meletakkan dalampan/ cetakan - Meletakkan adonan ditengah tengah cetakan/pan dengan sambungan di bagian bawah supaya tidak terbuka dalam final proof waktu pemanggangan. 11. Proofing - Mengembangkan adonan untuk mencapai bentuk dan mutu pengunyahan yang baik dalam hasil akhir/roti. temperatur proofing : 35-44◦c Kelembapan relatif 80-85 % Waktu proofing 55-65 menit 12. Proses Pembakaran - Volume adonan bertambah dalam waktu 5-6 menit pertama dalam oven. - Aktivitas yeast behenti pada 63◦c tempertatur adonan. - Karamelisasi dari gula-kulit mulai terbentuk. - Denaturisasu dari protein dan gelatinisasi dari kanji. Untuk menghasilkan remah yang kukuh terjadi pada 50-82◦c temperatur adonan. Untuk menghasilakan remah yang kukuh temperatur adonan harus mencapai minimum. 13. Depanning - Setelah keluar dari oven kemudian langsung roti dikeluarkan dari cetakan untuk didinginkan. 14. Pendinginan - Untuk memungkinkan pemotongan tanpa mengalami kerusakn. - Biasanya pada udara terbuka ± 45-70 menit - Kehilangan penguapan air ± 2-3 % - Temperatur pemotongan / slicing 32-49◦c