Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS OBAT DALAM

CAIRAN HAYATI

Disusun Oleh Kelompok 3 :

 Aprillia P. Lokunuha  Nurjana


 Herti Riswinda Siki  Kristianto Tpoh
 Jessica M. N. Betty  Since W. Sumba
 Matelda K. Ngguna  Erlen R. Faturaja
 Mirdo A. R. Lodo

FARMASI C/V
UNIVERSITAS CITRA
BANGSA
KUPANG
2021
 Ketersediaan hayati suatu obat dapat diukur dengan menentukan kadar obat
utuh dan/metabolitnya didalam cairan hayati (darah, urin, saliva, atau cairan
tubuh lainnya).
 Data ketersediaan hayati dapat pula digunakan untuk menentukan:
a) Jumlah atau bagian obat yang diabsorbsi dari bentuk sediaan
b) Kecepatan obat diabsorbsi
c) Masa kerja obat berada didalam cairan biologik atau jaringan, bila
dihubungkan dengan respon pasien
d) Hubungan antara kadar obat dalam darah dengan efektivitas
terapi/efektoksik (Anief, 2002)
JUDUL JURNAL

ANALISI GLIMEPIRIDA DALAM


PLASMA TIKUS
PENDAHULUAN

 Glimepirida merupakan antidiabetes oral dari golongan sulfonil


urea generasi II yang terbaru. Obat ini bekerja dengan cara
menstimulasi sekresi insulin dari sel beta pankreas.
 Sejak tahun 1990 metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
sudah dimanfaatkan untuk analisis glimepirida dalam cairan biologis.
 Metode penelitian ini sudah pernah dilakukan di Farmasi FMIPA
Universitas Indonesia mengenai analisis glimepirida dalam plasma
secara in vitro. Sedangkan, secara in vivo metode ini belum teruji
sehingga pada jurnal penelitian ini akan dilakukan analisis
glimepirida dalam plasma dengan menggunakan hewan coba.
TUJUAN PENELITIAN

Melakukan analisis glimepirida secara in vivo dengan


menggunakan metode yang telah divalidasi dan mengamati
seberapa jauh gangguan yang dapat muncul dalam analisis
glimepirida.
METODE KERJA
BAHAN
Glimepirida (Kalbe Farma), Glipizida (BPOM), Gliklazida Gli- benklamida, Metanol pro
HPLC (Merck), Etanol pro HPLC (Merck), Aqua bidestilata Kloroform (Merck), Gas
nitrogen Heparin (Inviclot ®), Dietil eter (Merck), Tikus putih jantan strain Spraque–Dawley
berumur 2-3 bulan dan dengan berat badan 150-200 gram. (BPOM)

ALAT
KCKT Alliance Waters 2695 dengan detektor Photodiode Array (PDA) Waters 2996,
kolom C18 XTerra® 5 µm (Waters) 4.6 x 150 mm, integrator program komputer Em-
power, Spektrofotometer UV-Vis model UV-1601 Shimadzu dilengkapi dengan integrator
UV-PC v.39, Pipet volume, Timbangan analitik Ultra- sonik Branson, Shaker, Sentrifugator,
Vortex, Transfer pet ( Effendorf, Turbovap evaporator)
PROSEDUR KERJA

01 Penetapan
kondisi analisis 04 Analisis glimepirida
dalam plasma in vitro
a. uji spesifisitas (selektivitas)

02 Pemilihan baku
dalam yang cocok
b. Uji perolehan kembali

c. Uji limit deteksi dan limit


kuantitasi

03 Uji Linearitas d . Uji Linearitas

e. Uji akurasi dan presisi


PROSEDUR KERJA

05 Analisis glimepirida dalam plasma tikus


a. Perhitungan dosis untuk tikus

b. Aklimatisasi hewan coba

c. Hewan coba dibagi ke dalam dua kelompok.

d. Tabung yang sudah berisi- kan darah segera disentrifugasi


selama 10 menit dengan kecepatan 7000 rpm lalu diambil
bagian plasmanya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penetapan panjang gelombang analisis
Panjang gelombang maksimum untuk larutan glimepirida adalah 228 nm,. larutan gliklazida pada
228,5 nm, larutan glipizida pada 227,4 nm, dan larutan glibenklamida pada 229,7 nm. Berdasarkan
spektrum serapan yang diperoleh, glimepirida memiliki panjang gelombang maksimum pada 228 nm.

2. Penetapan kondisi analisis


Pada fase gerak metanol : air (80: 20; v/v) diperoleh waktu retensi glimepirida 3,753 menit, dengan
jumlah pelat teoritis 2748, dan faktor ikutan 1,13. Pada fase gerak metanol:air (70 : 30; v/v) diperoleh
waktu retensi glimepirida 5,83 menit, dengan jumlah pelat teoritis 3054, dan faktor ikutan 1,16. Pada
fase gerak metanol : air (60 : 40; v/v) diperoleh waktu retensi glimepirida 8,93 menit, dengan jumlah
pelat teoritis 1852, dan faktor ikutan 1,85. Pada fase gerak metanol:air (50:50) diperoleh waktu retensi
glimepirida 17,064 menit, dengan jumlah pelat teoritis 2954, dan faktor ikutan 1,08. Dari kedua kondisi
terakhir yang menunjukkan pemisahan yang baik, pada komposisi metanol : air (50 : 50) diperoleh
jumlah lempeng teoritis yang lebih besar dan nilai HETP yang lebih kecil. Sehingga fase gerak yang
akan digunakan dalam analisis adalah metanol : air (50 : 50; v/v) hanya saja waktu analisis untuk kondisi
ini cukup lama yaitu sekitar dua puluh menit.
3. Pemilihan baku dalam
Pada kondisi terpilih yaitu dengan fase gerak metanol : air (50: 50), laju alir 1,0
ml/menit dan temperatur kolom 500 C disuntikkan ketiga larutan baku dalam.

4. Uji linearitas
Pada larutan glimepirida tanpa baku dalam diperoleh kurva kalibrasi dengan
persamaan garis y = 65,743 x + 2772,635 dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,9998.
Pada larutan glimepirida dengan penambahan baku dalam diperoleh kurva kalibrasi
dengan persamaan garis y = 0,0014 x + 0,0619 dan nilai koefisien korelasi (r) 0,9993.

5. Uji limit deteksi dan limit kuantitasi


Limit deteksi untuk larutan glimepirida diperoleh pada konsentrasi 20 ng/ml dan limit
kuantitasi diperoleh pada konsentrasi 50 ng/ml. Limit deteksi dan limit kuantitasi
penting untuk mengetahui batas terendah konsentrasi suatu zat yang masih dapat
ditentukan dengan metode yang digunakan secara akurat dan presisi.
6. Uji akurasi dan presisi
Pada larutan glimepirida tanpa baku dalam pada konsentrasi 100 ng/ ml memberikan
nilai akurasi dan presisi 99,08 ± 1,47 %, pada konsentrasi 400 ng/ml memberikan nilai
akurasi dan presisi 101,59 ± 2,02 %, pada konsentrasi 1000 ng/ml memberikan nilai
akurasi dan presisi 95,54 ± 0,84 %.

7. Uji kestabilan
Larutan glimepirida tanpa baku dalam stabil selama periode tujuh hari. Untuk larutan
glimepirida dengan penambahan baku dalam gliklazida stabil hingga hari keempat,
pada hari kelima bentuk komatogram dari gliklazida berubah lebih lebar dan terdapat
puncak-puncak tambahan yang sebelumnya tidak muncul.
 
8. Analisis glimepirida dalam plasma in vitro
a. Uji spesifisitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan suatu metode analisis
untuk komponen-komponen lain dalam suatu sampel.
b. Uji perolehan kembali
Cara ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah berdasarkan penelitian
terakhir mengenai analisis glimepirida dalam plasma yang dilakukan di departemen
Farmasi FMIPA UI. Dengan cara ini, pada konsentrasi glimepirida 250 ng/ml tanpa
baku dalam menghasilkan persentase perolehan kembali sebesar 77,0 %. Dengan
penambahan baku dalam dapat meningkatkan nilai persentase perolehan kembali
menjadi 86,09%.

c. Uji linearitas
Pada ekstrak plasma yang sudah ditambahkan glimepirida pada rentang konsentrasi
100-1000 ng/ml dapat dibuat kurva kalibrasi dengan persamaan garis y = 64,8560 x +
3514,95 dan koefisien korelasi (r) 0,9960.

d . Uji limit deteksi dan limit kuantitasi


Pada konsentrasi glimepirida 100 ng/ml dalam plasma didapat tinggi puncak sebesar
62 mm, dan memberikan nilai S/N 20,67.
e. Uji akurasi dan presisi
Rentang akurasi yang diperbolehkan untuk suatu metode analisis dalam matriks
biologis adalah 80-120 % dan untuk presisi adalah memberikan nilai koefisien variasi
sebesar 15 % atau kurang.

9. Analisis glimepirida dalam plasma tikus


Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat mengidentifikasi glimepirida tanpa
adanya gangguan baik dari metabolit yang terbentuk atau dari komponen endogen
plasma.
Dari data-data yang didapat dari analisis glimepirida baik dalam larutan standar atau
dalam plasma in vitro, dapat diambil kesimpulan bahwa analisis glimepirida secara
kuantitatif dilakukan dengan metode penambahan baku dalam. Karena terbukti dari
hasil validasi metode bahwa dengan penambahan baku dalam lebih baik dibandingan
pada analisis glimepirida tanpa baku dalam. Pada analisis kuantitatif glimepirida pada
plasma tikus digunakan metode penambahan baku dalam.
KESIMPULAN

• Dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi menggunakan kolom C18


fase terbalik, fase gerak metanol:air (50:50; v/v), laju alir 1,0 ml/menit, dan
dideteksi pada panjang gelombang 228 nm dengan detektor photo diode
array, glimepirida dapat dianalisis dengan penambahan baku dalam
gliklazida tanpa adanya gangguan baik dari metabolit atau komponen
endogen plasma. Waktu retensi glimepirida diperoleh pada 17 menit.

Hasil validasi metode menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan


sudah memenuhi kriteria akurasi, presisi, selektivitas dan sensitivitas.
TERIMA
KASIH:)

Anda mungkin juga menyukai