Anda di halaman 1dari 5

Fisioterapi pada

Extrapiramidal Disorder
Virny Dwiya Lestari S.Ft, M.Fis, Ftr
Extrapiramidal
• Bagian otak yang berperan dalam gerakan-gerakan otomatis di
kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah mengedipkan mata atau
menjaga postur tubuh tetap tegak.
Sindrom Ekstrapiramidal
• Sindrom ekstrapiramidal (atau sering disebut juga sebagai gejala
ekstrapiramidal) merupakan kondisi yang terjadi akibat gangguan
pada sistem ekstrapiramidal di otak. Akibatnya, penderita melakukan
gerakan-gerakan yang tak disadari dan sulit dikendalikan.
• Sindrom ekstrapiramidal umumnya disebabkan oleh efek samping
obat antipsikotik. Obat ini umumnya digunakan untuk mengatasi
skizofrenia dan beberapa jenis gangguan jiwa lainnya.
Penyebab
• Dalam keadaan normal, otak memiliki beberapa neurotransmiter (zat kimia yang dihasilkan oleh ujung-ujung
saraf otak). Salah satunya adalah dopamin. Dopamin berfungsi untuk mengontrol gerakan tubuh.
• Beberapa jenis obat antipsikotik menyebabkan bagian otak yang sensitif terhadap dopamin terganggu. Hal inilah
yang mencetuskan terjadinya gerakan-gerakan tak terkendali pada kondisi sindrom ekstrapiramidal.
• Secara umum, terdapat dua jenis obat antipsikotik, yaitu:
• Obat antipsikotik generasi lama (disebut juga dengan obat antipsikotik tipikal), seperti klorpromazin dan
haloperidol.
• Obat antipsikotik generasi baru (disebut juga dengan obat antipsikotik atipikal), seperti risperidone, clozapine,
olanzapine, dan quetiapine.
• Obat antipsikotik generasi lama lebih sering menyebabkan gejala ekstrapiramidal dibandingkan dengan generasi
baru.
• Selain jenis obatnya, ada beberapa kondisi lain yang menyebabkan seseorang yang mengonsumsi obat
antipsikotik lebih rentan mengalami gejala ekstrapiramidal. Di antaranya adalah:
• Berusia 40 tahun ke atas
• Mengonsumsi obat antipsikotik bersamaan dengan obat antikejang, antihistamin, atau antidepresan
• Memiliki gangguan otak seperti Parkinson atau radang otak
• Mengonsumsi obat tidak teratur
Gejala
• Gejala ekstrapiramidal sangat bervariasi. Prinsipnya, gejala ekstrapiramidal berupa gerakan tak terkendali dari salah satu bagian
tubuh atau beberapa bagian tubuh, yang terjadi hampir sepanjang waktu. Dan gerakan tersebut biasanya tak disadari penderitanya.
Atau pada beberapa kasus, gerakan tersebut disadari namun tak dapat dikontrol.

• Gejala yang muncul bisa berupa:


• Gejala di daerah wajah dan mulut
• Gejalanya bisa berupa gerakan seperti mengunyah, menjulurkan lidah keluar masuk mulut, lidah menjilat-jilat daerah pipi, dan
gerakan mulut seperti sedang mengisap sesuatu. Kadang kala, justru wajah terlihat kaku, tak ada gerakan sama sekali, namun air
liur terus menerus menetes dari ujung mulut.
• Gejala di daerah leher dan tulang belakang
• Penderitanya sering kali tiba-tiba menggelengkan kepala dengan hentakan (disebut tortikolis secara medis). Bisa juga mengangguk
dan menengadahkan kepala bergantian. Gerakan ini terasa menyakitkan. Di tulang belakang, gejala yang bisa terjadi adalah
punggung melengkung ke depan.
• Gejala di lengan dan tungkai
• Di lengan, bisa muncul gerakan tak terkontrol seperti hendak meninju atau mengangkat tangan berulang-ulang seperti hendak
bertanya. Gerakan ini bahkan bisa tetap terjadi saat penderitanya tidur. Pada tungkai, penderitanya bisa terus menerus
menggerakkan lutut, atau mengetuk-ngetukkan kakinya ke lantai. Berjalan kaki di tempat, atau menumpukan beban tubuh pada
salah satu kaki secara berganti-gantian juga bisa terjadi.
• Gejala pada pita suara
• Gejala pada pita suara menyebabkan penderitanya mengeluarkan suara-suara yang tidak jelas, seperti menguap, berdehem, atau
suaranya berubah menjadi serak.

Anda mungkin juga menyukai