Anda di halaman 1dari 22

Tatalaksana Trauma Vaskuler

Disusun oleh:

Pembimbing:
PENDAHULUAN
• Trauma pada pembuluh darah menyebabkan ancaman pada kelangsungan hidup bagian tubuh yang
diperdarahinya.

• Perdarahan yang tidak terdeteksi atau tidak terkontrol dengan cepat akan mengarah kepada kematian pasien,
atau bila terjadi iskemia akan berakibat kehilangan tungkai, stroke, nekrosis dan kegagalan organ multipel.

• Trauma vaskular dapat disebabkan oleh luka tajam, luka tumpul, maupun luka, dan iatrogenic.
EPIDEMIOLOGI
• Di Amerika Serikat, sekurang-kurangnya 2.6 juta orang dirawat di rumah sakit setiap tahunnya karena
trauma akibat kecelakaan.

• Kebanyakan pasien berumur 25-44 tahun, namun laki-laki muda adalah kelompok dengan risiko tertinggi
karena mereka sering melakukan aktivitas yang juga berisiko tinggi.

• Trauma vaskular perifer mencakup 80% dari total kasus trauma vaskular.

• Kasus trauma vaskular tersebut terutama disebabkan oleh luka tembak kecepatan tinggi (70- 80%), luka
tusuk (10-15%), dan luka tumpul (5-10%).
MEKANISME TRAUMA

Kehancuran/separasi
Trauma Tajam
jaringan

Kompresi
Trauma Tumpul
lokal/deselerasi
MEKANISME TRAUMA
• Tingkat keparahan trauma berbanding lurus dengan jumlah energi kinetik (KE) yang disalurkan kepada jaringan.
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
• PRINSIP: SEMAKIN CEPAT SEMAKIN BAIK→otot dan saraf tidak tahan
terhadap iskemia

• Atasi kegawat daruratan.

• Golden period pada lesi vaskuler adalah 6-12 jam.


TATALAKSANA NON OPERATIF
• Tindakan non oepratif dipikirkan pada pasien dengan kriteria
Low velocity injury
Disrupsi dinding arteri minimal (<5mm)
Tidak ada pendarahan aktif
Sirkulasi distal masih utuh

• Pendekatan non operatif diutamakan pada pasien yang masih muda dan lesi di pembuluh
kolateral

• Bila pendekatan non operatif yang digunakan, disarankan untuk melakukan pencitraan
vaskular untuk memantau penyembuhan atau stabilisas
TATALAKSANA ENDOVASKULER

Cedera arteri seperti fistula


Coil
arteriovenosa aliran rendah

Perbaikan endoluminal pada false


Stent & Graft aneurysm atau fistula
arteriovenosa
TATALAKSANA OPERASI
• Diperlukan persiapan yang matang

• Kontrol arteri proksimal→ Menggunakan benang/klem

• Cara rekonstruksi arteri tergantung dari luas dan mekanisme trauma.

• Reparasi cedera pembuluh darah dapat dilakukan dengan lateral suture patch angioplasty, end-to end
anastomosis, interposition graft, dan bypass graft. Extra-anatomic bypass graft berguna pada pasien
dengan cedera jaringan lunak ekstensif atau sepsis.

• Graft→mencegah terjadinya penyempitan atau tegangan pada anastomosis pembuluh darah apabila
kehilangan arteri lebih dari 1.5 cm
TATALAKSANA OPERASI
• Pasien dengan trauma vena sebaiknya ditatalaksana dengan hati hati supaya tidak berakhir amputasi

• Pada pasien dengan robekan intima→oklusi parsial→perfusi tidak sempurna→iskemia


jaringan→tekanan intrakompartemen naik

• Fasciotomi diperluka jika ada edema jaringan yang luas→memperbaiki perfusi jaringan
TATALAKSANA OPERASI
• Faktor terpenting yang menentukan prognosis dari terapi pada trauma ekstremitas pada waktu dirawat
adalah adanya trauma rusak remuk, perbaikan vaskular yang terhambat dan fraktur tibia yang
segmental.

• Tujuan akhir dari rekonstruksi pada trauma vaskular adalah untuk menurunkan angka amputasi.
Untuk mencegah hal ini yang dapat kita lakukan adalah:
a. Secepat mungkin mengenal dan memberikan perawatan
b. Arterigrafi preoperatif dan intraoperatif dipertimbangkan sebaik mungkin
c. Mengerjakan trombektomi ke bagian proksimal dan distal
d. Pemakaian heparin yang sepantasnya
e. Mengutamakan vena autogen sebagai graft.
KOMPLIKASI

Delay

Komplikasi

Sudden
KOMPLIKASI
• Trombosis

• Infeksi

• Stenosis

• Fistula arteri dan vena

• Aneurisma palsu

• Sindrom Kompartemen
KOMPLIKASI
• Trombosis
Beberapa kesalahan teknis yang menyebabkan thrombosis
 Debridemen arteri yang kurang adekuat

 Kerusakan arteri multiple

 Sisa thrombus sebelah distal

 Trombosis pada anastomosis

 Graft yang terpeluntir


KOMPLIKASI
• Infeksi
Untuk membantu pencegahan terhadap infeksi, diagnosis trauma vaskular harus cepat ditegakkan,
pemberian antibiotik yang sesuai, debridement luka yang adekuat, kesinambungan pembuluh vaskular
harus secepat mungkin diusahakan dan pemberian nutrisi yang baik secara sistemik penting untuk
dilakukan. Diperlukan observasi yang ketat selama fase pasca operasi. Pada kecelakaan dengan luka
terkontaminasi, maka semua benda asing sedapat mungkin dikeluarkan dan kalau perlu luka dibilas
dengan larutan antibiotik.
KOMPLIKASI
• Stenosis
Penyebab stenosis
 Kesalahan teknik dalam operasi

 Hiperplasi lapisan intima


KOMPLIKASI
• Fistula arteri dan vena

Darah Resistensi
Fistula arteri Curah balik
Luka tusuk mengalir ke perifer
vena janung naik
vena menurun

Nadi Cepat Payah jantung


KOMPLIKASI
• Aneurisma palsu
Penyebab aneurisma palsu adalah luka tembus yang merusak ketiga lapisan dinding
pembuluh arteri secara menyamping (tangensial). Kadang-kadang disebabkan oleh
kesalahan pada prosedur diagnostik atau terapi, yaitu kerusakan dinding arteri yang
disebabkan oleh jarum atau kateter atau kecelakaan pada waktu operasi hernia nucleus
pulposus dan fraktur ganda tulang pada kecelakaan lalu lintas. Biarpun jarang trauma
tumpul juga dapat menyebabkan terjadinya aneurisma palsu
KOMPLIKASI
• Kompartemen Syndrome
Beberapa gejala kompartemen syndrome
 Pain

 Pallor

 Pulseless

 Paresthesia

 Paralysis
KESIMPULAN
1. Trauma vaskular lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan.

2. Trauma vaskular berhubungan dengan beberapa faktor, yaitu tipe trauma, lokasi
trauma, konsekuensi hemodinamik, dan mekanisme trauma.

3. Gambaran klinis dari trauma arteri dapat berupa perdarahan luar, iskemia,
hematoma pulsatil, atau perdarahan dalam yang disertai tanda-tanda syok.

4. Trauma vaskuler memerlukan diagnosis dan tindakan penanganan yang cepat untuk
menghindarkan akibat fatal berupa amputasi. Trauma pada pembuluh darah juga
menyebabkan ancaman pada kelangsungan hidup bagian tubuh yang diperdarahinya
Terimakasih
Mohon arahan dan bimbingannya Dokter

Anda mungkin juga menyukai