PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BALAI KESELAMATAN KERJA (K2)

Disampaikan pada Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan
Semarang 16-21 Maret 2020

agus hadiyarto

Departemen Teknik Kimia - Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro
05/03/2020 1
 Kebutuhan Dasar Manusia

• Energi (untuk hidup)

• Hayati
• Manusiawi • Berbudaya (berpakaian,
berpendidikan)
• Memilih
• Kepuasan, Prestise

Bahan Sisa
05/03/2020 2
 1

4 Pembuangan Terkontrol

3/5/2020 3
 TIPE PROSES PRODUKSI

Bahan baku Produk

Process
Energi
Limbah ke
lingkungan

1) Past industrial practices

05/03/2020 4
 Bahan baku Produk

Process
Energi Waste
Treatment

Sisa limbah ke
2) Recent industrial practices lingkungan

05/03/2020 5
 Energi Produk

Process On site recycle

Residual Waste
3R Treatment
Bahan baku

In process recycle Sisa Limbah

Produk ke lingkungan
samping

3) Current Pollution Prevention practices

Catatan :
Jika bahan sisa dimanfaatkan oleh pihak lain , dikenal dengan istilah Off site recycle

05/03/2020 6
 Gas dan Partikulat

Getaran Bahan
Sisa
Suara
/Limbah
Industri

Padat - Cair

05/03/2020 7
 Bahan baku Produk

Process Residuals
Energi Residual
3R Reprocess

ProcessResikel
Produk 3R
samping
Resikel

4) Ideal Future Industrial practices

05/03/2020 8
 PRE TREATMENT

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PRIMARY TREATMENT

(PHYSICAL & CHEMICAL TREATMENT)

SECONDARY TREATMENT

(BIOCHEMICAL TREATMENT)

ADVANCE TREATMENT

(TERTIARY TREATMENT)

05/03/2020 9
 PRE TREATMENT

Tujuannya mengkondisikan agar Limbah Cair siap untuk

diolah selanjutnya
Upaya yang dilakukan adalah
• EKUALISASI
• NETRALISASI
• PEMISAHAN MINYAK
• PENGHILANGAN B3 dengan Fitoremediasi

05/03/2020 10
Ekualisasi

• Menghomogenkan limbah agar konsentrasinya tetap/ajeg

setiap saat
• Agar beban limbah yang terolah setiap saat tetap/ajeg,
sehingga memungkinkan limbah terolah lebih terkontrol
• Dilakukan dengan menggunakan pengaduk mekanik atau
pneumatik

Bak Ekualisasi

05/03/2020 11
Netralisasi Limbah & Pemisahan Minyak

• Mengatur pH Limbah sekitar 7, menggunakan asam

(HNO3,HCl,H2SO4,H3PO4,CO2) atau basa (NaOH,KOH,Ca(OH)2,
NH4OH)
• Tujuan agar beban limbah yang terolah setiap saat tetap/ajeg,
memungkinkan limbah terolah lebih terkontrol
• Dilakukan dengan menggunakan pengaduk mekanik atau
pneumatik
Asam/basa Udara Minyak

Oil Trap
Netralisasi
05/03/2020 12
 Tanaman
estetis

B3 Non B3

Penghilangan B3 dengan Fitoremediasi

05/03/2020 13
 PRIMARY TREATMENT
(Pengendapan Secara Fisik dan Kimia)
Tujuannya memisahkan padatan yang terdapat di limbah cair
dengan airnya
• Langsung diendapkan manakala padatan tersuspensinya
mudah mengendap (settleable solid)
• Tidak langsung diendapkan bila padatan tersuspensinya tidak
mudah mengendap (non settleable solid). Untuk itu perlu
penambahan bahan kimia koagulan

05/03/2020 14
 Pengendapan secara Fisik

1. Discrete particle settling

2. Focculant settling
3. Hindered settling
4. Compression settling

05/03/2020 15
Pengendapan secara Kimia lewat Proses
Koagulasi dan Flokulasi
Penambahan bahan kimia ke dalam limbah cair,
bereaksi membentuk hidroksida, berikatan dengan
partikel koloid.

Jenis Koagulan dan Flokulan:

Alum Al2(SO4)3.14H2O ; Lime Ca(OH)2 ; Feri chlorida
FeCl3; Feri sulfat, FeSO4 Fe2(SO4)3 ; Polielektrolit
(starch, gum, sintetik-PAC)

05/03/2020 16
 Bahan kimia
Saringan Tanki Pengendap

Air Limbah

Campur
Cepat Tanki
Flokulasi
Lumpur

Contoh Sederhana Gabungan Pengolahan Secara Fisika-Kimia

05/03/2020 17
 CLARIFIER
Perrys p 25-66

koagulan

Koagulasi Flokulasi
rpm > 100 rpm < 1

koloid

De stabilized De stabilized particle

Stabilized particle
particle (microfloc) (macrofloc)

05/03/2020 18
 - - partikel koloid yang stabil umumnya
- bermuatan negatif (0.001 - 1 m)
-- (clay; organic,bakteri, virus, algae)
- Clay :hidropobik – non metalik
Organic : hidropilik – COOH, -NH2, sulfonik
- +
+ +
+ +
+ +
+ + +
++ + + +
+ + +
+ ++
+ + ++ + +
+ + ++ +
++
+
Micro floc yang tidak stabil + +
+
Koagulasi dan flokulasi
Macrofloc tidak stabil
Elektrokinetik  reduksi zeta potensial (k) (1 - 100 m)
Perikinetik  gerak Brown (f)
Orthokinetik  agitasi (k)
05/03/2020 19
 Reaksi Tawas

• Al2SO4.18.H2O + 3Ca(OH)2  2Al(OH)3↓ + 3CaSO4 + 18 H20

• Al2SO4.18.H2O + 3Na2CO3 + 3H2O 2Al(OH)3↓ + 3Na2SO4

+3CO2 + 18 H20

• pH : 4,0 – 12  opt pH 4,5 – 8,0

05/03/2020 20
 Reaksi Ferri Chlorida dan Ferri sulfat

• 2FeCl3 + 3Ca(HCO3)2  2Fe(OH)3↓ + 3CaCl2 + 6CO2

• Fe2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2  2Fe(OH)3↓ + 3CaSO4 + 6CO2

• pH : 4 -12  opt pH 4,5-8

FeSO4 +O2  pH 9,5
FeSO4 + Cl2  pH 4

05/03/2020 21
 Reaksi Ferri Chlorida dan Ferri sulfat

• 2FeCl3 + 3Ca(HCO3)2  2Fe(OH)3↓ + 3CaCl2 + 6CO2

• Fe2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2  2Fe(OH)3↓ + 3CaSO4 + 6CO2

• pH : 4 -12  opt pH 4,5-8

FeSO4 +O2  pH 9,5
FeSO4 + Cl2  pH 4

05/03/2020 22
Pengolahan Kimia (Desinfeksi)

• Membunuh kuman yang terikut air limbah yang telah diolah

dan akan dibuang ke sungai
• Menggunakan bahan kimia (oksidator) seperti Oksigen, Gas
chlor, Kaporit, Ozon, Peroksida

05/03/2020 23
 AOPs (Advanced Oxidation Processes)

Gambar Hidroksil Radikal Bebas

memecah organik

05/03/2020 24
 Hidroksil-UVP (Ultraviolet Peroksida) &
Hidroksil-OZP (Ozon Peroksida)

05/03/2020 25
 05/03/2020 26
Sumber : Dr. Anto Tri Sugiarto, MEng
05/03/2020 27
 PENGOLAHAN BIOKIMIA

05/03/2020 28
Perbandingan cara menghilangkan senyawa organik
(Eckenfelder, 1989)
Biodegradasi dan
Biodegradasi Stripping Refraktori (Sorption)
Stripping
Nitrobenzen Ethyl acetate 1,2 Dichlorethane Bis(2-ethyllhexyl)
2,4 Dichlorbenzene Benzene 1,1,1 Trichlorethane phthalate
1,1,2,2, Tetrachlor
2,4 Dinitrobenzene 1,2 Dichlorbenzene
ethane
Acrolein Methylen chloride 1,2 Dichlorpropane
Acrylonitrile Toluene Trichloroethylene
Pentachlorophenol Ethylbenzene
Phenol Chloroform
Carbon
Phenanthrene
tetrachlorida
Naphthalene
Benzidine

05/03/2020 29
 Nutrien spesifik yang digunakan untuk oksidasi biologis
(Eckenfelder, 1992)

Nutrien g/g BOD Nutrien g/g BOD

N 5 x 10-2 Mg 30 x 10-4

P 1 x 10-2 Mo 43 x 10-5

Fe 12 x 10-3 Zn 16 x 10-5

Ca 62 x 10-4 Cu 15 x 10-5

K 45 x 10-4 Co 13 x 10-5

05/03/2020 30
 Biological Treatment Process (1)

1. Activated Sludge Process

• Standar method, Oxidation Ditch
• Nitrification-Denitrification
2. Biofilm treatment
• Trickling Filter
• Rotary Disk Contact Aeration (RDCA atau RBC
=Rotating Biological Contactor)

05/03/2020 31
 Biological Treatment Process (2)

3. Ponds/Lagoons
• Aerated , Facultatif, Anaerobic

4. Anaerobic treatment
• Anaerobic Digestion
• UASB process

05/03/2020 32
 Ciri Umum Proses Pengolahan Limbah Organik
Secara Biokimia/Bioremediasi
Aerob Anaerob
• Untuk limbah organik • Untuk organik sederhana
sederhana maupun kompleks
• Butuh oksigen (O2) • Tidak butuh oksigen (O2)
• Menghasilkan biomassa • Menghasilkan biomassa
dalam jumlah besar (66%) dalam jumlah sedikit
• Menghasilkan air, gas, asam (5-20%)
organik (34%) • Menghasilkan air, asam
• Tidak berbau busuk (CO2, organik, VOC, gas dalam
H2O, NO3, PO4, SO4), sedikit jumlah besar (80-95%)
kecut • Umumnya berbau busuk
(H2S, NH3) dan kecut.

05/03/2020 33
MIKROORGANISME

• AEROB : BUTUH O2

• OBLIGAT ANAEROB/ ANOKSIK : TIDAK

MEMBUTUHKAN O2 melainkan
membutuhkan O yang terikat senyawa
anorganik (NO3, SO4, PO4, CO3). Jika ada O2,
reaksi yang berlangsung

• FAKULTATIF ANAEROB /FERMENTASI: TIDAK

BUTUH O2, melainkan butuh O yang terikat
senyawa organik (CHO) , Namun JIKA ADA
O2TAK APA-APA
05/03/2020 34
 TAHAP PERURAIAN ANAEROB

05/03/2020 35
Bakteri
Acinetobacter, Arthrobacter, Achromobacter,
Alcaligenes, Bacilles, Citromonas,
Chromobacterium, Flavobacterium, Flexibacter,
Micrococcus, Pseudomonas dan Zooglea.

Kondisi spesifik : bakteri nitrifikasi

(Nitrosomonas dan Nitrobacter) ; bakteri sulfur
(Beggiatoa dan Thiothrix)

05/03/2020 36
 Hasil Dekomposisi Reaksi Biokimia
aerob dan atau anaerob
Intermediate product
(Asam organik, alkohol, aldehid, ester)
End product
(CO2, H2O, CH4, H2S, NH3, N2, H2)

05/03/2020 37
 Anaerobic Digester

05/03/2020 38
 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Limbah

Screen Reaktor Biokimia

Pengendap 1

Desinfeksi Pengendap 2

05/03/2020 39
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=yFqQJR5eBoc
Membrane Bio Reactor = MBR
KONFIGURASI PROSES MBR

Side
Stream

Submerge
d
 Tanaman estetis

Kerikil

Limbah Cair Non B3

mengandung B3

Fitoremediasi

05/03/2020 43
 Kolam Fitoremediasi

05/03/2020 44
 Komplementer

05/03/2020 45
 LIMBAH PADAT

05/03/2020 46
 Limbah Padat Konvensional

• Food waste (sisa sayuran, daging, lemak)

• Rubbish, (kertas, karton, plasatik, tekstil, karet, kulit, kayu,
maupun rumput. gelas, aluminium, besi).
• Ashes , (sisa pembakaran kayu, batubara, kokas).
• Demolition waste (batu, beton, bata, besi dan kawat).
• Special wastes, seperti binatang mati, besi rongsok
• Agicultural waste
• Treatment plant wastes.

05/03/2020 47
Type of composting

• Active (hot) composting

– ~55oC
– Higher temperature kill most pathogens
– Regularly stirring ensure aeration
– Faster (take weeks)
• Passive (cold) composting
– ~30oC
– Much slower (may take months)
– May develop anaerobic condition, releasing odor and
greenhouse gas (e.g. methane)

Source : Danielle Aslam, M.S

05/03/2020 48
Two Types of Decomposition

• Aerobic – Biological decomposition of organic

substances in the presence of oxygen

O2

• Anaerobic –Biological decomposition of

organic substances in the absence of
oxygen
O2 Source : Danielle Aslam, M.S
05/03/2020 49
 Aerobic Composting
Water Heat CO2

Raw Materials Finished Compost

Uniform Mixture of
Composting
Organic Matter Vessel Humified
Inorganic Nutrients Organic Matter
Water Minerals,
Water and
Microorganisms
Microorganisms

05/03/2020
O2 Source : Danielle Aslam, M.S
50
 Anaerobic Composting
Intermediate Compounds
(e.g., VOAs, H2S)
Heat Methane,
Water
CH4
CO2
Raw Materials Finished Compost

Uniform Mixture of
Composting Humified
Organic Matter Vessel
Inorganic Nutrients Organic Matter
Water Minerals,
Water and
Microorganisms
Microorganisms
O2
Methane and other greenhouse gases can be
05/03/2020 51
trapped and used for fuel (anaerobic digestion)
 Municipal Solid Waste
Incineration

05/03/2020 52
Combustion Types
• Pyrolysis
• Gasification
• Incineration (energy recovery through complete
oxidation)
– Mass Burn
– Refuse Derived Fuel
• Plasma arc (advanced thermal conversion)

05/03/2020 53
 The combustion process
• occurs as the volatile products and some of
the char reacts with oxygen to primarily form
carbon dioxide and small amounts of carbon
monoxide, which provides heat for the
subsequent gasification reactions
• Letting C represent a carbon-containing
organic compound, the basic reaction here is

05/03/2020 54
Pyrolysis (devolatilization process)
• Thermal degradation of
carbonaceous materials
• Lower temperature
(200-300°C) than gasification
• Absence or limited oxygen
• Products are gas up to 70%
(volatiles are released), liquid,
solid (char)
• Distribution of products
depends on temperature
05/03/2020 55
Gasification
• Partial oxidation process using
air, pure oxygen, oxygen
enriched air, or steam
• Carbon converted into syngas
(CO + H2)
– CH4 + H2O → CO + 3 H2
– CO + H2O → CO2 + H2
• More flexible than incineration
• More public acceptance

05/03/2020 56
Flexibility of Gasification

05/03/2020 57
Incineration
• is a waste treatment process that involves the
combustion of organic substances contained in waste
materials.
• Incineration and other high-temperature waste
treatment systems are described as "thermal
treatment".

05/03/2020 58
Incineration (continue)
• Incineration of waste materials converts the waste
into ash, flue gas, and heat.
• The ash is mostly formed by the inorganic
constituents of the waste, and may take the form of
solid lumps or particulates carried by the flue gas.
• The flue gases must be cleaned of gaseous and
particulate pollutants before they are dispersed into
the atmosphere.
• In some cases, the heat generated by incineration
can be used to generate electric power.
05/03/2020 59
Incineration (continue)
• An incinerator is a furnace for burning waste.
Modern incinerators include pollution mitigation
equipment such as flue gas cleaning.
• There are various types of incinerator plant design:
moving grate, fixed grate, rotary-kiln, and fluidised
bed.

05/03/2020 60
Incineration (continue)
• According to the European Waste Incineration
Directive, incineration plants must be designed to
ensure that the flue gases reach a temperature of at
least 850 °C (1,560 °F) for 2 seconds in order to
ensure proper breakdown of toxic organic
substances. In order to comply with this at all times,
it is required to install backup auxiliary burners
(often fueled by oil), which are fired into the boiler in
case the heating value of the waste becomes too low
to reach this temperature alone.

05/03/2020 61
Incineration (continue)
• The flue gases are then cooled in the
superheaters, where the heat is transferred to
steam, heating the steam to typically 400 °C
(752 °F) at a pressure of 40 bars (580 psi) for
the electricity generation in the turbine. At
this point, the flue gas has a temperature of
around 200 °C (392 °F), and is passed to the
flue gas cleaning system

05/03/2020 62
Waste Incineration - Advantages
• Volume and weight reduced (approx. 90% vol. and 75% wt
reduction)
• Waste reduction is immediate, no long term residency
required
• Destruction in seconds where LF requires 100s of years
• Incineration can be done at generation site
• Air discharges can be controlled
• Ash residue is usually non-putrescible, sterile, inert
• Small disposal area required
• Cost can be offset by heat recovery/sale of energy

05/03/2020 63
Environmental Considerations
• Tonne of waste creates 3.5 MW of energy (eq.
to 300 kg of fuel oil) powers 70 homes
• Biogenic portion of waste is considered CO2
neutral (tree uses more CO2 during its lifecycle
than released during combustion)
• Should not displace recycling

05/03/2020 64
Waste Incineration - Disadvantages
• High capital cost
• Skilled operators are required (particularly for boiler
operations)
• Some materials are noncombustible
• Some material require supplemental fuel
• Public disapproval
 Risk imposed rather than voluntary
 Incineration will decrease property value (perceived not necessarily
true)
 Distrust of government/industry ability to regulate

05/03/2020 65
Three T’s
Temperature
• The temperature must be high enough to ensure
effective drying, degasification and fuel combustion.
Turbulence
• The mixture of air and inflammable gases must be
optimal.
Time
• Gasses must have the time necessary for burning out
before they are cooled by the boiler water

05/03/2020 66
05/03/2020 67
 Limbah : Padat (B3) & Radioaktif
• Limbah Padat B3 , untuk pengelolaannya dapat mengacu :
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun .
• Limbah Radioaktif, dikelola sesuai PPRI No 27 Tahun 2002
Tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif

05/03/2020 68
Klasifikasi Limbah Padat B3

1. Limbah Berbahaya (Hazardous Waste)

2. Limbah Berkadar Rendah (Low Level Waste)
3. Limbah TRsUranik (TRU Waste)
4. Limbah Campuran (Mixed Waste)
5. Limbah Tak Berbahaya (Nonhazardous Waste)
6. Limbah Khusus (Special Case Waste)

05/03/2020 69
1. Limbah Berbahaya

• Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan
dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan
sebagainya.
• Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai
jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
• Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat
merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.
• Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang
tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas
kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.
• Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik
berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi,
bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk
limbah B3.

05/03/2020 70
 Jenis Limbah Berbahaya

• Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan
gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.
• Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah
menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
• Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
• Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia
dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke
dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
• Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau
limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang
diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
• Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau
mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH ≤ 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih
besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

05/03/2020 71
 • Kemampuan untuk terbakar
– Titik nyala kurang dari 600C, dalam bentuk non-cairan yang secara
spontan terbakar atau
– dapat dibakar dengan adanya gesekan atau penyerapan kelembaban
pada suhu lingkungan, dalam bentuk gas bertekanan, dan
– dalam bentuk padatan yang terbakar dengan adanya oksigen di
atmosfer dan
– melepaskan sejumlah besar energi.
– Contohnya antara lain adalah alkohol (≥ 24% volume), serbuk halus
besi, nikel, dan aluminum, benzoil peroksida, potasium nitrat

• Daya korosivitas
– Bentuk dapat berupa cairan, gas, atau padatan yang dapat
menunjukkan sifat-sifat larutan dengan pH ≤ 2 atau ≥ 12,5.
– Contohnya antara lain larutan asam dengan pH ≤ 2, larutan alkali
dengan pH ≥ 12,5, larutan feri khlorida, padatan soda kostik.

05/03/2020 72
Daya reaktifitas
• Cairan, gas, atau padatan bereaksi sangat cepat dengan air,
• membentuk campuran yang sangat eksplosif dengan air,
• umumnya tidak stabil dan cepat mengalami perubahan tanpa ledakan,
• membangkitkan gas-gas beracun, uap atau kabut membahayakan
kesehatan manusia atau lingkungan jika bercampur dengan air atau bahan
kimia lain seperti asam.
• Contoh : adalah senyawa nitro, litium hidrida, logam sodium, dan lain-lain.

Tingkat keracunan
• Berupa cairan, gas, atau padatan yang menunjukkan sifat-sifat
karsinogenik, mutagenik, atau teratogenik,
• Menyebabkan efek kesehatan akut atau kronis.
• Mengandung konstituen berbahaya di atas nilai ambang batas,
• beracun terhadap binatang uji baik lewat oral, dermal, atau pernafasan,
• beracun terhadap kehidupan perairan,
• mengandung senyawa karsinogen di atas nilai ambang batas.
• Contoh : air yang melarutkan logam-logam berat seperti nikel atau perak,
pelarut khlorinasi atau non-khlorinasi, pestisida, pendingin dengan atau
tanpa logam atau oli, limbah oli.

05/03/2020 73
2. Limbah Berkadar Rendah (Low Level Waste)
 Mengandung komponen radioaktif berkadar rendah yang tidak
memenuhi definisi limbah transuranik dan tidak mengandung
komponen seperti yang telah dipersyaratkan.
 Contoh yang banyak digunakan adalah unsur berylium atau minyak
yang terkontaminasi komponen radioaktif.

05/03/2020 74
3. Limbah Transuranik (TRU Waste)
 Limbah padat yang terkontaminasi oleh sinar alfa dari emisi
radionuklida transuranium dengan waktu paruh lebih dari 20 tahun
dan konsentrasi lebih besar dari 100 nCi per gram (100 nCi/g).
 Radionuklida transuranik adalah radionuklida yang mempunyai nomor
atom lebih besar dari 92.
 Bahan-bahan yang mengandung radionuklida transuranik harus diberi
label sebagai limbah radioaktif.
 Limbah yang terkontaminasi radionuklida transuranik atau dengan
radionuklida transuranik dan bahan berhaya diatur agar tidak dicampur
tetapi hanya sebagai radionuklida transuranik.

05/03/2020 75
4. Limbah Campuran (Mixed Waste)

– Limbah campuran berkadar rendah paling tidak mengandung bahan

yang termasuk dalam limbah berbahaya, yang mungkin dalam keadaan
padat, cair, atau gas.
– Pilihan buangan sangat terbatas sehingga sangat diperlukan untuk
meminimisasi hasil dari aliran limbah.
– Limbah yang bercampur dengan bahan transuranik dipertimbangkan
sebagai limbah tercampur bahan transuranik. Hanya padatan limbah
campuran transuranik yang dapat diterima.
– Karakteristik bahaya yang dapat diterima untuk pembuangan adalah
keracunan.
– Limbah yang terkontaminasi dengan bahan-bahan yang mudah
terbakar, korosif, atau reaktif harus diolah untuk menghilangkan
karakteristik-karakteristik ini.
– Disebabkan pilihan pengolahan dan pembuangan limbah-limbah
seperti ini sangat terbatas dan mahal, hal ini sangat disarankan untuk
tidak dihasilkan.

05/03/2020 76
 5. Limbah Tak Berbahaya (Nonhazardous Waste)
– Limbah industri tak berbahaya (Nonhazardous industrial waste)
• Limbah industri dapat mengandung konstituen berbahaya
yang masih di bawah nilai ambang batas akan tetapi sudah
melampaui nilai batas untuk dibuang badan air.
– Limbah permukiman tak berbahaya (Nonhazardous municipal
waste)
• Limbah permukiman seperti kertas, karton, bahan makanan
dan kemasan, dan keranjang dapat dibuang langsung di
Tempat Pembuangan Akhir

05/03/2020 77
 6. Limbah Khusus (Special Waste)
• Mungkin memerlukan pengecekan atau modifikasi untuk memenuhi aturan yang
ada. Limbah ini mempunyai penanganan dan pengepakan yang khusus untuk
memenuhi kriteria yang ada.
• Termasuk bahan-bahan ini adalah:
– bahan-bahan berharga (accountable materials), tabung lampu (fluorescent tubes &
ballasts), uap asam (fuming acids), silinder gas, filter HEPA, limbah medis, asam nitrat,
bahan pembentuk peroksida, PCBs, limbah selokan (sewer waste), bahan-bahan
berpelindung (shielded items)
• Limbah tidak dapat diterima jika memenuhi kategori berikut :
– limbah yang bereaksi atau melepaskan konstituen berbahaya pada laju yang
membahayakan untuk disimpan atau dipindahkan
– eksplosif
– gas bertekanan
– limbah dari produk yang tidak sempurna
– limbah rusak dalam kemasan
– sangat berbahaya/beracun akut yang melebihi BM untuk setiap kontainer
– limbah tidak dapat diidentifikasi atau tidak lengkap karakteristiknya
– Limbah radioaktif yang melebihi batas aktifitas yang diperkenankan tiap kontainer

05/03/2020 78
05/03/2020 79
05/03/2020 80
 Cara mengolah limbah padat B3
Operasi/Proses Perlakuan Jenis limbah Ujud limbah
Physical treatment
Adsorption Se 1,2,3,4 L
Aeration Se 1,2,3,4,5 L
Ammonia stripping VR, Se 1,2,3,4 L
Carbon sorption VR, Se 1,2,3,4,5 L,G
Encapsulation St 1,2,3,4,5,6 L,S

Chemical treatment
Calcination VR 1,2,5 L
Chemical dechlorination De 1,3 L
Ion Exchange VR, Se, De 1,2,3,4,5 L

Thermal treatment
Incineration VR, De 3,5,6,7 S,L,G
Pyrolisis VR, De 3,4,6 S,L,G

Biological Treatment
Activated Sludge De 3 L
Aerated lagoons De 3 L
Anaerobic Digestion De 3 L
Anaerobic Filter De 3 L
Trickling Filter De 3 L
Waste Stabiliozation Ponds De 3 L

05/03/2020 81
 LIMBAH GAS-PARTIKULAT

05/03/2020 82
 Klasifikasi Polutan
1. Asalnya
a. Primary. Emitted to the atmosphere from a process
b. Secondary. Formed in the atmosphere as a result of a chemical reaction

2. Ujudnya
a. Gaseous. True gases such as sulfur dioxide, nitrogen oxide,ozone, carbon
monoxide, etc.; vapors such as gasoline, paint solvent, dry cleaning agents,
etc.
b. Particulate. Finely divided solids or liquids; solids such as dust, fumes, and
smokes; and liquids such as droplets, mists, fogs, and aerosols

05/03/2020 83
 Polutan Gas Anorganik
1. Sulfur gases. Sulfur dioxide, sulfur trioxide, hydrogen sulfide
2. Oxides of carbon. Carbon monoxide, carbon dioxide
3. Nitrogen gases. Nitrous oxide, nitric oxide, nitrogen dioxide, other nitrous
oxides
4. Halogens, halides. Hydrogen fluoride, hydrogen chloride,chlorine, fluorine,
silicon tetrafluoride
5. Photochemical products. Ozone, oxidants
6. Cyanides. Hydrogen cyanide
7. Ammonium compounds. Ammonia
8. Chlorofluorocarbons. 1,1,1-trichloro-2,2,2-trifluoroethane;
trichlorofluoromethane, dichlorodifluoromethane;
chlorodifluoromethane; 1,2-dichloro-1,1,2,2-tetrafluoroethane;
chloropentafluoroethane

05/03/2020 84
 Polutan Uap Organik
1. Hydrocarbons
a. Paraffins. Methane, ethane, octane
b. Acetylene
c. Olefins. Ethylene, Butadiene
d. Aromatics. Benzene, toluene, benzpyrene, xylene, styrene

2. Aliphatic oxygenated compounds

a. Aldehydes. Formaldehyde
b. Ketones. Acetone, methylethylketone
c. Organic acids
d. Alcohols. Methanol, ethanol, isopropanol
e. Organic halides. Cyanogen chloride bromobenzyl cyanide
f. Organic sulfides. Dimethyl sulfide
g. Organic hydroperoxides. Peroxyacetyl nitrite or nitrate (PAN)

05/03/2020 85
 Teknologi Pengendalian Pencemaran Gas
• Absorpsi
– Packed columns (continuous operation)
– Plate columns (staged operations)
• Adsorpsi
– Physical and Chemical Adsorption
• Kombusi
– Flares
– Thermal incinerators
– Catalytic incinerators.
• Kondensasi
– Surface Condensor
– Contact Condensor
• Biofilter

05/03/2020 86
05/03/2020 87
05/03/2020 88
05/03/2020 89
05/03/2020 90
05/03/2020 91
05/03/2020 92
05/03/2020 93
05/03/2020 94
Pengendalian Partikulat

There are four conventional types of equipment used for the

control of particulate emissions:
1. Mechanical collectors
2. Wet scrubbers
3. Electrostatic precipitators
4. Fabric filters

05/03/2020 95
05/03/2020 96