Penyaji:
Prof. Tjandra Setiadi
Institut Teknologi Bandung
Email: tjandra@che.itb.ac.id
Pengantar
4
PENDAHULUAN
• Pemahaman yang benar tentang perbedaan baku mutu air
limbah (effluent standard) dan baku mutu air permukaan
(stream standard).
• Baku mutu air limbah: PerMen LHK 5/2014
• Baku mutu air permukaan: PP 82/2001
• Ilustrasi: baku mutu air limbah dan baku mutu air permukaan.
https://images.app.goo.gl/8c25Zf8xYNco2kNs5
Baku Mutu Air Limbah
Sumber :
Lampiran XLVII PerMen LH No. 5/2014
6
INDUSTRI
Contoh Proses
7
Industri Farmasi
https://images.app.goo.gl/CpenwNofyefhCXMJ7
8
Glucose, Fructose
Maltodextrin Processes
https://images.app.goo.gl/LxRF6Sxcfn2A41dk7
https://images.app.goo.gl/6fMMSsNf2p62xXim6
9
Pulp and Paper
https://images.app.goo.gl/CT54eVTfN3gEBRDz9
https://images.app.goo.gl/hBuL4i5K1EqvvdsJ7
10
Skema proses produksi tekstil
Kapas / Rayon Serat Sintetis
Pembersihan
Pemintalan
Sizing Sizing
https://images.app.goo.gl/vYN9UcbMVf1WB4Nq8
Tenun / Rajut Tenun / Rajut
Finishing
11
Tekstil
Keragaman Industri Tekstil
Sumber : Data Primer KLHK, 2019, daerah Bandung dan sekitarnya
13
TEKNOLOGI
PENGOLAHAN AIR
LIMBAH
14
Ditujukan untuk mengurangi kandungan
bahan pencemar, seperti :
senyawa organik
Pengolahan senyawa organik yang tidak dapat
Air Limbah diuraikan oleh mikroorganisme yang
ada di alam
Senyawa anorganik
padatan tersuspensi (TSS)
mikroba patogen
Pengolahan Air Limbah
Dapat dibagi menjadi 5 tahap pengolahan :
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Returned
Activated
Sludge
Waste
Activated
Sludge
Sludge Sludge
Thickener
Sludge
Incinerator/landfill
Decanter
Sludge treatment
1
7
Beberapa Proses Pengolahan Limbah Industri
Primary treatment Secondary treatment Liquid
Pretreatment Suspended solids Tertiary treatment Sludge treatment
Chemical Pysical Dissolved organics removal disposal
Dilute wastewater
Trickling Carbon
Oil seperation Filtration Ocean
filter adsorption
Digestion Surface
Aerated applications or
Ion exchange or wet groudwater
lagoons
combustion seepage
Rotating Thickening
Pressure Evaporation
biological gravity or Landfill
filtration inceneration
contactor flotation
Anaerobic
Vacuum Ocean
contactors &
filtration disposal
filter
19
Pemilihan Proses Pengolahan Air Limbah
Pengelompokkan karakteristik kontaminan
dalam air limbah membuat cheklist
karakteristik air limbah
Penentuan proses pengolahan air limbah yang
tepat dengan mempertimbangkan aspek ekonomis,
teknis, operasi, dan lingkungan
Melakukan studi kelayakan dan percobaan skala
lab atau pilot jika perlu
20
Diagram Garis Besar Penentuan
Teknologi Pengolahan Air Limbah Industri
Aliran air limbah
• Secara umum, tahap pra pengolahan dapa mengurangi konsentrasi parameter BOD (Biochemical
Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) hingga 35 %, serta parameter minyak-lemak
22
sebesar 65 %.
Pengolahan primer (primary treatment)
Pengolahan primer merupakan pengolahan air limbah dengan menggunakan prinsip fisika
dan kimia.
Teknologi pengolahan primer yang digunakan adalah pengendapan (primary
sedimentation). Pengendapan diperlukan untuk memperlambat aliran air limbah sehingga
dapat mengendapkan padatan-padatan yang tidak tersaring seperti pasir, kerikil, sisik ikan,
serpihan daging ikan, dll.
Padatan-padatan tersebut dipisahkan agar tidak mengganggu tahap selanjutnya seperti
menyumbat pipa dan merusak peralatan.
Tahap pengendapan juga dapat dibantu dengan menggunakan bahan kimia berupa
koagulan dan/atau flokulan, bila kandungan total padatan tersuspensi (total suspended
solid, TSS) dari air limbah sangat tinggi.
Dengan menggunakan teknologi pengolahan primer, kandungan TSS dapat diturunkan
hingga 60%.
23
Pengolahan sekunder (secondary treatment)
• Teknologi pengolahan sekunder yang dapat digunakan adalah proses biologis, baik secara anaerobik maupun
aerobik.
• Untuk air limbah dengan kandungan bahan organik (BOD atau COD) yang tinggi seperti industri perikanan (dari
data primer, karakteristik inlet IPAL industri perikanan memiliki BOD dan COD yang tinggi), disarankan untuk
terlebih dahulu menggunakan proses biologis secara anaerobik sebelum proses aerobik.
• Penggunaan proses anaerobik dapat menurunkan kebutuhan lahan IPAL, mengurangi beban pengolahan air limbah
secara biologis aerobik, dan mengurangi biaya penanganan lumpur.
• Penggunaan proses biologis secara anaerobik dapat menurunkan konsentrasi parameter TSS hingga 55 % dan
konsentrasi parameter BOD dan COD sebesar 65 %. Sedangkan penggunakan proses biologis secara aerobik dapat
menurunkan konsentrasi parameter TSS hingga 80 % dan konsentrasi parameter BOD dan COD sebesar 90 % (untuk
konsentrasi COD di bawah 1000 mg/l).
• Dengan menggunakan proses pengolahan air limbah sekunder, kandungan parameter minyak-lemak dalam air
limbah juga dapat diturunkan hingga 90 %.
24
Penguraian senyawa organik dalam air limbah menggunakan lumpur
Teknologi Proses lumpur aktif yang kaya akan bakteri. Dalam prosesnya, dilakukan aerasi. Endapan
yang terbentuk sebagian dibuang, sebagian digunakan kembali
Limbah Proses
Aerobik
Proses Biofilm
Proses rotating
biological contactor
Bakteri aerobik tumbuh pada disk/piringan yang sekitar 40% bagiannya
terendam dalam air limbah. Piringan tersebut berputar agar mikroba
(RBC) memperoleh oksigen dari udara untuk mengurai senyawa organik
Proses aerasi Penguraian senyawa organik dalam air limbah dengan cara melekatkan
kontak mikroorganisme pada media filter terendam
Dikenal juga dengan sistem kolam dalam (deep pond), di mana kondisi
Anaerobic lagoon lagun bebas dari oksigen; dilakukan pada kolam yang dalam
Proses
Anaerobik
Penentuan
BMAL ke Perlu definisi misal
BPT (Best Practicable
Technology [Currently
apakah menggunakan
Depan Available])
36
RUSSIA
INDIA
Prosedur dan Kriteria yang Jelas
38
CHINA
39
KESIMPULAN
• Air limbah industri: SANGAT BERAGAM, tergantung dari bahan baku,
proses dan produk.
• Teknologi Pengolahan Air Limbah: Tidak dapat dibakukan
(Standardized)
• Pembakuan di banyak negara adalah memulai dengan menerapkan
Baku Mutu Air Limbah yang didasarkan pada teknologi. Ini adalah
praktek yang telah diterapkan selama ini.
• Indonesia perlu menguatkan Prosedur penentuan BMAL
• Bagi sungai yang tidak memiliki daya tampung, Alokasi Beban
Pencemaran (water-quality based effluent standard) dapat diterapkan
secara bertahap, disertai dengan Pedoman yang memadai
40
Aula Barat
INSTITUT
TEKNOLOGI
BANDUNG
41