Anda di halaman 1dari 34

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR


SESUAI

PERATURAN PEMERINTAH NO. 22 TAHUN 2021


TENTANG
PENYELENGGARAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Bab III
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air (PPMA)

Jakarta, 2 Desember 2021

Direktorat Pengendalian Pencemaran Air


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Struktur dan Sistematika Pengaturan dalam PP 22/2021 tentang P3LH

Bab III Bab IV


Bab II
Bab I Perlindungan dan Perlindungan dan
Persetujuan Lingkungan
Ketentuan Umum Pengelolaan Mutu Pengelolaan Mutu
(11 Bagian)
(Psl. 1 - 2) Air Udara
(Psl. 3 - 106)
(Psl.107 - 162) (Psl.163 - 219)

Bab V Bab VI
Bab VII Bab VIII
Perlindungan dan Pengendalian
Pengelolaan Limbah Dana Penjaminan
Pengelolaan Mutu Kerusakan
B3 & Limbah nonB3 utk Pemulihan LH
Laut Lingkungan Hidup
(Psl. 274 - 470) (Psl. 471 - 479)
(Psl. 220 - 271) (Psl. 272 - 273)

Bab IX Bab X Bab XI


Bab XII
Sistem Informasi Pembinaan dan Pengenaan Sanksi
Lingkungan Hidup Pengawasan Administrasi Ketentuan Peralihan
(Psl. 480 - 489) (Psl. 490 - 504) (Psl. 505 - 526) (Psl. 527)

Bab XIII
Ketentuan Penutup
(Psl. 528 - 534)
Lingkup Bahasan Bab III PPMA
Bagian Kesatu: Ketentuan Umum, pasal 107
Bagian Kedua: Perencanaan, pasal 108
▪ Paragraf 1: Inventarisasi Badan Air, pasal 109-112
▪ Paragraf 2: Penyusunan dan Penetapan BMA, pasal 113-115
▪ Paragraf 3: Perhitungan dan Penetapan Alokasi beban Pencemar Air, pasal 116
▪ Paragraf 4: Penyusunan dan Penetapan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air, pasal 117-124
Bagian Ketiga: Pemanfaatan, pasal 125-126
Bagian Keempat: Pengendalian
▪ Paragraf 1: Umum, pasal 127
▪ Paragraf 2: Pencegahan Pencemaran Air, pasal 128-150
▪ Paragraf 3: Penanggulangan, pasal 151-152
▪ Paragraf 4: Pemulihan Mutu Air, pasal 153-155
Bagian Kelima: Pemeliharaan, pasal 156
Bagian Keenam: Hak, Kewajiban, dan Larangan, pasal 157-159
Bagian Ketujuh: Peran Serta Masyarakat, pasal 160-161
Ketentuan lebih lanjut, pasal 162
Lampiran VI Baku Mutu Air
KEWENANGAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU AIR

BUPATI/
KEGIATAN GUBERNUR MENTERI
WALIKOTA
Inventarisasi Badan Air 

Penyusunan dan penetapan Baku Mutu Air berdasar kewenangan DAS   


& CAT
Pemantauan mutu air (baseline dan rutin): otomatis dan manual   

Penetapan Status Mutu Air dan Mutu Air Sasaran


  
Perhitungan dan penetapan alokasi beban pencemar air

Penyusunan dan penetapan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan   


Mutu Air
Penyediaan sarana prasarana   
Pasal 1 no. 32

Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air

PPMA

upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk


menjaga Mutu Air
Badan Air adalah Air yang terkumpul dalam suatu
wadah baik alami maupun buatan yang mempunyai
tabiat hidrologikal, wujud fisik, kimiawi, dan hayati

Badan Air permukaan


• Sungai
• Danau
• Rawa

paras airtanah ecosystem air

airtanah tak bertekanan

• Akuifer badan air

Gambar: DanWHS, 2018

cre@ted by HS
Perlindungan &
Pengelolaan Mutu Air

DAS & Catchment area


Pendekatan PPMA CAT
Debit Keberlanjutan
(kuantitas) (kontinuitas)

Mutu
Mutu air dipengaruhi oleh: (kualitas)
- kuantitas dan kontinuitas
(Qmax, Qmin)
- Kondisi ekosistem setempat (vegetasi)
- Sumber pencemar air
(titik, nir titik)
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN MUTU AIR (PP22/2021 BAB III) Pasal 107 (3)

1 DILAKSANAKAN MELALUI:
PERENCANAAN
1. inventarisasi Badan Air: Identifikasi dan
Karakterisasi Badan Air
2 PEMANFAATAN
2. penyusunan dan penetapan Baku Mutu Air
3 PENGENDALIAN
3. perhitungan dan penetapan alokasi
beban pencemar air
4 PEMELIHARAAN
4. penyusunan dan penetapan
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Mutu Air (RPPMA)
1. INVENTARISASI BADAN AIR

Citra satelit, foto udara dan/atau


Kerangka Operasional
penyelidikan hidrogeologi Perencanaan PPMA
Pendekatan
DAS, CAT dan Ekosistem
Identifikasi Badan Air
Peta dan Batas DAS a. Jumlah dan jenis Badan air
Peta dan batas
dan CAT (KLHK, b. Nama badan air
administrasi
PUPR,ESDM dll), Peta c. Lokasi badan air
Rupa Bumi (BIG)
Output: Peta Badan Air >= 1 : 50.000

Segmentasi: Unit yang dibuat


Karakterisasi Badan Air: Hidrologi & hidrogeologi, berdasarknan kesamaan
geologi, morfologi, ekologi, mutu air, sumber kondisi tertentu untuk
pencemar, pemanfaatan air kemudahan pengelolaan

Peta PPMA >= 1 : 50.000 merupakan Peta Tematik terdiri dari : Peta
Segmentasi atau zonasi badan
segmentasi (air permukaan) atau zonasi (air tanah),Peta lokasi pemantauan
air
mutu air, Peta sumber pencemar, Peta peruntukan air)

Baku Mutu Air menurut segmentasi dan zonasi


Pemantauan rutin
Baku Mutu Air menurut segmentasi dan zonasi
mutu air (manual &
Otomatis dan
continue )
Status mutu air permukaan Alokasi beban pencemar air
dan air tanah permukaan

1. Tercemar (air permukaan & air tanah) dan terlewati alokasi RPPMA diperbaharui setiap 5 tahun:
beban pencemar (air permukaan):
1. Daftar urutan prioritas badan air
a. Penetapan mutu air sasaran
2. Peta BMA berdasarkan segmen/ zona
b. Alokasi beban pencemar setiap sumber pencemar
setiap badan air
c. Rencana penerapan perdagangan alokasi beban
3. Alokasi beban pencemar air dan status
pencemar air
mutu air setiap badan air
d. Rencana PPA
4. Strategi, program dan rencana aksi PPA
2. Baik (air permukaan & air tanah) dan alokasi beban
berbasis mutu air sasaran dan ABP
pencemar masih terpenuhi (air permukaan)
5. Rencana penerapan perdagangan alokasi
a. Rencana pencegahan
beban pencemar air
b. Rencana pemeliharaan
6. Peta RPPMA setiap badan air (Peta badan
Keterangan: Penentuan Status mutu air dilakukan untuk air, Peta status mutu air, Peta mutu air
baseline dan monev setiap tahun dan perlu terkoneksi dengan sasaran)
indeks kualitas air (IKA) 7. Rencana pemeliharaan air
2. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN BAKU MUTU AIR
Pasal 113-115
MENTERI BAKU MUTU AIR NASIONAL Lampiran VI

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota menetapkan Baku Mutu Air mengacu


kewenangan DAS & CAT

❑ air tanah, melalui pemantauan rona awal mutu


air tanah dan atau pemantauan mutu air tanah
referensi

❑ air permukaan

Berdasarkan:
Segmentasi dan atau Zonasi BAKU MUTU AIR NASIONAL

Baku mutu air berisi informasi:


Parameter pencemar
Kadar parameter pencemar
3. PERHITUNGAN DAN PENETAPAN ALOKASI BEBAN PENCEMAR AIR

MENTERI,
GUBERNUR,
ALOKASI BEBAN PENCEMAR AIR
BUPATI/WALIKOTA

dihitung untuk mendapatkan


Sumber pencemar:
nilai beban pencemar air paling tinggi dari sumber industri;
pencemar yang diperbolehkan dibuang ke Badan Air permukaan domestik;
pertambangan;
minyak dan gas bumi;
dihitung dan ditetapkan berdasarkan: pertanian dan perkebunan;
a. hasil karakterisasi Badan Air perikanan;
peternakan
b. baku Mutu Air berdasarkan segmentasi dan zonasi
sektor lain sesuai dengan
badan air
perkembangan ilmu
pengetahuan
Pasal 117

4. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU AIR

DAS lintas negara, DAS lintas


Provinsi,
RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU AIR NASIONAL
DAS dan CAT strategis nasional, CAT
MENTERI Koordinasi Menteri terkait lintas negara, CAT lintas Provinsi

RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU AIR PROVINSI DAS lintas kabupaten/kota
GUBERNUR Pertimbangan teknis dari dan CAT dalam Provinsi
Menteri dan koordinasi dg
Bupati/Walikota

RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU AIR


BUPATI/WALI KOTA KABUPATEN/KOTA DAS dalam kabupaten/kota
Pertimbangan teknis dari
Menteri dan koordinasi dg
Gubernur
RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU AIR
Muatan:
❑ pemanfaatan; Digunakan dalam: dapat diubah dalam hal:
a. terjadi perubahan Baku Mutu Air;
❑ pengendalian; dan ❑ Penyusunan rencana pengelolaan SDA
dan/atau
❑ pemeliharaan ❑ Penyusunan tata ruang melalui KLHS
b. perubahan tata ruang.
disusun dan ditetapkan berdasarkan:
❑ Pemantauan mutu air (manual; otomatis dan terus menerus)
diintegrasikan dlm Sistem Informasi LH Status Mutu Air
❑ Baku Mutu Air
❑ Alokasi beban pencemar air

tercemar, Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota sesuai dengan


kewenangannya menetapkan:
1. Mutu Air sasaran; Mutu air sasaran ditentukan dg mempertimbangkan:
peta PPMA, BMA, ketersediaan teknologi PPA, kondisi
2. rencana pengendalian Mutu Air
sosial ekonomi dan budaya

baik, Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya menetapkan rencana
pencegahan pencemaran air dan pemeliharaan Mutu Air
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN MUTU AIR pasal 125-126

1 PERENCANAAN

2 PEMANFAATAN Pemanfaatan air pada Badan Air dilakukan berdasarkan


RPPMA

3 Pemanfaatan air dapat dilakukan pada seluruh Badan


PENGENDALIAN Air sesuai dengan Baku Mutu Air atau Mutu Air sasaran

4
Badan Air dapat dimanfaatkan sebagai penerima Air
PEMELIHARAAN Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan dengan tidak
melampaui Baku Mutu Air atau Mutu Air sasaran
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN MUTU AIR pasal 127-155
Sumber Nirtitik melalui cara
pengelolaan terbaik
1. PENCEGAHAN
1 PERENCANAAN Untuk sumber titik:
PENCEMARAN AIR
▪ penyediaan sarana dan prasarana
Dilakukan pada sumber ▪ 5R
▪ Penetapan BMAL
pencemar nirtitik & titik
2 ▪ Persetujuan teknis utk
PEMANFAATAN pemenuhan BMAL
▪ Kompetensi personil
▪ internalisasi biaya Perlindungan
2.PENANGGULANGAN dan Pengelolaan Mutu Air
3 PENGENDALIANDilaksanakan PENCEMARAN AIR ▪ Penerapan sistem perdagangan
sesuai RPPMA alokasi beban pencemaran air

4 PEMELIHARAAN
3. PEMULIHAN MUTU pengisolasian pencemaran Air
Pembersihan unsur pencemar
AIR
Remediasi penghentian sumber cemaran Air
Rehabilitasi
cara lain sesuai dengan
Restorasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Pasal 129
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - Penyediaan Sarana dan Prasarana

sarana dan
prasarana untuk sumber Air Limbah dari
PPA rumah tangga
Pemerintah
dan Pemda
air limpasan atau dari sumber nirtitik
Memberi Hasil pengolahan air limbah wajib
bantuan sarana
dan prasarana memenuhi ketentuan:
PPA bagi UMK baku mutu Air Limbah
alokasi beban pencemar air
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan

dapat melakukan kerja sama dengan badan usaha yang memiliki


Perizinan Berusaha
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - 5 R (Reduce, Reuse, Recylcle, Recovery, Refill)
PJ Usaha &/ Keg. wajib
Untuk PJUK wajib Amdal/UKL-UPL yang Wajib Olah Air Limbah
SPPL dapat menghasilkan air
Kerjasama dg:
limbah
Badan Usaha atau
pemerintah d/pemda

1 Pemanfaatan 5R 2 Pemanfaatan
1. Pengurangan (Reduce)
2. Penggunaan Kembali (Reuse)
Aplikasi ke Tanah
3. Pendauran Ulang (Recycle)
4. Perolehan Kembali (Recovery)
5. Pengisian Kembali (Refill)

3 Pembuangan
1. Badan Air Permukaan
2. Formasi Tertentu
Pasal 131
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - Baku Mutu Air Limbah

MENTERI Menetapkan BAKU MUTU AIR LIMBAH

Bagi

Wajib untuk memenuhi


PJ usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal/UKL-UPL yang melakukan: min. salah satu:
a. Pembuangan air limbah ke badan air permukaan a. Membuat Kajian dg
b. Pembuangan dan/atau pemanfaatan air limbah ke formasi tertentu Skenario
c. Pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah; dan/atau
d. Bentuk pembuangan dan/atau pemanfaatan air limbah lainnya sesuai b. Menggunakan Standar
perkembangan ilmu pengetahuan Teknis yang disediakan
Pemerintah

Berdasar Sebagai dasar


pertimbangan dlm
a. Ketersediaan teknologi pengolahan air limbah penetapan Pertek
b. Pertimbangan ekonomi pemenuhan BMAL
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - Baku Mutu Air Limbah

MENTERI Menetapkan Standar Teknologi pengolahan air limbah


Dilakukan
dengan

a. Verifikasi teknologi; dan/atau


b. Registrasi teknologi pengolahan Air Limbah.

Wajib pilih
a. menggunakan standar teknologi yang ditetapkan
PUK-AU memenuhi
salah satu b. Menentukan teknologi berdasarkan Baku Mutu Air Limbah
yang ditetapkan
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - Baku Mutu Air
Limbah – Kajian yang Diperlukan
Pembuangan Air Limbah ke badan air Pembuangan dan/atau Pemanfaatan Air Pemanfaatan Air Limbah Untuk Aplikasi
permukaan Limbah ke Formasi Tertentu ke Tanah

1. Jenis dan kapasitas produksi 1. Surnber, volume, karakteristik air limbah yang 1. Jenis dan kapasitas produksi
2. Jenis dan jumlah bahan baku dan bahan akan diinjeksikan 2. Jenis dan jumlah bahan baku yang
penolong yang digunakan 2. Pengolahan air limbah dan/atau fasiiitas injeksi digunakan
3. Sumber, kapasitas air baku, dan neraca air 3. Daerah kajian injeksi yang menggambarkan 3. Sumber, debit, volume, dan karakteristik
4. Sumber, debit, volume, dan karakteristik lokasi sumur injeksi terkait dcngan jarak air limbah yang akan dimanfaatkan
terhadap sumur penduduk, badan air terdekat, 4. Tujuan pemanfaatan air limbah
mutu air limbah
dan/atau zona konservasi air tanah 5. Lokasi, media lingkungan yang menerima
5. Perhitungan detil dan kriteria desain
4. Data sumur injeksi dan karakteristik zona target
sistem pengolahan air limbah dan lumpur airlimbah, dan jalur pemaparan air
injeksi, mencakup lapisan zona kedap dan
yang dihasilkan limbah
lapisan zona penyangga
6. Hasil pemantauan rona lingkungan awal 5. Volume/kapsitas tampung zona target injeksi 6. Analisis sistem teknologi pemanfaatan air
air permukaan dan perkiraan sebaran air iimbah di zona target limbah
7. Perhitungan baku mutu air lirnbah injeksi 7. Dosis, frekuensi, dan/atau rotasi
berdasarkan alokasi beban pencemar air 6. Uji integritas mekanik pemanfaatan air limbah
dan prediksi sebaran air limbah di air 7. Konstruksi sumur bor 8. Besaran dampak pemanlaatan air limbah
permukaan 8. Sumur pantau 9. Efisiensi penggunaan air
8. Alokasi titik penaatan, pembuangan air 9. Debit dan tekanan injeksi pada kepala sumur 10. Rencana pengelolaan air limbah dan
limbah, dan pemantauan air perrnukaan 10. Tekanan rekah maksimum di lapisan zona kedap lumpur yang dihasiikan
9. Rencana pemantauan mutu air limbah yang menyebabkan perpindahan air limbah dari 11. Rencana pemantauan air limbah dan
formasi ke sumber air minum bawah tanah mutu air
dan air permukaan
11. Rencana pemantauan kinerja injeksi air limbah 12. Sarana prasarana dan sistem
10. Sarana prasarana dan sistem
12. Sistem tanggap darurat
penanggulangan keadaan darurat penanggulangan
13. Rencana penutupan sumur injeksi yang telah
13. Keadaan darurat
selesai masa operasinya
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik - Baku Mutu Air Limbah – Kajian pembuangan
dan atau pemanfaatan air limbah – Skenario dampak

Fungsi ekologis di sekitar usaha dan/atau kegiatan;

Alokasi beban pencemar air; dan/atau

Penyusunan Skenario dampak Teknologi yang akan digunakan pada rencana usaha
dan/atau kegiatan.

Pengecualian dan Penyelesaian

a. Alokasi Beban Pencemar Belum Ditetapkan Perhitungan BMAL menggunakan Prediksi sebaran air limbah berdasar mutu air

b. Perhitungan BMAL lebih Longgar dari yang Pejabat pemberi Persetujuan Teknis wajib menentukan Baku Mutu Air Limbah
ditetapkan Menteri sama atau lebih ketat dari baku Mutu Air Limbah yg ditetapkan Menteri

PUK-AU tidak diperbolehkan untuk melakukan pembuangan air Limbah; atau


c. Alokasi Beban Pencemar sudah Terlewati
Diwajibkan: memanfaatkan air limbah dan/atau melakukan alt. lain
u/menurunkan beban pencemaran air pd sector lain. Pejabat wajib melakukan
Evaluasi terhadap Pertek yang telah terbit.
Pencegahan Pencemaran dari Sumber Titik –
Persetujuan Teknis untuk Pemenuhan BMAL

1. Permohonan Persetujuan Teknis 2. Pemeriksaan Kelengkapan dan 3. Penugasan:


pemenuhan BMAL diajukan kepada: Kebenaran Kajian, dilakukan dalam a)Menteri menugaskan pejabat
jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak yang membidangi pengendalian
permohonan diterima Pencemaran Air
a. Menteri
b)Gubernur atau Bupati/Walikota
b. Gubernur
menugaskan pejabat yang
c. Bupati/Walikota
membidangi Lingkungan Hidup
Sesuai dengan kewenangan

4. Permohonan dilengkapi dengan Kajian yang 5. Permohonan disampaikan melalui Sistem


telah disusun sebelumnya Informasi Dokumen Lingkungan
MEKANISME PERSETUJUAN TEKNIS Penapisan
▪ Penilaian substansi dapat
UNTUK PEMENUHAN BMAL melibatkan tenaga ahli PPA
Permohonan ▪ Pertek memuat:
Persetujuan 1) standar teknis Pasal
Teknis pemenuhan BMAL, 138,
10 hk 2) standar kompetensi
2 hk 143,
SDM,
Pemeriksaan N
3) SML 145
KA ANDAL administrasi
lengkap&benar?

Penilaian N
Penolaan
substansi Persetujuan Teknis

30 hk
Y

ANDAL Persetujuan UKL UPL


RKL RPL Teknis Persyaratan
Persyaratan
Pengajuan Pengajuan UKL-
ANDAL/RKL-RPL UPL

Persetujuan Lingkungan

Perizinan Berusaha

A
MEKANISME PERSETUJUAN TEKNIS
UNTUK PEMENUHAN BMAL A

Verlap

Perbaiki T
Sesuai Sesuai Pengawasan o/PPLH
Prasarana
T Pertek? T BA?
sesuai BA
Perubahan PL
sarpras
? Y

SLO
Menteri, gubernur, Y
bupati/walikota Dasar untuk pengawasan

Mulai Pengawasan
Internalisasi Biaya Perlindungan Dan Pengelolaan Mutu Air
Setiap Orang yang usaha dan/atau kegiatannya berpotensi mencemari Air harus melakukan
internalisasi biaya PPMA dalam biaya produksi dan/atau operasinya dinilai dalam proses
pengkajian dokumen Amdal, atau formulir UKL-UPL.
Biaya:
pencegahan pencemaran Air;
pengelolaan Air Limbah;
pemantauan air limbah dan mutu Air;
pemulihan Air pascakedaruratan dan pasca operasi;
pengembangan teknologi terbaik dalam pencegahan pencemaran Air;
penyediaan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dalam pencegahan
pencemaran Air; dan/atau
kegiatan lain yang mendukung upaya pencegahan pencemaran Air
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan hanya
Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota dapat membuang Air Limbah ke media Air sesuai
mengembangkan dan dengan kuota beban cemaran Air yang dimilikinya
menerapkan

Sistem Perdagangan Alokasi Beban Pencemar Air

mempertimbangkan: NASIONAL MENTERI


ketersediaan alokasi beban pencemar Air berkoordinasi dengan:
di lokasi pembuangan Air Limbah; dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang sumber daya air; dan
Alokasi beban pencemar Air dari usaha menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang tata ruang
dan/atau kegiatan

PROVINSI GUBERNUR
ditetapkan berdasarkan: setelah mendapatkan rekomendasi teknis dari Menteri &
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Air berkoord. dg bupati/walikota

yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, dan KABUPATEN/KOTA BUPATI/WALI KOTA


bupati/wali kota
setelah mendapatkan rekomendasi teknis dari Menteri
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
menyebabkan pencemaran Air wajib melakukan
penanggulangan pencemaran Air
PENANGGULANGAN
PENCEMARAN AIR
Bila tidak melakukan
Pemberian informasi
peringatan
dalam jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) jam
sejak diketahuinya pencemaran
pengisolasian pencemaran Air

penghentian sumber
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan
pencemar Air
kewenangannya menetapkan pihak ketiga untuk
cara lain sesuai dengan melakukan penanggulangan pencemaran Air atas beban
perkembangan ilmu biaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
pengetahuan dan teknologi
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN MUTU AIR

1 PERENCANAAN

2 PEMANFAATAN
konservasi Badan Air dan ekosistemnya
3 • perlindungan Badan Air dengan klasifikasi kelas satu;
PENGENDALIAN
dan/atau;
• perlindungan ekosistem di sekitar Badan Air dengan
klasifikasi kelas satu
4 PEMELIHARAAN pencadangan Badan Air dan ekosistemnya
merupakan badan air yang tidak dapat dimanfaatkan
dalam jangka waktu tertentu
pengendalian perubahan iklim
dilakukan melalui pengelolaan Air Limbah untuk
memitigasi pelepasan emisi gas rumah kaca
HAK pasal 157-159 KEWAJIBAN Setiap orang wajib:
Setiap orang berhak: ❑ memelihara dan menjaga kelestarian
❑ mendapatkan informasi RPPA & pendidikan PPA dan fungsi Air;
❑ berpartisipasi dalam memantau kualitas Air ❑ melakukan pencegahan pencemaran
❑ menyampaikan pengaduan dan mengajukan keberatan atas
pencemaran Air
Air;
❑ mendapatkan perlindungan hukum dalam rangka ❑ ikut berpartisipasi dalam
memperjuangkan PPA penanggulangan dan pemulihan Air.

PERAN MASYARAKAT pasal 160-161


LARANGAN
Masyarakat berperan aktif:
Setiap orang dilarang: ❑ memantau Badan Air secara mandiri di lingkungan
masing-masing;
❑ memasukkan Air Limbah ke air tanah, mata air dan danau ❑ melakukan upaya pengurangan bahan pencemar air di
danau tertutup; lingkungan masing-masing;
❑ memasukkan sampah, limbah padat, limbah lumpur, B3 ❑ menyampaikan informasi hasil pemantauan yang benar
dan/atau LB3 ke Badan Air; dan akurat;
❑ merusak kondisi fisik dan fungsi Badan Air; ❑ menyebarluaskan gerakan pengurangan pencemar air;
❑ melakukan perbuatan yang menimbulkan pencemaran Air; ❑ melakukan kemitraan dengan para pihak dalam rangka
❑ melepaskan spesies asing, invasif, produk rekayasa genetik pengurangan pencemar air; dan/atau
ke Badan Air yang bertentangan dengan Peraturan; ❑ melakukan program ekoriparian untuk pemulihan
ekosistem Badan Air.
dan/atau Pemerintah dan Pemda: memfasilitasi terbentuknya
❑ memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan kemitraan antara masyarakat dg badan usaha dlm
informasi, merusak informasi, atau memberikan keterangan pengurangan pencemar air. Kemitraan dituangkan dlm
yang tidak benar. bentuk perjanjian.
BAKU MUTU AIR SUNGAI DAN SEJENISNYA
BAKU MUTU AIR DANAU DAN SEJENISNYA
Catatan:
• Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
a. izin lingkungan, izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Surat Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup, rekomendasi UKL-UPL, atau dokumen Lingkungan Hidup yang
telah mendapat persetujuan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, dinyatakan
tetap berlaku dan menjadi persyaratan serta termuat dalam Perizinan Berusaha atau
Persetujuan Pemerintah;
b. dalam hal Pemerintah atau Pemerintah Daerah belum menetapkan Baku Mutu Air pada
badan air permukaan, menggunakan Baku Mutu Air kelas 2 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
• Penyusunan dan penetapan Baku Mutu Air serta perhitungan dan penetapan alokasi beban
pencemar air harus diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan
Pemerintah ini diundangkan;
• Pada saat Peraturan Pemerintah No 22 tahun 2021 ini mulai berlaku, semua peraturan
perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari PP 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Peraturan Pemerintah
ini.
• Pemenuhan standar kompetensi SDM palingcre@ted
lambat 1 tahun sejak SLO diterbitkan
by HS
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Anda mungkin juga menyukai