Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

GANGGUAN PENGGUNAAN
NAPZA  
 

STIKES BANTEN
Fransiska Haryati
PENYALAHGUNAAN NAPZA (NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF )
Pengertian
 Penyalahgunaan NAPZA adalah suatu
penyimpangan perilaku yg disebabkan oleh
penggunaan yg tterusmenerus sampai terjadi
masalah (Yusuf, 2018)
 Napza tsb bekerja di dlm tubuh yg
mempengaruhi terjadinya perubahan
perilaku, alam perasaan, memori, proses
pikir, kondisi fisik individu yg
menggunakanya
 Ketergantungan NAPZA yaitu suatu kondisi yg
cukup berat & parah shg mengalami sakit yg
cukup berat
 Kondisi ini juga ditandai dg adanya
ketergantungan fisik yaitu sindroma obat atau
toleransi
 Sindroma putus obat adalah suatu kondisi
dimana individu yg menggunakannapza
menurunkan ataumenghentikan penggunaan
napza yg biasanya digunakan akan
menimbulkan gejala kebutuhan biologik thd
Napza
 Toleransi adalah suatu kondisi klien yg
menggunakan napza memerlukan peningkatan
jumlah napzayg dikonsumsi untuk mencapai
tujuan yg dikehendaki

PSIKO DINAMIKA
 Beberapa macam napza secara alamiah ada di
dlm tubuh individu
 Zat ini berguna bagi tubuh untuk kehidupan
ehari2, mis : melakukan aktivitas fisik, meditasi,
kadar napza selalu dlm keadaan seimbang di dlm
tubuh
 Apabila individu mengkonsumsi napza seperti
tembakau, kafein, alkohol, obat2an yg legal,
obat terlarang dg penggunaan jarang, maka
akan terjadi peningkatan kadar napza tsb di
dlm tubuh
 Kondisi ini mengakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan kimiawi tubuh
shgmenyebabkan terjadinya perubahan
perilaku yg disebut dg INTOKSIKASI
 Zat adiktif atau istilah yg paling dikenal
kalangan masyarakat luas dg istilah narkoba
adalah berasal dari kata narkotik dan bahan
adiktif. Istilah tsb berkembang menjadi
napza, yang merupakan kependekan dari
narkotik, alkohol, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya.
 Narkotik adalah obat-obatan yg bekerja pd
susunan saraf pusat & digunakan sbg analgesik
(pengurang rasa sakit) pd bidang kedokteran.
 Psikotropika efek utamanya pd aktivitas mental
dan perilaku, biasanya digunakan untuk
pengobatan gangguan kejiwaan
 Bahan adiktif adalah bahan yg apabila digunakan
dpt menimbulkan kecanduan atau ketergantungan.
Pemakai akan merasa tenang, merasa segar,
bersemangat, menimbulkan efek halusinasi &
memengaruhi suasana perasaan pemakai Efek
inilah yg sering dimanfaatkan pemakai saat ia
merasa kurang percaya diri, khawatir tdk diakui
sebagai kawan, melarikan diri dari permasalahan,
atau bahkan hanya untuk sekedar
rekreasi/bersenang-senang (Yusuf,201)
 Narkoba sekali digunakan akan menimbulkan
keinginan mencoba lagi, merasakan lagi, dan
mengulang terus sampai merasakan efek dari
obat-obatan yg dikonsumsi  akibatnya
akan terjadi overdosis.
 Jika tdk mengkonsumsi, maka tdk tahan
untuk memenuhi keinginannya, tetapi jika
mengonsumsi akan khawatir mati akibat
overdosis. Hal ini merupakan lingkaran
setan. Oleh karena itu, narkoba sekali dicoba
akan membelenggu seumur hidup.
ZAT ADIKTIF
 Zat adiktif adalah suatu bahan atau zat yg apabila
digunakan dapat menimbulkan kecanduan atau
ketergantungan. Z at psikoaktif adalah golongan zat yg
bekerja secara selektif terutama pada otak, shg dpt
menimbulkan perubahan pd perilaku, emosi, kognitif,
persepsi dan kesadaran seseorang.
 Ada dua macam zat psikoaktif, yaitu bersifat adiksi dan
nonadiksi. Zat psikoaktif yang bersifat nonadiksi adalah
obat neuroleptika untuk kasus gangguan jiwa, psikotik, dan
obat antidepresi.
 Narkotik adalah istilah yang muncul berdasar Undang-
Undang Narkotika Nomor 9Tahun 1976, yaitu zat adiktif
kanabis (ganja), golongan opioida, dan kokain. Ketiga
istilah ini sering disebut sebagai narkoba, yang kemudian
berkembang menjadi istilah napza
EFEK DAN CARA PENGGUNAAN

No Jenis Cara Penggunaan Efek Padatubuh


7. Shabu-shabu Diisap Badan serasa lebih
segar, gembira,
nafsu makan
menurun, lebih
percaya diri.
8. XTC Ditelan Meningkatkan
kegembiraan,
stamina
meningkat.
9. LSD Diisap atau ditelan Perasaan melayang
(fly), muncul
halusinasi yang
bentuknya berbeda
pada tiap individu
AKIBAT PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF

 Seseorang yang menggunakan zat adiktif


akan dijumpai gejala atau kondisi yang
disebut intoksikasi (teler) yaitu kondisi zat
adiktif tersebut bekerja dalam susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan memori,
perilaku, kognitif, alam perasaan, dan
kesadaran.
 Apabila seseorang menggunakan berulang kali atau
sering secara berkesinambungan, maka akan dicapai
suatu kondisi toleransi, yaitu terjadinya peningkatan
jumlah penggunaan zat adiktif untuk mencapai
tujuan dari pengguna (memerlukan dosis lebih tinggi
untuk mencapai efek yang diharapkan). Kondisi
toleransi ini akan terus berlangsung sampai
mencapai dosis yg optimal (overdosis).
 Pada pemakaian yg terus-menerus tercapai,
menyebabkan tingkat dosis toleransi yg tinggi.
Pengguna zat adiktif bila menghentikan atau tdk
menggunakan zat adiktif lagi akan menimbulkan
gejala-gejala sindroma putus zat atau pasien dalam
kondisi withdrawal.
 PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

1. Waspadai jika ditemukan benda-benda


seperti:
a. jarum suntik,
b. kertas timah,
c. CD bekas atau kartu telepon yang
permukaannya bergores,
d. bong,
e. botol dengan pipa yang berbentuk unik,
f. lintingan uang kertas atau balok-balok
serupa gelas kubus yang tengahnya
berlubang.
2. Waspadai jika saudara atau teman memperlihatkan
ciri-ciri sebagai berikut.
a. Prestasi sekolah menurun secara drastis/anjlok.
b. Pola tidur berubah, misalnya pagi susah dibangunkan
dan malam suka begadang.
c. Selera makan berkurang.
d. Banyak mengurung diri dalam kamar, menghindari
bertemu anggota keluarga
lainnya karena takut ketahuan, dan menolak makan
bersama.
e. Bersikap tidak ramah, kasar terhadap anggota
keluarga lainnya, dan mulai suka berbohong
f. Mabuk, bicara pelo (cadel), dan jalan sempoyongana
RENTANG RESPON GANGGUAN
PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF(YUSUF, 2018)

Eksperimental Rekreasional Situasional Penyalahgunaan Ketergantungan


1. Eksperimental adalah kondisi penggunaan
tahap awal, yang disebabkan rasa ingin tahu.
Biasanya dilakukan oleh remaja, yang sesuai
tumbuh kembangnya ingin mencari
pengalaman baru atau sering juga dikatakan
sebagai taraf coba-coba.
2. Rekreasional adalah penggunaan zat adiktif
pada waktu berkumpul dengan teman
sebayanya, misalnya waktu pertemuan malam
minggu, ulang tahun, dan sebagainya.
Penggunaan ini bertujuan untuk rekreasi
bersama teman sebayanya.
3. Situasional merupakan penggunaan zat yang merupakan
cara untuk melarikan diri atau mengatasi masalah yang
dihadapi. Biasanya individu menggunakan zat bila sedang
dalam konflik, stres, dan frustasi.
4. Penyalahgunaan adalah penggunaan zat yang sudah
bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara rutin,
paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan, sudah terjadi
penyimpangan perilaku, serta mengganggu fungsi peran di
lingkungan sosialnya, pendidikan, dan pekerjaan. Walaupun
pasien menderita cukup serius akibat menggunakan, pasien
tersebut tidak mampu untuk menghentikan.
5. Ketergantungan adalah penggunaan zat yang sudah cukup
berat, sehingga telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan kondisi
toleransi dan sindroma putus zat.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologis
 Kecenderungan klg terutama org tua yg
menyalahgunakan napza
 Perubahan metabolik alkoholik yg
mengakibatkan respon fisilogik yg tdk
nyaman
 Penyakit kronis : asma bronchiale, kanker,
penyakit lain dg masa sakityg menahun
2. Faktor Psikologis
 Tipe kepribadian yg tergantung
 Harga Diri yang Rendah > terutama untuk ketergantungan
alkohol, sedatif hipnotik yg diikuti rsa bersalah
 Pembawa keluarga : kondisi klg yg tdk stabil, role model
yg negatif
 Kurang dipercaya, or tua ketergantungan zat adiktif
 Individu dg perasaan tdk aman (permusuhan dg org tua,
penganiayaan masa kanak2)
 Individu dg krisis identitas : kecenderungan homoseksual,
krisis identitas dg menggunakan obat untuk menunjukan
kejantanan
 Cara pemecahan masalah yg menyimpang
FAKTOR PRESIPITASI
 Penggunaan zat atau penyalahgunaan zat
seringkali merupakan suatu cara dari
seseorang untuk mengaasin stres yg ada dlm
kehidupannya
 Tanpa disadari kondisi atau cara ini merupakan
suatu lingkaran untuk mendapatkan stres
selanjutnya akibat dari penggunaan zat tsb
 Semakin banyak penfggunaan zat adiktif
semakin banyak stres yg ditimbulkan akibat
tergantungnya fungsi biopsikosossial sbg
dampak penggunaaan zat adiktif
 Stressor presipitasi untuk terjadinya
penyalahgunaan zat adiktif adalah :
1. Pernyataan untuk mandiri dan
membutuhkan teman sebaya sbg pengakuan
2. Reaksi sbg prinsip kesenangan : menghindari
dari rasa sakit, mencari kesenangan, relaks
agar menikmati hubungan interpersonal
3. Kehilanagan sesuatu yg berarti : org yg
dicintai/pekerjaan/drop out dari sekolah
4. Diasingkan oleh lingkungan: rumah, sekolah,
kelompok teman sebaya
TINGKAH LAKU
 Penyalahgunaan zat dapat berkembang
menjadi ketergantungan psikologik dan
toleransi
 Ketergantungan fisik adalah tubuh
membutuhkan zat adiktif dan jika tdk
dipenuhi maka akan terjadi gejala putus obat
pd fisik
 Ketergantungaan psikologik adalah efek
subyektif dari si pengguna zat
TINGKAH LAKU KLIEN
PENGGUNA SEDATIF HIPNOTIK
 Menurunya sifat2 menahan diri
 Jalan tdk stabil, koordinasi motorik kurang
 Bicara cadel, bertele-tele
 Sering datang ke dokter untuk minta resep
 Acuh kurang perhatian
 Mengantuk
 Membanggakan diri, perilaku
menampakanpercaya diri yg meningkat
 Agresif, bingung, gelisah, perilaku
menampakan ilusi, halusinasi
PERILAKU PNGGUNA ALKOHOL
 Sikap bermusuhan
 Kadang2 bersikap murung, berdiam diri
(depresi)
 Suara keras, bicara cadel, dan kacau
 Agresif
 Minum alkohol tanpa kenal waktu
 Koordinasi motorik terganggu, akibatnya
cenerung mendapat kecelakaan
PERILAKU PENGGUNA OPIOIDA
 Terkantuk2
 Bicara Cadel
 Koordinasi motorik terganggu
 Acuh thd lingkungan, kurang perhatian
 Perilaku manipulatif untuk mendapatkan zat
adiktif
PERILAKU PENGGUNA
KOKAIN/AMFETAMIN/EKSTASI
 Hiperaktif
 Euphoria, agitasi
 Irritabilitas
 Perilaku curiga
 Kewaspadaan yg berlebihan
 Semangat kerja meningkat
 Perilaku tampak gembira
PERILAKU PENGGUNA
HALUSINOGEN
 Tingkah laku tak dpt diramalkan
 Tingkah laku merusak diri sendiri
 Halusinasi, ilusi
 Distorsi waktu dan jarak
 Sikap merasa diri besar
 Depersonalisasi
 Pengalaman yg gaib/ajaib
MEKANISME KOPING
 Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu
representasi dari mekanisme pertahanan diri
yg tdk sukses & tingkah laku adaptif yg tdk
adekuat/tdk berkembang
 Mekanisme yg biasa digunakan pd
penyalahgunaan zat adiktif adalah :
1. Denial dari masalah
2. Proyeksi  merupakan tingkah laku untuk
melepaskan diri dari anggung jawab
3. Rasionalisasi
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a. Faktor individu
 Individu dengan kepribadian rendah diri,
mudah kecewa, suka coba-coba /
bereksperimen dan bersikap antisosial, berisiko
untuk melakukan penyalahunakan zat(Napza)
b. Faktor Lingkungan
 Lingkungan pergaulan yang kurang baik dapat
mendorong seseorang melakukan
penyalahgunaan zat (napza)
c. Faktor zat
1) Zat itu sendiri memberikan
kenikmatan, mudah diperoleh dan
harganya terjangkau, diperoleh dengan
gratis/tanpa keluar biaya.
2) Situasi yang berisiko tinggi untuk
menggunakan napza adalah kondisi emosi
yang tidak stabil, konflik dengan orang lain,
dan adanya tekanan sosial.
d. Sumber koping
 Yang sangat dibutuhkan untuk membantu
indivu terbebas dari penyalahgunaan zat
yaitu kemampuan individu untuk
melakukan komunikasi yang efektif,
ketrampilan menerapkan sikap asertif dalam
kehidupan sehari-hari,perlunya dukungan
sosial yang kuat, pemberian alternative
kegiatan yang menyenangkan,ketrampilan
melakukan teknik reduksi stress, ketrampilan
kerja dan motivasi untuk mengubah perilaku.
e. Mekanisme koping.
 Individu dengan penyalahgunaan zat seringkali
mengalami kegagalan dalam mengatasi
masalah. Mekanisme koping sehat dan
individu tidak mampu mengembangkan
perilaku adaptif.
f. Mekanisme pertahanan ego yang khas
digunakan pada individu penyalahguna zat
meliputi penyangkalan terhadap masalah,
rasionalisasi, projeksi, tidak tanggung jawab
terhadap perilakunya, dan mengurangi jumlah
alkohol atau obat yang digunakan.
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala  dpt dilihat dari zat yang
dikonsumsi ( lihat perilaku)
Diagnosa Keperawatan : Ggn Penyalahgunaan Napza

Pohon Masalah

Perubahan memori, perilaku, kognitif, alam perasaan, dan


kesadaran ( Efek )

Gangguan penyalahgunaan Napza(core problem)

Koping Individu Tdk Efektif (Causa)

Kurang pengetahuan kondisi klg tdk harmonis/


lingkungan tdk kondusif

Gambar . Pohon Masalah ggn penyalahgunaan Napza


PERMASALAHAN YANG SERING TIMBUL

1. Tidak efektifnya jalan napas (depresi sistem


pernapasan) berhubungan dengan intoksikasi opioida,
sedatif hipnotik, alkohol.
2. Gangguan kesadaran berhubungan dengan intoksikasi
sedatif hipnotik, alkohol.
3. Gangguan keseimbangan cairan elektrolit
berhubungan dengan delirium tremens (putuszat
alkohol).
4. Amuk berhubungan dengan intoksikasi sedatif hipnotik.
5. Potensial melukai diri/lingkungan berhubungan
dengan intoksikasi alkohol, sedatif hipnotik.
6. Potensial merusak diri/bunuh diri berhubungan
dengan putus zat MDMA (ekstasi).
KONDISI INTOKSIKASI

1. Cemas berhubungan dengan intoksikasi ganja.


2. Perilaku agresif berhubungan dengan intoksikasi
sedatif hipnotik, alkohol.
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
intoksikasi sedatif hipnotik, alkohol, opioida.
4. Gangguan kognitif berhubungan dengan intoksikasi
sedatif hipnotik, alkohol, kanabis,opioida.
5. Gangguan rasa nyaman, seperti mual/muntah
berhubungan dengan intoksikasi MDMA(ekstasi).
SINDROMA PUTUS ZAT (WITHDRAWAL)

1. Kejang berhubungan dengan putus zat alkohol,


sedatif hipnotik.
2. Gangguan persepsi (halusinasi) berhubungan
dengan putus zat alkohol, sedatif hipnotik.
3. Gangguan proses berpikir (waham) berhubungan
dengan putus zat alkohol, sedatif hipnotik.
4. Gangguan tidur (insomnia, hipersomnia)
berhubungan dengan putus zat alkohol, sedatif
hipnotik, opioida, MDMA (ekstasi).
5. Gangguan rasa nyaman (mual, muntah) berhubungan
dengan putus zat alkohol, sedatif hipnotik, opioida.
6. Gangguan rasa nyaman (nyeri sendi, otot, tulang)
berhubungan dengan putus zat opioida.
7. Gangguan afektif (depresi) berhubungan dengan
putus zat MDMA (ekstasi).
8. Perilaku manipulatif berhubungan dengan putus
zat opioida.
9. Terputusnya program perawatan (melarikan diri,
pulang paksa) berhubungan dengan kurangnya
sistem dukungan keluarga.
10. Cemas (keluarga) berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan dalam merawat pasien
ketergantungan zat adiktif.
11. Potensial gangguan nutrisi (kurang dari
kebutuhan) berhubungan dengan putus zat opioida.
PASCADETOKSIKASI
(REHABILITASI MENTAL EMOSIONAL)

1. Gangguan pemusatan perhatian berhubungan dengan dampak


penggunaan zat adiktif.
2. Gangguan kegiatan hidup sehari-hari (activity daily life—ADL)
berhubungan dengan dampak penggunaan zat adiktif.
3. Pemecahan masalah yang tidak efektif berhubungan dengan kurang
pengetahuan, pola asuh yang salah, dan tidak mampu asertif.
4. Gangguan konsep diri (harga diri rendah) berhubungan dengan
pemecahan masalah yang tidak adekuat sehingga melakukan
penggunaan zat adiktif.
5. Kurang kooperatif dalam program perawatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan perawatan gangguan penggunaan zat adiktif.
6. Potensial melarikan diri berhubungan dengan ketergantungan
psikologis ganja dan alkohol.
7. Potensial kambuh (relaps) berhubungan dengan kurang/tidak
adanya sistem dukungan keluarga
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Menurut NANDA diagnosis keperawatan adalah sbg
berikut :
1. Gangguan persepsi sensori pada pengguna
halusinogen
2. Gangguan hubungan sosial manipulatif
3. Gangguan harga diri (HDR)
4. Tidak mampu mengenal kualitas yg positif dari
diri sendiri
5. Gangguan pemusatan perhatian
6. Partisipasi keluarga yg kurang dlm program
pengobatan klien
7. Menolak mengikuti aktivitas program
RENCANA TINDAKAN
Tujuan yg ingin dicapai dlm memberikan
tindakan keperawatan pd klien dg gangguan
penyalahgunaan zat adiktif adalah :
 Agar tdk terjadi ancaman thd kehidupan
 Tidak memburuknya keadaan kesadaran klien
 Klien aman dari kecelakaan terutama pd
kondisiintoksikasi
Tujuan setelah masa detoksikasi
 Termotivasi untuk mengikuti program terapi
jangka panjang
 Mengenal hal2 positif pd dirinya
 Mrnggunakan koping yg sehat dlm mengatasi
masalah
 Keluarga bekerjasama dlm program terapi
klien
 Klg mempunyai pengetahuan untuk merawat
klien di rumah
 Prinsip Rencana keperawatan pada klien
penyalahgunaan napza disesuaikan dg masalah
keperawatan yg timbul. Mis. pada kondisi
overdosis maka usahakan pasien tidak mengalami
ancaman kehidupan yg dpt menimbulkan
kematian.
 Pada kondisi intoksikasi usahakan agar :
 pasien tidak mengalami perilaku amuk, agresif
 cemas pasien berkurang
 rasa nyaman terpenuhi
 bawalah pasien ke tempat pelayanan
kesehatan. 
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pendidikan kesehatan jiwa untuk pencegahan
penggunaan zat adiktif
2. Mengganti koping respon yang sehat/adaptif
3. Membahas dg klien tingkah laku penyalahgunaan
obat dan resiko penggunaan
4. Membantu klien mengidentifikasi masalah
penyalahgunaan obat
5. Memotivasi klien agar mau mengikuti/
berpartisipasi dlm program terapi
6. Konsisten memberikan dukungan & pengalaman
bahwa klien memp. kekuatan untuk menghadapi
masalah yg akaan datang
7. Memberikan perawatan fisik, observasi TTV,
makanan, keseimbangan cairan, kejang
8. Memberikan pengobatan sesuai dg terapi
detoksifikasi
EVALUASI
1. Klien mengalami/mencapai keutuhan fisik
dan harga diri secara alamiah
2. Tingkah laku klien merefleksikan
meningkanya pengertian ttg adanya
hubungan antara stres dan kebutuhan untuk
menggunakan napza
3. Sumber loping klien adekuat untuk
membantu klien berubah
4. Klien mengenal kecemasannya dan sadar
akan perasaannya
5. Klien menggunakan koping yg adaptif
6. Klien mempunyai alternatif atau belajar
pendekatan alternatif untuk mengatasi stres
dan ansietasnya
Klien mampu secara periodik tetap tdk
menggunakan napza
PENDOKUMENTASIAN
 Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan
pada setiap tahap proses keperawatan yang
meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi
tindakan keperawatan, dan evaluasi.Berikut
contoh pendokumentasian asuhan
keperawatan pada klien dengan ansietas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai