KEPERAWATAN
JIWA 1
STIKes Banten
Fransiska Haryati
TAHAPAN PROSES
KEPERAWATAN JIWA
Proses keperawatan jiwa terdiri dari :
1. Pengkajian
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
4. Perencanaan
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi
PENGKAJIAN
Dalam pengkajian keperawatan jiwa
dibutuhkan ketrampilan perawat dlm
berkomunikasi efktif secara linguistik
kultural, observasi perilaku, wawancara, data
penunjang dan dilakukan secara
komprehensif
Kemampuan yg harus dimiliki perawat :
kesadaran/tilik diri (awareness), mampu
mengobservasi dg akurat, berkomunikasi
secara terapeutik, berespon secara efektif
KUNCI UTAMA kesuksesan pengkajian terbina
hubungan saling percaya -trust
Pengkajian :
1. Identitas klien
2. Keluhan utama/alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
5. Aspek psikososial
6. Status Mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial & lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek medis
MODEL STUART STRES
ADAPTASI
Stuart (2013), memandang manusia sbg
mahluk yang komprehensif artinya pemberian
asuhan keperawatan harus mengintegrasikan
aspek biologis, psikologis, sosiokultural
Psikodinamika masalah keperawatan dimulai
dg menganalisis faktor predisposisi,
presipitasi, respon thd stresor, kemampuan
mengatasi masalah & mekanisme koping yg
digunakan klien shg mengahsilkan respon
baik yg bersifat konstruktif maupun distruktif
dlm rentang adaptif sampai maladaptif
Faktor predisposisi
Merupakan faktor resiko maupun protektif yg
mempengaruhi kualitas seseorang mengatasi
stresor/tekanan dlm hidupnya (Stuart, 2013)
Faktor Predisposisi meliputi faktor biologis,
psikologi dan sossial budaya
Faktor biologis
Pd teori biologis melihat struktur
fisiologis, seperti fungsi saraf, hormon,
anatomi
Gangguan pd elektroencephalografik pd
lobus temporal dpt menyebabkan perilaku
bermusuhan, iritabilitas, perilaku asosial,
perubahan perasaan mendadak (Sullivan &
Coplan dlm Videbeck, 2014
Teori neurokimiawi menyebutkan bahwa
masalah keperawatan dikaitan dg faktor2
neurokimiawi, meliputi katekolamin, kadar
neuroendokrin, neurotranssmiter seperti
serotonin, GABA dan kolesistokinin
Gangguan pada neurokimiawi dpt
menyebabkan masalah psikososial (Sadock &
Sadock, 2007)
Teori kognitif menekankan pd kegiatan
belajar yg membahayakan melalui perubahan
aktivitas fisik yg menimbulkan masalah
psikososial
Faktor Psikologis
Faktor pssikologis terjadi krn adanya perasaan
ketidakberdayaan dlm menyelesaikan ancaman,
kehilangan kemampuan mengendalikan
keadaan,perasaan kehilangan fungsi, harga diri,
gagal membentuk dari ancaman, perasaan
terisolasi, takut akan kematian, rasa tdk
berdaya dan rasa tdk aman ( Stuart, 2013)
Teori perilaku meyakini masalah psikososial
merupakan produk frustasi, yaitu segala esuatu
yg mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yg diinginkan
Sosial Budaya
Faktor budaya berhubungan dg cara hidup klien
di masyarakat yg dpt berkontribusi thd
timbulnya masalah Psikososial (Stuart, 2013)
Teori interpersonal dan sosial budaya
hubungan yg tdk adekuat pd saat bayi akan
menjadi penyebab disfungsi tugas
perkembangan seseorang sesuai dg usianya
Konsep diri yg negatif sejak kecil akan
menyebabkan kesulitan penyesuaian diri yg
terjadi pd individu di lingkungan sosial
budayanya ( Videbeck, 2014)
Faktor sosial budaya akan mempengaruhi
masalah psikososial, salah satunya adalah
masalah sosial ekonomi. Individu yg berada
dlm status ekonomi kuat jauh lebih sulit
mengalami masalah psikososial dibandingkan
dg individu yg memiliki satus ekonomi yg
lemah
Faktor Presipitasi atau pencetus
Faktor Presipitasi adalah stimulus yg
dipersepsikan oleh klien sbg tantangan,
ancaman atau tuntutan yg membutuhkan
energi ekstra untuk koping (Stuart, 2013)
Presipitasi yg menyebabkan seseorang
mengalami masalah psikososial adalah faktor
kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku
individu
Komponen stresor presipitasi meliputi sifat,
asal, waktu dan jumlah stresor
Sifat biologis, psikologis, sosial
Asal stresor internal dan eksternal
Waktu dan lamanya stresor kapan terjadi
dan lamanya terpapar stresor
Jumlah stresor jumlah pengalaman stres
yg dialami individu, jumlah 2 stresor akan
lebih sulit ditangani dibanding dengan 1
stresor
RESPON TERHADAP STRESOR
Respon individu thd stresor :
1. Respon Kognitif :
a. Pandangan klien thd stresor
b. Sumber untuk koping/berdaptasi thd
stres internal dan eksternal
c. Kemampuan koping
d. Efketifitas koping
2. Respon Afektif
a. Respon emosi : sedih, gembira, takut,
marah, menerima, tdk percaya
b. Klasifikasi emosi intensitas emosi
c. Suasana hati sikap dan pola emosi
3. Respon Fisiologis
Meliputi saraf otonom, hormon, anatomi,
kimia saraf
4. Respon perilaku
Bentuk penilaian dari kognitif dan afektif klien
thd stresor mengakibatkan perilaku abnormal
5. Respon sosial
Respon sosial muncul terkait dg paparan
stresor yg dipengaruhi oleh bgm klien
memandang stresor itu sendiri. Apabila klien
menilai bahwa stresor itu mengancam maka
muncul kewaspadaan yg meningkat
SUMBER KOPING
Sumber koping adalah strategi dalam
membantu memecahkan masalah yg
dihadapi.
Sumber koping ada pada
a. Individu ( internal) kemampuan
personal, keyakinan positif
b. Lingkungan (eksternal) dukungan
sosial dan ketersediaan materi
(pelayanan kesehatan dan materi)
MEKANISME KOPING
Mekanisme koping adalah cara untuk mengatasi
permasahan yg dihadapi
Ketidakmampuan mengatasi masalah secara
konstruktif penyebab utama terjadinya
perilaku patologis
Mekanisme koping bisa dibagi :
Masalah Keperawatan
POHON MASALAH
Sejumlah masalah pasien akan saling berhubungan
dan dapat digambarkan sbg pohon masalah
Susunan masalah keperawatan yg berhubungan
sebab akibat, dengan langkah :
1. Tetapkan Core Problem (CP)
2. Tetapkan penyebab (Causa)
3. Tetapkan akibat ( efect)
4. Susun ddg tanda panah
Kasus : Seorang laki-laki usia 45 tahun, masuk RS
Jiwa karena di rumah sering bicara dan tertawa
sendiri. Di rumah pasien sering marah-marah
memukul meja. Saat observasi, klien duduk
dipojok kamar sendiri, tidak mau ikut kegiatan ,
pasien nampak melihat jam dinding dan bicara
dan tertawa sendiri, saat dilakukan pengkajian
klien mengatakan malu karena sejak di PHK 3
tahun lalu ia menganggur dan istrinya yang
bekerja. Sejak ia menganggur istrinya sering
ngomel dan meminta suaminya melakukan
semua pekerjaan rumah dan menjaga anak
POHON MASALAH
PHK/PENGANGGURAN/EJEKAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rumusan Masalah :
Merupakan gabungan 2 masalah keperawatan
Permasalah (P) dan Etiologi (E)
Menyusun masalah2 keperawatan dlm bentuk
pohon masalah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan survei dari beberapa RSJ di Indonesia
ditemukan ada 7 masalah keperawatan :
1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
2. Harga Diri Rendah
3. Gangguan konsep diri :Isolasi sosial
4. Waham
5. Resiko Perilaku Kekerasan
6. Resiko Bunuh Diri
7. Defisit Perawatan diri
8. Ansietas
9. Kehilangan
RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan :
Tupan : Tujuan jangka panjang, Mis : Klien tdk mengalami
gangguan proses pikir : halusinasi
Tupen : Tujuan jangka pendek, Mis : klien mampu
mengingat kejadian masa lalu
Tupen :
1. Kejadian yg merugikan
2. Stereotipe
3. Intolerans
4. Stigma
5. Prasangka
6. Diskriminasi
7. Rasisme
LEGAL AND ETHICAL CONTEXT
OF PSYCHIATRIC NURSING
Etik Keperawatan mengarahkan yg baik &
benar untuk kesehatan & kehidupan manusia
Mengarahkan bgm seorang perawat hrs
bertindak & berinteraksi dg orang lain dlm
pelayanan keperawatan
Klien dengan gangguan jiwa yg dirawat di RSJ
mempunyai hak pasien yg sama dg pasien yg
dirawat di RSU
Alasan pasien dirawat :
1. Berbahaya untuk diri sendiri maupun org
lain
2. Membuuhkan perawatan
3. Tdk dapat memenuhi kebutuhan dasar
secara mandiri
Istilah2 dlm kep.jiwa :
1. Restrain pembatasan untuk bergerak
a. Ekstrimitas tubuh
b. Batasan ruang gerak ( isolasi kamar)
c. Batasan ikut aktivitas
d. Batasan aktivitas,merokok, komunikasi
e. Pilihan perawatan
f. Kontrol sumber keuangan
g. Ekspresi Verbal dan emosional
2. Seclusion pengasingan, pengurungan
seseorang bukan krn keinginan sendiri
PRINSIP MORAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
1. Autonomi
2. Beneficience
3. Nonmaleficience
4. Justice
5. Veracity(jujur), setia, kerahasiaan
Pengaruh Hukum Dalam Praktek Keperawatan
Jiwa
PERAWAT
SEBAGAI
WARGA NEGARA
PERAWAT
PERAWAT
SEBAGAI HAK PASIEN
SEBAGAI
PEMBERI
PEGAWAI
PELAYANAN
MASALAH LEGAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
Tidak tersedia tenaga keperawatan yg
memadai
Tidak tersedia standar praktek Keperawatan
Tidak ada kontrak kerja
Perawat profesinal perlu memahami aspek
legal untuk melindungi diri dan pasien
Ada kode etik keperawatan
LIABILITAS DALAM
KEPERAWATAN JIWA
1. Pasien bunuh Diri
2. Gagal mendiagnosa
3. Masalah terkait dengan ECT
4. Penyalahgunaan obat2 Psikoaktif
5. Melanggar kerahasian
6. Gagal merujuk pasien
7. Gagal untuk melaporkan penganiayaan
8. Tidak adanya informed consent
MINIMALKAN LIABILITAS
1. Bekerja sesuai dengan standar yg berlaku
2. Berikan pelayanan yg kompeten
3. Lakukan dg empati, hormat dan
berbelarasa
4. Dokumentasikan tindakan keperawatan
secara obyektif dan tepat waktu
5. Perawat menolong di tempat umum
PIDANA TERKAIT DG KONDISI
JIWA
1. Tindakan kriminal yg diduga dilakukan oleh
org dg gangguan jiwa dilakukan visum et
repertum psikiatrikum
2. Pelaku tindakan kriminal oleh ODGJ bisa
dibebaskan krn dianggap klien tdk mampu
mengontrol diri
TERIMA KASIH