Anda di halaman 1dari 43

PROSES TERJADINYA

GANGGUAN JIWA DAN KONSEP


MODEL KEPERAWATAN JIWA
SIKes Banten
Fransiska Haryati
LATAR BELAKANG
 Pelayanan Keperawatan kesehatan jiwa 
adalah merupakan bagian integral dari
pelayanan kep.secara holistik & komprehensif
 Masalah gangguan jiwa di Indonesia tiap tahun
mengalami peningkatan  Riskedas 2013 :
Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat (ODGJ)
0,17 %, Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK)
6 %, Orang Kejadian Pasung 13 %
 Menurut WHO tahun 2030 kematian akibat
masalah Kes.jiwa menduduki peringkat ke 2
setelah penyakit jantung coroner ( Emi W, dkk,
2018)
LATAR BELAKANG
Masalah2 yg dpt menyebabkan gangguan jiwa di
Indonesia : Peningkatan pengguna NAFZA &
rokok pd remaja, bullying/cyber bullying,
KDRT, Kekerasan Anak, LGBT( Lesbian, Gay,
Biseksual, Transgender), kasus bunuh diri
( anak s/d dewasa), ketidakharmonisan dlm
keluarga, kenakalan remaja : seks bebas,
hamil pd remaja, aborsi, pernikahan dini,
adiksi gadget/game, penyakit kronis, bencana
alam, wabah  peran perawat sangat
penting dlm upaya pencegahan gangguan jiwa
PENGERTIAN KESEHATAN JIWA
 Pengertian sehat menurut WHO : kondisi
seseorang yang sejahtera baik fisik,
mental,sosial dan spiritual bukan hanya
terbebas dari penyakit atau kecacatan
(Health is state complete physical, mental,
social and spiritual wellbeing and not merely
the absence of disease or infirmity)  ada 4
aspek sehat : fisik, mental, sisial dan
spiritual
PENGERTIAN KESEHATAN JIWA
 Menurut UU RI No. 18 tahun 2014 kesehatan jiwa
adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan
sosial shg individu tsb menyadari kemampuan
sendiri dpt mengatasi tekanan, dapat bekerja
secara produktif dan mampu memberikan
kontribusi untuk kelompok komunitasnya (Emi
W,dkk, 2018)
 Org yang sehat jiwa  mampu mencapai
kebahagiaan, ketenangan, kepuasan, aktualisasi
diri, dan mampu optimis & berpikir positif di
segala situasi baik bagi diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan ( stuart, 2013)
INDIKATOR SEHAT JIWA
 Indikator dari sehat jiwa :
1. Mampu mengatasi tekanan atau strssor dlm
hidupnya
2. Mampu menjalankan peran dan fungsi dlm
kehidupan sehari dan bekerja secara
produktif
3. Mampu berkontribusi thd lingkungan
sosialnya
 Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah
org yg mempunyai masalah fisik, mental, sosial,
pertumbuhan/perkembangan, kualitas hidup 
berisiko menjadi gangguan jiwa (UU RI No 18
Tahun 2014)
 Masalah fisik : penyakit kronis  DM, TBC, Stroke,
Kanker, Jantung koroner, GGK, Narkoba, dll
 Masalah sosial : pengangguran, perceraian,
perselingkuhan, perundungan (bullying), KDRT,
pelecehan seksual, dll
 Pertumbuhan/perkembangan : cacat bawaan,
malnutrisi
 ODGJ  adalah orang yg mengalami gangguan
pikiran, perilaku dan perasaan yang
dimanifestasikan sekumpulan gejala atau
perubahan perilaku yg bermakna  yg dpt
menimbulkan gangguan & hambatan dlm
menjalankan fungsinya sbg manuasia
 Ggn pikiran  bicara tak dpt dipahami/aneh,
mengulang kata2 , meyakini sesuatu yg tdk benar
sesuai dg norma & budaya
 Perilaku  berbicara atau tertawa sendiri,
berjalan tanpa tujuan, mempertahankan posissi
tertentu berjam2, tdk mampu melakukan
perawatan diri, perilaku kekerasan
 Ruang Lingkup keperawatan Jiwa : promotif,
preventif, kuratif dan rehabiliatif
 Aspek legal dan Etik praktik keperawatan
jiwa  mengacu pada kode etik
keperawatan
PENGERTIAN GANGUAN JIWA
 Gangguan Jiwa adalah sindroma pola perilaku
yg secara khas berkaitan dg suatu gejala
penderitaan (distress) atau hendaya
(imparment) di dlm 1 atau lebih fungsi yg
penting dari manusia yaitu fungsi psikologik,
perilaku, biologik & gangguan tdk terletak di
dlm hubungan antar org tetapi juga dg
masyarakat (Maslim, 2002, Maramis, 2010)
SUMBER PENYEBAB GANGGUAN
JIWA
 Manusia bereaksi secara keseluruhan somato
– ppsiko – sosial.
 Pd gangguan jiwa yg menonjol unsur
psikisnya  namun yg sakit & menderita
tetap sbg manusia seutuhnya
PENYEBAB GANGGUAN JIWA
Sumber penyebab Gangguan jiwa :
1. Faktor somatik (somatogenik) yaitu akibat
ggn dari neuroanatomi, neurofisiologi dan
neurokimia, termasuk tingkat kematangan
perkembangan organik, pranatal dan
perinatal
2. Faktor psikologik (psikogenik) yaitu yg terkait
dg interaksi di dlm keluarga : peran ayah,
ibu, anak : keharmonisan klg, pekerjaan,
hub.dg masy. Selain itu juga tingkat
perkembangan intelegensi, emosi, konsep
diri, pola adaptasi thd stres
3. Faktor sosial budaya. Meliputi faktor
kestabilan keluarga, mengasuh anak,
ekonomi, perumahan, minoritas : isu agama,
ras
KLASIFIKASI GNGGUAN JIWA
 WHO membuat klasifikasi berdasaran
International Clasification of Disease (ICD)
menggunakan sistem aksis tunggal  ada 5
aksis (digunakan oleh medik)
 Medik juga mengembangkan diasnostik
manual  Diagnostic and statistical Manual
of Mental Disorder (DSM)
 Di Indonesia  menggunakan Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
(PPDGJ)  saat ini dipakai PPDGJ III
 Klasifikasi Diagnosis Keperawatan pada pasien
gangguan jiwa ditegakkan berdasarkan kriteria
NANDA. Ada 7 masalah keperawatan utama yg
paling sering terjadi di Indonesia yaitu :
1. Perilaku Kekerasan
2. Halusinasi
3. Menarik Diri
4. Waham
5. Bunuh Diri
6. Defisit Perawatan Diri
7. Harga Diri Rendah
PROSES TERJADINYA
GANGGUAN JIWA
Menurut pendapat Sigmund Freud dlm
Maslim (2002), gangguan jiwa terjadi krn tdk
dpt dimainkan tuntutan id (dorongan
instinctive yg sifatnya seksual) dg tuntutan
super ego (tuntutan normal social). Orang
ingin berbuat sesuatu yg dpt memberikan
kepuasan diri, tetapi perbuatan tersebut
akan mendapat celaan masyarakat. Konflik
yg tdk terselesaikan antara keinginan diri dan
tuntutan masyarakat ini akhirnya akan
mengantarkan orang pada gangguan jiwa.
MODEL PRAKTEK
KEPERAWATAN JIWA
 1. Model Psikoanalitik
 2. Model interpersonal
 3. Model Sosial
 4. Model eksistensial
 5 Model Terapi Suportif
 6. Model Medikal
 7. Model Stres Adaptasi
MODEL PSIKOANALITIK
(SIGMUND FREUD, ERIKSON,KLEIN, HARNEY)

Pandangan terhadap penyimpangan perilaku :


1.Perilaku didasarkan pada perkembangan dini
dan resolusi konflik yg tdk adekuat
2. Pertahanan ego tidak kuat untuk mengontrol
ansietas
3. Gejala merupakah upaya mengatasi ansietas
dan berakiatan dengan konflik yg tdk
terselesaikan
Proses terapeutik :
Psikoanalitik menggunakan asosiaasi bebas dan
analisis mimpi. Hal ini menginterpretasikan
perilkau, menggunakan tranferen untuk
memperbaiki pengalaman masa lalu dan
mengidentifikasi masalah melalui
interpretasi resistensi pasien
Peran terapis dan pasien
1. Pasien mengungkapkan semua dan mimpi
serta mempertimbangkan interpretasi
terapis
2. Terapis tetap menupayakan perkembangan
transferen serta menginterpretasikan
pikiran dan mimpi pasien dalam kaitannya
dg konflik, transferen dan resistensi
MODEL INTERPERSONAL
(SULLIVAN, PEPLAU )
Pandangan terhadap penyimpangan perilaku :
1. Ansietas timbul dan dialami secara
interpersonal
2. Rasa takut yg mendasar adalah rasa takut
thd penolakan
3. Seorangmembutuhkan rasa aman dan
kepuasan yg diperoleh melalui hubungan
interpersonal yg positif
Proses terapeutik
1. Hubungan antara terapis dan pasien
membangun perasaan aman
2. Terapi membantu pasien mengalami
hubungan yg penuh rasa percaya &
mencapai kepuasan interpersonal
3. Pasien kemudian dibantu untuk
mengembangkan hubungan akrab diluar
situasi terapi
Peran terapis dan pasien
1. Pasien menceriterakan ansietas dan
perasaannya pd terapis
2. Terapis menjalin hubungan akrab dg pasien
menggunakan empati untuk merasakan
perasaan pasien, menggunakan hubungan
sbg suatu pengalaman interpersonal
korektif
MODEL SOSIAL
(SZASZ, CAPLAN)

Pandangan terhadap penyimpangan perilaku :


Faktor sosial dan lingkungan menciptakan
stres yg menyebabkan ansietas, serta
mengakibatkan timbulnya gejala. Perilaku yg
tdk dpt diterima (menyimpang) diartikan
secara sosial & memenuhi kebutuhan sistem
sosial
 Proses terapeutik
1. Pasien dibantu untuk mengatasi untuk
mengatasi sistem sosial. Bisa menggunakan
intervensi krisis
2. Manipulasi lingkungan & menunjukan
dukungan sosial juga diterapkan
3. Dukungan kelompok sebaya juga dianjurkan
 Peran terapis dan pasien
1. Pasien secara aktif menyampaikan
masalahnya kpd terapis & bekerjasama dg
terapis untuk menyelesaikan masalahnya.
Menggunakan sumber yg ada di masyarakat
2. Terapi menggali sitems sosial pasien &
membantu pasien menggunakan sumber yg
tersedia atau menciptakan sumber baru
MODEL EKSISTENSIAL
(PEARLS, GLESSER, ELLIS, ROGER,FRANKL)
 Pandangan terhadap penyimpangan
perilaku :
1. Hidup ini akan sangat berarti apabila
seseorang dpt mengalami & menerima diri
(self aceptance) sepenuhnya.
2. Penyimpangan perilaku terjadi jika individu
gagal dlm upayanya untuk menemukan &
menerima diri. Menjadi diri sendiri bisa
dialami melalui hubungan murni dengan
orang lain.
 Proses terapeutik
1. Individu dibantu untuk mengalami
kemurnian hubungan
2. Terapi sering dilakukan dalam kelompok
3. Pasien dianjurkan untuk menggali &
menerima diri dan dibantu untuk
mengendalikan perilakunya
 Peran terapis dan pasien
1. Pasien bertanggungjawab thd perilakunya &
berperan serta dalam suatu pengalaman yg
berarti untuk mempelajari ttg diri yg
sebenarnya
2. Terapis membantu pasien untuk mengenal
nilai diri. Terapis mengklarifikasi realitas
dari situasi & mengenalkan pasien ttg
perasaan tulus & memperluas kesadaran
dirinya
MODEL SUPORTIF
(WERMAND, ROCKLAND)
 Pandangan terhadap penyimpangan perilaku :
1. Masalah terjadi akibat dari faktor bio –
psiko- sosial.
2. Penekanan pd respon koping maladaptif
saat ini

Proses terapeutik
3. Uji coba realitas dan peningkatan harga diri
4. Dukungan sosial diidentifikasi & respons
kopin yg adaptif dikuatkan
 Peran terapis dan pasien
1. Pasien secara aktif terlibat dlm pengobatan
2. Terapis menjalin hubungan yg hangat &
penuh empati dg pasien
MODEL KOMNIKASI
(BERNE, WATZLAWICK)
 Pandangan terhadap penyimpangan
perilaku :
1. Gangguan perilaku terjadi apabila pesan
tdk dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa
dpt digunakan untuk merusak makna pesan
bisa diteruskan secara serentak pd berbagai
tingkatan
2. Kesan verbal dan non verbal mungkin tdk
selaras
 Proses terapeutik
1. Pola komunikasi dianalisis & umpan balik
diberikan untuk mengklarifikasi area
masalah
2. Analisis transaksional berfokus pd
permaianan & belajar untuk berkomunikasi
secara langsung tanpa bersandiwara
 Peran terapis dan pasien
1. Pasien memperhatikan pola komunikasi,
termasuk permainan dan bekerja untuk
mengklarifikasi komunikasinya sendiri serta
memvalidasi pesan dari org lain.
2. Terapis menginterpretasi pola komunikasi
kpd pasien & mengajarkan prinsip2
komunikasi yg baik
MODEL PERILAKU
(BANDURA, PAVLOV, WOLPE, SKINNER)
 Pandangan terhadap penyimpangan perilaku :
1. Perilaku dipelajari
2. Penyimapan terjadi karena manusia telah
membentuk kebiasaan perilaku yg tdk
diinginkan
3. Oleh krn perilaku dpt dipelajari, maka
perilaku juga tdk dpt dipelajari
4. Perilaku menyimpang tterjadi berulang krn
berguna untuk mengatasi ansietas. Jika
demikian perilaku yg lain yg dpt mengurangi
ansietas dpt digunakan sebagai pengganti
 Proses terapeutik
1. Terapi merupakan proses pendidikan
2. Penyimpangan perilaku tdk dihargai,
perilaku yg produktif dikuatkan
3. Terapi relaksasi dan latihan keasertifan
merupakan penekatan perilaku
 Peran terapis dan pasien :
1. Pasien mempraktikan teknik perilaku yg
digunakan, mengerjakan pekerjaan rumah,
dan menggalakkan latihan. Pasien
membantu mengembangkan hirarki perilaku

2. Terapis mengajar pasien ttg pendekatan


perilaku, membantu mengembangkan
hirarki perilaku & menguatkan perilaku yg
diinginkan
MODEL MEDIK
(MEYER, KRAEPLIN, SPITZER, FRANCES)
 Pandangan terhadap penyimpangan
perilaku :
1. Gangguan perilaku disebabkan oleh karena
penyakit biologis
2. Gejala timbul sebagai akibat dari kombinasi
faktor fisiologik, genetik, lingkungan &
sosial
3. Perilaku yg menyimpang berhubungan dg
toleransi pasien thd stres
 Proses terapeutik
1. Diagnosis penyakit dilandasi oleh kondisi yg
ada dan informasi historis serta
pemeriksaan diagnostik
2. Pengobatan meliputi terapi somatik dan
farmakologik serta berbagai teknik
interpersonal
 Peran terapis dan pasien :
1. Pasien mempraktikkan regimen terapi yg
dianjurkan & melaporkan efekterapi kpd
dokter
2. Pasien menjalani terapi jangka panjang
apabila diperlukan
3. Terapis menggunakan kombinasi terapi
somatik dan terapi interpersonal.
4. Terapis menegakkan diagnosis penyakit &
menentukan pendekatan terapeutik
STRES ADAPTASI
(GAIL STUART)
 Pandangan terhadap penyimpangan
perilaku :
Sehat sakit didefinisikan sbg hasil dari
karakteristik individu yg berinteraksi dg
faktor lingkungan

Proses terapeutik
Mengidentifikasi faktor predisposisi,
presipitasi, penialaian thd stresor, sumber
koping, dan mekanisme koping yg digunakan
pasien
Peran terapis dan pasien
Membantu pasien lebih adaptif dlm
menghadapi stresor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai