Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN

KEPERAWATAN
KRITIS
Kelompok 1
• Agum Satrio(18220001)
• Widia (18220013)

Dosen pembimbing :
Alkhusari,S. Kep, Ners, M.Kep, M.Kes
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
GAGAL NAFAS
P
A. KASUS
E
N Ny W usia 45 tahun, dibawa ke IGD RSU Medika dengan sesak nafas pasca kecelakaan lalu lintas. Terdapat jejas
G
pada regio dada kanan lateral bawah dan daerah kepala bagian belakang, Pasien mengalami penurunan
K
A kesadaran, nafas berat, cyanosis, hasil pulse oksimetri menurun 89%, tekanan darah 110/80 mmhg, dengan
J
frekuensi RR 30x/ menit, pendek dan dangkal, nadi 110 x/menit dan lemah. Pasien direncanakan dilakukan
I
A pemasangan ventilator.
N
b. Identitas Penanggung Jawab
DATA SUBJEKTIF Nama : Tn. S
1. Identitas Jenis kelamin : Laki-laki
a. Identitas Pasien Usia : 43 tahun
Nama : Ny. W Alamat : Kebumen
Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam
Usia : 45 tahun Hubungan dengan pasien: Suami
Alamat : Gombong  
Agama : Islam 2. Keluhan Utama
Diagnosa Medis : Gagal Nafas Pasien mengeluh sesak nafas.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengalami penurunan kesadaran, nafas berat, sianosis, hasil pulse
oksimetri menurun 89%, TD 110/80 mmHg, dengan frekuensi RR 30x/menit,
pendek dan dangkal, nadi 110x/menit dan lemah.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan lalu lintas.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit.
4. Pola Pengkajian Fungsional Virginia Henderson
a. Pola oksigenasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat bernafas dengan normal tanpa alat bantu.
Saat sakit : Pasien mengeluh sesak dan menggunakan alat bantu untuk bernafas.
b. Kebutuhan nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya makan 2-3x sehari dan minum 8 gelas/ hari.
Saat sakit : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, hanya menghabiskan setengah porsi dari biasanya dan minum kurang dari 8 gelas/
hari.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAB 1x sehari setiap pagi, BAK 4-5x sehari.
Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 2-3x sehari.
DATA OBJEKTIF 2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk simetris, kulit kepala dan rambut bersih, tidak
1. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
ada benjolan.
Kesadaran : Apatis.
Mata : Letak simetris, refleks pupil dan fungsi pengelihatan baik.
Keadaan Umum : Lemah. Hidung : Tidak ada polip, tidak ada kotoran.
Tekanan Darah : 110/80 mmHg Telinga : Letak simetris, sedikit serumen, fungsi pendengaran baik.
Nadi : 110x/menit Mulut : Mukosa bibir kering, tidak sianosis.

Pernafasan : 30x/menit Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.


Toraks : Inspeksi : Terdapat jejas pada regio dada kanan lateral bawah.
Suhu : 37oC
Perkusi : Tidak terdapat nyeri tekan.
Palpasi : Sonor.
Auskultasi : Ronkhi basah.
Abdomen : Inspeksi : Bentuk abdomen simetris.
Auskultasi : Bising usus 5x/menit.
Perkusi : Bunyi timpani.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Kulit : Kering dan pucat.
Genitalia : Vulva bersih, tidak terpasang down catheter.
Ekstremitas : Atas : Tangan kiri terpasang infus dan fungsi pergerakan normal,
tidak ada lesi.
Bawah : Fungsi pergerakan normal, tidak ada lesi.
No. Data Fokus Problem Etiologi Diagnosa Keperawatan

1. DS : Pasien mengeluh sesak nafas. Gangguan perfusi jaringan Kurangnya suplai O2 dalam Gangguan perfusi jaringan
  DO : cerebral. jaringan otak. cerebral b.d kurangnya suplai O2
  Jejas pada kepala bagian belakang.    
dalam jaringan otak.
 
  Sianosis.      
  Nafas berat.    
 
 
  RR 30x/ menit.    
   
Pulse oksimetri menurun 89%.  
 
Penurunan kesadaran.    
 
 
 
ANALISA  

DATA 2. DS : Pasien mengalami penuruna kesadaran dan Gangguan pertukaran gas Ventilasi perfusi Gangguan pertukaran gas b.d
nafas berat. ventilasi perfusi.
DO :
Sianosis
TD : 110/80x/ menit.
RR : 30x/ menit pendek dan dangkal.
Nadi : 110x/ menit dan lemah.
pH normal
PCO2 : 48,0
PO2 : 75
HCO3 : 25
Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
Gangguan perfusi Perfusi Jaringan : Pencegahan penda
jarigan cerebral b.d Cerebral 0406 Aktifitas :
kurangnya suplai O2 Definisi : Keadekuatan aliran -Monitor pasien se
dalam jaringan otak. darah melewatai cerebral untuk pendarahan.
vaskular untuk -Monitor tanda dan
mempertahankan fungsi otak. pendarahan secara
Indikator menerus (b.d peme
Tekanan Intracranial sputum yang menu
1 2 3 4 5 mengandung darah
TD sistol -Monitor TTV orto
1 2 3 4 5 mencakup TD.
TD diastol -Mempertahankan
1 2 3 4 5 selama pendarahan
-Pasien safety untu
trauma, yang diseb

INTERVENSI pendarahan.

Gangguan pertukaran Status Pernafasan Manajemen jalan n


gas b.d ventilasi Pertukaran Gas 0402 Definisi : Kemuda
perfusi. Definisi : Pertukaran CO2 dan kepatenan jalan na
O2 untuk mempertahankan Aktfitas :
konsentrasi darah arteri. -Posisikan pasien u
Indikator memaksimalkan ve
PaO2 -Auskultasi suara n
1 2 3 4 5 adanya suara nafas
PaCO2 -Atur intake untuk
1 2 3 4 5 mengoptimalkan k
Arteri pH cairan.
1 2 3 4 5 -Monitor respirasi
Sianosis O2.
1 2 3 4 5
No. Hari/ Tanggal/ Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
1.  
Kamis, 14 Maret 2014 Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d S : Pasien mengatakan bahwa keadaannya
pukul 07.00 WIB kurangnya suplai O2 dalam jaringan otak. sudah membaik.
  O : Pasien tampak lebih sehat.
TD : 120/80 mmHg
S : 36,5oC
N : 85x/ menit
RR : 20x/ menit
A : Masalah gangguan perfusi jaringan
cerebral teratasi sebagian.
P : Anjurkan pasien untuk menjaga pola
pernafasan dan lanjutkan terapi obat.
EVALUASI
KEPERAWATAN
2.  
Kamis, 14 Maret 2014 Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi. S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak
pukul 07.00 WIB
nafas dan tidak menggunakan alat bantu
lagi untuk bernafas.
O : Wajah pasien tampak lebih segar dan
rileks.
A : Masalah gangguan pertukaran gas
teratasi.
P : Anjurkan pasien untuk melakukan nafas
dalam mandiri ketika terasa sesak.
Asuhan Keperawatan pada pasIEN
ASMA
PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan Klien
BIODATA KLIEN Keluhan Utama
Nama : Ny. S Pasien mengatakan sesak nafas
Jenis Kelamin : Perempuan Riwayat penyakit sekarang
Umur : 58 Tahun Ny. S dirujuk ke RSKD dengan keluhan sesak nafas.
Status Perkawinan : Sudah Menikah Pasien mengatakan saat di Bandara setelah pulang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga umroh, pasien minum air putih lalu tiba-tiba keselek.
Agama : Islam Pasien mengatakan lehernya seperti tercekik dan
Pendidikan Terakhir : SLTA menjadi sesak nafas, lalu pandangan mulai
Alamat : Jl. Jendral Sudirman berkunang-kunang.
No. 7 RT. 41, Damai Baru, Balikpapan Riwayat kesehatan dahulu
Diagnosa Medis : Asma Attack Pasien mengatakan disaat usia kurang lebih 50 tahun
No Register :- menderita penyakit asma.
MRS/Tgl Pengkajian : 02 Desember 2017 / Riwayat kesehatan keluarga
04 Desember 2017 Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang
mengalami penyakit seperti dirinya dan tidak ada
penyakit keturunan.
No. Data (DO & DS) Masalah Penyebab
1. DS : Pola nafas tidak Obstruksi proksimal
Pasien mengeluh sesak nafas efektif dari bronkus pada
Pasien mengatakan agak tahap ekspirasi dan
susah bernafas inspirasi
DO : ↓
Terdapat sputum Wheezing, sesak nafas
Terdengar wheezing ↓
Tekanan partial
oksigen dialveoli ↓

Penyempitan jalan
nafas

Peningkatan kerja otot
pernafasan

Pola nafas tidak
efektif
ANALISA DATA
DS : Kontraksi otot polos
2. Pasien mengatakan sering Gangguan pola tidur ↓
merasakan sesak nafas pada Bronkospasme
malam hari dan batuk-batuk ↓
DO : Penyempitan saluran
Tidur kurang lebih hanya 5 paru
jam / hari ↓
Sesak nafas

Gangguan pertukaran
gas

Gangguan pola tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi
1. Pola nafas tidak efektif b.d. 04 Desember 2017
obstruksi jalan nafas

2. Gangguan pola tidur b.d. sesak 04 Desember 2017


nafas
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Keperawatan Tujuan & Rencana Tindakan Rasionalisasi
Kriteria Hasil
1.   Senin, 04 Desember Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan pasien 1. Posisi semi fowler membantu pasien
  2017 b.d. obstruksi jalan keperawatan selama 1x24 jam. untuk memaksimal- memaksimal-kan ventilasi sehingga
    nafas Pola nafas tidak efektif teratasi. kan ventilasi kebutuhan oksigen terpenuhi melalui
      Dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi pasien proses pernafasan.
      - Mendemonstrasikan batuk perlunya 2. Alat banttu pernafasan membantu organ
      efektif, suara nafas yang dipasangkan alat pernafasan memenuhi kebutuhan
      bersih, tidak ada sianosis bantu pernafasan oksigen sehingga oksigen yang
      dan dyspneu (mampu 3. Lakukan fisioterapi diperlukan tubuh terpenuhi.
      mengeluarkan sputum, dada bila perlu 3. Dapat mem-permudah pasien dalam
      mampu bernafas dengan   mengeluar-kan sekret yang sulit
      mudah, tidak ada pursed   dilakukan secara mandiri.
      lips)    
      - Tanda-Tanda Vital dalam    
      rentang normal    
           
           
           
INTERVENSI            
           
           
      Setelah dilakukan tindakan    
      keperawatan selama 1x24 jam,    
      gangguan pola tidur teratasi. 4. Jelaskan  
      Dengan kriteria hasil : pentingnya tidur 4. Mengetahui pentingnya tidur untuk
      - Jumlah tidur dalam batas yang adekuat pemulihan kesehatannya
      normal 5. Fasilitas untuk 5. Pasien akan mudah tidur setelah
  Senin, 04 Desember Gangguan pola tidur - Pola tidur, kualitas dalam mempertahankan melakukan aktivitas
2. 2017 b.d. sesak nafas batas normal aktivitas sebelum 6. Lingkungan yang nyaman dapat
  - Perasaan fresh sesudah tidur (membaca) mengurangi beban pikiran pasien dan
tidur 6. Ciptakan cepat tidur
- Mampu mengidentifikasi- lingkungan yang
kan hal-hal yang nyaman
meningkatkan tidur
No Hari/Tgl/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf
1. Senin, 04 Desember 2017 1. Melakukan pemeriksaan TTV 1. TD = 90/60 mmHg  
      T = 36,5 ˚C
    2. Mengatur posisi pasien R = 23 x/menit
      N = 80 x/menit
    3. Mengkaji pola tidur 2. Pasien dalam posisi semi fowler
      3. Pasien mengatakan susah tidur
    4. Memberikan nebulizer karena sesak
      4. Combivent, 5 lpm selama 15
      menit
       
       
  Selasa, 05 Desember 2017 5. Melakukan pemeriksaan TTV 5. TD = 100/70 mmHg
2.     T = 36,0 ˚C
    6. Mengatur posisi pasien dan R = 20 x/menit
    menganjurkan teknik nafas dalam N = 80 x/menit
    dan batuk efektif  
IMPLEMENTASI       6. Pasien mengikuti anjuran yang
      diberikan
       
    7. Melakukan pemeriksaan TTV  
  Rabu, 06 Desember 2017    
  8. Membantu pasien latihan teknik 7. TD = 90/60 mmHg
3. nafas dalam dan batuk efektif T = 36,2 ˚C
    R = 20 x/menit
  9. Memberikan nebulizer N = 84 x/menit
   
  8. Pasien mengikuti anjuran
   
  9. Memberikan combivent 5 lpm,
selama 15 menit
No. Hari/Tgl/Jam Dx. Kep. Evaluasi (S O A P)
1. Senin, 04 Desember 2017 Pola nafas tidak efektif b.d. obstruksi S : Pasien mengatakan sesak
    jalan nafas O : RR = 23 x/menit
      A : Masalah belum teratasi
    Gangguan pola tidur b.d. sesak nafas P : Lanjutkan intervensi
      S : Pasien mengatakan susah tidur
      O : Pasien tampak lemas
      A : Masalah belum teratasi
      P : Lanjutkan intervensi
  Selasa, 04 Desember 2017 Pola nafas tidak efektif b.d. obstruksi  
2.   jalan nafas S : Pasien mengatakan sesak mulai berkurang
      O : RR = 20 x/menit
      A : Masalah belum teratasi
    Gangguan pola tidur b.d. sesak nafas P : Lanjutkan intervensi
      S : Pasien mengatakan sudah bisa tidur
      O : TD = 100/70 mmHg
      T = 36,0 ˚C
EVALUASI       R = 20 x/menit
      N = 80 x/menit
KEPERAWATAN       A : Masalah sebagian teratasi
      P : Lanjutkan intervensi
       
  Rabu, 05 Desember 2017 Pola nafas tidak efektif b.d. obstruksi  
  jalan nafas S : Pasien mengatakan sesak berkurang
3.   O : RR = 20 x/menit
    A : Masalah belum teratasi
  Gangguan pola tidur b.d. sesak nafas P : Lanjutkan intervensi
    S : Pasien mengatakan bisa tidur pada malam hari
  O : TD = 90/60 mmHg
  T = 36,2 ˚C
  R = 20 x/menit
N = 84 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Asuhan Keperawatan pada pasIEN
DIABETES MELITUS TIPE II
Pengkajian - Riwayat Penyakit Dahulu
IDENTITAS Pasien mengaku baru menyelesaikan pengobatan TB
Nama : Tn. W parunya sejak 1,5 bulan yang lalu dan dinyatakan
Jenis Kelamin : Laki-laki
sembuh oleh dokter.
Usia : 31 tahun
Alamat : Jl. Pondasi No.22, RT.2/RW.17, Kayu Putih. - Riwayat Penyakit Keluarga
Tanggal Masuk : 17 September 2017 Ibu kandung Tn. W memiliki riwayat penyakit yang
Tanggal Pengkajian : 18 September 2018 sama berupa diabetes, sedangkan riwayat darah
Agama : Islam tinggi pada orang tua tidak ada.
Pendidikan : SLTA - Kebiasaan/polahidup/life style
Pekerjaan : Tukang Parkir Keluarga mengatakan bahwa pasien mempunyai
No. RM : 78175 kebiasaan merokok, serta pasien mempunyai
 
kebiasaan minum kopi dengan banyak gula, pasien
ANAMNESIS
- Keluhan Utama : kaki kesemutan dan mati rasa sejak 1 bulan yang juga tidak menjaga pola / menu makanan dan
lalu disertai dengan badan terasa lemas. minuman yang di konsumsi, makanan camilan yang
- Riwayat Penyakit Sekarang paling di gemari pasien adalah camilan yang manis-
Klien datang ke rumah sakit KDK kayu putih pada tanggal 11 manis.
September 2017 dengan keluhan kaki kesemutan dan mati rasa sejak - Obat-obat yang digunakan
1 bulan yang lalu disertai dengan badan terasa lemas. Kaki sering Keluarga mengatakan bahwa pasien pernah
kesemutan terutama saat setelah duduk bersila atau jongkok dalam mengkonsumsi obat TB, dan sudah tidak
waktu lama. Pasien juga mengaku terkadang tidak terasa sakit jika
mengkonsumsi obat sejak 1.5 bulan lalu. Dan
kakinya tersandung benda. Pasien juga mengaku adanya keluhan
sering haus, sering terasa lapar dan sering BAK malam hari lebih dari semenjak itu pasien tidak pernah mengkonsumsi obat
3 kali (tidak memperhatikan seberapa banyak kencing yang keluar). lain.
Data Etiologi Masalah keperawatan
Ds : Pola hidup tidak sehat Risiko ketidakstabilan
-Riwayat penyakit diabetes kadar glukosa darah
sejak 8 bulan lalu Sel beta di pankreas
-klien mengeluh kaki terganggu
kesemutan dan badan lemas
-sering BAK Defisiensi insulin
-klie suka mengonsumsi
kopi, makan manis,
merokok 10 batang per hari Retensi insulin
ANALISA DATA -pasien mengatakan tidak
pernah berolahraga
Do: Hiperglikemia
-pasien tampak lemas
-Gula darah sewaktu : 333
mg/dl Kadar glukosa darah tidak
-gula darah puasa : 256 terkontrol
mg/dl
-urine output : >1500
cc/jam Ketidakstabilan kadar
glukosa darah
Ds : Penurunan pemakaian Gangguan pemenuhan
-Klien mengatakan selama glukosa oleh sel nutrisi kurang dari
di rumah sakit klien makan kebutuhan tubuh
2x sehari dan hanya makan
separuh porsi kurang lebih Proteolisis
sekitar 2 sendok makan.
-Pasien mengatakan merasa
mual dan ingin muntah Asam amino meningkat

Do :
BB sebelum sakit : 62 kg Glukoneugenesis
BB setelah sakit : 58 kg
TB : 168
Indeks Masa Tubuh (IMT) : Ketogenesis
20,5 Ketonemia

Penurunan BB
Diagnosa keperawatan
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kadar glukosa
darah tidak terkontrol.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake makanan yang kurang.
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 D o m a in 2 . (00002) R e s ik o Manajemen Hiperglikemi (2120)
N u tr is i k e t id a k s t a b ila n k a d a r 1. Monitor kadar gula daraah,
K e la s 4 . g lu k o s a d a r a h sesuai indikasi
M e t a b o lis m e 2. Monitor tanda dan gejala
R e s ik o Setelah dilakukan hiperglikemi: poliuria, polidipsi,
k e tid a k s ta b ila n asuhan keperawatan, polifagi, kelemahan, latergi,
k a d a r g lu k o s a diharapkan malaise, pandangan kabur atau
d a r a h ( 0 0 1 7 9 ) k e tid a k s ta b ila n k a d a r sakit kepala.
g lu k o s a d a r a h n o r m a l. 3. Monitor ketourin, sesuai
(2300) Kadar glukosa indikasi.
darah 4. Brikan insulin sesuai resep
1. Glukosa darah dari 5. Dorong asupan cairan oral
skala 2 (deviasi yang 6. Batasi aktivitas ketika kadar
cukup besar dari kisaran glukosa darah lebih dari
normal) ditingkatkan 250mg/dl, khusus jika ketourin
menjadi skala 4 (deviasi terjadi
ringan sedang dari 7. Dorong pemantauan sendiri
INTERVENSI kisaran normal) kadar glukosa darah
(2111) Keparahan 8. Intruksikan pada pasien dan
Hiperglikemia keluarga mengenai manajemen
1. Peningkatan glukosa diabetes
darah dari skala 2 9. Fasilitasi kepatuhan terhadap
(berat) ditingkatkan diet dan regimen latihan
menjadi skala 4 (ringan) Pengajaran: Peresepan Diet
(1619) Manajemen (5614)
diri : diabetes 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
1. Memantau glukosa mengenai diet yang disarankan
darah dari skala 2 2. Kaji pola makan pasien saat ini
(jarang menunjukkan) dan sebelumnya, termasuk
ditingkatkan menjadi makanan yang di sukai
skala 4 (sering 3. Ajarkan pasien membuat diary
menunjukkan) makanan yang dikonsumsi
4. Sediakan contoh menu makanan
yang sesuai
5. Libatkan pasien dan keluarga
2 Domain 2. (00179) Manajemen Nutrisi (1100)
Nutrisi Ketidakseimbangan 1. Instruksikan kepada pasien
Kelas 1. nutrisi, kurang dari mengenai kebutuhan nutrisi
Makan kebutuhan tubuh 2. Tentukan jumlah kalori dan jenis
Ketidakseimba Setelah dilakukan nutrisi yang dibutuhkan oleh
ngan nutrisi, asuhan keperawatan, pasien untuk memenuhi
kurang dari diharapkan nutrisi kebutuhan gizi
kebutuhan pasien terpenuhi. 3. Ciptakan lingkungan yang
tubuh (00002) (1004) Status Nutrisi optimal pada saat
1. Asupan makanan mengkonsumsi makanan
dan cairan dari skala 4. Monitor kalori dan asupan
2 (banyak makanan pasien
menyimpang dari 5. Monitor kecenderungan
rentang normal) terjadinya kenaikan atau
ditingkatkan menjadi penurunan berat badan pada
skala 4 (sedikit pasien
menyimpang dari
rentang normal)
(1622) Perilaku
patuh : diet yang
disarankan
1. Memilih makanan
yang sesuai dengan
diet yang ditentukan
dari skala 2 (jarang
menunjukkan)
ditingkatkan menjadi
skala 4 (sering
menunjukkan)
2. Memilih minuman
yang sesuai dengan
diet yang ditentukan
dari skala 2 (jarang
menunjukkan)
ditingkatka menjadi
skala 4 (sering
No. Hari/ Waktu Implementasi Ttd
Tanggal
1.   Senin, 18/09/17 08.00-09.00 WIB 1. Memonitor kadar gula darah, sesuai indikasi  
2. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemi: poliuria, polidipsi, polifagi,
kelemahan, latergi, malaise, pandangan kabur atau sakit kepala.
3. Memberikan insulin sesuai resep
4. Mengintruksikan pada pasien dan keluarga mengenai manajemen diabetes
5. Mengajarkan pasien membuat diary makanan yang dikonsumsi

IMPLEME
1.   Senin 10.30-11.30 WIB 1. Memonitor kalori dan asupan makanan pasien  
NTASI
18/09/17 2. Memonitor kecenderungan terjadinya kenaikan atau penurunan berat badan pada
pasien
3. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi

1.   Senin, 14.00-14.30 WIB 1. Menimbang berat badan setiap hari dan monitor satus pasien  
18/09/17 2. Memonitor tanda-tanda vital pasien
3. Memberikan cairan dengan tepat
4. Mendistribusikan asupan cairan selama 24 jam
5. Memonitor berat badan
No Hari, Tanggal, Jam Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf
1 19 September 2017 Risiko ketidakstabilan kadar glukosa S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa  
darah lemas dan kesemutan di kakinya
O:
-Gula darah puasa : 99 mg/dl
-Gula darah sewaktu : 144 mg/dl
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan diet makan, dan pantau
pemenuhan nutrisi pasien

EVALUASI
KEPERAWATAN 2 19 September 2017 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang S : pasien mengatakan nafsu makan  
dari kebutuhan tubuh meningkat dan badan tidak terasa lemas
  O:
-klien makan 3x sehari
-klien menghabiskan satu porsi makanan dari
rumah sakit
-BB naik 0,5 kg dari 58 menjadi 58,5
A : masalah kebutuhan nutrisi kurang dapat
teratasi sebagian
P : lanjutkan diet makanan sehat dan pantau
asupan nutrisi untuk pasien
Asuhan Keperawatan pada pasien
Pneumonia
PENGKAJIAN

A. Kasus
Keluhan utama
An.A (4 tahun) datang ke rumah sakit dengan
Pilek, batuk berdahak dan kadang disertai sesak napas.
ibunya dan mengeluhkan pilek, batuk berdahak
 
dan kadang disertai dengan sesak napas. Berat
badannya menurun 2kg dari berat badan awalnya Riwayat penyakit sekarang
yaitu dari 16kg menjadi 14kg karena penurunan Saat ini Nn. A mengalami pilek, batuk berdahak
nafsu makan yang dialami oleh klien. TD 130/90 dan kadang disertai dengan sesak napas. Nafsu
mmHg; HR 90x/menit; RR 45x/menit. makannya menurun semenjak 3 hari yang lalu sehingga
  berat badannya juga menurun.
B. Pengkajian  
Nama : An. A
Riwayat penyakit dahulu
Usia : 4 tahun
Tidak ditemukan.
Jenis kelamin : Perempuan
 
Alamat : Surabaya
Agama : Islam Riwayat penyakit keluarga
Masuk rumah sakit : 24 Mei 2015 Tidak ditemukan.
Tanggal pengkajian : 24 Mei 2015  
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS: Aspirasi Gangguan bersihan jalan
Ibu klien virus/bakteri/jamur napas tidak efektif dan
mengatakan berulang masuk ke alveoli pola napas tidak efektif.
anaknya batuk
berdahak dan sesak
napas. Terjadi proses peradangan
Ibu klien
mengatakan
anaknya batuk Terjadi infeksi dan kerja
dengan dahak kental sel goblet meningkat
dan sulit
dikeluarkan.
Ibu klien Produksi sputum
mengatakan meningkat di jalan napas
anaknya sulit dalam
bernapas.
DO: Ketidakefektifan bersihan
Klien kesulitan jalan napas
bernapas
ANALISA DATA RR: 25x/menit
TD: 130/90 mmhg
2. DS: Aspirasi Intoleransi aktivitas.
Ibu klien virus/bakteri/jamur
mengatakan berulang masuk ke alveoli
anaknya mudah
lelah saat
beraktivitas. Terjadi proses peradangan
Ibu klien
mengatakan
anaknya sering Eksudat+serous masuk
sesak napas alveoli sehingga terjadi
DO: akumulasi sekret
Klien nampak lelah,
dan mengeluarkan
banyak keringat Konsolidasi di alveoli dan
N : 120x/menit suplai O2 turun
RR : 25x/menit

Intoleransi aktivitas
No. Diagnosa Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Bersihan jalan Tujuan Umum : 1) Pantau status 1) Untuk
napas tidak Setelah dilakukan pernapasan mengidentifikasi
efektif perawatan selama tiap 8 jam dan kemajuan-
berhubungan 2x24 jam sputum tanda-tanda kemajuan atau
dengan faktor dapat dikeluarkan vital tiap 4 jam. penyimpangan
penumpukan sehingga jalan napas 2) Pertahankan dari hasil yang
sputum pada menjadi bersih dan posisi fowler / diharapkan.
jalan nafas. kembali efektif. semifowler. 2) Posisi tegak lurus
3) Dorong klien memungkinkan
Tujuan Khusus : untuk minum ekspansi paru
a) Jalan napas minimal 2-3 lebih penuh
membaik, liter cairan per dengan cara
b) Sputum dapat hari. menurunkan
dikeluarkan 4) Berikan tekanan abdomen
dengan mudah, ekspektoran pada diafragma.
c) Menghilangka sesuai dengan 3) Untuk membantu
n rasa sesak anjuran dan mengeluarkan
sehingga naas evaluasi sekresi dan cairan
klien dapa keefektifannya juga untuk
kembali . membantu
normal yaitu 5) Berikan mengalirkan
19-23 oksigen obat-obatan
kali/menit tambahan dalam tubuh.
DIAGNOSA KEPERAWATAN sesuai dengan 4) Ekspektoran
Kriteria hasil : anjuran. membantu
& INTERVENSI a) Klien dapat 6) Dorong klien mengencerkan
bernapas untuk sekresi sehingga
dengan baik, melakukan secret dapat
b) Frekuensi napas dalam keluar pada saat
nafas klien tiap 2 jam batuk.
mencapai 12- sekali dengan 5) Pemberian
20 kali per menggunakan oksigen
menit, spirometer tambahan dapat
c) Frekuensi nadi insentif dan menurunkan
klien 60-100 catat kerja pernapasan
kali permenit, perkembangan. dengan
d) Klien dapat menyediakan
batuk secara lebih banyak
efektif dan oksigen untuk
sputum dapat dikirim ke sel.
dikeluarkan, 6) Napas dalam
e) Analisa gas mengembangkan
darah klien alveolus dan
dalam batas mencegah
normal, atelectasis.
f) Volume Spirometer
inspirasi klien insentif dapat
akan membantu
meningkat meningkatkan
pada napas dalam dan
2. Intoleransi Tujuan: 1) Monitor 1) Untuk
aktivitas Setelah dilakukan frekuensi nadi mengidentifikasi
berhubungan perawatan selama dan frekuensi kemajuan yang
dengan tidak 2x24 klien dapat napas sebelum dicapai atau
seimbangnya melakukan aktivitas dan sesudah penyimpangan
persediaan dan normal sehari-hari. aktivitas. dari sasaran yang
kebutuhan 2) Tunda diharapkan
oksigen Tujan Khusus : aktivitas jika 2) Gejala-gejala
berkurang. a) Dapat frekuensi nadi tersebut
melakukan dan frekuensi merupakan tanda
aktivitas sesuai napas adanya
kemampuan, meningkat intoleransi
b) Kerusakan secara cepat aktivitas.
pertukaran gas dan klien Konsumsi
dapat teratasi. mengeluh oksigen
sesak napas meningkat jika
dan kelelahan, aktivitas
Kriteria Hasil : tingkatan meningkat, daya
a) Klien dapat aktivitas tahan dapat lebih
melakukan secara lama, jika ada
ADL, bertahap untuk waktu istirahat
b) Klien dapat meningkatkan diantara aktivitas.
berjalan jauh toleransi. 3) Untuk
tanpa 3) Beri klien menyimpan
mengalami istirahat tanpa energi.
rasa sesak, diganggu 4) Aktivitas fisik
c) Pasein tidak diantara meningkatkan
merasakan lagi berbagai kebutuhan
sesak nafas dan aktivitas. oksigen dan
kelelahan. 4) Pertahankan sistem tubuh
terapi oksigen akan berusaha
selama menyesuaikanny
aktivitas, a. Keseluruhan
lakukan sistem
tindakan berlangsung
pencegahan dalam tempo
terhadap yang lebih lambat
komplikasi saat tidak ada
akibat aktivitas fisik
imobilisasi, (tirah baring).
jika klien Tindakan
dianjurkan perawatan yang
tirah baring spesifik dapat
lama. meminimalkan
komplikasi dari
imobilisasi.
Asuhan Keperawatan pada pasIEN
GAGAL JANTUNG
PENGKAJIAN
Identitas pasien
Nama : Tn. M
Alamat : Jakarta
Umur : 65 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : Kawin
 
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. S
Riwayat penyakit sekarang
Alamat : Jakarta
Umur : 64 tahun Pasien mengatakan sesak nafas, perut terasa perih
Agama : islam dan badan terasa lemas. Hasil tanda-tanda vital:
Pendidikan : SD Tekanan Darah: 140/90 mmHg, Nadi : 75 x/menit,
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Respirasi Rate: 36x/menit, Suhu : 360C, pasien
Hubungan dengan klien : Istri
  terpasang O2 nasal kanul 3 liter per menit.
Riwayat penyakit
Keluhan utama : sesak nafas  
Pasien datang dari IGD diantar oleh anak dan istrinya pada tanggal 21 Mei
2017 jam 12.00 WIB dengan keluhan sesak nafas sudah 1 minggu, sesak
memberat saat beraktivitas dan sedikit membaik dengan istirahat. Pasien
merasakan sesak nafas hingga terbangun setiap malam dan mudah lelah
Tanda-tanda vital : Tekanan Darah: 130/90 mmHg, Nadi: 110 x/menit,
Respirasi: 28 x/menit, Heart Rate : 110x/menit, S : 360C, SPO2 : 99%, di IGD
pasien mendapatkan terapi infus NaCl 0,9 %, injeksi Furosemid 40 mg,
O2nasal kanul 3 liter per menit dan perekaman Ekokardiografi
Masalah
Data Etiologi
Pasien
1 ANALISA DATA
DS : Penurunan curah Perubahan
Pasien mengatakan dada jantung (00029) afterload
terasa sesak

DO :
Pasien tampak sesak nafas
dan kelelahan DS : Ketidakefektifan pola nafas Keletihan otot pernafasan
Akral teraba dingin Pasien mengatakan sesak nafas (00032)
Hasil Elektrokardiografi: bertambah berat saat beraktivitas.
Sinus rythem 90 bpm LAD LVH  
Cornell, Q patologis V2-V5, ST DO :
Tekanan Darah: 140/90 mmHg Nadi :
Elevasi V2-V5 75 x/menit, teraba lemah Suhu :
Hasil Jugularis Vena Presure : 36,50C
5+2 cmH2O Respirasirate : 36 x/menit
Terpasang O2 3 liter per menit
Hasil Ecokardiografi : EF 21- Menggunakan otot bantu nafas
22%
• Diagnosa Keperawatan

P a s ie n 1
K e t id a k e f e k t if a n p o la n a f a s b e r h u b u n g a n d e n g a n k e le t ih a n o t o t

p e rn a fa s a n (0 0 0 3 2 )

P e n u ru n a n c u ra h ja n tu n g b e rh u b u n g a n

d e n g a n p e r u b a h a n a f t e r lo a d ( 0 0 0 2 9 )
INTERVENSI
Dx KRITERIA HASIL INTERVENSI Diagnosis 2 Setelah dilakukan Cardiac Care (4044)
Keperawatan
Penurunan tindakan keperawatan 3 x 5.  Monitor status
Pasien 1 Curah Jantung 24 jam pada pasien Tn. pernafasan.
6. Monitor adanya
M dengan penurunan dyspnea.
curah jantung dapat 7. Monitor toleransi
Diagnosis 1 Setelahdilakukantindakan Airway Management (3140) teratasi dengan kriteria aktivitas pasien
Ketidakefekti keperawatan 3 x 24 jam pada 1.  Monitoring aliran hasil :
fan pola nafas pasien Tn. M dengan
8. Pastikan tingkat
oksigen 2. Respirasi dalam batas aktivitas pasien
ketidakefektifan pola nafas 2. Pantau tanda – tanda
dapat teratasi dengan kriteria vital. normal 16 – 24 yang tidak
hasil : 3. Posisikan pasien x/menit membahayakan
1. Suara nafas bersih tidak untuk 3. Tidak ada kelelahan
ada curah jantung
memaksimalkan 4. Pasien mengatakan
sianosis dan dyspnue
ventilasi. 9. Dorong aktivitas
2. Menunjukkan jalan nafas 4. Atur posisi 450 sesak nafas
lebih ringan dalam
yang paten 5. Pertahankan posisi berkurang. melakukan
3. Tanda – tanda vital dalam pasien. 5. Dapat mentoleransi
6. Edukasi aktivitas aktivitas
rentang normal
Tekanan Darah: 120/80 tentang pentingnya 10. Jelaskan pada
mmhg Nadi: 10 tidur posisi 450. pasien tujuan dari
-100x/menit 7. Kolaborasi pemberian pemberian O2
Respirasi : 16 – 24 O2 nasal kanul3 liter
x/menit 11. Kolaborasi
Suhu : 36,5 – 37,5 0C per menit.
pemberian obat
sesuai indikasi.
Diagnosa Selasa, 23 Mei 2017 Rabu, 24 Mei 2017
keperawata
n
Pasien
1
No.Dx Jam Implementas Respon pasien Jam Implementas Respon pasien
i i
Dx 2 13.00 Memonito S: Pasien 09.05 Memonito S: Pasien
r status mengatakan r adanya mengatakan
pernafasa sesak nafas. dyspnea nafas terasa
n sedikit lega.

O: Pasien O: Respirasirate :
tampak 28x/menit,
terengah-engah, terpasang O2
pasien nasal kanul 3
terpasang O2 liter per menit.
nasal kanul 3 09.20 Memonito
13.15 Memonito liter per menit. r toleransi S: Pasien
r adanya aktivitas mengatakan
IMPLEMENTASI dyspnea S:Pasien pasien bersedia
mengatakan da
nafas terasa n
sesak. merasa sesak
nafas saat
O: Respirasi rate beraktivitas berat
: 36 x/ menit,
terpasang O2 O: Pasien
13.20 Menjelaskan nasal kanul 3 tampak nafas
pada liter per menit. tersengal-
pasie sengal dan
n S: Pasien 09.30 Memastika terlihat
tujuan mengatak n tingkat kelelahan.
dar an
i pemberian bersedia.
O2 O: Pasien S: -
tampak mengerti
tujua
n
Dx 1 13.25 Memonitor S:Pasien 11.05 Memonitor S:Pasien 11.00 Memantau S:Pasien
aliran mengatakan tanda- mengatakan tanda-tanda mengatakan
oksigen sesak nafas. tanda vital bersedia. vital bersedia.

      O:Pasien     O: Pasien     O:Pasien


    terpasang O2     tampak     tampak
    nasal kanul 3     kooperatif     kooperatif
    liter per menit.     Tekanan Darah:     Tekanan
          120/80 mmHg     Darah: 120/80
S:Pasien
11.00 Memantau     Nadi: 95     mmHg Nadi:
mengatakan
tanda-     x/menit     98
bersedia Suhu: 36,7 0C
tanda vital         x/menit
  Respirasi rate :
        Suhu: 360C
O: Pasien 28 x/menit
11.30 Mempertaha     Respirasi
tampak  
n kan posisi S:Pasien   Mengatur rate: 26
kooperatif
pasien mengatakan 11.30 posisi 450 x/menit
Tekanan
bersedia  
Darah: 140/90
  S:Pasien
mmHg Nadi: 75
O:Pasien mengatakan
x/menit
tampak tenang bersedia.
Suhu: 36 0C
Respirasi rate : dan  
36 x/menit tidurpadaposisi O:Pasien
450,sesak nafas diposisikan450
dan tanda-tanda dan
vital sedikit meringankan
sesak nafasnya.
ada
perubahan.
Evaluasi
Hari Hari 2 Hari 3
1
Pasien 1 S : pasien mengatakan S : pasien mengatakan S: pasien mengatakan
Dx 1 sesak nafas sesak nafas bertambah sesak nafas berkurang
bertambah berat saat berat saat beraktivitas dengan istirahat dan
beraktivitas O: bertambah berat saat
O: Tekanan Darah: 120/80 beraktivitas
Tekanan Darah: mmHg O:
140/90 mmHg Nadi : 95 x/menit, teraba Tekanan Darah:
Nadi : 75 x/menit, kuat 120/80 mmHg
teraba lemah Suhu: 36,70C Nadi : 98 x/menit, teraba
Suhu : 36,50C Respirasi rate : 28 kuat
Respirasi rate: 36 x/menit Suhu: 360C
x/menit Terpasang O2 Terpasang O2 nasal kanul Respirasi rate : 26 x/menit
nasal kanul 3 lpm 3 lpm Terpasang O2 nasal
Menggunakan otot Menggunakan otot bantu kanul 3 lpm
bantu nfas nafas A: masalah teratasi
A: masalah belum A: masalah teratasi 1. Pertahankan
teratasi P: lanjutkan sebagian posisi pasien.
EVALUASI intervensi 1 ) Monitoring aliran 2. Edukasi tentang
KEPERAWATAN 1. Monitoring oksigen. pentingnya tidur
aliran oksigen. 2 ) Pantau tanda – posisi 450
2. Pantau tanda tanda vital. 3. Kolaborasi
– tanda vital. 3 ) Posisikan pasien pemberian O2
3. Posisikan untuk nasal kanul 3 lpm.
pasien untuk memaksimalkan P: pertahankan intervensi
memaksimalka ventilasi. 1 ) Pantau tanda-
n ventilasi. 4 ) Atur posisi 450 P: tanda vital.
4. Atur posisi 450 lanjutkan intervensi 2 ) Pertahankan
5. Pertahank 1. Pertahankan posisi pasien.
an posisi posisi pasien.
pasien.
2. Edukasi tentang
6. Edukasi pentingnya tidur
tentang posisi 450
pentingnya 3. Kolaborasi
tidur posisi 450. pemberian O2
7. Kolaborasi nasal kanul 3 liter
pemberian O2 per menit.
nasal kanul 3
liter per menit.
A: masalah belum aktivitas pasien. aktivitas.
teratasi P: 4. Pastikantingkat 3.Jelaskanpada
lanjutkan aktivitas pasien pasien
intervensi yang tidak tujuan dari
1. Monitor membahayakan pemberian
status curah jantung. O2.
P: lanjutkan intervensi P:hentikan
Dx 2 S: pasien S: pasien mengatakan S: pasien mengatakan pernafasan. 1. Dorong aktivitas intervensi
2. Monitor
mengatakan dada dada terasa sesak dadasedikit terasa sesak adanya lebih ringan
terasa sesak O:Pasien tampak sesak O:Pasien tampak tidak dyspnea. dalam melakukan
O:Pasien tampak sesak nafas berkurang Akral mulai sesaknafas berkurang 3. Monitor aktivitas.
nafas dan kelelahan teraba hangat Akral teraba toleransi 2. Jelaskan pada
Akral teraba A:masalah teratasisebagian hangat A: aktivitas pasien pasien tujuan
dingin Hasil masalah teratasi 4. Pastikan
1. Monitor status tingkat aktivitas
dari pemberian
EKG: pernafasan. 1. Kolaborasi O2.
Sinus rythem 90 bpm pasien
2. Monitor adanya pemberian yang
3. Kolaborasi
LAD LVH Cornell, Q dyspnea. obatsesuai pemberian
tidak
patologis V2-V5, ST 3. Monitor toleransi indikasi. membahayakan
obat sesuai
Elevasi V2-V5 Hasil 2. Dorong aktivitas indikasi.
JVP: 5+2 cmH2O curah jantung.
lebih ringan dalam 5. Dorong
Hasil Ecokardiografi: melakukan
EF 21-26% aktivitas lebih
ringan
dalam
melakukan
aktivitas.
6. Jelaskan pada
pasien tujuan
dari pemberian
O2.
Asuhan Keperawatan pada pasIEN
OSTEOARTRITIS
PENGKAJIAN Penanggung Jawab / Keluarga
Identitas Pasien  Nama : Bp. S
 Nama Pasien : Ny.E  Umur : 52 Tahun
 Tempat/ Tanggal lahir : Magetan, 22 Mei 1966  Pendidikan : SLTA
Jenis Kelamin : Perempuan  Pekerjaan : Buruh Pabrik
 Agama : Islam Alamat : Klitren Lor GK III No.479
 Pendidikan : SLTA Yogyakarta
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga  Hubungan dengan Pasien: Suami
Status Perkawinan : Kawin  Status Perkawinan : Kawin
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Klitren Lor GK III No.479 Yogyakarta
Riwayat Kesehatan
Diagnosa Medis : 0steoartritis Genu Dextra 11.
- Keluhan utama saat pengkajian
No. RM013634
 Pasien mengatakan lutut kanan nyeri, kemeng-kemeng, sakit,kalau
Tanggal masuk RS: 3 Juli 2018
ditekuk tidak bisa, kaku dan terasa sakit sekali.
- Riwayat Kesehatan Sekarang
-Alasan masuk RS :
- Riwayat Kesehatan Dahulu  Pasien mengatakan lutut kanan nyeri, kemeng-kemeng, sakit,kalau
 Pasien mengatakan pernah operasi amandel ditekuk tidak bisa sudah 1 minggunan, pada hari senin, 2 Juli 2018
pasien terpeleset jatuh dan saat itu lutut kanan merasakan sakit
tahun 2004
yang luar biasa.Kemudian pada hari Selasa, 3 Juli 2018 dibawa ke
 Pasien punya riwayat hipertensi, setiap bulan Puskesmas Danurejan diperiksa Dokter dan selanjutnya diberi
konrol di Puskesmas Danurejan , Yogyakarta. rujukan ke RS. Dr. Soetarto ( DKT ) lalu opname.
- Riwayat Kesehatan Pasien ;
 Pasien mengatakan sudah 1 minggunan lutut kanan nyeri, kemeng-
kemeng, sakit untuk berjalan.
ANALISA DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1.   DS. Pasien menyatakan nyeri dilutut kanan sejak 1 minggu Agen injuri biologis Nyeri akut
  sebelum dirawat di RS.    
  DO. KU    
  Cm sedang TD : 130/80    
  Nadi : 88x/menit Suhu : 36,50 C    
  P : jatuh dari motor    
  Q : pegel-pegel,kemeng, nyeri R : lutut kanan    
  S:6    
  T : setiap berjalan sakit Therapi ; inj    
   Satagesic 3x tiap 8 jam    
   Ranitidin 2xtiap 12 jam    
   MTP 62,5 mg 3xtiap 8 jam Per 1.V    
  DS. Pasien mengatakan lutut kanan sakit untuk ditekuk atau    
  digerakkan    
  DO. Pasien dalam berpindah tempat menggunakan kursi roda    
  ADL dibantu keluarga  
DS. Pasien mengtakan tidak mengerti tentang penyakitnya Kelemahan otot
2. DO. Pasien mengatakan belum tahu tentang sakitnya   Hambatan mobilitas Fisik
  DO. Terpasang infus RL 20 tpm, di lengan kanan, sejak hari    
  Selasa, 3 Juli 2018    
   
  Kurang pengetahuan tentang
Kurang informasi tentang kesehatan kesehatan
3.
 
 
4.
A . DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri akut berhubungan dengan

Agen Injuri Biologis ditandai

dengan

Problem : Hambatan mobilitas fisik

Etiologi : Keterbatasan rentang

pergerakan sendi Simtom : Lutut

kanan terasa kaku , nyeri kalau

ditekut terasa sakit sekali.

2) Hambatan phisik berhubungann

dengan kelemahan otot.


Hari/ tgl/jam DIAGNO SA PERENCANAAN
KEPERA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
WATAN

Selasa Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi TTV dan 1. Mengetahui keadaan
3 Juli 2018 Jam 14.00 keperawatan selama tingkat nyeri umum
WIB 3x24jam pasien pasien dan
nyeri pasien 2. Ajarkan pasien tertarik tindakan selanjutnya
berkurang dengan kriteria relaksasi nafas dalam 2. Nafas dalam dapat
hasil 3. Edukasi pasien dan merilekskan pasien dan
1. TTV dalam batas keluarga untuk mengalihka nyeri
normal membatasi pengunjung 3. Mengoptimalkan pasien
2. Nyeri berkurang dari 4. kolaborasi dengan untuk istirahat
skala dokter pemberian 4. obat oral getik dapat
3. wajah rileks analgetik megurangi rasa nyeri

INTERVENSI

Rabu Hambatan Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi kemampuan 1. Mengetahui keadaaan


4 Juli 2018 Jam 10.30 Mobilitas keperawatan selama 3x24 pasien dalam umum
WIB Fisik jam tidak terjadi beraktifitas 2. ROM dapat
hambatan mobilitas fisik 2. Lakukan ROM mengurangi kekakuan
3. Edukasi otot
keluarga untuk 3. mengurangi faktor
mendampingi aktifitas resiko
pasien 4. Fisioterapi mengurangi
4. kolaborasi dengan rasa nyeri
keluarga
IMPELEMENTASI & EVALUASI
HARI/ TGL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI Rabu 4-7-2018 1. Mengukur TTV S.Pasien mengatakn nyeri
Jam 13.40 WIB dan Observasi pada lutut kanan mulai
Selasa 3-7-2018 - Mengukur TTV S.Pasien mengatakan nyeri pada tingkat nyeri berkurang
Jam 11.30 WIB dan Observasi lutut kanan terasa pegel-pegel,   TTV
tingkat nyeri bisa beraktifitas jalan terasa sakit
  O. KU,Cm   TD : 120/80
  TTV   Nadi :
  TD : 130/80   92x/menit
  Nadi :   Suhu : 370 C
  88x/menit   \RR: 24x/menit
  Suhu : 36,50 C   Wajah pasien sudah tidak
  \RR: 22x/menit tampak tegang
 
  Wajah pasien tegang menahan
  nyeri A.Nyeri akut belum teratasi 2. Mengukur TTV A. Nyeri berkurang
  P.lanjutkan intervensi dan observasi P.Lanjutkan
  hambatan intervensi
- Mengukur TTV S. Pasien mengtakan lutut sakit phisik S.Pasien mengatakan lutut
dan observasi kalau ditekut sudah berkurang sakitnya
hambatan fisik O.Pasien dalam berjalan O.Pasien dalam berjalan
menggunakan kursi roda
A.Rasa sakit pada lutut belum masih mengguanakn
teratasi P.Lanjutkan intervensi kursi roda
A. Rasa nyeri pada lutut
sudah berkurang
P.Lanjutkan intervensi
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai