Anda di halaman 1dari 18

Metode Penafsiran

(Interpretasi)
Oleh :
Aurelia Meagan Tan
(205200026)
Bagan Metode Interpretasi
INTERPRETA
SI

3. Sistematis
1. Subsumptif 2. Gramatikal 4. Historis 5. Sosiologis

8. Restriktif

6. Komparatif 7. Futuristik 9. Ekstentif 10. Otentik

11. 12.
13. Perjanjian
Interdisipliner Multidisipliner

2
Metode Interpretasi
Metode Interpretasi adalah
Metode untuk menafsirkan terhadap teks
perundang-undangan yang tidak jelas, agar
perundang-undangan tersebut dapat diterapkan
terhadap peristiwa kongkrit tertentu.

3
1. Interpretasi Subsumptif
⦁ Adalah penerapan suatu teks peundang-undangan terhadap kasus in
concreto dengan belum memasuki taraf penggunaan penalaran dan
penafsiran yang lebih rumit, tetapi sekedar menerapkan silogisme
(bentuk berpikir logis dengan mengambil kesimpulan dari hal-hal
yang bersifat umum).
⦁ Contoh :
Sebagai Premis Mayor (Peraturan Hukumnya) : “Barangsiapa
mencuri dihukum”, Premis Minor (peristiwanya) : “Kuncung mencuri
burung”, Maka kesimpulannya adalah “karena kuncung mencuri burung,
maka ia harus dihukum.”

4
2. Interpretasi Gramatikal
⦁ Adalah penafsiran kata-kata dalam perundang-undangan menurut
bahasa yang berlaku.
⦁ Contoh :
Istilah “menggelapkan barang” (Pasal 141 KUHP) diartikan sebagai
“menghilangkan atau mencuri barang yang dipercayakan kepadanya.”

5
3. Interpretasi Sistematis (Logis)
⦁ Adalah penafsiran yang mengaitkan suatu peraturan dengan
peraturan lainnya.
⦁ Contoh :
Ketentuan tentang pengakuan anak dalam KUHPerdata ditafsirkan
sejalan dengan ketentuan Pasal 278 KUHP, dikarenakan Hakim tidak
cukup hanya mencari ketentuan dalam KUHPerdata saja, tetapi harus
dihubungkan juga dengan Pasal-Pasal dalam KUHPidana.

6
4. Interpretasi Historis
⦁ Adalah penafsiran dengan menyimak latar belakang sejarah hukum
atau sejarah perumusan suatu ketentuan tertentu (sejarah Undang-
Undang).
⦁ Contoh :
Kata “Indonesia asli” dalam Pasal 6 UUD 1945 (sebelum perubahan
amandemen III) ditafsirkan menurut pemikiran yang muncul dalam
sidang-sidang BPUPKI dan PPKI tahun 1965.

7
5. Interpretasi Sosiologis
⦁ Adalah penafsiran dengan berdasarkan tujuan kemasyarakatan, yaitu
Hakim menafsirkan UU sesuai dengan tujuan pembentuk UU,
sehingga tujuan lebih diperhatikan dari bunyi kata-katanya.
⦁ Contoh :
Pada Pasal 362 KUHPidana : “Barang siapa mengambil barang
sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan
maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian,…..” pada saat Pasal ini dibuat para pembuat UU belum
berpikir akan munculnya penggunaan listrik dalam kehidupan manusia
modern.

8
Ketika dalam praktik terjadi penyadapan dan
penggunaan tenaga listrik, maka Hakim
sudah semestinya menafsirkan kata “Barang”
dalam Pasal tersebut termasuk jaringan dan
aliran listrik, sehingga penyadap listrik dapat
dikualifikasi melakukan kejahatan pencurian
listrik.

9
6. Interpretasi Komparatif
⦁ Adalah penafsiran dengan cara membandingkan peraturan pada suatu
sistem hukum dengan peraturan yang ada pada sistem hukum
lainnya.
⦁ Contoh :
Dalam masalah warisan dapat diperbandingkan menurut sistem
hukum adat, hukum Islam mauoun hukum perdata barat. Masing-masing
dari sistem hukum tersebut memberikan pengaturan yang berbeda dengan
dasar yang berbeda pula.

10
7. Interpretasi Futuristik
⦁ Adalah penafsiran yang mengacu pada rumusan dalam rancangan
Undang-Undang atau rumusan yang dicita-citakan (Ius
Constituendum). Atau juga dapat diartikan sebagai penafsiran dengan
menggunakan sumber hukum (peraturan perundang-undangan) yang
belum resmi berlaku, yaitu RUU.
⦁ Contoh :
Mengenai perbuatan santet yang tidak diatur dalam KUHP, tetapi
sekarang ini sudah dicantumkan didalam RUU KUHP yang baru. Dan
maka dari itu, Hakim memutuskan bahwa “santet” sebagai bentuk
kejahatan (delik) yang mana pelakunya dapat dipidana.

11
8. Interpretasi Restriktif
⦁ Adalah penafsiran dengan membatasi cakupan suatu ketentuan
(sifatnya membatasi).
⦁ Contoh :
Istilah “tetangga” dalam Pasal 666 KUHPerdata diartikan sebagai
seorang penyewa dari pekarangan di sebelahnya, tetapi kalau dibatasi
menjadi tidak termasuk tetangga penyewa, berarti Hakim telah
melakukan interpretasi Restriktif.

12
9. Interpretasi Ekstensif
⦁ Adalah penafsiran dengan memperluas cakupan suatu ketentuan.
Digunakan untuk menjelaskan suatu ketentuan UU dengan
melampaui batas yang diberikan oleh Interpretasi Gramatikal.
⦁ Contoh :
Perkataan “Menjual” dalam Pasal 1576 KUHPerdata oleh Hakim
ditafsirkan secara luas, yaitu bukan semata-mata hanya berarti jual-beli,
tetapi juga menyangkut peralihan hak (tukar menukar, hibah dan
pewarisan).

13
10. Interpretasi Otentik (Resmi)
⦁ Adalah penafsiran menurut batasan yang dicantumkan dalam
peraturan itu sendiri, yang biasanya diletakkan dalam bagian
penjelasan, rumusan ketentuan umumnya maupun dalam salah satu
rumusan Pasal lainnya.
⦁ Contoh :
Semua kata “Penyidik” yang adala dalam KUHAP harus ditafsirkan
sesuai dengan bunyi Pasal 1 KUHAP, yaitu pejabat polisi negara
Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil yang diberi
wewenang khsus oleh UU untuk melakukan penyidikan.

14
11. Interpretasi Interdisipliner
⦁ Adalah suatu Interpretasi yang dilakukanbiasanya dalam suatu
analisis masalah yang menyangkut berbagai disiplin ilmu hukum.
⦁ Contoh :
Interpretasi atas Pasal yang menyangkut kejahatan “korupsi” maka
Hakim dapat menafsirkan ketentuan Pasal ini dalam berbagai sudut
pandang, yaitu hukum pidana, hukum administrasi negara, dan hukum
perdata.

15
12. Interpretasi Multidisipliner
⦁ Adalah Interpretasi dimana seorang Hakim juga harus mempelajari
sesuatu atau beberapa displin ilmu lain diluar ilmu hukum.
⦁ Contoh :
dikarenakan saat ini banyak sekali kasus-kasus kejahatan di era
digital ini maka muncullah kejatan seperti cyber crime, dan juga
terrorism. Maka dari itu Hakim perlu mempelajari berbagai disiplin ilmu.

16
13. Interpretasi Dalam Kontrak (Perjanjian)
⦁ Adalah penentuan makna yang harus ditetapkan dari pernyataan-
pernyataan yang dibuat oleh para pihak dalam kontrak dan akibat
hukum yang timbul karenanya. Jika kontrak harus ditafsirkan sesuai
dengan itikad baik, maka setiap isi kontrak harus ditafsirkan secara
adil atau patut.

17
Terimakasih!

18

Anda mungkin juga menyukai