Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS FUNDAMENTAL

 Investasi pada saham mengharapkan hasil berupa


dividen dan capital gains
 Dalam berinvestasi, Investor berharap menjadi lebih
makmur atau kekayaannya bertambah
 Dari kedua pendapatan tersbut yang paling mungkin
mengakibatkan kemakmuran meningkat atau bahkan
menurun adalah capital gains/capital loss
 Diperlukan analisis dan pemilihan saham yang akan
dimasukkan dalam portofolio investasi
 Terdapat dua pendeketan dasar yaitu:
 Analisis Fundamental
 Analisis Teknikal
Analisis fundamental dalam mengestimasi harga saham
dimasa yang akan datang dengan:
 Mengestimasi faktor-faktor fundamental yg
mempengaruhi harga saham dimasa mendatang;
 Menerapakan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham
Analisis ini disebut dengan share price forecasting model,
dengan menggunakan faktor-faktor fundamental seperti:
 Penjualan
 Pertumbuhan Penjualan
 Biaya
 Struktur modal
 Kebijakan dividen
 Dlsb.
KERANGKA ANALISIS FUNDAMENTAL

Nilai Intrinsik suatu saham adalah nilai sekarang dari


dividen-dividen yang akan diterima dimasa yang akan
datang

0 1 2 3 4 5

P.V. Div1
P.V. Div2
P.V. Div3
P.V. Div4
P.V. Div5

∑ P.V. Div1-5
Komponen Penaksiran Nilai saham Berdasarkan
Present Value Dividend

Aturannya risiko Dividen


tidak kreditor P.V.Divide n 
boleh meningkat (1 r)t

Ekuitas
dibagikan
dividen Tingkat hasil yang diharapkan
Kebijakannya tetap
Dividen tinggi Laba ditahan

Laba/EPS Pertumbuhan
Laba rendah
Kebijakan dividen
Dividen masa datang
LABA = PENJUALAN - BIAYA
Besar Kecilnya Laba Dipengaruhi Oleh:
 Besar Kecilnya penjualan yang dihasilkan
 Besar Kecilnya Biaya
FAKTOR-FAKTO YANG MEMPENGARUHI PENJUALAN DAN BIAYA

Dapat dikendalikan Tidak Dapat dikendalikan


(Controlable): (Uncontrolable):

 Pemilihan teknologi  Suku Bunga


 Pemilihan karyawan  Inflasi
 Penerapan Sistem Operasi  Nilai Tukar (Kurs)
 Dlsb.  Pertumbuhan Ekonomi
 Harga BBM
 Dlsb
Kesimpulannya adalah terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi besarnya laba sekaligus dividen
ANALISIS
FUNDAMENTAL

PENILAIN

1. Manfaat yang diharapkan , baik dl bentuk dividen maupun capital gains


2. Risiko investasi yang akan mempengaruhi tingkat hasil yang layak , atau
PER

Lakukan Analisis :
1. Ekonomi/Pasar
2. Industri
3. Perusahaan

Gunakan Analisis Model Valuasi Dividen


atau
Gunakan Model PER
ANAISIS EKONOMI
 Kondisi prekonomian, menuju pada resesi atau
bertumbuh;
 Gejolak moneter (contoh pertengahan 1997)
 Suku bunga (suku bunga deposito dari 15% naik
menjadi 30%)
 Indeks Harga saham misalnya IHSG, LQ45
Idealnya indeks pasar itu mencerminkan kondisi
pereknomian
Akan tetapi Di Indonesia tidak demikian karena:
 Komposisi perusahaan Go Public dengan yang tidak
masih rendah
 Komposisi GDP
Kondisi Ekonomi Kondisi pasar Para Pemodal
JASICA (Jakarta Industrial Classification) mengklasifikasikan
perusahaan yang terdaftar di BEI kedalam 9 sektor

1. Pertanian
1.1. Tanaman Pangan
1.2. Perkebunan
1.3. Peternakan
1.4. Perikanan
1.5. Kehutanan
1.6. Lainnya
2. Pertambangan
2.1. Batu Bara
2.2. Minyak & Gas Bumi
2.3. Logam & Mineral Lainnya
2.4. Batu-batuan
2.5. Lainnya
3. Industri Dasar & Kimia
3.1. Semen
3.2. Keramik, Porselen & Kaca
3.3. Logam & Sejenisnya
3.4. Kimia
3.5. Plastik & Kemasan
3.6. Pakan Ternak
3.7. Kayu & Pengolahannya
3.8. Pulp & Kertas
3.9. Lainnya
4. Aneka Industri
4.1. Mesin dan Alat Berat
4.2. Otomotif & Komponennya
4.3. Tekstil & Garmen
4.4. Alas Kaki
4.5. Kabel
4.6. Elektronika
4.7. Lainnya
5. Industri Barang Konsumsi
5.1. Makanan & Minuman
5.2. Rokok
5.3. Farmasi
5.4. Kosmetik & Keperluan Rumah Tangga
5.5. Peralatan Rumah Tangga
5.6. Lainnya
6. Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan
6.1. Properti & Real Estate
6.2. Konstruksi Bangunan
6.3. Lainnya
7. Infrastruktur, Utilitas & Transportasi
7.1. Energi
7.2. Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara & Sejenisnya
7.3. Telekomunikasi
7.4. Transportasi
7.5. Konstruksi Non Bangunan
7.6. Lainnya
8. Keuangan
8.1. Bank
8.2. Lembaga Pembiayaan
8.3. Perusahaan Efek
8.4. Asuransi
8.5. Lainnya
9. Perdagangan, Jasa & Investasi
9.1. Perdagangan Besar Barang Produksi
9.2. Perdagangan Eceran
9.3. Restoran, Hotel & Pariwisata
9.4. Advertising, Printing & Perangkatnya
9.5. Kesehatan
9.6. Jasa Komputer & Perangkatnya
9.7. Perusahaan Investasi
9.8. Lainnya
INDIKATOR MONETER UNTUK MEMPREDIKSI PASAR

Perubahan Jumlah Uang Yang Beredar Mempengeruhi


Kegiatan Ekonomi

Penawaran Uang Permintaan Uang


(Money Supplay) (Money Demand)

Meningkatnya Kegiatan Mengurangi Kegiatan


Ekonomi Ekonomi
PERUBAHAN TINGKAT BUNGA

Secara teori kenaikan suku bunga berdampak negatif


terhadap harga saham Dapat dilihat dari model harga
saham dengan dividen pertembuhan konstan berikut:

D1
P0 
(r  g)

P0 = Harga Saham

D1 = Dividen yang diharapkan


r = Tingkat hasil yang diharapkan oleh investor /pemodal
g = pertumbuhan (growth) laba dan dividen
Secara teori semakin tinggi r, sementara variabel
lainnya tetap, maka semakin rendah harga saham.

P0 = ?
D1 = Rp 2.000
r = 10%, 12%, 14%
g = 2%
2.000
P0   25.000
(10%  2%)
2.000
P0   20.000
(12%  2%)
2.000
P0   16.666,67
(14%  2%)
Harga saham

10% 12% 14%


Tingkat Hasil yang diharapkan investor

Bukti Empiris menunjukkan hasil yang tidak konsisten:


 Beberapa penelitian tahun 1993-1994 terdapat pengaruh negatif
 Beberapa penelitian tahun 1995 1996 terdapat pengaruh positif
 Pola siklius perekonomian (cyclical) dan pasar modal
yang bersifat antisipatif, akan membantu dalam
melakukan peramalan akan kondisi pasar.
 Yang perlu diperhatikan adalah harga saham
merupakan cerminan harapan pemodal akan kondisi
perekonimian dan kapan terjadinya kondisi tersebut.
 Menjelang terjadinya resesi pergerakan harga akan
turun;
 Ketika resesi harga mungkin stabil tetapi rendah
 Menjelang kondisi perokonomian membaik
(recover) harga mestinya meningkat
 Setelah recover harga akan stabil
Kondisi Ekonomi

waktu
Menggunakan model Valuasi untuk memprediksi kondisi pasar:

Model DDM
P0 =Harga saham saat ini
D1
P0  D1 = Dividen saat ini
(r  g) r = tingkat hasil yang diharapkan investor
g = pertumbuhan EPS dan dividen
Model PER (price earnings ratio)
1- b b = Laba ditahan
PER 
(r  g) r = tingkat hasil yang diharapkan investor
g = pertumbuhan EPS dan dividen

Misalkan data perusahaan dalam sektor maknufaktur tahun 2017 sbb:


 Rerata PER = 7,1 x
 Rerata DPR = 40%
 Rerata Pertumbuhan laba = 15%
Misalkan data perusahaan dalam sektor maknufaktur
tahun 2018 sbb:
 Rerata PER = 7,1 x
 Rerata DPR = 40%
 Rerata Pertumbuhan laba = 15%
1- b 1 - 0,60
PER  7,1 
(r  g) (r  0,15)
7,1(r-0,15) = 0,40
7,1r- 1,065 = 0,40
7,1r = 0,40 + 1,065
r =1,465/7,1
r = 0,206 atau 20,6%
Misalkan perkiraan rerata pembayaran dividen,
pertumbuhan laba perusahaan sektor maknufaktur
tahun 2019 sbb:
 Rerata PER 2019 =?
 Rerata DPR = 50%
 r (tingkat hasil yang diharapkan investor)=20,60%
 Rerata Pertumbuhan laba = 15,5%

1 - 0,50 0,50
PER 2009    9,80 X
(0,206  0,155) 0,051
ANALISIS INDUSTRI
 Menganalisis industri-industri untuk menemukan industri
yang dapat diharapkan memberikan hasil yang paling
baik.
 Klasifikasi Industri menurut International Standard
Industrial Classification (ISIC) System. Menggunakan kode
sejumlah digit tertentu:
• Semakin sedikit digitnya semakin luas klasifikasinya;
• Semakin banyak digitnya semakin rinci
 BEI Menggunakan 9 Sektor yang dirinci menjadi : 54 sub
sektor
 Value line investmen survey mecakup 1.700 perusahaan,
m=dibagi ke dalam 90 industri
Analisis Industri dapat menggunakan data tentang:
Penjualan, laba, dividen, Struktur modal, jenis produk
yang dihasilkan, regulasi, inovasi ,dlsb.
Tahapannya dapat meliputi:
 Tahap-tahap kehidupan produknya
• Berkembang cepat;
• Pertumbuhan stabil;
• Jenuh
• Sudah menurun
 Menghubungkan Industri dengan kondisi
perekonomian
 Analisis kualitatif , untuk menjelaskan tentang prospek
industri yang dipilih dimasa mendatang
Penjualan

Ke Pe
de n Waktu
pe

ur
pe

wa u
r

na
ke

r
tu

sa
na

n
m

an
l

bu
an

ha
n
Tahap Pertumbuhan:
 Produk yg ditawarkan diterima pasar
 Penjualan Mengalami pertumbuhan tinggi
 Laba tidak mampu mendanai pertumbuhan penjualan yang
tinggi;
 Memerlukan pendanaan eksternal
 DPR rendah
Tahap Kedewasaan:
 Pertumbuhan penjualan masih berlangsung tapi lebih rendah dari
tahap sebelumnya;
 Laba sudah cukup untuk mendanai pertumbuhan;
 Tidak memerlukan pendaan eksternal;
 DPR lebih tinggi daripada tahap sebelumnya.
Tahap Penurunan:
 Pertumbuhan penjualan negatif;
 Jika tidak ada inovasi dan diversifikasi penjualan akan terus
menurun;
 DPR rendah bahakan tidak mampu membagikan dividen
IMPLEMENTASI SIKLUS HIDUP INDUSTRI PADA PENILAIAN

D1 1- b
P0  PER 
(r  g) (r  g)

 Masa Pertumbuhan tinggi akan berpengaruh pada growth penjualan


dan laba dan juga dividen Harga saham tinggi
 Masa maturitas, pertumbuhan stabil pada tingkat tertentu baik
untuk penjualan, laba maupun dividen Harga saham naik
cenderung normal
 Masa penurunan,pertumbuhannya akan sangat rendah atau bakan
negatif Harga saham cenderung rendah.
Analisis Sklus Bisnis (Business Cycle)

Kemampuan operasi Kondisi Makro Ekonomi

 Terdapat industri yang mampu beroperasi dengan


baik, sekalipun dalam kondisi ekonomi resesi;
 Beberapa Industri sangat terpengaruh oleh
keadaan ekonomi resesi
Sehingga Industri dikelompokkan ke dalam:
 Growth Industry;
 Defensive Industry; dan
 Cyclical Industry
 Growth Industry, adalah industri yang mempeunyai
pertumbuhan laba jauh lebih tinggi daripada industri-
industri lainnya;
 Defensive Industry, menunjukkan industri yang tidak
banyak dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi
 Cyclical Industry, adalah industri-industri yang sangat
peka terhadap perubahan kondisi ekonomi

Anda mungkin juga menyukai