Anda di halaman 1dari 26

FAKTOR-2 YG MEMPENGARUHI

PEMBENTUKAN TANAH
• Menurut JENNY (1941) ada 5 faktor
pembentuk tanah:
1. Iklim (i)  yang penting curah hujan & suhu
2. Organisme (o)  vegetasi & hewan
3. Relief (r) atau topografi  yang penting lereng & air
tanah
4. Bahan induk (b)  sifat fisik & sifat kimia
5. Waktu (w)  tingkat perkembangan: muda,
dewasa, tua.
• T (tanah) = f (i, o, r, b, w, ................);
faktor lain mis: longsor, gravitasi, gempa bumi dll.
LONGSOR-SOLOK
Longsor di Tawangmangu Karanganyar
•Faktor mana yang paling berpengaruh,
tergantung tempatnya.
•Di Rusia yang dominan adalah faktor iklim,
sehingga tanah dibedakan menjadi:
a. Tanah Zonal: penyebaran tanah sesuai dg
penyebaran iklim
b. Azonal/semi zonal: tanah yang tidak
dipengaruhi oleh iklim.
c. Intrazonal: tanah dipengaruhi oleh faktor
setempat mis: genangan air, kadar
garam tinggi, kadar karbonat tinggi.
• Di beberapa tempat sering ditemukan
hanya satu faktor pembentuk tanah yang
berpengaruh:

1.Klimosekuen: perubahan sifat-2 tanah


karena pengaruh iklim.
2.Biosekuen: karena pengaruh organisme.
3.Toposekuen: karena perbedaan topografi.
4.Litosekuen: karena perbedaan bahan induk.
5.Kronosekuen: karena perbedaan
umur/waktu.
BAHAN INDUK (BI)
• BI dianggap sebagai faktor pembentuk tanah yang amat penting,
sehingga perintis pedologi (1883) memberi nama tanah mirip dg
bahan induknya ms: tanah granit, tanah andesit, tanah liparit,
tanah abu volkan dll.
• Pengaruh BI lebih jelas pada tanah-tanah kering/muda. Kadang-2
tanah tua masih mengandung kuarsa <0,002 mm yang sukar
lapuk.
Di dataran tinggi, kadang-2 tanah didominasi
oleh mineral Alovan (amorf, tidak berkristal).
Daerah ini cocok ditanami teh mis: di Puncak
antara Bdg-Bgr (G. Emas), Tambi
Wonosobo.

Tanah ini mempunyai sifat:


-Profil dalam,
-Lapisan atas gembur
-Subsoil (lapisan bawah) licin (smeary).
-Tanahnya ringan, BV ≤ 0,90 g/cm3
-Kapasitas pertukaran kation (KPK) tinggi
-Retensi terhadap P tinggi dll.
RELIEF (TOPOGRAFI)
Relief: Perbedaan tinggi atau bentuk wilayah dari
suatu daerah, termasuk kemiringan dan bentuk
lereng.

Topografi berpengaruh terhadap pembentukan


tanah dalam hal:
- Jumlah air hujan yang meresap/ditahan
oleh masa tanah.
- Kedalaman air tanah
- Besarnya erosi
- Mengarahkan gerakan air & bahan-bahan
yang terlarut dari satu tempat ke tempat
lain.
Pengaruh topografi terhadap proses pembentukan
tanah; kita harus ingat pernyataan:
“Water runs downhill” (air selalu mengalir ke
lereng bagian bawah), sehingga mengakibatkan
hal-hal sbb:

1. Menyebabkan erosi
2. Menyebabkan perubahan relief
3. Menyebabkan drh lereng kering, infiltrasi rendah,
run-off tinggi
4. Menyebabkan drh kaki lereng lembab, infiltrasi
tinggi, run-off rendah, pencucian tinggi.
IKLIM
Pengaruh langsung iklim adalah dalam proses pelapukan,
pencucian dan translokasi bahan-bahan terlarut. Sedangkan
pengaruh tidak langsung adalah membantu pertumbuhan
vegetasi  menghasilkan BO  akan menyuburkan tanah
kembali.
Curah Hujan
Distribusi CH di dunia ini sangat bervariasi, di Chili rata-rata
1,27 mm/th, sedangkan di Hawai rata-rata 11.505 mm/th.
Di Indonesia CH rata-rata 1.000 mm/th.
- Di luar profil CH mempengaruhi: Erosi dan Pengendapan
- Di dalm profil CH mempengaruhi:
1. Proses pelapukan
2. Reaksi-reaksi kimia
3. Translokasi bahan kimia dan bahan lain
4. Pertumbuhan akar tanaman
- Di beberapa tempat (daerah industri) air hujan membawa:
Ion SO4= dan Ion NO3-
Suhu
Suhu mempengaruhi:
- Kecepatan reaksi kimia di dalam pembentukan tanah.
Temperatur naik 10°C  reaksi kimia naik 2-3 x
- Jenis dan jumlah vegetasi  sehingga mempengaruhi
jenis dan jumlah BO
Suhu permukaan tanah berubah setiap saat. Makin
kebawah (-50 cm) temperatur semakin rendah kecuali
pagi hari jam 06.00.
• Kesimpulan Curah Hujan dan Suhu
Jika CH meningkat dan Suhu meningkat maka akan terjadi
peristiwa dengan urutan sbb:
1. Reaksi kimia cepat
2. Pelapukan dan pencucian meningkat
3. Tanah-tanah mengalami pelapukan lanjut
4. Unsur hara rendah
5. Tanah masam
SUHU TANAH, PD WAKTU YG BERBEDA
ORGANISME TANAH
A. BIOTA TANAH
1. Biota makro; ct: cacing, kepiting tanah,
lobster, jangkrik dll
2. Biota meso; ct: rayap, semut
3. Biota mikro; ct: bakteri, fungi
Biota makro dan meso sering membuat rumah2
dr tanah s/d 1-2 m (di Afrika), shg dlm
pembentukan tnh berpengaruh sekali.

Biota mikro berpengaruh terhadap:


Akumulasi BO
Siklus unsur hara
Pembentukan struktur (Slide 16)
Tanah Basah

Biota mikro merombak (mendekomposisi) BO menjadi Humus


Agregat tanah kering di foto dg SEM (Scanning Electron Microscoope)
B. VEGETASI
•Vegetasi dapat mengurangi pukulan air hujan, sehingga
tanah yang hilang sedikit.

• Vegetasi melalui kerjasama (simbiose) dengan mikro


organisme pada bagian akar dapat memfiksasi N2 dari
udara, sehingga produksi BO yang dikembalikan ke tanah
meningkat.

• Kalau di daerah beriklim sedang (AS dan Eropa), vegetasi


mempunyai hubungan yang erat dengan jenis tanah (Slide 18).

•Untuk di Indonesia hubungan tsb tidak jelas, karena semua


permukaan tertutup vegetasi (hutan belukar, alang-alang,
rumput dll). Khusus jenis Cemara  menghasilkan kation-2
(Ca, Mg, K) yang rendah, sehingga unsur hara di bawah pinus
rendah  pH masam dan pencucian basa-2 intensif.
- Epipedon
molik - Horison
- Warna hitam Argilik
- Jenis tanah - Warna merah
Molisol - Jenis tanah
Alfisol

Kalau di daerah beriklim sedang (AS dan Eropa), vegetasi


mempunyai hubungan yang erat dengan jenis tanah.
Semakin tua, semakin berbeda dengan bahan induknya.
Tanah selalu berubah – mineral, air, udara, bahan organik
dan 04/04/2014
organismse – selalu Agribisnis
berubah. - UPN Jogja 20
-Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah sampai
pelapukan lanjut tinggal kuarsa, zirkon, oksida Al + Fe.
-Jika BI nya keras, maka perkembangan waktunya lama mis: tanah
Spodosol di AS terbentuk memerlukan waktu 1.000–10.000 th.
-Jika BI nya lunak/lepas-lepas, maka waktu perkembangan cepat mis:
Tanah di G. Anakan Rakatau, selama 100 th terbentuk tanah 25 cm
(Horison A) atau 2,5 mm/th.

• Menurut Mohr dan Van Baren (1954), ada 5 tingkat


perkembangan tanah di Indonesia:
1. Tingkat permulaan (initial stage), masih berupa BI
2. Tingkat Juvenil, pelapukan sudah mulai tetapi BI masih
banyak.
3. Tingkat Viril, mineral mudah lapuk mengalami dekomposisi,
kandungan lempung tinggi.
4. Tingkat Senil, dekomposisi mencapai tingkat akhir, tinggal
mineral-mineral resisten.
5. Tingkat Akhir (final stage), perkembangan sudah selesai &
tanah berada dalam keseimbangan dengan lingkungan.
WAKTU

MUDA DEWASA TANAH SDH TUA


BI
Andisol Ultisol

Spodosol
Berbagai contoh
profil tanah
04/04/2014 Agribisnis - UPN Jogja
Vertisol23
INCEPTISOL MAGELANG
PROFIL
TANAH

Anda mungkin juga menyukai