Anda di halaman 1dari 48

Perkembangan Psikososial

Selama 3 Tahun Pertama


(Bayi-Toddler)

Ns. Mariyati, M.Kep.,Sp.Kep.J


FONDASI DARI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

 Kapan dan bagaimana perkembangan emosi pada


bayi?
 Bagaimana bayi menunjukkannya?
 walaupun bayi berbagi pola-pola perkembangan,
sejak awal, menunjukkan kepribadian yang
berbeda.
 Kepribadian  perpaduan yang relatif konsisten
antara emosi, temperamen, pikiran, dan
perilaku yang membuat setiap orang unik.
Emosi
 Emosi  reaksi subjektif terhadap pengalaman
berasosiasi denga perubahan fisiologis dan perilaku.
 Contoh emosi: kesedihan, kesenangan, rasa takut,
dsb.
 Perkembangan emosi itu berurutan: emosi yang
kompleks tampaknya berkembang dari awal, yang
paling sederhana.
 Pola karakteristik seseorang terhadap reaksi emosi
mulai berkembang selama infancy.
 Ini adalah elemen dasar dari kepribadian.
 Budaya juga memberikan pengaruh pada bagaimana
individu merasakan suatu siuasi dan bagaimana
mereka menunjukkannya.
 Menangis, tersenyum, dan tertawa merupakan
tanda awal dari emosi bayi.
 Indikasi lainnya adalah ekspresi wajah, aktivitas
motorik, bahasa tubuh, dan perubahan psikologis.
 Menangis adalah cara paling kuat untuk
mengkomunikasikan kebutuhan bayi.
 Beberapa orang tua khawatir secara konstan
mengangkat bayi yang sedang menangis. Hal
semacam ini membuat bayi menjadi manja.
 Senyum sosial ketika bayi baru lahir menatap
kedua orang tuanya dan tersenyum pada mereka,
tidak terbentuk hingga bulan kedua kehidupan.
 Melewati usia 6 bulan, infant merefleksikan
pertukaran emosi dengan orang lain.
 Usia 6 bulan bayi mungkin terkikik dalam
merespon ibu yang membuat suara yang tidak
biasa atau muncul dengan handuk yang menutupi
wajahnya.
 Bayi 10 bulan mungkin tertawa keras saat
mencoba mengambil handuk kembali dari wajah
ibunya.
 Usia 12-15 minggu infant degan sengaja
berkomunikasi dengan orang lain mengenai
objek. infant tersenyum pada objek dan
kemudian menatap individu sambil tetap
tersenyum.
Kapan Emosi Muncul?
 Perkembangan emosi adalah proses yang berurutan;
emosi yang kompleks berkembang dari yang paling
sederhana.
 Emosi kesadaran diri: ekspresi, emosi, seperti malu,
empati, dan iri yang tergantung pada kesadaran diri.
 Kesadaran diri: realisasi bahwa seseorang eksis dan
berfungsi, terpisah dari orang dan yang lainnya.
 Kesadaran akan diri muncul pada umur 15-24 bulan.
 Kesadaran diri diperlukan sebelum anak menjadi
waspada dan fokus.
 Menjelang usia 3 tahun, anak memeroleh kesadaran
diri ditambah dengan pengetahuan yang bagus
mengenai standar peerimaan sosial, aturan, dan
tujuan.
Pertumbuhan Otak dan Perkembangan Emosi
 Perkembangan otak setelah kelahiran terhubung secara
dekat dengan perubahan dalam kehidupan emosi.
 Pengalaman emosi dipengaruhi oleh perkembangan
otak dan dapat memiliki pengaruh jangka panjang pada
struktur otak (Mlot, 1998, Sroufe, 1997).
 Empat fase utama dalam pengorganisasian otak antara
lain:
1) Fase tiga bulan pertama kehidupan, perbedaan emosi
dasar di saat korteks selebral berfungsi, membawa
persepsi kognitif dalam permainan.
2) Fase 2 antara 9-10 bulan ketika lobus frontal mulai
berinteraksi dengan sistem limbik, membentuk reaksi
emosional.
3. Fase ketiga terjadi pada tahun ke 2,
ketika infant mengembangkan
kesadaran diri, kesadaran emosi dalam
diri, dan kapasitas yang besar untuk
meregulasikan emosi mereka dan
aktivitasnya.
4. Fase empat terjadi sekitar usia 3
tahun, ketika perubahan hormonal
dalam sistem jaringan saraf otonomi
bertepatan dengan munculnya evaluasi
emosi.
Alturisme, membantu, empati, dan kognisi sosial

 Bayi berusia 18 bulan bertindak memberikan


perhatian pada orang asing tanpa mengharapkan
hadiah apapun. Perilaku ini disebut perilaku
alturistik (Warneken & Tomasello, 2006).
 Empati  kemampuan untuk menempatkan diri
pada tempat orang lain dan merasakan apa yang
dirasakan orang lain.
 Cermin neuron  neuron yang bekerja ketika
seseorang melakukan sesuatu atau mengamati
orang lain melakukan sesuatu.
 Kognisi sosial  kemampuan untuk memahami
bahwa orang lain memiliki kondisi mental dan
mengukur perasaan dan tindakan mereka.
Bagaimana infant menunjukkan perbedaan temeparamen,
dan bagaimana menahan semua perbedaan tersebut?

 Temperamen: sesuatu yang menentukan seseorang,


secara biologis dasar untuk mendekati atau bereaksi
terhadap individu atau situasi.
 Banyak anak akan jatuh pada 1dari 3 kategori
temperamen, “mudah”, “sulit” dan “lamban”.
1. Anak yang “mudah” anak yang secara umum
bertemperamen bahagia, irama biologis yang
reguler, dan kesiapan untuk menerima pengalaman
baru.
2. Anak yang “sulit”  anak dengan temperamen
pemarah, irama biologis, yang tidak biasa, dan
respons emosional yang intens.
3. Anak yang “lambat untuk pemanasan”  anak
yang umumnya bertemperamen ringa, tapi
ragu-ragu menerima pengalaman baru.
 Pola temperamen muncul sebagian besar
bawaan dan memiliki basis biologis.
 Mereka sebenarnya stabil, tapi bisa dimodifikasi
melalui pengalaman.
 Kebaikan yang sesuai antara temperamen anak
dan tuntutan lingkungan membutuhkan
penyesuaian.
 Perbedaan lintas budaya pada temperamen
mungkin merefleksikan praktek perawatan pada
anak.
Pengalaman Sosial di Awal Infant di Dalam Keluarga

 Praktik merawat anak dan peran pengasuh


beragam di seluruh dunia.
 Hal ini tergantung pandangan budaya terhadap
sifat alamiah infant dan kebutuhannya.
 Peran keluarga yang paling penting dalam
perkembangan awal kepribadian adalah dari
peran ayah dan ibu.
Apa peran yang dimainkan ibu dan ayah dalam perkembangan
awal kepribadian?
 Infant memiliki kebutuhan yang kuat untuk kedekatan
dengan ibu, kehangantan, responsif, begitu juga
perawatan fisik.
 Peran ibu tidak hanya memberi makan kepada anak,
tetapi termasuk memberikan kenyamanan kontak
tubuh secara dekat
 Masa menjadi ayah adalah konstruksi sosial. Peran
sebagai ayah berbeda di berbagai budaya.
 Contoh: suku Huhot, Mongolia, laki-laki hampir tidak
pernah memegang infant dan akan melakukannya jika
ibu tidak ada. Ayah lebih berinteraksi dengan toddler.

 Di US, keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak


meningkat karena ibu bekerja di luar rumah.
Gender: Bagaimana Perbedaan Bayi laki-Laki dan Perempuan

 Gender: signifikansi untuk menjadi laki-laki atau


perempuan.
 Gender berdampak pada bagaimana individu
terlihat, menggerakkan badan, bekerja,
berpakaian, dan bermain.
 Gender memengaruhi apa yang mereka pikir
tentang diri mereka sendiri dan apa yang
dipikirkan orang lain tentang mereka.
PERBEDAAN
Laki-laki VS Perempuan
1. Sedikit lebih panjang, 1. Kurang reaktif
berat, dan kuat terhadap stres
2. Lebih rentan mulai dari 2. Lebih mungkin untuk
pembuahan hidup di periode
3. Lebih aktif di awal infancy
pranatal
4. Memiliki otak 10% lebih
besar saat lahir. PERSAMAAN
5. Pada usia 17 bulan
cenderung bermain lebih
agresif
 Infant mulai menerima perbedaan antara laki-laki dan
perempuan jauh sebelum perilaku mereka dibedakan oleh
gender, dan bahkan sebelum mereka bisa bicara.
 Studi habituasi menyatakan: bayi berusia 6 bulan merespons
berbeda pada suara laki-laki dan perempuan.
 Bayi usia 6-12 bulan dapat membedakan perbedaan wajah
laki-laki dan perempuan, berdasar pada rambut dan pakaian.
 Bayi usia 19 bulan mulai menggunakab label gender seperti
“mommy” dan “daddy”.
 Bayi usia 2 tahun mulai mengasosiasikan tipe gender pada
mainan, boneka dengan wajah gender yang sesuai.
 Anak usia 25 bulan laki-laki mengimitasi tugas laki-laki
(mencukur teddy bear); perempuan mengimitasi tugas
perempuan (memasak)
Bagaimana Orang Tua Membentuk Perbedaan Gender?

 Orang tua di AS mulai memengaruhi kepribadian


anak laki-laki dan perempuan sangat dini.
 Ayah mempromosikan gender typingproses
sosialisasis ketika anak di usia dini mempelajari
peran gender yang sesuai (Bronstein, 1998).
 Ayah memperlakukan anak laki-laki dan
perempuan lebih berbeda dari pada ibu
Ayah VS Ibu

1. Lebih banyak bicara dan 1. Lebih banyak bicara,


menghabiskan banyak suportif ke anak
waktu dengan anak laki- perempuan
laki pada usia 2 tahun
2. Bermain lebih kasar
dengan anak laki-laki
dan menunjukkan
sensitivitas pada anak
perempuan
Isu-Isu Perkembangan di Masa Infancy

 Bagaimana infant mendapatkan kepercayaan di dunia mereka dan


membentuk kelekatan, dan bagaimana infant dan pemberi
pengasuhan membaca sinyal non verbal dari masing-masing?
 Berdasarkan Erickson, infant di awal hingga 18 bulan berada di
tahap pertama perkembangan kepribadian, basic trust
mistrusttahap pertama perkembangan psikososial Erickson,
infant mengembangkan perasaan bahwa individu atau objek di
dunianaya bisa dipercaya.
 Bayi butuh mengembangkan keseimbangan antara trust dan
mistrust.
 Jika trust mendominasi, anak akan
mengembangkan harapan.
 Jika mistrust mendominasi, anak akan
memandang dunia sebagai tempat yang tidak
bersahabat dan tidak diprediksi dan akan
memiliki masalah dalam pembentukan
hubungan.
Mengembangkan Kelekatan
 Kelekatan: timbal balik; ikatan yang bertahan di
antara 2 orangkhususnya antara infant dan
pengasuhmasing-masing berkontribusi pada
kualitas hubungan.
 Pandangan evolusioner  kelekatan memiliki
nilai adaptif untuk bayi, memastikan bahwa
psikososial mereka dan kebutuhan fisik terpenuhi
(MacDonald, 1998).
 Teori etologi infant dan orang tua memiliki
kecenderungan biologis saling menjalin
kelekatan, dan kelekatan mendukung bayi
bertahan hidup.
Studi pola-pola kelekatan
Penelitian berdasar Kelekatan Asing (dikembangkan oleh
Mary Ainsworth, 1950an) menemukan 4 pola kelekatan:

1) terjaminbayi mungkin menangis atau protes ketika


pengasuh pergi, tapi mampu mendapatkan
kenyamanan yang dibutuhkan;
2) penghindaranbayi yang jarang menangis ketika
berpisah dari pengasuh utama dan menolak kontak
saat paengasuh kembali;
3) ambivalen (resisten)bayi menjadi cemas sebelum
pengasuh utama pergi, kekesalan yang ekstrem
selama ketiadaan pengasuh;
4) tidak teratur salah-arahbayi teratur tampkanya
kehilangan strategi kohesif untuk menghadapai stress
dari situasi asing..
Peran dari Temperamen
 Pola kelekatan dapat tergantung pada
temperamen bayi, begitu juga dengan kualitas
pengasuhan. Hal ini dapat memiliki implikasi
jangka panjang.
 Temperamen mungkin merupakan dampak tidak
langsung dari kelekatan, tetapi juga merupakan
dampak tidak langsung melalui dampak pada
orang tua.
Kecemasan pada Figur Asing dan Kecemasan akan Perpisahan

 Kecemasan semacam ini muncul selama bagian


kedua dari 1 tahun, dan muncul terkait dengan
temperamen dan situasi.
 Kecemasan pada figur asing: kehati-hatian pada
individu ataupun tempat asing, yang muncul pada
beberapa infant selama paruh kedua pada tahun
pertama.
 Kecemasan akan perpisahan: distres yang
ditunjukkan oleh seseorang, biasanya pada
infant, ketika pengasuh yang familier pergi.
 Contoh: bayi yang dulunya bersahabat pada
orang asing, pergi bersama, melanjutkan ocehan
bahagia selama ada orang disekelilingnya. Pada
saat usia 8 bulan, dia akan memalingkan kepala
saat ada 1 orang mendekati dan melolong saat
orang tuanya mencoba meninggalkan dia dengan
babysitter.
Efek Jangka Panjang dari Kelekatan
 Memori orang tua terhadap kelekatan pada masa anak-anak akan
memengaruhi kelekatan dia pada anak-anaknya.
 Kelekatan terjamin berpengaruh pada kompetensi emosional,
sosial, dan kognitif. Semakin anak merasa terjamin kelekatannya
pada pengasuh dewasa, anak cenderung lebih mengembangkan
hubungan dengan orang lain.
 Antara usia 3-5 tahun, anak dengan kelekatan terjamin
cenderung lebih ingin tahu, kompeten, empati, tangguh, dan
percaya diri.
Komunikasi Emosisonal dengan Pengasuh: Regulasi
Saling Menguntungkan
 Regulasi saling menguntungkan: proses saat
infant dan pengasuh mengkomunikasikan kondisi
emosional pada masing-masing dan memberikan
respons yang sesuai.
 Regulasi saling menguntungkan memungkinkan
bayi untuk bermain dan berperan aktif dalam
regulasi kondisi emosional mereka.
 Contoh: di usia 1 bulan, bayi menatap dengan
penuh perhatian ke wajah ibunya. Di bulan ke 2,
ketika ibu tersenyum pada bayi, dia membalas
senyum. Pada bulan ke 3, bayi tersenyum lebih
dahulu mengundang ibunya untuk bermain.
Referensi Sosial

 Referensi sosial: memahami situasi yang ambigu


dengan melihat persepsi orang lain terhadap hal
tersebut.
 Dalam referensi sosial, 1 individu membentuk
pemahaman bagaimana bereaksi dalam situasi
yang ambigu, membingungkan, dan asing,
dengan mencari dan menginterpretasikan
persepsi orang lain terhadap hal tersebut.
 Referensi sosial telah diamati pada bayi usia 12
buan.
Isu-Isu Perkembangan dalam Masa Toddler (Batita)
 Kapan dan bagaimana perasaan diri akan
muncul, dan bagaimana toddler berlatih
otonomi dan mengembangkan standar untuk
perilaku sosial yang bisa diterima?
 Transformasi infant ke toddler terlihat tidak
hanya pada keterampilan fisik dan kognitif,
tetapi juga bagaimanan anak mengekspresikan
kepribadian mereka dan berinteraksi dengan
yang lain.
Tumbuhnya Rasa Mengenai Diri

 Konsep diri adalah citra kita tentang diri


kitakeseluruhan gambaran kemampuan dan
sifat-sifat.
 Rasa terhadap diri muncul antara 4-10 bulan saat
infant mulai menerima perbedaan antara diri
dan orang lain dan untuk mengalami rasa sebagai
agen dan diri koheren.
 Munculnya kesadaran dirikesadaran
pengetahuan mengenai diri sebagai sesuatu yang
berbeda, makhluk yang bisa
diidentifikasididasarkan pada munculnya
perbedaan persepsi antara diri dan orang lain.
 Kesadaran diri dapat diuji dengan mempelajari
apakah infant mengenali citra mereka sendiri.
 Ketika anak mengenali diri sendiri, dia melihat
preferensi untuk melihat diri mereka sendiri
pada video citra daripada citra dari anak lain
pada usia yang sama (Nielsen, Dissanayake, &
Kashima, 2003).
 Konsep diri terbentuk pada rasa persepsi diri dan
berkembang di usia 15-24 bulan dengan
kemunculan kesadaran diri dan rekognisi diri.
Perkembangan Otonomi

 Erikson (1950) mengidentifikasi tahap kedua dari


perkembangan kepribadian, yaitu otonomi vs
malu dan raguanak mencapai keseimbangan
antara menentukan nasib sendiri dan kontrol
dari orang lain.
 Di budaya Amerika, budaya negativisme adalah
manifestasi normal dari pergantian kontrol
eksternal ke kontrol internal.
 Sesuai dengan kematangan anak mereka
didorong untuk mendapatkan kemandirian dari
orang dewasa.
 Contoh: toilet training
Akar Perkembangan Moral: Sosialisasi dan Internalisasi

 Sosialisasi: perkembangan dari kebiasaan,


keterampilan, nilai-nilai, dan motif yang dibagi
oleh anggota kelompok sosial yang profuktif dan
bertanggung jawab.
 Sosialisasi menggantungkan pada internalisasi
dari standar yang disetujui secara sosial, dimulai
dnegan terbentuknya regulasi diri.
 Sosialisasi bertumpu pada internalisasiproses
sosialisasi ketika anak menerima standar sosial
untuk melakukan berbagai hal seperti yang dia
mau.
Membentuk regulasi diri

 Regulasi diri: kontrol independen terhadap perilaku


untuk memahami harapan sosial.
 Regulasi diri adalah fondasi dari sosialisasi dan hal
ini terhubung dengan semua domain
perkembanganfisik, kognitif, emosional, dan
sosial.
 Sebelum anak bisa mengontrol perilaku, anak
membutuhkan kemampuan meregulasi atau
mengontrol, proses atensional mereka dan untuk
memodulasi emosi-emosi negatif (Eisenberg, 2000).
 Perilaku ini di bawah payung fungsi eksekutif
rangkaian proses mental yang mengontrol dan
meregulasi perilaku orang lain.
Asal hati nurani: melakukan sesuai keinginan

 Hati nurani: standar internal dari perilaku, yang


biasanya mengontrol perilaku seseorang dan
menghasilkan ketidaknyamanan emosional ketika
dilanggar.
 Sebelum anak dapat mengembangkan hati
nurani, mereka butuh menginternalisasi standar
moral.
 Pendahulu dari hati nurani adalah kepatuhan
yang berkomitmen pada tuntutan pengasuh.
 Toddler yang menunjukkan kepatuhan
berkomitmen cenderung lebih siap
menginternalisasi aturan orang dewasa daripada
yang menunjukkan kebutuhan situasional.
Faktor dalam Suksesnya Sosialisasi

 Cara-cara orang tua melakukan sosialisasi pada


anak dan kualitas hubungan orang tua-anak
membantu memprediksi bagaimana sulit atau
mudahnya sosialisasi terjadi.
 Anak yang menunjukkan kerjasama reseptif
dapat menjadi partner aktif dalam sosialisasi.
 Praktek pengasuhan, temperamen anak, kualitas
hubungan orang tua anak, serta faktor budaya
dan sosio-ekonomi dapat berdampak pada
mudah dan suksesnya sosialisasi.
KONTAK DENGAN ANAK LAINNYA
 Bagaimana infant dan toddler berinteraksi dengan
saudara dan anak lainnya?

1. Saudara Kandung
 Hubungan saudara memainkan peran yang berbeda
dalam sosialisasi. Konflik saudara dapat membantu
memahami hubungan sosial (Dunn & Munn, 1985; Ram
& Ross, 2001).
 Pembelajaran dan keterampilan yang dipelajari dari
interaksi dengan saudara dibawa dalam hubungan di
luar rumah.
 Bayi menjalin kelekatan dengan saudara yang lebih
tua. persaingan dan afeksi juga bisa hadir.
2. Kemampuan sosial dengan non saudara
 Anak usia 1,5 dan 3 tahun cenderung
menunjukkan ketertarikan pada anak lain
khususnya yang seumuran.
 Mereka meningkatkan pemahaman bagaimana
menghadapi mereka.
 Toddler belajar dengan meniru pada anak
lainnya. Imitasi seperti ini mengarahkan anak
untuk melakukan komunikasi verbal dan
mengkoordinasi aktivitas bersama.
ANAK DARI ORANG TUA BEKERJA

 Bagaimana orang tua bekerja dan perawatan diri


anak berdampak pada perkembangan infant dan
toddler?
 Secara umum ibu yang bekerja, partisipasi
selama 3 tahun pertama tampaknya hanya
memiliki sedikit dampak dalam perkembangan.
 Perkembangan kognitif dapat menderita ketika
ibu bekerja 30 jam per minggu atau lebih sejak
bayi berusia 9 bulan.
Perawatan Dini Anak

 50% dari 11,3 juta anak usia belum TK menerima


perawatan dari 30% dari kakek nenek, 25% dari
ayah, 3% dari saudara, dan 8% dari kerabat lain.
Faktor-faktor yang Berdampak pada Perawatan Anak

 Perawatan anak pengganti beragam dalam kualitas.


 Walaupun kualitas, kuantitas, stabilitas, dan tipe
perawatan memengaruhi prikososial dan
perkembangan kognitif, pengaruh karakteristik
keluarga tampaknya secara umum lebih besar.
 Temperamen dan gender dapat membuat
perbedaan (Crockenberg, 2003).
 Elemen yang paling penting dalam kualitas
perawatan adalah pengasuh. Hal ini karena
interaksi yang memberikan stimulus dengan orang
dewasa yang responsif adalah krusial untuk
perkembangan awal kognitif, linguistik, dan
psikososial.
Daftar Cek untuk Memilih Fasilitas Perawatan Anak yang Bagus

 Apakah fasilitas berizin?


 Apakah fasilitas bersih dan aman?
 Apakah fasilitas memiliki kelompok kecil,
kelompok orang dewasa, anak, serta staf yang
stabil, kompeten, dan aktif?
 Apakah pengasuh telah mengikuti pelatihan
mengenai perkembangan anak?
 Apakah pengasuh hangat, penuh kasih sayang,
menerima, responsif, dan sensitif?
 Apakah menyediakan keseimbangan antara
aktivitas terstruktur dan permainan bebas?
 Apakah anak memiliki kases ke media yang
menstimulus penguasaan kognitif?
 Apakah program menimbulkan kepercayaan diri,
keingintahuan, kreativitas,dan disiplin anak?
 Apakah mendorong anak untuk bertanya,
menyelesaikan masalah, mengekspresikan
perasaan dan opini, serta membuat keputusan?
 Apakah memelihara harga diri, menghormati
orang lain, dan keterampilan sosial?
 Apakah membantu orang tua meningkatkan
keterampilan pengasuhan anak?
 Apakah mendorong kerjasama dengan sekolah,
swasta, atau negeri?
PENGANIAYAAN: PERLAKUAN KEJAM DAN PENGABAIAN
 Bentuk penganiayaan adalah perlakuan kejam secara:
1. fisiktindakan yang diambil dengan sengaja untuk
membahayakan orang lain, melibatkan potensi luka di
tubuh.
2. Pengabaiankegagalan untuk memenuhi kebutuhan
dasar tanggungan anak.
3. Seksualaktivitas seksual yang menyakiti fisik atau
psikologis
4. emosionalpenolakan, teror, isolasi, eksploitasi,
degradasi, ejekan, atau kegagalan untuk menyediakan
dukungan emosional, cinta, dan afeksi yang
menyebabkan gangguan perilaku, kognitif, dan
emosional.
Penganiayaan di Masa Infancy dan Toodler
 Korban utama dari penganiayaan adalah infant
dan toddler.
 Beberapa meninggal karena kegagalan non
organik untuk berkembanglambat dan
pertumbuhan fisik yang bertahan dengan tanpa
diketahui alasan medis, disertai dengan
perkembangan dan fungsi emosional yang buruk
dan yang lain karena shaken baby
syndromebentuk dari penganiayaan berupa
mengguncang infant atau toddler yang bisa
menyebabkan kerusakan otak, kelumpuhan, atau
kematian.
Faktor-Faktor yang Berkontribusi: Suatu Pandangan
Ekologis
 Karakteristik abuser dan neglecter, keluarga,
orang tua, masyarakat, dan budaya berkontribusi
pada perlakuan kejam dan pengabaian.
 Orang tua yang melakukan pengabaian dengan
berjarak antara dirinya dan anak, jika dari
faktor ibu menyebabkan anak merasa depresi,
tidak diharapkan, dan jika dari faktor ayah
menyebabkan anak merasa kosong atau tidak
cukup memberikan dukungan finansial dan
ekonomi.
 Contoh faktor budaya dan masyarakat adalah
kekerasan sosial dan hukuman fisik bagi anak.
Permasalahan Keluarga Bermasalah

 Mencegah dan menghentikan penganiayaan


membutuhkan beragam usaha koordinasi di
antara masyarakat.
 Negara bisa memberikan pelayanan
perlindungan.
Efek Jangka Panjang dari Penganiayaan

 Penganiayaan dapat mengganggu fisik, kognitif,


emosional, mental, kesehatan emosi yang
kurang, perkembangan otak yang terganggu,
kesulitan akademis, bahasa, serta perkembangan
sosial dan dampaknya bisa bisa berlanjut hingga
dewasa.
 Namun banyak anak yang teraniaya
menunjukkan ketahan yang luar biasa, optimis,
cerdas, kreatif, humoris, dan mandiri.
 Hal ini karena faktor-faktor perlindungan
dukungan sosial dalam merawat orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai