Anda di halaman 1dari 35

EKSTRAKSI

APT. YENNY SRI WAHYUNI, M.FARM 


Faktor yg mempengaruhi ekstraksi
secara umum
 Jumlah simplisia
 Derajat halus simplisia
 Jenis pelarut yang digunakan
 Suhu penyarian
 Lama waktu penyarian.
 Proses ekstraksi yang digunakan.
Dasar pemilihan cara ekstraksi
 Jumlah simplisia yang diekstraksi
 Jenis dan sifat simplisia yang akan
diekstraksi
 Jenis dan sifat senyawa aktif yang akan
diekstrak (tahan panas atau tidak; mudah
menguap atau tidak)
 Jumlah/volume (skala produksi) ekstrak
yang dikehendaki.
Dasar proses ekstraksi
1. Berdasarkan pencapaian keseimbangan konsentrasi.
Ekstraksi berakhir pada saat tercapainya
kesetimbangan konsentrasi yg berarti distribusi antara
senyawa aktif dlm micelle dan dalam residu mencapai
nilai K=1; atau dapat dikatakan gradient concentrasi
senyawa aktif dlm micelle dan residu sama dengan nol.
2. Proses berdasarkan ‘extracted exhaustively’ Exhaustive
extraction; penyaria senyawa aktif dihentikan sampai
habis terekstraksi; dan ampasnya dibuang.
Dasar pencapaian keseimbangan
konsentrasi

 Metode pencapaian konsentrasi seimbang.


Pada metode ini, proses ekstraksi akan
berhenti disaat distribusi ‘extractive
substance’ yang terdapat dalam miscella
dan residue mencapai keseimbangan yaitu
bila gradient concentrasi antara miscella dan
residu menjadi nol (proses sdh berhenti).
 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pencapaian keseimbangan concentrasi:
a. Perbandingan antara simplisia dan pelarut;
yield berkurang dgn jumlah solvent yg
constant tetapi simplisia bertambah.
b. Pengeluaran substances dari sel
(Dissolution from disintegrated cells)
senyawa yg keluar dari sel yg sdh pecah
lebih cepat dari sel yg utuh.
c. Derajat halus bahan
d. Proses pembasahan dan pengembangan simplisia of
comminuition of drug
e. Difusi senyawa keluar dari sel; kemampuan senyawa
berdifusi;
f. Rate of establishment of equilibrium
g. Suhu, pada suhu yg lebih tinggi tentu akan
mempercepat proses.
h. pH
i. interaction of dissolved constituents with insoluble
support material of plants.
j. Degree of lipophylicity.
 Beberapa teori yg mendukung ttg hal-hal yg
mempengaruhi ekstraksi a.l.:
a. Diffusion theory , Schoenemann (1952) menyatakan
bahwa: the rate of extraction depends on the rate of
diffusion.
b. Soaking theory, Boucherr et al. (1942):the the rate of
extraction is depends on the rate of diffusion and the
rate of dissolution of the extractive substances in the
solvent.
c. The capillary velocity theory (Karnowsky, 1949): the
rate of extraction as a function of the rate flow in the
capillaries.
d. Schultz &Klotz (1954), memperkenalkan persamaan
sbb: mengenai jumlah senyawa aktif yg tersari dalam
micelle dan yg ada di dalam residu.
Contoh ekstraksi berdasarkan capaian ttk
kesetimbangan
 Maserasi sederhana (simple maceration)
 Remaceration
 Kinetic maceration
 Digestion
 Vortical extraction
 Ultrasound extraction
 Extraction by electrical energy
Prosedur umum macerasi
 Simplisia yg akan diekstrak, dihaluskan dgn
ukuran tertentu, dilembabkan terlebih
dahulu dengan solvent sama banyak atau
30% dari bobot simplisia apabila simplisia
dalam jumlah banyak. Simplisia yg sudah
lembab ditempatkan di dalam bejana
ekstraktor dituangi cairan penyari jumlah
tertentu (umumnya perbandingan 1:10).
 Dibiarkan ditempat teduh/suhu kamar
selama beberapa hari (umumnya 5 hari)
sambil sekali-sekali diaduk.
 Setelah selesai waktu macerasi, micelle
didecantasi, cairan dipisahkan dan
residunya diperas. Residu diperas lalu
perasan dicampur dengan micelle lalu
didecantasi lagi kemudian disaring.
 Ekstrak yg diperoleh dicukupkan volumenya
dengan solvent yg sama.
Ekstraktor untuk macerasi
 Alat untuk macerasi sederhana (mixer
tanpa stirrer): mixing barrel, twin cone
mixer, inclined twin cone mixer, cubic mixer,
tetrahedral mixer.
 Alat untuk maserasi kinetik : alat dengan
stirrer.
 Horizontal drum extractor, batch extractor
with tilting device, nauta mixer.
 Berbagai modifikasi dilakukan terhadap
alat dan cara ekstraksi macerasi dengan
tujuan dapat menyari senyawa aktif dari
simplisia semaksimal mungkin.
Penerapan cara macerasi
 Cara maserasi banyak diterapkan di
laboratorium karena dapat digunakan
walaupun simplisianya sangat sedikit.
 Hampir semua jenis simplisia dapat
diekstraksi secara maserasi malah
untuk simplisia yg mengandung mucus
atau gel hanya dapat dilakukan secara
macerasi.
 Kekurangan cara macerasi ialah bahwa tidak
semua bahan aktif tersari (penyarian tidak
sempurna) masih banyak yang tertinggal
pada residu/ampas (absorbed fraction).
 Untuk memperoleh senyawa aktif dalam
residu, dilakukan treatment terhadap residu.
Ada dua cara treatment: a. Expression of the
drug residue; b. Expulsion of the solvent by
warming with or without pressure reduction.
Remacerasi
 Seperti pada cara macerasi, tetapi
setelah penyaringan residu dimacerasi
lagi dengan sisa pelarut, lalu filtratnya
digabungkan.
Kinetic maceration
 Kinetic maceration
dilaksanakan pada suhu kamar, seperti
macerasi biasa hanya saja bahan yang
diekstrak dalam keadaan ‘constant stirrer’.
Dengan cara ini diperoleh yield yang sama
dgn macerasi biasa dgn waktu proses lbh
pendek.
Digestion
 Macerasi pada suhu sekitar 40-50 C
dengan cara ini diharapkan kekentalan
pelarut berkurang, dan melarutkan
meningkat krn dengan pemanasan efeknya
mirip dengan pengadukan.
Vortical extraction
 Ekstraksi dilakukan dengan putaran pd
kecepatan tinggi. Cell bahan akan ‘dirusak’
dgn cepat. Proses diffusi terjadi melalui
membran sel yg sdh dirusak.
 Energy yang timbul karena pengocokan
dgn kecepatan tinggi, akan meningkatkan
suhu shg dapat berakibat terurainya
senyawa aktif.
 Note:; dengan kecepatan tinggi, suhu akan
dan harus dijaga sekecil mungkin; atau
labu direndam dalam air dingin.
 Perputaran cepat juga mengakibatkan
material makin halus sehingga menyulitkan
pemisahan micelle shg harus dilakukan
filtrasi, sedimentasi, atau centrifugasi.
Ultrasound extraction
 Dengan cara ini diharapkan yield meningkat
karena tenaga powerful mechanical
stressing kepada bahan.
 Gelombang ultrasound akan
mengakselerasi ekstraksi pada ultrasonic
ekstraksi.
 Prinsip ultrasound extraction are:
meningkatkan permeabilitas dinding sel;
menghasilkan cavitations/rongga/ruang;
meningkatkan tekanan mekanik pada sel.
 Note: pada cara ini harus diperhatikan resiko
peruraian senyawa aktif karena oksidasi dan
juga kemungkinan adanya logam dari
ultrasound transmitter; adanya metal akan
mempercepat peruraian senyawa aktif.
Extraction by electric energy
 Mempercepat ekstraksi dan meningkatkan yield.
 Efek mekanik dari muatan listrik :a. Menghasilkan
cavitation/rongga/ruang; b. Pemerataan tekanan
gelombang oleh muatan listrik pada ultrasonic
velocity (kecepatan ultrasonic).
 Parameters process: capasitors size up to 2 uF;
discharge frequency 500-600/min; degree of
comminution of drug: 1.5-2mm; ratio of drug to
solvent: 1:4 – 1:5; extraction time 5-6 menit.
Treatment of the drug residue

 Pada cara ekstraksi dengan prinsip


kesetimbangan, di akhir ekstraksi
diperlukan perlakuan khusus terhadap
residu mengingat bahwa penyarian yg
dilakukan tidak tersari sempurna.
 Adadua cara :
a. Pemerasan residu dengan alat khusus

 Beberapa alat untuk expression:


- basket presses/wine presses
- filter presses and pack presses
- willmes press
- helical presses
- sieve bell presses
 b. Pemisahan cairan dari residu dengan
pemanasan atau tanpa pengurangan
tekanan. (Expulsion of the solvent by
warming with or without pressure
reduction).
Exhaustive extraction
 Exhaustive extraction: ekstraksi yang
dilakukan sedemikian rupa untuk
mendapatkan penyarian yang maksimal
atau menyari senyawa yg dikehendaki
semaksimal mungkin kemudian membuang
residunya; ekstraksi secara kuantitatif.
 Cara ini karena menyari sampai habis
(exhausted) sehingga digunakan sejumlah
besar solvent.
Beberapa cara dengan ekstraksi
berdasarkan ‘exhaustive extraction’

 Cara-cara ekstraksi dengan prinsip


‘exhaustive extraction’ yang populer yaitu
cara percolasi.
 Prinsip percolasi pertama kali diperkenalkan
oleh Schultz and Klotz : proces difusi
tergantung pada percolation rate, quantity of
menstrum, diffusion constant of drug into
menstrum and diffusion constant of menstrum
into drug.
Prosedur umum percolasi
 Simplisia dilakukan penghalusan (sesuai
kebutuhan); bila dalam percolasi bahan terlalu
halus maka akan menghambat proses
kemungkinan malah menutup aliran perkolat.
 Kemudian dilakukan swelling dan diikuti dengan
intermediate maceration. Umumnya digunakan
cairan pengembang 30% dari bobot simplisia kl
jumlah simplisia besar dan jumlah sama banyak
kalau simplisianya sedikit. Lalu didiamkan 2 jam.
 Simplisia yg sudah mengembang dituangkan ke
dalam perkolator;
Prosedur..........
 Tumpukan simplisia yg sudah di dalam
percolator sedikit ditekan untuk
mencegah adanya ruang udara diantara
simplisia yg dapat mengakibatkan
mengalirnya solvent melalui ruang
tersebut.
 Permukaan atas simplisia ditutup
dengan kertas saring lalu diberi
pemberat a.l. Berupa butiran gelas.
Prosedur........
 Lalu dituangi dengan solvent sementara
stopcock dalam keadaan terbuka; pada saat
tetesan pertama keluar segera stopcock
ditutup.
 Dibiarkan dalam percolator selama 24 jam
sebelum percolasi dijalankan.
 Tetesan diatur 4-6 tetes/menit untuk 100
gram bahan.
Prosedur...........
 Simplisia harus terendam secara terus
menerus untuk itu diatur agar aliran cairan
penyari yang masuk sama dengan tetesan
perkolat yang keluar.
 Percolasi dihentikan apabila bahan aktif
sudah habis tersari yang ditunjukkan dengan:
a. Diuji dengan pereaksi (alkaloid, steroid
dsbnya); b. Untuk senyawa yg belum
diketahui diuji organoleptis: warna, rasa, dan
bau.
YSW

Anda mungkin juga menyukai