Anda di halaman 1dari 35

PENUNTUN PRAKTIKUM

DAN LOG BOOK KOSMETIK

TIM PENYUSUN
Apt. Fitri Zakiah, S.Si., M.Farm
Apt. Sunamah, S.Farm

JURUSAN S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS YPIB
2022

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 1
TATA-TERTIB PRAKTIKUM KOSMETIKA

1. Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum
praktikum dimulai.
2. Setiap praktikan harus sudah hadir minimal 15 menit sebelum waktu praktikum dimulai.
3. Ujian pretest sebelum praktikum dilaksanakan pada hari dan jam praktikum, kecuali atas izin
Kepala Laboratorium.
4. Praktikan wajib memakai jas praktikum selama kegiatan praktikum.
5. Tas dan perlengkapan yang tidak digunakan untuk praktikum, disimpan di locker.
6. Selama mengikuti praktikum mahasiswa tidak diperkenankan membawa makanan/ minuman ke
dalam laboratorium, mengobrol, meminjam alat/ buku kepada sesama praktikan, menerima atau
melakukan panggilan maupun mengirim pesan singkat melalui ponsel yang dapat mengganggu
jalannya praktikum.
7. Praktikan harus sudah menyelesaikan praktikum termasuk membereskan alat-alat maksimal 15
menit sebelum waktu praktikum berakhir.
8. Praktikan wajib memeriksa dan menjaga kebersihan alat dan ruangan praktikum sebelum, selama
dan sesudah praktikum.
9. Jika terjadi kerusakan dan/atau kehilangan alat praktikum, maka praktikan bersama kelompoknya
diwajibkan mengganti alat dengan spesifikasi minimal sama sejumlah dua kali alat yang
hilang/rusak, dengan tenggang waktu penggantian maksimal sehari sebelum praktikum
selanjutnya.
10. Laporan praktikum dibuat berkelompok dan diserahkan koordinator praktikum dengan ketentuan
batas penyerahan sehari sebelum praktikum berikutnya. Keterlambatan pangumpulan laporan
dengan alasan apapun akan diberikan nilai 0.
11. Jurnal dan laporan dikumpulkan dikumpulkan pada hari praktikum jam 09.00 di meja dosen
masing-masing.
12. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum dengan alasan tertentu, harus menyampaikan ijin
secara tertulis maksimal sehari sebelum praktikum, dan wajib bertukar posisi dengan praktikan
pada praktikum berikutnya.
13. Jika ketidakhadiran praktikan karena sakit, maka surat ijin disampaikan secara tertulis dengan
melampirkan surat keterangan dokter paling lambat dua hari setelah hari praktikum.

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 2
KETENTUAN PENILAIAN PRAKTIKUM KOSMETIKA

Penilaian praktikum meliputi :


• Harian : 40 %
• UTS : 20 %
• UAS : 30 %
• LAIN-LAIN : 10 %

LAPORAN SEMENTARA
• LAPORAN SEMENTARA ( 1 KELOMPOK = 1 LAPORAN SEMENTARA)
• FORMAT :
I. NAMA PRAKTIKAN (SEBAGAI ABSENSI)
II. JUDUL
III. TUJUAN
IV. ALAT DAN BAHAN
V. FORMULA DAN TEHNIK PEMBUATAN (SKEMATIS)
VI. CARA EVALUASI DAN HEDONIK
VII. HASIL ( SEPERTI PADA MODUL ATAU TABEL)

LAPORAN AKHIR
• LAPORAN AKHIR ( PER KELOMPOK )
• FORMAT LAPORAN AKHIR:
• COVER ( LOGO UYM, NAMA KELOMPOK, ANGGOTA, JUDUL PRAKTIKUM)
• DAFTAR ISI
I. TUJUAN PRAKTIKUM
II. DASAR TEORI
III. TINJAUAN BAHAN
IV. ALAT DAN BAHAN
V. FORMULA DAN TEHNIK PEMBUATAN (SKEMATIS)
VI. CARA EVALUASI DAN HEDONIK
VII. DATA DAN HASIL PENGAMATAN
VIII. PEMBAHASAN
IX. KESIMPULAN
X. DAFTAR PUSTAKA
XI. LAMPIRAN ( LAPORAN SEMENTARA DAN FOTO)

• LAPORAN DIKETIK RAPI


• UKURAN KERTAS A4 HURUF TIMES NEW ROMAN UKURAN 12
• JARAK TEPI ATAS, BAWAH, KANAN ( 2,54 CM), KIRI ( 4 CM)
• TANPA DIJILID
• NANTI DIJILID KETIKA SELESAI SEMUA RANGKAIAN PRAKTIKUM
• DIKUMPULKAN MAKSIMAL 1 MINGGU SETELAH PRAKTIKUM

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 3
FORMAT JURNAL PRAKTIKUM KOSMETIKA

I. JUDUL
Judul berisi judul bab yang akan dipraktikkan
II. Tujuan
Tujuan berisi tujuan dalam melakukan percobaan praktikum.
III. ALAT DAN BAHAN
Keseluruhan alat-alat dan bahan percobaan yang digunakan dalam percobaan.
IV. CARA KERJA
a. Formula
Menentukan resep/formula sediaam
b. perhitungan
Perhitungan data yang diperoleh. Dalam bentuk tabel data.
b. Cara Pembuatan
Prosedur kerja keseluruhan dari topik percobaan yang dilakukan. Dibuat dalam bentuk bagan kerja
percobaan.
V. HASIL SEDIAAN
a. Evaluasi sediaan yang akan dilakukan
Daftar cara kerja dan jenis evaluasi yang akan dikerjakan dalam praktikum
b. Kemasan serta etiket (primer dan sekunder)
Desain Kemasan yang akan digunakan dalam pengemasan produk jadi.
c. Lembar pengamatan (evaluasi sediaan)
VI. Daftar pustaka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 4
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIKA

COVER
I. JUDUL
Judul berisi judul bab yang akan dipraktikkan
II. Tujuan
Tujuan berisi tujuan dalam melakukan percobaan praktikum.
III. Monografi Bahan
Berisikan tentang data sifat fisiko kimia dari bahan baku yang akan digunakan.
IV. Formula utama (pustaka) dan alternatif 1/2/3 etc (sesuaikan dgn bahan yg ingin
digunakan).
Formula utama : berisikan tentang formula yang diperoleh dari pustaka/jurnal dan formula
alternative berisikan formula yang akan diajukan dalam praktikan dalam praktikum untuk
dibuat
V. PROSEDUR KERJA
a. Alat Dan Bahan
Keseluruhan alat-alat dan bahan percobaan yang digunakan dalam percobaan.
b. PERHITUNGAN
Perhitungan data yang diperoleh. Dalam bentuk tabel data.
c. Cara Pembuatan
Prosedur kerja keseluruhan dari topik percobaan yang dilakukan. Dibuat dalam bentuk
bagan kerja percobaan.
VI. HASIL SEDIAAN
a. Evaluasi sediaan yang akan dilakukan
Daftar cara kerja dan jenis evaluasi yang akan dikerjakan dalam praktikum
b. Kemasan serta etiket (primer dan sekunder)
Desain Kemasan yang akan digunakan dalam pengemasan produk jadi.
c. Lembar pengamatan (evaluasi sediaan)
VII. PEMBAHASAN
Pembahasan dari analisis data yang dihasilkan. Teori yang mendasari dari pembacaan data serta
dicantumkan hasil penelitian berupa tabel-tabel, grafik dan gambar.
VIII. KESIMPULAN
Point-point penting dari keseluruhan yang diteliti. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan
masalah yang diteliti dalam percobaan.
IX. Daftar pustaka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 5
JUDUL PRAKTIKUM

No. Materi Kegiatan


1. Pendahuluan Penjelasan praktikum, pembagian kelompok, dan preformulasi
2 Sediaan Masker Tes awal, response dan pembuatan sediaan
3 Sediaan Lulur Tes awal, response dan pembuatan sediaan
3. Sediaan Lipbalm Tes awal, response dan pembuatan sediaan
4. Sediaan Scrub Tes awal, response dan pembuatan sediaan
5. Sediaan Krim Tes awal, response dan pembuatan sediaan
6. Sediaan sabun padat Tes awal, response dan pembuatan sediaan
7. Sediaan Lipstik Tes awal, response dan pembuatan sediaan
8. Sediaan tabir surya krim Tes awal, response dan pembuatan sediaan
9. Sediaan serum gel Tes awal, response dan pembuatan sediaan
10. Sediaan bodi lotion Tes awal, response dan pembuatan sediaan

11. Sediaan sabun cair Tes awal, response dan pembuatan sediaan

12. Sediaan Shampo Tes awal, response dan pembuatan sediaan

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 6
BAB 1
PEMBUATAN SEDIAAN MASKER GEL FEEL OFF

TUJUAN PRAKTIKUM
Pada akhir praktikum diharapkan:
1) mahasiswa paham dan terampil melakukan produksi sediaan kosmetika alami
2) mahasiswa mampu melakukan analisis sediaan hasil formulasi kosmetika alami.

DASAR TEORI

Kosmetika tradisional merupakan kosmetika yang dibuat dengan cara tradisional dari bahan baku
alami. Kosmetika tradisional merupakan kosmetika yang berasal dari Tanaman, hewan, mineral dan/atau
sediaan geleniknya dari bahan-bahan tersebut yang belum ada data kliniknya dan penggunaannya
berdasarkan pengalama. Berdasarkan kegunaan dan cara bekerjanya kosmetika dibagi dalam kelompok:
1) Kosmetika pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dari : Pembersih (cleansing),
Pelembab (moisturizing), Pelindung (protecting) dan Penipis (thinning)
2) Kosmetika wangi-wangian
3) Kosmetika rambut
4) kosmetika kuku
Secara alamiah sebenarnya kulit membentuk skin surface lipid yang berguna untuk proteksi
terhadap penguapan air dari sel-sel kulit (in sensible water loss perspiration). Pada keadaan-keadaan
tertentu (tua, udara kering), minyak permukaan ini berkurang. Kosmetika pelembab dan pelindung kulit
biasanya berbentuk bahan dasar minyak yang berguna untuk menambah minyak permukaan kulit yang
kurang seperti terdapat pada moisturising cream, night cream dan sebagainya. Pada orang-orang di mana
kulit masih menggambarkan kemampuannya untuk membentuk minyak permukaan kulit dengan baik atau
bahkan berlebih -lebihan, kosmetika pelembab ini tentu tidak banyak gunanya. Kulit adalah pagar terluar
dari tubuh yang melindungi tubuh dari berbagai pengaruh/ trauma luar yang dapat merusakkannya, seperti
sinar matahari, panas, tekanan, tarikan, goresan, zat-zat kimia, kuman-kuman penyakit, jamur dan
sebagainya. Kosmetika pelindung terhadap sinar matahari (sunscreen) adalah kosmetika yang mengandung
zat yang menahan komponen sinar matahari yang dapat merusakkan kulit yaitu U.V.B.( 2900 A — 310 A).
Tabir sinar matahari yang biasa dipakai adalah :PABA, ester salisilat, ester asam antranilat, asetofenon,
tanin, fenol dan sebagainya. Perlindungan terhadap cuaca dingin maupun panas adalah sama dengan
perlindungan terhadap kehilangan air dari kulit. Dengan kosmetika yang sama sekaligus dapat pula
dilindungi kulit terhadap debu zat kimia yang dapat bereaksi merusakkan kulit. Sampai saat ini belum
dikembangkan kosmetika yang dapat melindungi kulit terhadap sinar radioaktif. Kosmetika pelindung
terhadap trauma mekanik bersifat sebagai pelumas kulit(lubricants). Kadang-kadang kulit perlu pula
ditipiskan. Lapisan sel tanduk, lapisan kulit terluar, secara alamiah akan diganti lapis perlapis dalam waktu
kira-kira 3 minggu. Pada keadaankeadaan tertentu, lapisan ini tetap melekat, umpamanya oleh adanya
kotoran, minyak, keringat yang terlalu banyak, sehingga terlihat kesan seolah-olah kulit tersebut tebal.
Adanya iritasi kronis dapat pula menebalkan kulit dengan secara setempat. Kosmetika penipis
kulit (thinning) biasanya mengandung bahan-bahan serbuk dengan partikel -partikel besar yang kita
gosokkan ke kulit akan bekerja sebagai sikat amplas.

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 7
A. MASKER GEL PEEL OFF

1) ALAT DAN BAHAN


Alat:
Cawan porselen, batang pengaduk, mortar dan alu, gelas beaker, sudip, penangas air dan neraca
analitik
Bahan :
Perasan jeruk/strawberry, PVA, tween 80, Propilen glikol, etanol 95% dan aquadest

2) Formulasi :
BAHAN KOMPOSISI (%)
Perasan bahan alam 2
PVA 11
HPMC 2
Propilen glikol 10
TEA 3
Nipagin 0,05
Aquadest Ad 100

3) Cara Kerja
PVA dikembangkan dengan aquades panas, diaduk hingga mengembang sempurna didalam beaker
glass diatas hotplate suhu 80◦C. Kemudian HPMC dikembangkan didalam mortir panas dan air
panas, setelah HPMC mengembang masukkan kedalam masa PVA, aduk hingga homogen (M1).
Masukkan propilenglikol dan TEA kedalam M1, gerus ad homogen. Masukan methyl paraben aduk
sampai larut. Tambahkan bahan aktif masing-masing kedalam basis masker aduk sampai homogen.
Kemudian simpan di dalam wadah, lakukan evaluasi sediaan masker peel off.

4) Evaluasi sediaan
a) Organoleptik ( warna, bau, bentuk), Homogenitas, pH, daya lekat, daya sebar, waktu
mengering dan Hedonik (minimal 3 org panelis, amati kesukaan terhadap warna, bentuk, daya
lekat,penampilan,bau dan penampilan)
b) Waktu kering : 1 gram masker peel off dioleskan pada kulit lengan dengan panjang 3
cm dan lebar 7 cm. Kemudian dihitung kecepatan mengering masker hingga berbentuk lapisan
film dari sediaan tersebut dengan menggunakan stopwatch.
c) Kemasan primer dan sekunder

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 8
Penugasan !

1) Buat sediaan sebanyak 20 g


2) Lakukan evaluasi sediaan

Pengujian Hasil
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Penampilam
Daya lekat
Daya sebar
3) Lakukan uji hedonik
Pengujian Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Penampilam

Skala linkert :
4= sangat suka
3= suka
2= kurang suka
1= tidak suka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 9
BAB 2
PEMBUATAN LULUR BENGKOANG

TUJUAN
Mahasiswa / praktikan mampu membuat sediaan lulur kering maupun lulur basah dari bahan utama
bengkoang.

TINJAUAN PUSTAKA
Lulur adalah bentuk sediaan cair maupun setengah padat yang berupa emulsi kental, mudah
dicuci dengan air dan ditujukan untuk mengangkat kotoran dan sel kulit mati yang tidak terbersihkan
oleh sabun dan memberikan kelembaban serta mengembalikan kelembutan kulit. Absorbsi lulur ke dalam
kulit selain melalui saluran epidermis, juga melalui saluran-saluran di dalam kulit, seperti kelenjar rambut
dan keringat. Untuk mendapatkan efek maksimal umumnya lulur digunakan dikulit selama 30 menit,
agar efek dari lulur dapat meresap baik dalam kulit. (Suwita, 2016)
Lulur merupakan kosmetika yang paling lumrah digunakan sebagai perawatan kulit. Tujuannya
adalah menghilangkan lapisan kulit yang mati pada kulit tubuh, mencerahkan kulit sekaligus
menghilangkan bau tak sedap, mengabsropsi kotoran dan sebagai abrasiver, peeling sel kulit mati pada
lapisan tanduk, merangsang pertumbuhan sel kulit baru. (Hanum, 2016). Lulur cocok digunakan untuk
perawatan kulit tubuh bagi yang tinggal didaerah tropis karena berudara panas, yang menyebabkan kulit
tubuh dengan mudah terkena sengatan matahari dan kotoran keringat. (Suwita, 2016) .
Bengkoang dipercaya dapat membuat kulit lebih cerah, untuk itu banyak yang menjadikan
bengkoang sebagai lulur atau masker untuk perawatan kulit. Manfaat utama dari bengkoang untuk kulit
adalah kandungan vitamin C atau ascorbic acid, yang merupakan kunci pembentukan kolagen, yaitu
senyawa protein yang berperan dalam pembentukan sel kulit, serta memberikan kekuatan pada kulit.
Vitamin C yang terkandung dalam umbi bengkoang sangat banyak, yaitu sebanyak 40% dari total
kandungan gizi. Jadi, hampir setengah dari bengkoang terdiri dari vitamin C. Karena vitamin C bekerja
membuat lapisan ligamen pada kulit, membuat kulit memiliki kemampuan untuk memperbaiki jaringan
yang rusak. Juga bersifat antioksidan yang dapat menetralisir gangguan radikal bebas. (Musfirah, 2018)

ALAT DAN BAHAN

alat
Alat Parut, Pisau, Wadah (bisa pakai baskom, mangkuk atau yang lainnya) dan Timbangan

Bahan
Umbi bengkoang, Umbi ubi jalar ungu, Biji papaya, Tepung beras, Susu murni, parfum, Aquadest

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 10
CARA KERJA

Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan lulur tradisional dari biji pepaya dan pati
bengkuang yaitu :
A. Proses Pembuatan Serbuk Biji Pepaya
1. Siapkan buah pepaya jenis Jingga, dan ambil bijinya sebanyak 200 gram.
2. Bersihkan sisa – sisa buah pepaya yang masih menempel pada biji pepaya.
3. Tiriskan biji pepaya pada wadah yang lebar untuk mempermudah pada saat proses penjemuran.
4. Kemudian jemur biji pepaya dibawah sinar matahari yang terik ± 3 jam.
5. Jika biji pepaya sudah kering, haluskan biji pepaya dengan menggunakan blender khusus untuk
bumbu (blender kecil).
6. Setelah biji pepaya menjadi cukup halus, saring hasil blender dari biji pepaya dengan
menggunakan saringan agar biji pepaya menjadi benar – benar halus.
B. Proses pembuatan amilum beras
1. Beras 500 gram dicuci dengan air mengalir,tiriskan
2. Rendam beras dengan air menutup bagian atas beras, diamnkan 20 menit
3. Tiriskan beras dan haluskan dengan blender (kasih air sedikit)
4. Peras dengan flanel dan diamkan filtrat hasil perasan tadi sampai tebentuk pati
5. Keringkan pati pati beras tersebut dibawah sinar matahari sampai kering
C. Proses Pembuatan Pati Bengkuang dan pati umbi jalar ungu
1. Siapkan bengkuang/umbi jalar ungu segar sebanyak 1,5 kg.
2. Kupas bengkuang hingga bersih.
3. Kemudian cuci bengkuang/umbi jalar ungu hingga tidak ada warna kecokelatan.
4. Parut bengkuang hingga lembut.
5. Lalu peras parutan bengkuang/umbi jalar ungu hingga keluar air / sari bengkuang.
6. Diamkan air / sari bengkuang selama ± 1 jam.
7. Setelah 1 jam buang air bagian atas bengkuang/umbi jalar ungu (yang berwarna bening), maka
akan ada pati bengkuang di bagian bawah. Sari pati inilah yang digunakan untuk lulur.
8. Diamkan hingga sari pati bengkuang/umbi jalar ungu mengering (sudah tidak berair) selama 2
jam dibawah sinar matahari.
D. Proses Pembuatan Lulur kering Biji Pepaya dan Pati Bengkuang
1. Siapkan serbuk biji pepaya sebanyak, serbuk beras dan pati bengkuang sebanyak yang telah
dibuat sebelumnya.
2. Ambil serbuk biji pepaya sebanyak 10 gram, serbuk beras 10 gram dan pati bengkuang sebanyak
10 gram.
3. Masukkan kedua bahan tersebut dalam wadah yang cukup besar dan aduk hingga kedua bahan
tercampur rata.
4. tandai : Penggunaan Lulur Lulur digunakan sebanyak 3 kali dalam seminggu. Pengaplikasian
lulur tradisional dari biji pepaya dan pati bengkuang ini sebanyak 1 kali dalam sehari.
E. Proses Pembuatan Lulur kering Biji Pepaya dan Pati Ubi jalar ungu
1. Siapkan serbuk biji pepaya, serbuk beras dan pati ubi jalar ungu yang telah dibuat sebelumnya.
2. Ambil serbuk biji pepaya sebanyak 10 gram, serbuk beras 10 gram dan pati ubi jalar ungu
sebanyak 10 gram.
3. Masukkan kedua bahan tersebut dalam wadah yang cukup besar dan aduk hingga kedua bahan
tercampur rata.
4. tandai : Penggunaan Lulur Lulur digunakan sebanyak 3 kali dalam seminggu. Pengaplikasian
lulur tradisional dari biji pepaya dan pati bengkuang ini sebanyak 1 kali dalam sehari.

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 11
F. Pembuatan Lulur Basah Bengkoang Dan ubi Jalar ungu
1. Siapkan pati bengkoang; siapkan biji beras secukupnya tumbuh halus.
2. Campurkan pati bengkoang/ pati ubi jalar ungu dan serbuk biji beras dengan perbandingan 1:2(
bengkoang 10 g: beras 20 g)aduk hingga homogen
3. Jika tambahkan susu murni atau yoghurt secukupnya
4. Tambahkan air mawar ad 50 g, aduk ad homogen
5. Tambahkan pewangi jika perlu
6. Kemas , beri etiket dan label

Evaluasi sediaan
a. Organoleptik ( warna, bau, bentuk), Homogenitas, pH dan Hedonik ( minimal 3 org panelis, amati
kesukaan terhadap warna, bentuk, daya lekat,penampilan,bau dan penampilan)
b. Kemasan primer dan sekunder

Penugasan !

1) Lakukan evaluasi sediaan

Pengujian Hasil
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Penampilam

2) Lakukan uji hedonik


Pengujian Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Penampilam
Skala linkert :
4= sangat suka
3= suka
2= kurang suka
1= tidak suka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 12
BAB 3
PEMBUATAN SEDIAAN LIPBALM

TUJUAN PRAKTIKUM

Pada akhir praktikum diharapkan:


1) mahasiswa paham dan terampil melakukan produksi sediaan kosmetika alami
2) mahasiswa mampu melakukan analisis sediaan hasil formulasi kosmetika alami.

DASAR TEORI
Indonesia adalah negara yang beriklim tropis dengan terik sinar matahari yang cukup besar karena
terletakdi tengah garis katulistiwa. Halini berpotensi menyebabkan bibir kering, pecah-pecahbahkan
penyakit actinic chelitis. Untuk memperbaiki kondisi bibir tersebut, diperlukan sediaan kosmetik lip
balm yang dapat merawat bibir. Lip balm tidak hanya berfungsi sebagai lip moisturizer yangmemberi
kelembaban pada bibir, namun lip balm juga berfungsi memberikan lapisanocclusive sebagai perlindungan.
Kecantikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang perempuan. Kebanyakan
perempuan selalu menggunakan make up sebelum mereka memulai aktivitas disetiap harinya, bahkan tidak
sedikit dari mereka menggunakan makeup walaupun hanya untuk aktivitas kecil atau tidak terlalu penting
seperti mahasiswi, setiap mereka hendak keluar rumah tak lupa mereka selalu menggunakan make up agar
terlihat cantik dengan raut wajah yang berbinar–binar.
Lip balm atau salep bibir adalah lilin substansi dioleskan pada bibir dari mulut. Tujuannya untuk
melembabkan bibir agar tidak mudah kering dan pecah-pecah. Biasanya lip balm digunakan untuk bibir
yang membutuhkan proteksi, umpamanya pada keadaan kelembaban udara yang rendah atau karena suhu
yang terlalu dingin, untuk mencegah penguapan air dan sel-sel epitel mukosa bibir. Lip balm sering
mengandung beeswax, kapur barus,setil alkohol, lanolin, parafin, petrolatum, dan bahan-bahan lainnya.
Lipbalm merupakan sediaan kosmetik yang dibuat dengan basis yang sama dengan basis lipstik, namun
tanpa warna, sehingga terlihat transparan.
Kosmetik lip balm banyak diminati oleh masyarakat terutama kaum wanita.
Pembuatan kosmetik lip balm dapat dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang sederhana. Produk
kosmetik lip balm perlu diperhitungkan dalam menyusun pola menu sehari-hari bagi kaum perempuan yang
selalu menggunakan kosmetik lipbalm untuk beraktivitas dengan memperhatikan kesehatan bibir indahnya.
Oleh karena itu pembuatan kosmetika lip balm menjadi sebuah hal yang cukup menjanjikan. Selain itu
tingginya harga beberapa jenis kosmetik lipbalm menjadi peluang/prospek usaha yang baik.
Faktor lain yang menjadikan usaha kosmetik lip balm adalah mudah dalam pembuatanya. Dengan
teknologi dan peralatan yang sederhana, serta tidak diperlukannya keterampilan khusus, siapapun dapat
melakukan pembuatan menjadi kosmetik lip balm alami yang memperindah warna bibir dan tanpa efek
samping.

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 13
2) Alat dan bahan
Alat:
Cawan porselen, batang pengaduk, mortar dan alu, gelas beaker, sudip, penangas air dan neraca
analitik
Bahan:
Cera alba, cethyl alkohol, adeps lanae, propilen glikol, nipagin, parafi liquidum, perasan buah
strawberry, perasan buah naga merah, perasan bunga telang

3) Tabel Formulasi Lipbalm


Perasan zat aktif 5%
Cera alba 5%
Cetyl Alcohol 8%
Adeps Lanae 1,5 %
propilenglikol 10 %
Nipagin 0,2 %
Parafin Liquid Ad 100%
4) Tehnik Pembuatan
Timbang masing-masing bahan dan siapakan wadah. Leburkan adeps lanae, cetyl alkohol dan cera alba.
campurkan propilengglikol dengan nipagin aduk hingga homogen. Kemudian sedikit demi sedikit
ditambahkan bahan aktif. Cawan diangkat dari atas penangas, selagi campuran cair dimasukkan ke
dalam wadah lip balm, biarkan hingga dingin dan memadat pada suhu ruangan

5) Evaluasi
Uji organoleptik, homogenitas, daya oles , penampilan dan Uji hedonik pada 3 panelis
6) Penugasan
1) Buat sediaan lip balm 10 g dan kemasan
2) Lakukan evaluasi sediaan
Pengujian Hasil
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Daya oles
Penampilam

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 14
3) Lakukan uji hedonik

Pengujian Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3


Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Daya oles
Penampilam

Skala linkert :
4= sangat suka
3= suka
2= kurang suka
1= tidak suka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 15
BAB 4
LIPSTIK

Tujuan
1. Memformulasi sediaan LIPSTIK
2. Mengetahui pengaruh jumlah/jenis bahan abrasive yang digunakan terhadap evaluasi sediaan

Dasar Teori
Pewarna bibir modern yang disukai adalah jenis sediaan pewarna bibir yang jika dilekatkan pada
bibir akan memberikan selaput yang kering. Dewasa ini pewarna bibir yang banyak digunakan adalah
pewarna bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir krayon lebih dikenal dengan sebutan lipstick (Ditjen
POM, 1985). Lipstick merupakan hal yang dibutuhkan oleh wanita agar bibir terlihat lebih sehat dan
penampilan terlihat lebih menarik.
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari campuran lilin dan
minyak dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang
dikendaki. Suhu lebur lipstick yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir,
bervariasi antara 36-38oC. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca
sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstick dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih
sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62oC, biasanya berkisar antara 55-75oC (Ditjen POM, 1985).
Dari segi kualitas, lipstik harus memenuhi beberapa persyaratan berikut (Mitsui, 1977): Tidak
menyebabkan iritasi atau kerusakan pada bibir, Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan,
Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu Selama masa penyimpanan bentuk
harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan wujud, Tidak lengket dan penampilan tetap menarik dan
tidak ada perubahan warna.
Adapun komponen utama sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin, lemak dan zat warna.
1. Minyak; Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lipstik yang berfungsi untuk melarutkan atau
mendispersikan zat warna. Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral
dan minyak nabati lain.
2. Lilin; Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan menjaganya tetap
padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik tetap padat
setidaknya pada suhu 50°C dan mampu mengikat fase minyak agar tidak ke luar atau berkeringat, tetapi
juga harus tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin. Lilin yang
digunakan antara lain carnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil alkohol.
3. Lemak; Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk
lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik dan dapat
mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan
lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 16
pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat,
lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dll.
4. Zat warna,Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen. Staining
dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan
zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini masing-
masing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya.

Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula lipstik untuk menghasilkan
lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus
inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur dengan bahan-bahan lain dalam
formula lipstik. Zat tambah yang digunakan yaitu antioksidan (BHT, BHA dan vitamin E) , pengawet (metil
paraben dan propil paraben) dan parfum
ALAT DAN BAHAN
Alat : stemper dan mortar, waterbath, cawan penguap, beaker glass, batang pengaduk, hot plate,
erlenmeyer dan wadah lisptik.

Bahan :
Cera Alba, parafin solid, ol. Ricini,adeps lanae, asam borat, ol rosae, BHT dan nipagin

Formula
KOMPOSISI %
zat aktif 5
Cera alba 10
Lanolin 2
Vaselin album 10
Setilalkohol 2
Beeswax 3
Oleum ricini 10
Propilengglikol 4
Butil Hidroksi toluene 0,05
Nipagin 0,05
Pewarna merah 1 Ml
Pewangi Qs

Prosedur :
1) Larutan nipagin dalam propilenglikol, pewarna merah, aduk hingga homogen (massa 1)
2) Larutkan BHT dalam oleum ricini (massa 2)
3) Campurkan massa 1 dan massa 2, geruk ad homogen (campuran 1)
4) Leburkan cera alba, beeswax, setil alkohol, lanolin dan vaselin album diatas penangas air
(campuran 2)
5) Campuran 1 dan campuran 2 dicampur, biarkan suhu turun kemudian tambahkan pewangi,
aduk homogen
6) Sebelum dingin dan mengeras dimasukkan ke dalam cetakan (didinginkan sampai ± 40 OC)
7) Cetak selagi cair, dikeluarkan dari cetakan dan dimasukkan dalam wadah (roll up).
8) Dimasukkan kedalam freezer,Keluarkan lipstik yang telah jadi setelah mengeras

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 17
EVALUASI:
Organoleptik ( warna, bau, bentuk), Homogenitas, pH, kerapuhan, Hedonik ( minimal 3 org probandus,
amati kesukaan terhadap warna, bentuk, daya lekat,penampilan,bau dan penampilan) dan Kemasan primer
dan sekunder.
PENUGASAN
1. Buat sediaan lip balm 10 g dan kemasan
2. Lakukan evaluasi sediaan

Pengujian Hasil
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Daya oles
Penampilam

3. Lakukan uji hedonik


Pengujian Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Daya oles
Penampilam

Skala linkert :
4= sangat suka
3= suka
2= kurang suka
1= tidak suka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 18
BAB V
KRIM PEMBERSIH WAJAH

Tujuan
• Memformulasi Sediaan krim wajah
• Mengetahui pengaruh variasi penambahan surfaktan terhadap sifat fisika dan kimia krim
wajah

Dasar Teori
Menurut FI IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi
air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi
mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, dapat dicuci dengan air dan
lebih ditujukan untuk pemakian kosmetik dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian
obat melalui vaginal (Depkes RI, 2005).

Pembuatan krim adalah dengan melebur bagian berlemak di atas tangas air, kemudian tambahkan
air dan zat pengemulsi dalam keadaan sama-sama panas, aduk sampai terjadi suatu campuran yang
berbentuk krim (Depkes RI, 2005). Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa
surfaktan- surfaktan anionik, kationik, atau nonionik.
a. Untuk krim tipe air minyak (A/M) digunakan: Sabun polivalen, span, adeps lanae, kolesterol, cera
b. Untuk krim tipe minyak air (M/A) digunakan: Sabun Monovalen: Trietanolaminum Stearat,
Natrium Stearat, Kalium Stearat, Ammonium Stearat; Tween; Natrium Lauril sulfat; Kuning telur,
Gelatinum, kaseium; CMC; Pectinum dan Emulgidum

Untuk penstabilan krim ditambahkan zat antioksidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang sering
digunakan ialah nipagin 0,12-0,18%, nipasol 0,02-0,05% (Anief, 1990).
Teknik pembuatan :
1. Pencampuran dengan peleburan (metode fusion) zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan
bersama (harus diperhatikan stabilitas zat aktif terhadap suhu)
2. Pencampuran dengan triturasi (metode triturasi) ZA tidak larut dicampur sedikit basis dilanjutkan
dengan penambahan sisa basis. Atau ZA dilarutkan dalam pelarut organik terlebih dahulu kemudian
dicampur basis yang digunakan. (Ansel, 2008)
Kestabilan krim akan terganggu/rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama disebabkan
oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara
berlebihan atau zat pengemulsinya tidak bercampur satu sama lain (Depkes RI, 2005).

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 19
Alat Dan Bahan
Bahan
Bahan alam, Parafin cair, asam stearat,TEA, Gliserin, nipagin, nipasol, Propilenglikol, Aquades

Alat

Penangas air, Batang pengaduk, Cawan porselin, Penjepit kayu, Beaker glass, Gelas arloji, Pipet tetes,
Kertas perkamen, Sendok tanduk, Mortir dan Stamper, Pot Krim, Termometer, Pemanas Air,

R/ sari buah apel hijau 2,5%


Paraffin Liquid 20%
Asam Stearat 10 %
TEA 3%
Gliserin 10%
Metil Paraben 0,1 %
Propil paraben 0,1 %
Aguadest ad 100%

Prosedur Kerja
Parafin cair dan asam stearat dimasukkan ke dalam cawan porselen lalu dilelehkan dan suhu dijaga
kostan (fase minyak)( M1). Larutkan Trietanolamin dengan Air panas hingga suhu 80oC (fase
air)(M2). Larutkan Metil paraben dan Propil paraben dalam Propilenglikol (M3). Campurkan M1,
M2 dan M3 serta gliserin dalam mortir dan gerus sampai terbentuk krim dan hingga homogen.
Masukan sari buah apel hijau, diaduk hingga homogen. Kemudian tambahkan aquadest ke dalam
campuran krim. Krim dimasukkan ke dalam wadah dan ditutup rapat dan lakukan evaluasi.

EVALUASI:
Organoleptik ( warna, bau, bentuk), Homogenitas, pH, daya lekat, daya sebar, Hedonik ( minimal 3 org
panelis, amati kesukaan terhadap warna, bentuk, bau dan penampilan) dan Kemasan primer dan sekunder.

PENUGASAN
1. Buat sediaan krim wajah 20 g dan kemasan
2. Lakukan evaluasi sediaan
Pengujian Hasil
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Daya oles
Penampilam

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 20
3. Lakukan uji hedonik
Pengujian Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Daya oles
Penampilam

Skala linkert :
4= sangat suka
3= suka
2= kurang suka
1= tidak suka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 21
BAB 6
SEDIAAN TABIR SURYA

TUJUAN
1) Membuat sediaan krim dan gel tabir surya dari bahan alam dan krim tabir surya dari bahan alam.
2) Mampu mengevaluasi viskositas dari sediaan krim dan gel tabir surya yang telah dibuat.
3) Mampu mengevaluasi sediaan krim dan gel tabir surya.

DASAR TEORI
Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk membaurkan atau menyerap
secara efektif sinar matahari, terutama daerah emisi gelombang ultraviolet dan inframerah, sehingga dapat
mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari. Efek nyata penyinaran matahari yang
merugikan adalah eritema kulit yang diikuti oleh warna coklat kemerahan, penyinaran ultraviolet dengan
panjang gelombang di atas 330 nm dapat menyebabkan kulit menjadi kecoklatan. Eritema timbul
bersamaan dengan warna coklat.
Tabir surya tersedia dalam bentuk lotion, krim, salep, gel, dan larutan (solution). Efektivitas
penggunaannya tergantung dari bahan kimia, daya larut dalam vehikulum (bahan pembawa) lipofilik atau
hidrofilik, kemampuan absorbsi UV, konsentrasi bahan kimia, dan jumlah tabir surya yang dioleskan. Untuk
hasil terbaik, disarankan pemakaian tabir surya dilakukan secara tipis pada permukaan kulit. Berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan standar international, pemakaian tabir surya hanya sebanyak 2 mg/ cm 2.
Ada dua jenis tabir surya, yaitu tabir surya kimia seperti PABA, PABA ester, benzofenon, salisilat,
dan antranilat, dan tabir surya fisik seperti titanium dioksida, Mg silikat, seng oksida, red petrolatum dan
kaolin. Tabir surya kimia bekerja dengan cara mengabsorbsi energi radiasi, sedangkan tabir surya fisik
bekerja dengan cara memantulkan sinar. Kedua jenis tabir surya ini sering dikombinasikan untuk
mendapatkan tabir surya yang bekerja optimal.
Tabir surya yang baik adalah dapat mengabsorbsi 99% gelombang UV dengan panjang gelombang
297 nm pada ketebalan 0,001 dan dapat meneruskan radiasi eritemogenik 15 – 20%. Dapat melindungi
radiasi UV paling sedikit 25 kali dosis eritema minimal, dapat menahan radiasi selama 8 jam. Kemampuan
menahan sinar UV dari tabir surya dinilai dalam faktor proteksi sinar (SPF/ Sun Protecting Factor) yaitu
perbandingan dosis minimal yang diperlukan untuk meminbulkan eritema pada kulit yang diolesi tabir surya
dengan yang tidak. Nilai SPF ini berkisar antara 0 sampai 100. kemampuan tabir surya yang dianggap baik
berada diatas 15.
FORMULASI
A. Formula Krim Tabir Surya ( 20 gram )
Formula 1 Formula 2
Perasan buah strawbery 5% Perasan jeruk nipis 2%
Cetil alkohol 3% Cera alba 2%
TEA 2% Vaselin album 8%
Asam Stearat 10% Adeps lanae 1%
Gliserin 15% BHT 0,1%
Metil Paraben 0,2% TEA 2%
BHT 0,1 % Metil paraben 0,1%
Aquadest ad 100% Aquadest ad 100%
TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 22
B. Formula Gel Tabir Surya ( 20 gram )
Formula 3 Formula 4
Perasan buah strawberry 5% Perasan jeruk nipis 5%
Na CMC 3% Carbopol 1%
Propilen glikol 5% Gliserin 10%
Nipagin 0,2% TEA 1%
Air ad 100% Nipagin 0,2%
Air ad 100%
ALAT DAN BAHAN

Alat:
Mortar besar & alu; Gelas ukur; Erlenmeyer, Beaker glass, Cawan penguap, Pipet tetes, Batang pengaduk,
Spatula, Cover dan objek glass, Sudip, Timbangan dan Penangas air
Bahan:
Formula Krim Tabir Surya : Jeruk nipis, strawberry, Cera alba, Vaselin album, Adeps lanae, BHT, TEA
Propilen glikol, Metil paraben dan Air suling
Formula Gel Tabir Surya: Jeruk nipis, strawberry, Na CMC, carbopol, Propilen glikol, Gliserin,
Nipagin dan Air
PROSEDUR KERJA

a. Pembuatan krim tabir surya Formula 1


Leburkan fase minyak (cetil alcohol, asam stearate) di atas penangas air. (M1), Panaskan fase air (metil
paraben, setengah bagian gliserol, TEA dan aquadest). Tambahkan larutan gliserin. (M2). Masukkan
fase minyak dan fase air kedalam mortar panas, tambahkan zat aktif aduk ad homogen Masukkan
kedalam wadah dan dilakukan uji evaluasi sediaan.
b. Pembuatan Krim tabir surya formula 2
Leburkan Fase minyak (asam stearat, cera alba, vaselin album, adeps lanae, propil paraben, dan BHT)
dilebur diatas penangas air pada suhu 70 0C. (M1) larutkan TEA dengn air panas pada suhu
50 0C ditambahkan metil paraben dan propilen glikol hingga larut, (M2). Campurkan M1 dna M2
dalam mortar panas, digerus kuat sampai terbentuk massa krim. Setelah dingin (± 40 0C) ditambahkan
perasan jeruk nipis sedikit demi sedikit ke dalam basis sambil diaduk terus sampai homogen. Sediaan
krim dimasukkan ke dalam wadahdan lakukan evaluasi.
c. Pembuatan Gel tabir surya basis Carbopol
Untuk pembuatan gel terlebih dahulu carbopol 940 dikembangkan dengan air panas dalam mortir,
digerus sampai homogen. Kemudian ditambahkan trietanolamin sampai mengembang. Lalu
ditambahkan metil paraben yang telah dilarutkan dalam aquades, digerus hingga homogen. Kemudian
ditambahkan gliserin setelah itu ditambahkan aquades digerus hingga terbentuk gel yang transparan
dan homogen. Kemudian ditambahkan bahan aktif diaduk hingga homogen. Selanjutnya gel yang
dihasilkan dilakukan evaluasi.
d. Pembuatan gel tabir surya basis Na CMC
Kembangkan Na-CMC dengan air panas 20 kalinya di dalam mortar. Setelah mengembang digerus
sampai terbentuk mucilago, digerus, ditambahkan propilenglikol, sambil terus digerus, tambahkan
nipagin dilarutkan terlebih dahulu dengan air panas ad larut baru dimasukkan ke dalam mortar, aduk
ad homogen. masukkan bahan aktif, gerus sampai homogen. Tambahkan sisa air gerus ad homogen.
Masukan kedalam wadah dan lakukan evaluasi.

EVALUASI:
Organoleptik ( warna, bau, bentuk), Homogenitas, pH, kerapuhan, Hedonik ( minimal 3 org panelis, amati
kesukaan terhadap warna, bentuk, daya lekat,penampilan,bau dan penampilan) dan Kemasan primer dan
sekunder.

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 23
PENUGASAN
1. Buat sediaan lip balm 20 g dan kemasan
2. Lakukan evaluasi sediaan
Pengujian Hasil
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Daya oles
Penampilam

3. Lakukan uji hedonik


Pengujian Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Daya oles
Penampilam
Skala linkert :
4= sangat suka
3= suka
2= kurang suka
1= tidak suka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 24
BAB 7
BODY SCRUB

Tujuan:
1. Memformulasi sediaan body scrub
2. Mengetahui pengaruh jumlah/jenis bahan abrasive yang digunakan terhadap evaluasi sediaan
Dasar Teori
Kulit manusia bersifat dinamis yang artinya selalu berubah setiap saat, sel-sel yang menyusun tubuh
manusia selalu mengalami regenerasi kulit. Sel – sel tersebut memiliki usia tertentu yang kemudian akan
diganti lagi dengan yang baru, namun pada akhirnya semua sel-sel akan mengalami kematian secara total,
begitu juga pada kulit manusia. Bertambahnya usia akan mengakibatkan perubahan laju regenerasi pada
kulit. Penggantian sel yang berlangsung lambat akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sel-sel mati
dan pigmen. Akibatnya, kulit tampak kusam dan kasar. (Tresna, 2010)
Selain faktor bertambahnya usia, faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap proses regenerasi
kulit. Lingkungan yang tidak sehat karena polusi serta pola hidup yang tidak teratur dapat mengakibatkan
penurunan laju regenerasi sel – sel pada kulit. Selain itu penggunaan kosmetik yang tidak cocok juga
berpengaruh terhadap proses regenerasi kulit.
Salah satu produk perawatan kulit yang sering digunakan untuk mengatasi kulit kusam yang
disebabkan oleh sel – sel mati adalah body scrub. Body scrub merupakan salah satu sediaan kosmetik yang
digunakan untuk mengangkat sel – sel mati pada kulit. Penggunan kosmetika ini dapat dikatakan sebagai
kosmetika pembersih mendalam (deepth cleansing), karena dapat mengelupaskan sel tanduk yang sudah
mati, sehingga akan menimbulkan peremajaan pada kulit. Kosmetik ini dapat berbentuk krim atau pasta
yang mengandung butiran-butiran kecil, yang dapat membantu mengelupaskan kulit sel-sel yang sudah mati
dengan cara digosokkan. Kosmetik ini digunakan untuk semua jenis kulit. (Tresna, 2010).
Beras yang merupakan sumber karbohidrat yang menjadi sumber energi, dapat bermanfaat bagi
kulit. Beras dapat membantu melembabkan dan mampu meningkatkan produksi kolagen kulit yang dapat
membantu meningkatkan elastisitas kulit sehingga kulit terlihat lebih cerah dan tampak lebih muda .
Struktur kimia dalam beras mampu membantu meregenerasi sel kulit yang telah rusak atau mati. Beras
mengandung zat oryzanol yang mampu membantu memperbarui pigmen melamin dalam kulit dan dapat
menangkal sinar ultraviolet.
Berbagai permasalahan kulit khususnya kulit kering dan kusam yang disebabkan oleh penumpukan
sel – sel kulit yang mati yang dialami oleh masyarakat Indonesia inilah yang mendorong dibuatnya
formulasi, metode pembuatan serta evaluasi sediaan body scrub yang mengandung beras putih yang dapat
membantu meregenerasi sel kulit yang telah rusak atau mati serta membantu meningkatkan elastisitas kulit.

Alat dan Bahan

Alat
Timbangan elektrik, Penangas air, Batang pengaduk, Cawan porselin, Penjepit kayu, Termometer, Beaker
glass, Kertas perkamen, Sendok tanduk, Pipet tetes, Gelas arloji, Mortir, Stamper dan Wadah scrub

Bahan
Sari bengkoang, Trietanolamin, Gliserin, Metil Paraben, propil Paraben, propilen glikol, Setil Alkohol,
beras ketan, vitamin E.

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 25
Formulasi

R/ sari bengkuang 20%


Gliserin 3,3 %
TEA 2%
Na Lauryl sulfat 1 %
Asam stearat 10%
PEG 2%
Vitamin E 3 tetes
Nipagin 0,05%
Beras ketan 2%
Aquadest ad 100 %
Prosedur Kerja
Leburkan fase minyak diatas penangas air (M1), panaskan fase air pada suhu 70C aduk ada larut (M2).
Campurkan M1 dan M2 ke dalam mortir panas, gerus ada homogen samapi terbentuk krim lembut.
Masukan sari bengkuang dan beras ketan yang sudah halus, aduk ada homogen. Masukaan dalam wadah,
lakukan evaluasi.

EVALUASI:
Organoleptik(warna, bau, bentuk), Homogenitas, pH, dan Hedonik ( minimal 3 org panelis, amati
kesukaan terhadap warna, bentuk,bau dan penampilan) Kemasan primer dan sekunder

PENUGASAN
1. Buat sediaan lip balm 20 g dan kemasan
2. Lakukan evaluasi sediaan
Pengujian Hasil
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Penampilam

3. Lakukan uji hedonik


Pengujian Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Penampilam
Skala linkert :
4= sangat suka
3= suka
2= kurang suka
1= tidak suka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 26
BAB 8
BODY LOTION

Tujuan
1) Memformulasi sediaan body lotion
2) Mengetahui pengaruh penambahan bahan/konsentrasi bahan dalam sediaan body lotion terhadap
sifat fisika dan kimia body lotion

Dasar Teori
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang mengandung air lebih
banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai sumber lembab bagi kulit, memberi lapisan
minyak yang hampir sama dengan sebum, membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak
berasa berminyak dan mudah dioleskan. (Sularto, et al, 1995).
Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang digunakan pada
kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang tersuspensi, dapat pula berupa
larutan dan emulsi di mana mediumnya berupa air. Biasanya ditambah gliserin untuk mencegah efek
pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepat kering pada waktu dipakai dan memberi efek
penyejuknya (Anief, 1984). Lotion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi, terdiri dari
sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas rendah serta dapat mengalir
dibawah pengaruh gravitasi. Lotion ditujukan untuk pemakaian pada kulit yang sehat. Lotion
dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi yang berbentuk cair
memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar
dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit.
Sediaan lotion tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat pengemulsi dan humektan.
Komponen zat berlemak diperoleh dari lemak maupun minyak dari tanaman, hewan maupun minyak
mineral seperti minyak zaitun, minyak jojoba, minyak parafin, lilin lebah dan sebagainya. Zat
pengemulsi umumnya berupa surfaktan anionik, kationik maupun nonionik. Humektan bahan pengikat
air dari udara, antara lain gliserin, sorbitol, propilen glikol dan polialkohol (Jellineck, 1970).
Proses pembuatan lotion adalah dengan cara mencampurkan fase air pada fase lemak, dengan
cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1996). Bahan-bahan lainnya yang digunakan dalam
pembuatan lotion adalah sun screen, humektan, thickening, mineral oil, setil alkohol, silikon dan
preservatif. Sun screen berfungsi sebagai ultra violet filter, yaitu melindungi kulit dari panas matahari
juga bahan dasar pembuatan krim/lotion. Gliserin sebagai humektan berfungsi menahan air di bawah
lapisan kulit agar tidak keluar sehingga mencegah kehilangan air yang berlebihan. Mineral oil dan
silikon berfungsi sebagai pelembab (moisturizing) kulit. Setil alkohol berfungsi sebagai surfaktan,
emolient dan pelembab dan thickening agent. Thickening merupakan pengental yang berfungsi sebagai
pengikat fasa minyak dan fasa air yang terkait dengan HLB. Bahan pengental berfungsi untuk mengatur
kekentalan pada kosmetik dan kestabilan produk. Bahan pengental polimer seperti gum alami, selulosa
dan karbomer lebih sering digunakan dalam emulsi dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan.
Penggunaan bahan pengental biasanya digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu dibawah 2,5%.
TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 27
Alat dan Bahan
Bahan
Asam stearat, cetyl alkohol, gliserin, TEA, parafin cair, nipagin, aquadest, bahan aktif ( buah apel hijau)
Alat
Timbangan elektrik, Penangas air, Batang pengaduk, Cawan porselin, Penjepit kayu, Termometer, Beaker
glass, Kertas perkamen, Sendok tanduk, Pipet tetes, Gelas arloji, Mortir dan stamper
Formulasi
R/ sari Buah apel hijau 4%
Asam stearat 2,5 %
TEA 3%
Gliserin 5%
Parafin cair 7%
Nipagin 0,1%
Nipasol 0,2%
Aquadest ad 100 %
Prosedur Kerja
Leburkan Fase minyak (Asam stearat, cetyl alkohol dan propil paraben) di waterbath (M1). Larutkan TEA,
glicerin, parafin cair, metil paraben, dengann air panas 70C sebagai Fase air (M2). Campurkan M1 dan
M2 ke dalam mortir panas, gerus ada homogen samapi terbentuk lotion. Masukan sari buah Apel hijau
sedikit demi sedikit, aduk ada homogen. Masukaan dalam wadah, lakukan evaluasi.
EVALUASI:
Organoleptik(warna, bau, bentuk), Homogenitas, pH, dan Hedonik ( minimal 3 org panelis, amati
kesukaan terhadap warna, bentuk,bau dan penampilan) Kemasan primer dan sekunder

PENUGASAN
1. Buat sediaan 20 g dan kemasan
2. Lakukan evaluasi sediaan
Pengujian Hasil
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Penampilam
3. Lakukan uji hedonik
Pengujian Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Penampilam
Skala linkert :
4= sangat suka, 3= suka, 2= kurang suka, 1= tidak suka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 28
BAB 10
SABUN CAIR

Tujuan
1. Memformulasi sediaan sabun cair
2. Mengetahui pengaruh penambahan surfaktan terhadap daya busa sabun cair

Dasar Teori
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Sabun
mengandung garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot
atom lebh rendah. Sekali penyabunan itu telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol
dipisahkan, dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam
tembakau, industri farmasi dan kosmetik. Sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang
dapat berikatan hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air itu. Sabun dimurnikan dengan
mendidihkannya dalam air bersih untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl dan gliserol. Zat
tambahan (aditif) seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun padat itu
dilelehkan dan dituang kedalam suatu cetakan.
Selain lemak dan alkali, pembuatan sabun juga menggunakan bahan tambahan yang lain. Bahan
lain yang digunakan untuk pembuatan sabun tersebut adalah bahan pembentuk badan sabun, bahan
pengisi, garam, bahan pewarna dan bahan pewangi. Bahan pembentuk badan sabun (builder) diberikan
untuk menambah daya cuci sabun, dapat diberikan berupa natrium karbonat, natrium silikat dan natrium
sulfat. Bahan pengisi (fillers) digunakan untuk menambah bobot sabun, menaikkan densitas sabun, dan
menambah daya cuci sabun. Bahan pencuci yang ditambahkan biasanya adalah kaolin, talk, magnesium
karbonat dan juga soda abu serta natrium silikat yang dapat berfungsi pula sebagai antioksidan.
Garam juga dibutuhkan dalam pembuatan sabun yaitu berfungsi sebagai pembentuk inti pada
proses pemadatan. Garam yang ditambahkan biasanya adalah NaCl. Dengan menambahkan NaCl maka
akan terbentuk inti sabun dan mempercepat terbentuknya padatan sabun. Garam yang digunakan
sebaiknya murni, tidak mengandung Fe, Cl, atau Mg. Jika akan dibuat sabun cair, tidak diperlukan
penambahan garam ini.

Alat dan Bahan


Bahan
Aquades, Na Lauril Sulfat, Cocamide DEA, Gliserin, Metil Paraben, NaCl, Esensial oil, Vitamin E
Alat

Timbangan elektrik, Batang pengaduk, Beaker glass, Kertas perkamen, Sendok tanduk, Pipet tetes,

Gelas arloji, Mortir, Stamper, Wadah shower gel

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 29
Formulasi
R/ buah strwaberry 2 %
Minyak zaitun 15 %
KOH 8%
CMC 0,5 %
SLS 0,5%
Asam stearat 0,25 %
BHT 0,5%
Parfum 2 gtt
Aquadest ad 100 %
Prosedur Kerja
Semua bahan yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan takaran yang dianjurkan.
Dimasukkan minyak zaitun sebanyak 15 mL ke dalam gelas kimia, kemudian ditambahkan dengan kalium
hidroksida 40% sebanyak 8 mL sedikit demi sedikit sambil terus dipanaskan pada suhu 50 C hingga
mendapatkan sabun pasta. Sabun pasta ditambahkan dengan 15 mL aquades, lalu dimasukkan Na-CMC
yang telah dikembangkan dalam aquades panas, diaduk hingga homogen. Kemudian ditambahkan asam
stearat, diaduk hingga homogen. Ditambahkan SLS, diaduk hingga homogen. Ditambahkan BHA, lalu
diaduk hingga homogen. Ditambahkan pengaroma, diaduk hingga homogen. Dimasukkan ekstrak bunga
Pacar air, diaduk hingga homogen. Sabun cair ditambahkan dengan aquades hingga volume 100 mL,
dimasukkan ke dalam wadah bersih yang telah disiapkan

EVALUASI:
Organoleptik(warna, bau, bentuk), Homogenitas, pH, dan Hedonik ( minimal 3 org panelis, amati
kesukaan terhadap warna, bentuk,bau dan penampilan) Kemasan primer dan sekunder

PENUGASAN
1. Buat sediaan 20 g dan kemasan
2. Lakukan evaluasi sediaan
Pengujian Hasil
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Penampilam
3. Lakukan uji hedonik
Pengujian Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Warna
Bentuk
Bau
Tekstur
Homogenitas
Penampilam
Skala linkert :
4= sangat suka, 3= suka, 2= kurang suka, 1= tidak suka

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 30
BAB 11
SABUN PADAT

Tujuan
• Memformulasi sediaan sabun padat
• Mengetahui pengaruh waktu penyimpanan terhadap proses saponifikasi sediaan sabun padat

Dasar Teori
Kebersihan dan kecantikan merupakan salah satu kebutuhan yang diperhatikan oleh masyarakat.
Kebersihan bukan sekedar merawat badan saja, tetapi juga memelihara dan merawat tubuh sebagaimana
mestinya agar tampak lebih menarik.
Badan fisik manusia bersifat dinamis yang artinya selalu berubah setiap saat, sel-sel yang
menyusun tubuh manusia memiliki usia tertentu yang kemudian akan diganti lagi dengan yang baru,
namun pada akhirnya semua sel-sel akan mengalami kematian secara total, begitu juga pada kulit
manusia. Kulit yang sehat terlihat sebagai kulit yang optimal secara fisik maupun psikologik. Secara
fisik, terlihat dari warna, konsistensi, kelenturan, struktur bentuk dan besarnya sel-sel lapisan kulit.
Lingkungan yang semakin tidak sehat karena polusi dan perubahan cuaca yang tidak menentu,
serta pola hidup tidak teratur dapat mengakibatkan penurunan fungsi normal kulit sehingga kulit
menjadi kering, kaku dan cenderung sensitif. Kulit bisa mengalami stress, khususnya akibat perubahan
suhu yang drastis. Selain itu terdapat pula resiko akibat polusi udara yang memicu aktivitas radikal
bebas, yaitu molekul perusak di dalam kulit. Penggunaan kosmetika diharapkan dapat mengembalikan
kelembutan dan kelembaban kulit tersebut.
Perawatan kulit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara preventif (pencegahan) yang
dilakukan sebelum terjadinya kelainan dan korektif (perbaikan) yang umumnya dilakukan setelah
timbul kelainan. Salah satu produk perawatan kulit yang sering digunakan adalah sabun mandi. Seiring
perkembangan teknologi, sabun mandi diproduksi dengan jenis atau varian serta merk yang beraneka
ragam, diantaranya adalah sabun kecantikan dan sabun untuk kesehatan.
Sabun mandi padat sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar masyarakat
menggunakan sabun mandi padat untuk membersihkan badan. Hal ini karena sabun mandi padat
harganya relatif lebih murah. Sabun mandi padat memiliki kelemahan dari sisi keamanan jika dipakai
bersama dan sulit untuk dibawa kemana-mana. Tetapi untuk pemakaian pribadi di rumah, sabun mandi
padat sangat tepat untuk digunakan. (Hambali, 2005).
Sabun padat dibedakan atas 3 jenis, yaitu sabun opaque, translucent, dan transparan. Sabun
transparan merupakan salah satu jenis sabun yang memiliki penampilan menarik karena
penampakannya. Selain itu, sabun transparan bisa menjadi alternatif sediaan dengan penampakan yang
lebih menarik.

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 31
ALAT DAN BAHAN
Alat
Timbangan, Mortir DAN Stamper, Gelas ukur, Pot gelas, termometer, Penangas air, Sendok tanduk, Pipet
tetes, Batang pengaduk dan Beaker glas

Bahan
Madu, Asam Stearat, Coconot Oil, NaOH 30%, Gliserin, Etanol, Gula, Dietanolamida (DEA), NaCl,
Vitamin E, Air dan pewarna pewangi

PROSEDUR KERJA
1. Ditimbang bahan-bahan sesuai tabel penimbangan
2. Dilelehkan asam stearat pada suhu 70oC
3. Ditambahkan minyak coconut oil, diaduk homogen
4. Ditambahkan larutan NaOH 30% pada suhu 60 - 70oC dan Ditambahkan gliserin diaduk sampai
homogen
5. Ditambahkan gula atau sukrosa yang telah dilelehkan sebelumnya ke dalam campuran sedikit demi
sedikit sambil diaduk hingga sukrosa larut sempurna
6. Ditambahkan DEA, asam sitrat, NaCl, etanol , Vit E, madu, dan air secara berurutan ke dalam
campuran, diaduk homogen.
7. Ditambahkan Pewangi, diaduk homogen
8. Dituang campuran ke dalam cetakan dan didiamkan selama 24 jam pada suhu kamar
9. Adonan dikeluarkan dari cetakan, ditimbang, jika terdapat kelebihan bobot dilakukan pemotongan
10. Sediaan dimasukkan ke dalam wadah dan dikemas

EVALUASI:
Organoleptik ( warna, bau, bentuk), Homogenitas, pH, tinggi busa, Hedonik ( minimal 3 org probandus,
amati kesukaan terhadap warna, bentuk, daya lekat,penampilan,bau dan penampilan) dan Kemasan primer
dan sekunder.

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 32
BAB 13
SHAMPOO

Tujuan
• Memformulasi sediaan shampoo
• Mengetahui pengaruh surfaktan terhadap sifat kimia sediaan Shampo

Dasar Teori
Shampoo merupakan kosmetika pembersih, yaitu berguna untuk membersihkan kulit kepala
dan rambut dari berbagai kotoran yang melekat. Kotoran terjadi karena adanya lemak, minyak dan
keringat di kulit kepala dan rambut yang berasal dari kelenjar palit. Penggunaan kosmetika dekorasi
rambut, dan debu dari udara juga menyebabkan rambut menjadi kotor. Dalam pengertian ilmiahnya
shampo didefinisikan sebagai sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok dan
berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit kepala agar tidak
membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan si pemakai. Shampo pada umumnya digunakan
dengan mencampurkannya dengan air dengan tujuan untuk melarutkan minyak alami yang dikeluarkan
oleh tubuh untuk melindungi rambut dan membersihkan kotoran yang melekat. Namun tidak semua
shampo berupa cairan atau digunakan dengan campuran air, ada juga shampo kering berupa serbuk
yang tidak menggunakan air. Shampo kering ini selain digunakan oleh manusia, lebih umum digunakan
untuk binatang peliharaan seperti kucing yang tidak menyukai bersentuhan dengan air ataupun anjing.
Beberapa industri yang memproduksi shampo atau perawatan rambut umumnya juga mengeluarkan
produk kondisioner dengan tujuan untuk mempermudah pengguna shampo menata kembali rambutnya.
Formulasi untuk shampo harus mengandung bahan bahan yang berfungsi sebagai surfaktan, foaming
agent dan stabilizer, opacifier, hydrotopes, viscosity modifier, dan pengawet. Bahan-bahan dalam
shampo harus aman dan mudah terdegradasi sebagaimana kosmetik perawatan tubuh lain. Setiap bahan
harus memilki fungsi dan peran yang spesifik (Mottram, 2000)
Formula shampo setidaknya mengadung bahan yang berfungsi sebagai detergent (surfaktan),
thickeners dan foaming agent, dan conditioning agent. Selain itu kadang juga ditambahkan bahan yang
berfungsi sebagai pengawet, parfum, pengatur pH, pengatur viskositas dan antimikroba.
Alat Dan Bahan
Bahan
Aquades, Na Lauril Sulfat, Cocamide DEA, Gliserin, Metil Paraben, NaCl, Esensial oil, Vit E

Alat

Timbangan elektrik, Batang pengaduk, Beaker glass, Kertas perkamen, Sendok tanduk, Pipet tetes, Gelas
arloji, Mortir dan Stamper

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 33
PROSEDUR KERJA
1. Timbang semua bahan yang dibutuhkan
2. Campurkan Aquadest dengan Na Lauril Sulfat cair hingga Na Lauril Sulfat terlarut semua
didalam air (Fase A).
3. Campurkan Cocamide DEA, gliserin dan Metil Paraben (Fase B).
4. Campurkan fase A dengan fase B hingga homogen.
5. Tambahkan NaCl sedikit demi sedikit hingga mengental dan diaduk dengan konstan.
6. Tambahkan esensial oil dan vitamin E
7. Dikemas didalam botol dan diberi label

EVALUASI:

1. Organoleptik ( warna, bau, bentuk)


2. Homogenitas
3. pH
4. tinggi busa
5. Hedonik ( minimal 3 org probandus, amati kesukaan terhadap warna, bentuk, daya
lekat,penampilan,bau dan penampilan)
6. Kemasan primer dan sekunder

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi 34
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Penerbut Universitas
Indonesia. Jakarta
Anief, Moh. 1988. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Anief, M. 2007. Farmasetika. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press,
Depkes RI, 2005. Ilmu Resep Teori. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Fessenden dan
Fessenden. 1992. Kimia Organik, Cetakan ketiga, Jilid I. Jakarta : Penerbit.
Erlangga.
Hambali, E. A. Suryani dan M. Rival. 2005. Membuat Sabun Transparan. Jakarta : Penebar Plus
Jellineck, S. (1970). Formulation and Function of Cosmetics. New York : Wiley Interscience. Kumar,
Lachman, L., H.A. Lieberman, and J.L. Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Jilid II, Edisi
III. Jakarta : Universitas Indonesia.
Mitzui, T. 1997. The Cosmetic Science. Amsterdan: Elsevier Scienc B.V.
Rowe, Raymond C., Paul J. S., Paul J. W. 2003. Handbook of Pharmaceutical Exipients. Pharmaceutical
Press. London.4.
Schmitt, W.H. 1996. Skin Care Products. In : Williams, D.F. and W.H. Schmitt (Ed). London:
Cosmetics And Toiletries Industry. 2nd Ed. Blackie Academy and Profesional.
Setyaningsih, Owi, Erliza Hambali, dan Muharamia Nasution. 2007. Aplikasi Minyak Sereh Wangi
(Citronella Oil) dan Geraniol Dalam Pembuatan Skin Lotionpenolak Nyamuk. Jurnal
Teknologi Indonesi Vol 17(3) : 97-103.
Strianse, S. J. 1996. Hands Creams and Lotion in Cosmetics Science and Technology Vol.1.
2nd Ed. New York : Willy Interscience, a Division of John Wiley and Sons, Inc.
Sularto, S. A. dkk. 1995. Pengaruh Pemakaian Madu sebagai Penstubtitusi Gliserin dalam Beberapa
Jenis Krim Terhadap Kestabilan Fisiknya. Laporan Penelitian, LP Unpad. Bandung:
Universitas Padjajaran.
Tresna, Dra.Pipin . 2010. Perawatan Kulit. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

TekFar-KOSMETIKA | s1 Farmasi – STIKes YPIB Majalengka 35

Anda mungkin juga menyukai