Anda di halaman 1dari 15

PSAK 73 - “Sewa dan

perbandingan dengan
PSAK 30”
Dosen Pengampu : Jumirin Asyikin,Dr.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6

1. Rizkyyaturraudah 2019310020
2. Sahla Muthia Faidah 2019310023
3. Nurul Aulia 2019310036
4. Ahmad Dinnur Kamil 2019310038
5. Hilda Tangkin 2019310043
6. Novia Meriska 2019310068
7. Devi Permata Sari 2019310080
Pengertian Sewa
Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan suatu aset selama
periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran
kepada lessor.

Suatu perjanjian atau komitmen sewa dapat memuat suatu persyaratan untuk menyesuaikan pembayaran sewa
karena perubahan dalam konstruksi atau biaya akuisisi properti sewaan atau karena perubahan dalam ukuran biaya
atau nilai lainnya, seperti tingkat harga umum, atau biaya pembiayaan yang dikeluarkan lessor.
 
PSAK 73 ini memperkenalkan model akuntansi tunggal khususnya untuk penyewa (lessee) yang memberikan
dampak substansial perlakuan akuntansi atas sewa dan mengharuskan lessee untuk mencatat kontrak sewa dalam
model tunggal sebagai aset hak guna (right-of-use asset) dan liabilitas sewa dalam laporan posisi keuangan.
Klasifikasi Sewa
Untuk tujuan akuntansi, PSAK 30 membagi sewa ke dalam dua kategori utama:
a. Sewa operasi adalah yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset.
b. Sewa pembiayaan yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak
dialihkan.
Klasifikasi sewa yang digunakan dalam PSAK 30 ini di dasarkan atas sejauh mana risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan asset sewaan berada pada lessor atau lessee.
Indikator dalam menentukan klasifikasi sewa ini sendiri terdiri atas:
c. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa
d. Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai
wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan
bahwa opsi memang akan dilaksanakan.
c. Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak
diahlikan
d. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minuman secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan.
e. Aset sewaan bersifat khusus dimana hanya sessee yang dapt menggunakannya tanpa
perlu modifikasi secara material
PSAK 30 lebih jauh menyebutkan indicator dari situasi secara individual atau gabungan dapat
juga menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sabagai pembiayaan adalah:

• Jika lessee dapat membatalkan sewa maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan
ditanggung oleh lessee

• Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar nilai residu dibebankan kepada lessee

• Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa pada periode kedua dengan nilai rental
yang secara substansial lebih rendah dari pasar rental
a.Sewa Operasi
Perlakuan Akuntansi oleh Lessee
Dalam pembukuan lessee PSAK 30 mensyaratkan bahwa pembayaran sewa diakui sebagai beban sewa dalam laporan
laba rugi komprehensif.
Perlakuan Akuntansi oleh Lessor
Untuk biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi, PSAK 30
mensyaratkan bahwa biaya itu ditambahkan kejumlah tercatat dari asset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa
sewa dengan dasar yang sama dengan pendekatan sewa.
Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Lessee
Dalam sewa operasi, PSAK 30 mensyaratkan bahwa lessee minimal mengungkapan komitmen modal terkait pembayaran
sewa di masa depan, beban sewa yang dibebankan ke laporan laba rugi, dan penjelasan umum tentang perjanjian sewa.
1.Jumlah pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode
berikut.
2.Jumlah pembayaran sewa lanjut minimum di masa depan, yang dihitung pada tanggal pelaporan, yang diperkirakan akan
diterima dalam kontrak sewa lanjut yang tidak dapat dibatalkan.
3.Pembayaran sewa dan sewa lanjut yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan. dengan pengungkapan terpisah
untuk masing masing jumlah pembayaran sewa minimum. rental kontinjen, dan pembayaran sewa lanjut.
4.Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessee yang material, yang meliputi namun tidak terbatas dalam hal hal berikut.
Perlakuan Akuntansi oleh lessee

Aset sewaan dalam sewa pembiayaan yang dicatat sebagai asset tetap dalam pembukuan lessee harus
diperlakukan sesuai dengan PSAK 16 dan kebijakan akuntansi serupa yang digunakan untuk
memperhitungkan asset tetap lain yang sifatnya sama.

Perlakuan Akuntansi oleh Lessor


PSAK 30 lebih lanjut mensyaratkan bahwa piutang itu disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar jumlah
yang sama dengan investasi sewa neto', yang didefinisikan dalam paragraph 4 sebagai 'investasi sewa bruto
penghasilan biaya tangguhan” yang didefinisikan dalam paragraph 4 sebagai 'penjumlahan agregat dari
pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor dan nilai residu yang tidak dijamin yang menjadi hak
lessor.
Dengan demikian, dalam sewa pembiayaan lessor harus:
a) Menentukan investasi bruto dan nilai kininya untuk menghitung nilai tercatat piutang sewa (investasi bruto)
dan jumlah pendapatan bunga yang diakui selama masa sewa (selisih antara investasi bruto dan nilai kininya);
dan
b) Membuat schedule amortisasi menentukan jumlah pendapatan bungan yang diakui disetiap periode.
Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Lessee

Dalam sewa pembiayaan, PSAK 30 mensyaratakan lessee minimal mengungkapkan asset sewaan, analisis liabilitas
sewa, dan penjelasan umum tentang perjanjian sewa.
a. Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal pelaporan.
b. Jumlah investasi secara bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal pelaporan untuk
setiap periode berikut.
 Sampai dengan satu tahun
 Satu tahun sampai dengan lima tahun
 Lebih dari lima tahun 1
c. Penghasilan pembiayaan tangguhan
d. Nilai residu yang tidak dijamin yang diakru sebagai laba lessor
e. Akumulasi penyisihan piutang tak tertagih atas pembayaran sewa minimum
f. Rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan
g. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.
Transaksi jual dan sewa balik
Transaksi jual dan sewa balik adalah transaksi yang didalamnya pemilik suatu asset menjual asset itu kepada
pihak lain dan segera menyewanya kembali.
Terdapat dua permasalahan utama antara lain:
1. Apabila harga jual ditetapkan pada nilai pasar wajar bagaimana keuntungan maupun kerugian transaksi
penjualan harus diperhitungkan
a) Sewa Operasi, Jika suatu transaksi jual dan sewa balik tidak mengembalikan resiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan asset kepada lessee, maka transaksi penjualan itu pada dasarnya
merupakan transaksi penjualan.
b) Sewa Pembiayaan, Jika suatu transaksi jual dan sewa balik mengalihkan semua resiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan asset sewaan kepada lessee, maka pada dasarnya tidak ada transaksi
penjualan yang terjadi. Sebagaimana diatur dalam PSAK 30, jika transaksi jual dan sewa balik
merupakan sewa pembiayaan, maka selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat (nilai buku) tidak
dapat diakui segera sebagai pendapatan dalam laporan laha rugi lessee.
2. Apabila harga jual sengaja ditetapkan lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai pasar wajar guna
mengakomodasi biaya rental yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pasar, bagaimana laba atau
rugi pada penjualan awal dan sewa selanjutnya atau penyewaan asset harus diperhitungkan.
a) Sewa Operasi, Jika harga jual sengaja ditetapkan diatas nilai wajar guna mengakomodasi biaya rental
yang lebih rendah atau lebih tinggi dari harga pasar, PSAK 30 menyatakan bahwa kelebihan atas nilai
wajar harus ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan asset.

b) Sewa Pembiayaan Jika transaksi jual dan sewa balik menipakan sewa pembiayaan dan khususnya
apabila harga jual sengaja ditetapkan maka transaksi tersebut merupakan alat bagi lessor untuk
memberikan pembiayaan bagi lessee dengan asset sebagai jaminan.
Perbedaan PSAK 73 dengan PSAK 30
PSAK 73 atas Sewa merupakan adopsi dari IFRS 16 Leases yang berisi standar tunggal atas sewa karena
akan menggantikan seluruh standar yang terkait dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
atas sewa yang ada selama ini, salah satu diantaranya yaitu PSAK 30 mengenai Sewa. PSAK 73 atas sewa
bertujuan untuk melaporkan model akuntansi tunggal untuk penyewa (lessee) dengan mengklasifikasikan sewa
sebagai sewa pembiayaan dan bagi pesewa (lessor) tidak ada perubahan aturan, sehingga tetap
mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi.
Sewa dikategorikan menjadi sewa operasi apabila memenuhi 2 syarat, yaitu:
1) Sewa jangka pendek
2) Sewa yanga asset pendasamnya bernilai rendah
Pada PSAK 30 sebelum adopsi IFRS, kategori sewa menjadi sewa pembiayaan dari sisi lessee cukup ketat
yaitu harus memenuhi seluruh kriteria sewa pembiayaan, sementara PSAK 30 sesudah adopsi IFRS apabila satu
kriteria saja sudah memenuhi maka klasifikasi sewa menjadi sewa pembiayaan. PSAK 73 klasifikasi yang lebih
ketat diperlakukan untuk sewa operasi dimana seluruh kriteria harus terpenuhi untuk menjadi sewa operasi
dimana hampir otomatis sewa akan masuk kategori sewa pembiayaan, yang artinya lessee harus mengakui aset
sewa hak guna, liabilitas sewa hak guna, depresiasi aset sewa hak guna, serta pengakuan biaya bunga.
Sebelumnya pada PSAK 30, sewa mensyaratkan penyewa dan pesewa untuk mengklasifikasikan sewanya
sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara berbeda.
Klasifikasi Leasing
Kegiatan leasing erat kaitannya dengan istilah lessor dan lessee. Lessor adalah. perusahaan
pembiayaan atau perusahaan leasing dalam konteks Sewa Guna Usaha (SGU) menyewakan suatu
asset kepada pihak yang membutuhkan. Sedangkan Lessee adalah pihak yang menyewa guna usaha
barang modal dari fessor(seperti nasabah pada bank). Kegiatan menyewa itu sendiri terdiri dari :
1. Finance Lease adalah suatu kegiatan Sewa Guna Usaha yang memindahkan seluruh
risiko dan manfaat yang terkandung dalam asset tersebut dari seorang pemilik sewa
guna usaha lessor kepada lessee.

2. Operating Lease adalah kegiatan sewa yang tidak memindahkan semua elemen
substansial seperti risiko dan manfaat atas asset yang disewa melainkan mencatatanya
hanya sebagai beban penyewaan.
Suatu transaksi leasing dapat dikatakan sebagai sebuah Finance Lease apabila memenhi
setidaknya dari 5 kriteria berikut:
 Kegiatan leasing tersebut memungkinkan terjadinya pengalihakn hak kepemilikan atas kekayaan
kepada penyewa pada akhri masa penyewaan
 Adanya kemungkinan bagi penyewa untuk membeli asset tersebut (mengandung persyaratan
pembelian di bawah harga)
 Masa penyewaan tersebut adalah sama dengan 75% atau lebih dari perkiraan umur ekonomis asset
 Nilai sekarang (present value) pada awal masa penyewaan sama dengan 90% atau lebih dari Fair
Value asset tersebut
 Apabila pada akhir masa sewa, asset tersebut tidak memilik kegunan alternative, maka diasumsikan
bahwa lessor telah mentransfer kepemilikan asset tersebut kepada lessee.
NO Perbedaan PSAK 30: SEWA PSAK73: SEWA
sebuah lease agreement dapat dikatakan sebagai finance lease Dalam PSAK 73, segala bentuk lease agreement yang memiliki jangka waktu lebih dari
1 Penentuan klasifikasi leasing :
hanya ketika memenuhi I dari 4 kriteria yang tersedia. Ketika 1 tahun, sudah dianggap sebagai finance lease. PSAK 73 juga menambahkan satu
finance/operating lease tidak memenuhi satupun dari 4 kriteria tersebut, maka kriteria baru. yaitu Alternative Use. Apabila pada akhir masa sewa, asset tersebut tidak
kegiatan memilik kegunan alternative, maka diasumsikan bahwa lessor telah mentransfer
kepemilikan kepada asset lessee. tersebut. Sehingga peristiwa leasing yang terjadi
leasing tersebut hanya dianggap sebagai kegiatan menyewa
termasuk finance lease. Khusus leasing jangka pendek dapat dikecualikan yaitu Lessee
biasa sehingga diakui sebagai beban sewa dapat mengadopsi kebijakan akuntansi untuk tidak mencatat transaksi leasing yang
berjangka waktu 121 bulan atau kurang.

2 Penyebab ISAK 25 dicabut Belum ada kejelasan/klasifikasi apakah kontrak tertentu yang Melalui PSAK 73 ini telah dipaparkan dengan jelas/adanya klarifikasi mengenai apakah
tidak mengallihkan hak legal atas tanah merupakan transaksi suatu kontrak tertentu yang tidak mengalihkan hak legal atas tanah merupakan transaksi
sewa atau transaksi sewa atas transaksi pembelian tanah sewa atau transaksi pembelian tanah. Hal ini relevan dalam konteks perlakuan akuntansi
untuk ha katas tanah di Indonesia yang telah ada dalam ISAK 25

3 Pengakuan atas sewa Dalam PSAK 30, operating leaser tidak masuk dalam balance Dalam PSAK 73, dalam penjurnalannya, leasing mengisyaratkan untuk mengakui asset
sheet melalui right-of-use assets dan liabilitas sewa terhadap 2 pengecualian opsional dalam
pengakuan aset dan liabilitas sewa, yakni untuk:
 Sewa jangka-pendek
 Sewa yang aset pendasaranya (underlying assets) bernilai-rendah.

4 Ketentuan balance sheet Dalam PSAK 30 pemberitaan kriteria yang sama antara lease Dalam PSAK 73, yang tidak masuk dalam balance sheet adalah short term leases
dan lessor dalam menentukan suatu sewa (<12bulan) dan low value assets leases
5 Pedoman pengakuan atas sewa Dalam PSAK 30 pemberitaan kriteria yang sama antara lease PSAK 73 memperlakukan lessee untuk melakukan pencatatan PSAK 73 tidak
dan lessor dalam menentukan suatu sewa memberikan pedoman yang sama antara lessee dan lessor. Lessee wajib melakukan
kapitalisasi atas sewa walaupun masa sewa hanya 2 tahun dengan melakukan pengakuan
atas aset hak guna
6 Perlakuan perpajakan    
7 Pencatatan sewa PSAK 30 memberikan opsi kepada perusahaan untuk PSAK 73 mewajibkan menyewa untuk mencatat seluruh sewa, baik financial lease
memilih melaksanakan pencatatan dengan metode financial ataupun operating lease untuk memanfaatkan suatu asset selama masa manfaatnya.
lease ataupun operational lease
Dampak atas penerapan PSAK 73
a. Melalui pembaharuan regulasi SEWA melalui PSAK 73. perusahaan mendapat pedoman dan ketentuan yang lebih jelas dalam pencatatan terutama
yang berhubungan dengan asset perusahaan. Sehingga, secara otomatis PSAK 73 menjadi controller bagi perusahaan agar semakin patuh terutama
dalam melakukan tindakan yang sejalan dengan etika keprofesian
b. Pembaharuan ini menuntut adanya penghitungan kembali atas key ratios dan KPIs perusahaan sehingga akan secara otomatis sebagai pengukur
kinerja perusahaan selama ini (apakah masih on plan/tidak)
c. Peninjauan dan penghitungan kembali karena adanya regulasi yang baru ini, membuat perusahaan semakin mengetahui kondisi/permasalahan antar
departemen seperti bendahara perusahaan, human resource, IT perusahaan, transfer pricing, bagian pajak,penjualan, pembelian, dan sebagainya.
d. Perusahaan harus mengidentifikasi apakah suatu kontrak mengandung unsur leasing/tidak. Kontrak bisa didefinisikan sebagai leasing jika
memberikan pelanggan hak untuk mengontrol penggunaan aset, properti, pabrik, atau peralatan yang diidentifikasi sebagai barang leasing untuk
setiap periode. Lebih detailnya, kontrol barang leasing dianggap berlaku jika pelanggan memiliki hak untuk memperoleh semua manfaat substansial
ekonomi dari penggunaan aset dan hak untuk mengendalikan penggunaan barang leasing.
e. Ketidakpatuhan akan penerapan requirements yang baru dalam PSAK 73 akan menimbulkan dampak yang lebih signifikan akrena sebagian besar
leasing diakui di balance sheet
f. Hampir sebagian besar leasing dianggap sebagai finance lease. Finance Lease mensyaratkan Lessee untuk mengakui beban bunga dan biaya
amortisasinya. Akibatnya, Lessee biasanya akan mencatat biaya yang lebih besar pada awal masa sewa untuk Finance Lease (jika dibandingkan
operating lease yang mensyaratkan biaya leasing harus diakui dengan metode penyusutan garis lurus selama masa sewa).
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara PSAK 30 dan
perubahannya, yaitu PSAK 73. PSAK 73 memperketat persyaratan sewa operasi dimana syarat
klasifikasi sewa pembiayaan menjadi lebih mudah dimana syarat untuk sewa operasi harus
memenuhi seluruh kriteria yaitu sewa aset herjangka pendek (kurang dari atau sama dengan 12
bulan) dan aset bernilai rendah, jika tidak memenuhi 2 kriteria tersebut maka otomatis diakui
sebagai sewa pembiayaan.

Penerapan pedoman-pedoman dalam PSAK 73 dapat secara signifikan akan mempengaruhi


pendapatan, arus kas, total asset, perjanjian pinjaman, dan sebagainya, Cara pengakuan atas asset
yang berbeda akan berpengaruh pada produktifitas asset PSAK 73 memberikan kecenderungan
untuk mengkapitalisasi semua asset sehingga akan mempengaruhi nilai asset itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai