Anda di halaman 1dari 32

Faktor yg mempengaruhi persalinan

ASKEB PERSALINAN
NERLI ADRIA S,SST,M.KES
5 faktor yang harus diperhatikan , antara lain :
Jalan Lahir (Passage),Janin (Passanger), Tenaga
Kekuatan(Power), Psikis wanita (Ibu),
Penolong.
a. Passage
• Faktor passage atau biasa disebut dengan jalan
lahir diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
jalan lahir lunak dan jalan lahir keras.
• Jalan Lahir Lunak Jalan lahir lunak terdiri dari
serviks, vagina, dan otot rahim
• Jalan Lahir Keras Panggul merupakan salah
satu jalan lahir keras yang memiliki fungsi lebih
dominan daripada jalan lahir lunak. Oleh karena
itu, janin harus berhasil menyesuaikan diri
terhadap jalan lahir yang relatif kaku.
a.  Tulang-Tulang Panggul
Tulang-tulang panggul terdiri atas 3 buah tulang yaitu os coxae,
os sacrum, dan os coccygis.
1. Os Coxae (Tulang Innominata)
 Terdiri atas dua buah tulang, yaitu kiri dan kanan. Os coxae
merupakan fusi dari os ilium, os ischium, dan os pubis.
 Os Ilium, ciri-ciri:
 Tulang terbesar dari panggul, membentuk bagian atas dan
belakang panggul
 Batas atasnya merupakan penebalan tulang yang disebut crista
iliaca
 Ujung depan dan belakang crista iliaca menonjol: spina iliaca
anterior superior dan spina iliaca posterior superior.
 Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam tulang usus (os
ilium) yang membagu pelvis mayor dan pelvis minor disebut
linea innominata (linea terminalis)
 Linea terminalis merupakan bagian dari PAP
 Os Ischium, ciri-ciri:
 Terdapat di bagian bawah tulang usus.
 Bagian pinggir belakangnya menonjol, disebut
spina ischiadica
 Bagian pinggir bawah tulang duduk sangat tebal,
yang mendukung badan saat duduk disebut tuber
ischiadicum
 Os Pubis, ciri-ciri:
 Terdapat di sebelah bawah dan depan tulang usus
 Antara tulang kemaluan dan tulang duduk
dibatasi oleh foramen obturatum
 Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan
dengan tulang usus dinamakan ramus superior
ossis pubis.
 Tulang kelangkang
2. Os Sacrum berhubungan dengan
 Os sacrum berbentuk tulang pinggang ruas
segitiga dengan lebar di kelima
bagian atas dan mengecil  Bagian tulang kelangkang
dibagian bawahnya. paling atas mempunyai
 Tulang ini terletak tonjolan besar ke depan
diantara kedua tulang disebut promontorium
pangkal paha yang  Ke samping, tulang
memiliki karakteristik: kelangkang berhubungan
 Terdiri dari 5 ruas tulang dengan tulang pangkal
yang berhubungan erat
paha melalui articulatio
 Permukaan depan licin
sacroiliaca
dengan lengkungan dari atas
ke bawah dan dari kanan  Ke bawah tulang
maupun kiri kelangkang berhubungan
 Di kanan dan kiri, pada garis dengan tulang tungging (os
tengah terdapat lubang yang coccygis)
akan dilalui oleh saraf
foramina sacralia anterior
3. Os Coccygis
 Os coccygis berbentuk
segitiga dengan ruas 3-5
buah dan bersatu
 Pada saat persalinan,
tulang tungging dapat
didorong ke belakang
sehingga memperluas
jalan lahir.
c. Ciri Khas Jalan Lahir
Jalan lahir terdiri dari empat
bidang yaitu pintu atas panggul,
bidang terluas panggul, bidang
tersempit panggul, dan pintu
bawah panggul.
1. Pintu Atas Panggul
b. Ukuran Panggul Pintu atas panggul berbentuk
 Ukuran-ukuran panggul seperti bulatan oval dengan
dapat diperoleh melalui panjang ke samping dan
dibatasi oleh:
beberapa cara, yaitu
 Promontorium
pengukuran secara
 Sayap os sacrum
klinis, pemeriksaan
 Linea terminalis kanan dan
dengan Rontgen dan kiri
pelvis, serta  Ramus superior os pubis
pemeriksaan kanan dan kiri
ultrasonografi  Pinggir atas simpisis pubis
Pada pintu atas panggul terdapat tiga ukuran penting
yaitu:
o Conjugata vera: panjang sekitar 11 cm,
pengukurannya tidak bisa secara langsung.
Pengukurannya diperhitungkan melalui pengukuran
conjugata diagonalis (CD). Conjugata vera (CV)=
CD-1,5 cm. Conjugata obstetrika: ukuran antara
promontorium dengan tonjolan simpisis  pubis
o Ukuran melintang: jarak antara kedua linea
terminalis (12,5 cm)
o Ukuran oblik: jarak antara articulatio menuju
tuberculum pubicum yang bertentangan. Kedua
ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang
masih hidup
2. Bidang Terluas Panggul
Ukuran muka belakangnya 12,75 cm & ukuran
melintang 12,5 cm.
3. Bidang Tersempit Panggul
Ukuran muka belakangnya 11,5 cm dan ukuran
melintang 10 cm.
4. Pintu Bawah Panggul
 Terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama,
yaitu:
 Segitiga depan dasarnya tuber ischiadicum dengan
dibatasi arcus pubis.
 Segitiga belakang dasarnya tuber ischiadicum
dengan dibatasi ligamentum sacrotuberosum kanan
dan kiri.
Beberapa ukuran pintu bawah
panggul yang penting adalah:
 Ukuran muka belakang dari tepi
bawah simpisis menuju ujung
tulang belakang 11,5 cm
 Ukuran melintang adalah jarak
tuber ischiadicum kanan dan kiri
sebesar 10,5 cm
 Diameter sagitalis posterior dari
ujung tulang kelangkang ke
pertengahan ukuran melintang
sebesar 7,5 cm.
d. Bentuk Panggul
1. Panggul Ginekoid 2. Panggul Antropoid

• Panggul antropoid memiliki


• Panggul ginekoid adalah jenis yang paling
banyak. suatu bentuk oval yang jelas
• Dilihat dari bidang pintu atas panggul pada bidang pintu atas panggul
tampak berbentuk bulat atau agak
lonjong/elips.
dengan diameter terpanjang
• Diameter transversal dari bidang pintu atas adalah antero-posterior.
panggul hanya sedikit lebih panjang dari • Oleh karena itu segmen
diameter antero-posterior dan hampir seluruh
daerah inlet merupakan ruangan yang posterior panjang dan sempit.
terpakai untuk kepala janin. Arkus pubis “Engagement” harus terjadi
lebar dan memungkinkan penempatan dua
jari yang berdampingan tepat di bawah dengan sumbu panjang kepala
simpisis. Dinding samping sejajar. Dilihat janin tegak lurus terhadap
dari bidang pintu atas panggul, panggul
menyerupai silinder tanpa penyempitan dari
diameter transversal dari pintu
bidang pintu atas panggul sampai bidang atas panggul.
pintu bawah panggul.
3. Panggul Android 4. Panggul Platipeloid
 Suatu panggul platipeloid
 Panggul android atau “mirip laki- berbentuk datar dengan tulang-
laki” lebih jarang dijumpai tulang yang lembut.
dibanding bentuk ginekoid.  Jenis panggul ini paling jarang
 Suatu panggul android ditandai dijumpai dari jumlahnya kurang
oleh daerah segmen posterior yang dari 3% diantara pasien-pasien.
sempit dengan ujung sacrum Konfigurasi panggul platipeloid
menonjol ke depan dan segmen pada pintu atas panggul lebih
anterior relatif panjang. Bila dilihat menyolok dimana menunjukkan
dari suatu titik di atas panggul, pemendekka yang mencolok dari
bidang pintu atas panggul tampak diameter antero-posterior,
seperti bentuk jantung. Konfigurasi sebaliknya diameter
segmen anterior dan posterior ini
transversalnya lebar. Dalam
membatasi volume panggul yang
pemeriksaan ditemukan suatu
terpakai. Tulang-tulang dari
panggul android umumnya berat konjugata yang pendek, segmen
sehingga ruangan untuk penurunan posterior yang luas dan bila
kepala juga terbatas. dilihat dari atas tampak mendatar
dan elips/lonjong.
e. Bidang Hodge
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai dimana
bagian terendah janin turun dalam panggul dalam persalinan.
 Bidang Hodge I     :    bidang datar yang melalui bagian atas
simpisis dan promontorium. Bidang ini dibentuk pada
lingkaran pintu atas panggul
 Bidang Hodge II   :    bidang yang sejajar dengan bidang
hodge I terletak setinggi bagian bawah simpisis
 Bidang Hodge III  :    bidang yang sejajar dengan bidang
hodge I dan II, terletak setinggi spina ischiadica kanan dan
kiri. Pada referensi lain, bidang hodge III ini disebut juga
bidang O. Kepala yang berada di atas 1 cm, disebut (-1) atau
sebaliknya.
 Bidang Hodge IV  :    bidang yang sejajar dengan bidang
hodge I, II, III, terletak setinggi os coccygis.
b. Power
• Daya = kekuatan = kemampuan ibu (meliputi: kontraksi
DanTenaga / kekuatan mengejan)
• Kontraksi kontraksi otot-otot uterus yang mempengaruhi janin
dan plasenta dari cavum uteri.
• Kontraksi uterus  terdiri dari kontraksi involunter dan volunter
• Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang
terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari
ibu.
• Kala I pada ibu bersalin membutuhkan waktu 7–13 jam. Jika
melebihi waktu ini disebut kala I memanjang. Kala I memanjang
jika tidak ditangani dengan segera akan menyebabkan partus
lama.
• Kekuatan his atau kontraksi otot rahim pada akhir
kala I atau kala II mempunyai amplitudo 60 mmHg
dengan interval 2–3 menit durasi 60-90 detik.
Kekuatan his dan meneran mendorong janin kearah
bawah menimbulkan peregangan yang pasif,
sehingga terjadi putaran paksi dalam dan
penurunan kepala, menekan serviks dimana
terdapat pleksus frankenhausersehingga
menimbulkan efek meneran. Kedua kekuatan
menyebabkan kepala crowning dan penipisan jalan
lahir sehingga lahirlah kepala.
Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu :
1. Kekuatan primer (kontraksi involunter)
Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan
dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istliah yang
digunakan untuk menggambarkan kontraksi involunter ini antara lain
frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini
mengakibatkan serviks menipis (effacement) dan berdilatasi sehingga
janin turun.
2. Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)
Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi
dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan
intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan
menambah kekuatan dalam mendorong keluar. Kekuatan sekunder
tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks
lengkap, kekuatan ini cukup penting dalam usaha untuk mendorong
keluar dari uterus dan vagina.
C. PASSANGER
• Passenger atau jalan bergerak A. Janin
sepanjang jalan lahir merupakan • Janin adalah hasil dari pertemuan
akibat interkasi beberapa factor, sperma dan ovum yang telah tumbuh
yakni ukuran kepala janin,
secara sempurna. Janin aterm
presentasi, letak, sikap, dan
mempunyai tanda cukup bulan yaitu
posisi janin karena plasenta juga
38 samppai 42 minggu dengan berat
harus melewati jalan lahir, maka
dia juga dianggap sebagai bagian badan sekitar 2500 sampai 3000 gram
dari passenger yang menyertai dan panjang badan sekitar 50 sampai
janin, namun plasenta jarang 55 cm .Didalam rahim posisi janin
menghambat proses persalinan sebagai berikut :
 pada kehamilan normal. – Kepala mengadakan fleksi didada
– Tangan menndekap dada
– Kaki mengadakan fleksi dan mengarah
perut bayi
 bagian-bagian kepala janin
Kepala janin terdiri dari bagian
muka dan bagian tengkorak :
Bagian muka, terdiri dari
 Tulang hidung (os nasale)
  Tulang pipi ( os zygomatikum)
  Tulang rahang atas (os
maxillare )
 Tulang rahang bawah (os
mandibullare )
 Pada persalinan, muka dikenal
kalau meraba dagu, mulut,
hidung atau rongga mata.
Bagian tengkorak, terdiri
dari :
 Tulang dahi ( os frontale )
  Tulang ubun-ubun (os
parietal)
 Tulang pelipis ( os
temporale)
 Tulang belakang kepala
( os occipital )

Hubungan antara tulang tengkorak janin ditutup dengan jaringan ikat yang disebut
sutura.
• Sutura frontalis
Sutura yang menghubungkan kedua os frontalis kanan dan kiri
• Sutura sagitalis
Sutura yang menghubungkan kedua os parietalis kanan  dan kiri
• Sutura coronaria
Sutura yang menghubungkan os parietalis dengan os frontalis
• Sutura lambdoidea
Sutura yang menghubungkan os parietalis dengan os occipitalis
• Pertemuan antara sutura-sutura membentuk ubun-ubun (fontanela ) yaitu :
• a.       Ubun-ubun besar ( fontanela mayor )
• Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antara 1 sutura sagitalis, 2 sutura
coronaria, 1 sutura frontalis.
• Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis
• Sebagai petunjuk letak puncak kepala
• b.      Ubun-ubun kecil (fontanela minor )
• Dibentuk oleh satu sutura sagitalis dan 2 sutura lambdoidea
• Sebagai petunjuk letak belakang kepala
Ubun-ubun dan sutura akan baru tertutup kalau anak berumur 1,5 – 2 tahun. 
Ukuran kepala janin
a. Ukuran muka belakang
1. Diameter suboccipito-bregmatika
Dari foramen magnum ke ubun-ubun besar, ukurannya 9,5 cm. Ukuran ini adalah
ukuran muka belakang yang terkecil. Ukuran ini melalui jalan lahir kalau kepala anak
sangat menekur pada letak belakang kepala.

2. Diameter suboccipito frontalis


Dari foramen magnum ke pangkal hidung, ukurannya 11 cm. Ukuran ini melalui jalan
lahir pada  letak belakang kepala dengan flexi yang sedang.

3. Diameter fronto occipitalis


Dari pangkal hidung ke titik terjauh pada belakang kepala, ukurannya 12 cm. Ukuran
ini melalui jalan lahir pada letak puncak kepala.

4. Diameter mento occipitalis


Dari  dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala, ukurannya 13,5 cm. Ukuran ini
adalah ukuran terbesardan melalui jalan lahir pada letak dahi.

5. Diameter submento bregmatika


dari bawah
Ukuran-ukuran mukadagu ialah os kepala
belakang hyoid kebayi
ubun-ubun besar,atas  panggul
pada pintu ukurannya 9,5menempatkan
cm. Ukuran ini diri
melaluimelintang
pada ukuran jalan lahir  padda letaktranversa
(diameter muka. ) atau ukuran serong (diameter oblique )
dari pintu atas panggul.
c. Ukuran melingkar
1.Circumferentia suboccipito
bregmatika
Lingkaran kecil kepala
b. Ukuran melintang dengan ukurannya 32 cm.

1.      Diameter biparietalis
2.Circumferentia fronto
Ukuran yang terbesar antara
kedua os parietal, ukurannya 9 occipito
cm. Pada  letak belakang Lingkaran sedang kepala
kepala  ukuran ini melalui ukuran dengan ukurannya 34 cm.
muka belakang dari pintu atas
panggul (conjugate vera )
2.Diameter bitemporalis 3.Circumferential mento
Jarak yang terbesar antara sutura occipito
coronaria kanan kiri, ukurannya 8 Lingkaran besar kepala
cm. Pada letak defleksi ukuran ini dengan ukurannya 35 cm.
melalui conjugate vera.
• Letak membujur ( longitudinal)
Faktor lain 1. Letak kepala
1. Sikap (Habitus) • Letak fleksi = letak belakang
kepala ( LBK )
 Sikap janin menunjukkan hubungan • Letak defleksi = letak puncak
bagian –bagian dengan sumbu janin, kepala, letak dahi, dan letak muka
biasanya terhadap tulang • Letak sungsang= letak bokong
punggungnya. Janin umunnya dalam  Letak bokong sempurna
sikap fleksi dimana kepala, tulang ( complete breech )
punggung, dan kaki dalam keadaan
fleksi, lengan bersilang  di dada.
 Letak bokong tidak sempurna
(incomplete breech)
2. Letak ( Situs )
2.      Letak lintang ( Transverse lie )
 Menunjukkan hubungan sumbu janin 3.      Letak miring ( oblique lie )
dengan sumbu jalan lahir. Bila kedua  Letak kepala mengolak
sumbunya  sejajar disebut
letak  memanjang, bila tegak lurus
 Letak bokong mengolak
satu sama lain disebut letak
melintang.
Presentasi menunjukkan bagian janin yang terdapat di bagian terbawah jalan lahir.
Bagian janin yang terbawah menyebutkan presentasi janin tersebut. Pada letak
memanjang, bagian terbawah yaitu dapat kepala atau bokong, sehingga terdapat
presentasi kepala atau presentasi bokong. Pada letak melintang bagian terbawahnya
bahu, sehingga terdapat presentasi bahu.
Plasenta
 Placenta adalah suatu organ dalam kandungan pada masa kehamilan.
Pembentukan plasenta merupakan proses yang mengesankan,  karena sejak
implantasinya pertama, yang sel trofoblas dengan vili korialis bertindak sebagai
“sel ganas”, dengan segala kemampuannya melakukan destruksi terhadap
desidua yang telah siap menerima implantasi. Pada akhir proses
pembentukannya minggu ke-16, proses destruksi itu berhenti dengan sendirinya.
 Dalam perjalanan destruksinya terjadi pengrusakan desidua jauh ke
dalam struma basalis, dengan menanamkan korion frondosumnya
sehingga plasenta dengan mantap tertanam dalam desidua.
 Dalam perjalanannya terjadi destruksi pembuluh darah vena pada hari ke
12-13, sedangkan destruksi pembuluh darah arteri, terjadi pada hari ke 14-
15. Dengan terbukanya pembuluh vena dan arteri pada hari ke 14-15,
terjadilah sirkulasi retroplasenta, sebagai bagian penting untuk
mendukung tumbuh kembangnya janin dalam rahim sehingga vili
korialis mendapatkan saripati nutrisi dari darah ibu secara langsung.
Pembentukan vili korialis pada hari ke 17 yang berasal dari mesenkim
(mesoderm) sehingga sejak saat itu mulai terdapat “sirkulasi janin”.
Bagian- bagian Placenta 2. Bagian fetalis     
• terbentuk dengan lengkap a. Menghadap ke janin:
pada minggu ke-16 dengan membrana korii
ciri mempunyai bagian  Amnionnya
maternal dan bagian
 Pembuluh darah janin
fetalis, sebagai berikut:
vena dan arteri
• Bagian maternal
b. Menghadap ke arah
a. Bagian desidua maternal
maternal
 Stroma kompakta
 Stroma spongiosa  Korion frondosum
 Septum yang berasal dari  Kotiledon dengan vili
desidua korialisnya
b.Lapisan Nitabuch,  Sirkulasi retroplasenta
membatasi tetanamnya merupakan sirk
korion frondosum pada
basalis
 Proses pematangan plasenta telah terjadi  Pematangan plasenta menimbulkan
sejak kehamilan berumur 28 minggu, dan
berlangsung terus sampai hamil aterm
gangguan fungsinya dan menurunnya
dengan tanda sebagai berikut: pengeluaran hormonal sehingga dapat
 Terjadi penebalan membran dimulai timbulnya kontraksi Braxton
 Terjadi timbunan fibrin dan kalsium, Hick yang pada gilirannya menjadi
pada vili korialis dan sekitarnya sehingga
kontraksi untuk persalinan.
dapat menyebabkan obliterasi pembuluh
darah.
 Obliterasi pembuluh darah menimbulkan
infark kecil dan besar karena kekurangan
darah dan akan menambah timbunan
kalsium.

Fungsi plasenta dapat dijabarkan sebagai


berikut:
 Plasenta sebagai alat pertukaran nutrisi
 Plasenta sebagai alat respirasi
 Plasenta sbg sekresi
 Plasenta sebagai sawar
 Plasentasbg sumber hormon kehamilan
Air ketuban
• Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat
dalam ruangan yang diliputi selaput janin yang merupakan
element penting dalam proses persalinan. Air ketuban ini dapat
dijadikan acuan dalam menetukan diagnose kesejahteraan janin.

• Volume air ketuban pada kehamilan


cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc
•  Air ketuban berwarna putih keruh,
berbau amis, dan berasa manis.
Kondisi normal Amnion Fungsi cairan amnion
 Jumlah air ketuban tidak terus sama
dari minggu ke minggu kehamilan. 1. Fungsi cairan amnion Untuk
Jumlah itu pun akan bertambah atau proteksi janin,
berkurang sesuai perkembangan 2. Mencegah perlekatan janin
kehamilan. Saat usia kehamilan 25-26 dengan amnion,
minggu, jumlahnya rata-rata 239 ml. 3. Agar janin dapat bergerak
Lalu meningkat jadi+ 984 ml pada dengan bebas,
usia kehamilan 33-34 minggu dan 4. Regulasi terhadap panas dan
turun jadi 836 ml saat janin siap lahir. perubahan suhu,
Cara Mengenali Air Ketuban 5. Mungkin untuk menambah
suplai cairan janin, dengan cara
 Dengan lakmus, ditelan atau diminum, yang
 Makroskopis : bau amis, adanya kemudian dikeluarkan melalui
lanugo, rambut, dan veniks caseosa, kencing janin,
bercampur mekoneum, 6. Meratakan tekanan intrauterin
 Mikroskopis : lanugo dan rambut, dan membersihkan jalan lahir
bila ketuban pecah,
 Laboratorium : kadar urea (ureum)
7. Peredaran air ketuban dengan
rendah dibanding dengan air kencing.
darah ibu cukup lancar dan
a.        Polihidramion Gejala
Polihidramion  terjadi karena:  Gejala yg dirasakan ibu adalah:
• Produksi air seni janin berlebihan.
• Ada kelainan pada janin yang susah bernafas, berdebar2 dan
menyebabkan cairan ketuban
menumpuk, yaitu   hidrosefalus, atresia bengkak pada kaki. Saat diperiksa
saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran
kencing kongenital.
perut ibu tampak tegang dan
• Ada sumbatan/penyempitan saluran
cerna pada janin sehingga ia tak bisa
mengkilat. Tinggi rahim melebihi
menelan air ketuban. Alhasil, volume air
ketuban meningkat drastis.
• Kehamilan kembar, karena ada dua janin
usia kehamilan serta bagian2 janin
yang menghasilkan air seni.
sulit diraba dari luar. Dapat
• Ada proses infeksi.
• Ada hambatan pertumbuhan atau
dilakukan pemeriksaan penunjang
kecacatan yang menyangkut sistem saraf
pusat sehingga fungsi gerakan menelan
mengalami kelumpuhan.
seperti USG untuk menilai AFI,
• Ibu hamil menderita diabetes yang tidak
terkontrol.
jumlah bayi, letak bayi dan deteksi
• Inkompatibilitas/ketidakcocokan Rhesus.
kelainan kongenital bayi.
b. Oligohidramion
Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya lebih sedikit dari 500 cc.
Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan USG.
Ibu harus curiga jika ada cairan yang keluar secara berlebih atau sedikit
tetapi terus-menerus melalui vagina.
Biasanya berbau agak anyir, warnanya jernih, dan tidak kental. Sangat
mungkin itu adalah cairan yang keluar/merembes karena ketuban
mengalami perobekan.
Tanda lainnya adalah gerakan janin menyebabkan perut ibu terasa
nyeri.segera konsultasikan dengan dokter/bidan untuk memastikan
apakah itu cairan ketuban atau bukan. Salah satu kemungkinan penyebab
terjadinya ketuban pecah dini adalah infeksi vagina/jalan lahir. Dengan
demikian untuk mencegah terjadinya ketuban pecah dini, ibu harus
berupaya menjaga kebersihannya agar tidak terkena infeksi jalalahi
Paat, Judita dan Suparman, Eddy. 2015. “PERSALINAN DISTOSIA PADA REMAJA DI
BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI BLU RSUP PROF.DR.R.D. KANDOU
MANADO”. Jurnal e-Clinic (eCl). Vol : 3. No : 2. P.1-5.
Sondakh, Jenny J.S. 2013. “ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU
LAHIR”. Malang : Erlangga.
Stenchever, Morton A dan Sorensen, Tanya. 1995.“PENATALAKSANAAN DALAM
PERSALINAN”. Jakarta : Katalog Dalam Terbitan (KTD).
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung. 1984. Obstetri Patologi. Bandung.:Elstar Offset
Manuaba, I.B.G, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. :Buku Kedokteran
(EGC)
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung.: Eleman
Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai