Anda di halaman 1dari 22

DISTRIBUSI FREKUENSI

a. Distribusi Frekuensi Biasa


b. Distrubis Frekuensi Kumulatif

c. Distribusi Frekuensi Relatif

d. Distribusi Frekuensi Kumulatif


Relatif
a. Distribusi Frekuensi Biasa
Nomor Umur
1 44
2 31
DATA: UMUR PETANI 3
4
48
37
KOPI DI FLORES 5
6
45
46
7 46
8 67
9 53
10 40
11 23
12 27
13 24
14 39
15 30
16 47
17 35
18 37
19 29
20 28
CARA MENGHITUNG:

1. Kelas interval: K = 1 + 3.3 *log(20)


= 5.29
jadi ada 5 kleas interval

2. Rentangan data=44+1 = 45
3. Panjang kelas = 45/5 = 9
4. Tabel Distribusi Frekuensinya sbb:
Tabel distribusi Frekuensi Petani Kopi
di Flores NTT

No Kelas Kelas Interval Tally Frekuensi


1 20-29   5
2 30-39   6
3 40-49   7
4 50-59   1
5 60-69   1
      20
Latihan
Tabel 4.1. Data Nilai Ujian MK Statistik Mahasiswa S2

27 79 69 40 51 88 55 48 36 61
53 44 93 51 65 42 58 55 69 63
70 48 61 52 60 25 47 78 61 54
57 76 73 62 36 67 40 51 59 68
27 46 62 43 54 83 59 13 72 57
82 45 54 52 71 53 82 69 60 35
41 65 62 75 60 42 55 34 49 45
49 64 40 61 73 44 59 46 71 86
43 69 54 31 36 51 75 44 66 53
80 71 53 56 91 60 41 29 56 57
32 54 43 39 56 27 62 44 85 61
59 89 60 51 71 53 58 26 77 68
62 57 48 69 76 52 49 45 54 41
33 61 80 57 42 45 59 44 68 73
55 70 39 59 69 51 85 46 55 67
Hitunglah dan Buatlah dalam
Bentuk Tabel-tabel!
1. Frekuensi Biasa (jumlah kelas
interval, range, panjang kelas,
frekuensi)
2. Frekuensi Kumulatif
3. Frekuensi Relatif
4. Frekuensi Relatif-Kumulatif
Jawab
1. Menghitung Jumlah Kelas Interval

K = 1 +3,3 log n = 1 +3,3 log 150 = 1


+3,3(2,18) = 8,19

Jadi jumlah Kelas interval 8 atau 9. Pada


kesempatan ini digunakan 9 Kelas.
2. Menghitung Rentang Data

Yaitu data terbesar dikurangi data yang


terkecil kemudian ditambah 1. Data terbesar =
93 dan terkecil = 13.

Jadi 93 – 13 = 80 +1 = 81
3. Menghitung Panjang Kelas = Rentang dibagi
Jumlah Kelas

Yakni : 81 : 9 = 9. Walapun dari hitungan


panjang kelas diperoleh 9, tetapi pada
penyusunan tabel ini digunakan panjang Kelas
10. Supaya nilai batas bawah semua berakhir
nol dan batas atas 9. Hal ini akan lebih
komunikatif bila dibandingkan dengan
menggunakan panjang Kelas 9.
4. Menyusun Interval Kelas

Secara teoritis penyusunan kelas


interval dimulai dari data yang
terkecil, yaitu 13. Tetapi supaya lebih
komunikatif, maka dimulai dengan
akan 10 sehingga tabel 2.5 berikut :
Tabel 2.5. Distribusi Frekuensi Nilai Ujian
MK Statistik Mhs S2
No. Frekuensi
Kelas Interval Tally
Kelas (f)

1 10 – 19 I 1
2 20 – 29 IIII I 6
3 30 – 39 10
4 40 – 49 31
5 50 – 59 41
6 60 – 69 32
7 70 – 79 17
8 80 – 89 10
9 90 – 100 2
JUMLAH 150
5. Setelah Kelas interval tersusun, maka untuk
memasukkan data guna mengetahui frekuensi pada
setiap Kelas Interval dilakukan dengan menggunakan tally

6.Cara memasukkan tally yang cepat dan tepat


Ada dengan cara memberi tanda centang (√) pada setiap
angka yang sudah dimasukkan pada, setiap Kelas, dan
mulai dari data awal. Misalnya data yang paling awal
adalah angka 27, maka data 27 itu termasuk pada kelas
no.2 yaitu (20 – 29). Kemudian angka 27 ini diberi tanda
centang, yang berarti data tersebut telah dimasukkan ke
dalam Kelas Interval. Selanjutnya angka 53, ternyata
tersebut masuk pada kelas no. 5. Kalau semua angka
telah diberi tanda centang, maka semua data telah
masuk pada setiap kelas interval. Jumlah tally harus sama
dengan jumlah data.
7. Sesudah frekuensi ditemukan maka
tally dihilangkan, dan data yang disajikan
adalah seperti yang tertera dalam tabel
2.4. Setiap data yang disajikan dengan
teknik apapun harus diberi judul. Judul
harus singkat, jelas tapi semua isi
tercermin dengan judul.
b. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Tabel ini merupakan pengembangan dari
tabel distribusi frekuensi. Distribusi
frekuensi kumulatif adalah tabel yang
menunjukkan jumlah obeservasi yang
menyatakan kurang dari nilai tertentu.
Untuk memulai pernyataan “kurang dari”
digunakan batas bahwa dari kelas interval
ke-2. Untuk contoh pada tabel 2.5
digunakan angka 20.
Selanjutnya, frekuensi kumulatif merupakan
penjumlahan frekuensi dari semua kelas interval,
sehingga jumlah frekuensi terakhir jumlahnya sama
dengan jumlah data observasi (untuk contoh
tersebut adalah 150).
ABEL 2.6
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF NILAI STATISTIK
150 MAHASISWA

Kurang Dari Frekuensi Kumulatif


Kurang dari 20 1
Kurang dari 30 7
Kurang dari 40 17
Kurang dari 50 48
Kurang dari 60 89
Kurang dari 70 121
Kurang dari 80 138
Kurang dari 90 148
Kurang dari 101 150
Perhatian
1) Kumulatif setiap nilai adalah jumlah nilai
Kelas dengan dibawahnya. Misalnya kurang
dari 40 adalah 1 + 6 + 9 = 16 (lihat tabel 2.5)

2) Penyataan “kurang dari” untuk yang terakhir,


adalah nilai batas atas kelas interval terkahir
ditambah dengan 1. Misalnya batas atas
untuk kelas interval adalah 100. Setelah
ditambah 1 menjadi 101. Oleh karena itu
kalimat terkahir adalah, kurang dari 101.
c. Distribusi Frekuensi Relatif
Penyajian data lebih mudah dipahami b ila
dinyatakan dalam persen (%) penyajian data
yang merubah frekuensi menjadi persen,
dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
diberikan pada tabel 2.7. Cara pembuiatannya
adalah dengan merubah frekuensi menjadi
persen. Penyajian didasarkan pada tabel 2.5.
Angka 0,67 adalah diperoleh dari 1 : 150 x
100%.
TABEL 2.7
DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF
NILAI STATISTIK 150 MAHASISWA

No. Frekuensi Frekuensi Relatif


Kelas Interval
Kelas (f) (f)

1 10 – 19 1 0,67
2 20 – 29 6 4,00
3 30 – 39 9 6,00
4 40 – 49 31 20,67
5 50 – 59 42 28,00
6 60 – 69 32 21,33
7 70 – 79 17 11,33
8 80 – 89 10 6,67
9 90 – 100 2 1,33
JUMLAH 100
d. Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif

Bentuk tabelnya seperti tabel 2.6, tetapi


frekuensi komulatif yang tertera dalam tabel
2.6 dirubah menjdi persentase. Contoh
diberikan pada tabel 2.8 berikut
TABEL 2.8
DISTRIBUSI FREKUENSI KOMULATIF RELATIF
NILAI STATISTIK 150 MAHASISWA
Kurang Dari Frekuensi Relatif-
Kumulatif
Kurang dari 20 0,67 %
Kurang dari 30 4,67%
Kurang dari 40 10, 67%
Kurang dari 50 31,33%
Kurang dari 60 59, 33%
Kurang dari 70 80, 67%
Kurang dari 80 92, 00 %
Kurang dari 90 98,67%
Kurang dari 101 100,00%
Ke file 4.01

Anda mungkin juga menyukai