Anda di halaman 1dari 39

Damianus.adar@yahoo.

com
Ukuran Pemusatan
Beberapa Pengertian Tentang Rata-Rata
1. Rata-Rata Hitung
2. Median
3. Quartil
4. Desil
5. Persentil
6. Mode/Modus
7. Rata-rata Ukur
8. Rata-rata Harmonik
Tujuan Pembelajaran adalah:

• Setelah mempelajari materi mahasiswa


mampu:
• menjelaskan konsep, kegunaan, hubungan,
kekuatan dan kelemahan berbagai ukuran
pemusatan secara benar
• mengaplikasikan konsep berbagai ukuran
pemusatan dalam berbakai kelompok data
secara benar
Pengantar

• Untuk membandingkan beberapa contoh data


butuh satu nilai tunggal
• nilai tunggal yang dibutuhkan harus
representative mewakili semua nilai yang ada
pada sekelompok data
• Salah satu nilai tunggal yang dianggap cukup
representative adalah Rata-rata (Avarage)
• Rata-rata dianggap sebagai nilai pemusatan
1. Rata-Rata Hitung

Rata-rata Hitung dari data belum dikelompokkan

Rata-rata hitung dari nilai-nilai hasil observasi X1,


X2, …,Xn ialah hasil penjumlahan nilai-nilai
tersebut dibagi dengan jumlah observai atau
jumlah pengamatan. Secara matematis formulasi
dari rata-rata hitung adalah

=
Contoh
Nomor Umur Nomor Umur Nomor Umur Nomor Umur
Petani (Tahun) Petani (Tahun) Petani (Tahun) Petani (Tahun)
1 44 6 46 11 23 16 47
2 31 7 46 12 27 17 35
3 48 8 67 13 24 18 37
4 37 9 53 14 39 19 29
5 45 10 40 15 30 20 28
Nilai rata-rata hitungnya:

=
Beberapa catatan rata-rata hitung:

a. Interpretasi hasil perhitungan rata-rata


• Rata-rata hitung merupakan nilai
representative dari seluruh nilai-nilai
observasi. Oleh karena itu rata-rata hitung
harus mewakili semua nilai yang ada. Akan
tetapi apabila perbedaan antara suatu nilai
hasil observasi terlalu besar, maka nilai rata-
rata hitung bisa menyesatkan.
Contoh: Data berikut ini adalah jumlah pencari
=

kerja di Kota Kupang Tahun 2005 sampai 2009


Tahun Jumlah Pencari Kerja
2005 1.750
2006 25
2007 2.150
2008 66
2009 15.100
Nilai Rata-rata hitung:

=
• Hasilnya sebesar 3818. Artinya ada 3818 pencari
kerja setiap tahun, gambaran ini menyesatkan,
karena tahun 2006 dan 2008 pencari kerja hanya
sebesar 25 dan 66 orang. Sebaliknya tahun 2009
pencari kerja mencapai 15.100.
• Rata-rata hitung memiliki ciri sedemikian rupa
sehingga setiap nilai hasil observasi turut serta
menentukan hasil rata-rata hitungnya.
• Mengacu melihat data pada Tabel 2 terdapat nilai
ekstrim yang memberi hasil menyesatkan.
• Oleh karena itu perhitungan nilai rata-rata hitung
perlu disertai nilai penyebarannya.
Rata-rata Hitung beberapa kelompok Observasi

• Seandainya nilai observasi kelompok pertama


dinyatakan dengan X11, X12, X1n,
• Nilai observasi kelompok kedua dinyatakan
dengan X21, X22 dan X2n,
• Rata-rata hitung dari hasil observasi kelompok
pertama dapat dinyatakan pada rumus.
berikut ini:

=
• Untuk kelompok kedua
=

• Dengan demikian rata-rata hitung dari kedua


kelompok observasi yang telah digabungkan
dan yang terdiri dari nilai –nilai observasi X1
sejumlah n1 dan X2 sejumlah n2 adalah:
Rata-rata Hitung untuk data berkelompok
Rata-rata hitung dari sekelompok nilai-nilai observasi sejumlah N
yang terdiri dari sub set sebanyak k (interval) dan jumlah
frekuensinya dalam sub set yang ke-i ialah ni,adalah:

= =

Atau disederhanakan:

=
Cara menghitung Rata-rata hitung data
berkelompok

• Cara menghitung rata-rata hitung untuk data yang


belum dikelompokan selalu lebih akurat
dibandingkan dengan data kelompok atau yang
sudah dalam bentuk distribusi frekuensi.
• Perbedaan hasil kedua rata-rata hitung untuk data
tunggal dan data kelompok tidak terlalu signifikan.
• Pada perhitungan rata-rata data yang sudah dalam
distribusi frekuensi lebih sederhana, cepat dan
mudah.
Beberapa catatan
• Menghitung rata-rata data kelompok, nilai setiap observasi atau
hasil pengamatan Xi akan kehilangan identitasnya sebagai akibat
adanya pengelompokan data.
• Dalam proses perhitungannya, nilai titik tengah (m) setiap kelas
dianggap sebagai nilai yang cukup mewakili bagi semua nilai-nilai
observasi yang masuk dalam suatu kelas tertentu.
• Asumsi yang digunakan dalam perhitungan nilai rata-rata bagi data
yang sudah dikelompokkan ialah nilai-nilai observasi Xi yang
terdapat dalam kelas atau interval tertentu betul-betul
didistribusikan secara merata sepanjang interval yang bersangkutan.
• Rumus untuk menghitung rata-rata hitung dari data berkelompok
adalah:

m= median
f = frekuensi =
Luas Lahan yang diusahakan oleh 70 Rumahtangga Petani dalam are

25 3 10 8 7 9 15 12 3 13
10 5 24 17 9 6 25 21 9 14
10 15 19 6 15 28 20 8 9 8
15 10 10 23 6 19 12 4 16 18
7 27 14 10 20 7 6 8 5 5
19 6 25 6 10 8 10 30 5 12
12 4 5 10 5 13 9 7 6 11

= 866/70 = 12,37
2. Median
a. Median bagi data tunggal (belum dikelompokkan)
• Median dari n pengukuran atau pengamatan x1, x2 ,…, xn
adalah nilai pengamatan yang terletak di tengah gugus data
setelah data tersebut diurutkan.
• Apabila banyaknya pengamatan (n) ganjil, median terletak
tepat ditengah gugus data
• Bila n genap, median diperoleh dengan cara interpolasi yaitu
rata-rata dari dua data yang berada di tengah gugus data.
• Dengan demikian, median membagi himpunan pengamatan
menjadi dua bagian yang sama besar, 50% dari pengamatan
terletak di bawah median dan 50% lagi terletak di atas
median.
• Prosedur untuk menentukan nilai median,
pertama urutkan data dari kecil ke besar atau
sebaliknya, kemudian apabila:
• Banyak data ganjil → mediannya adalah nilai
yang berada tepat di tengah sekelompok data.
Misalnya ada 75 hasil pengamatan, maka; nilai
mediannya adalah nilai yang terletak pada
posisi X35
Contoh:
• Hitunglah median dari nilai tugas ringkasan
matakuliah Statistika berikut ini:
• Penyelesaian:
a. Data: 75; 90; 95; 80; 65; 80; 70; 60; 55
b. Diurutkan= 55; 60; 65; 70; 75; 80; 80; 90; 95
c. Jumlah pengamatan, n = 9
d. Posisi =
e. Nilainya pada urutan ke lima yaitu = 75 
• Banyak data genap → mediannya adalah rata-rata dari dua
nilai data yang berada di tengah sekelompok data.
Contoh:
• Hitunglah median dari nilai Ujian matakuliah Statistika
beberapa mahasiswa berikut ini:
Penyelesaian:
a. Data: 75; 90; 95; 80; 65; 70;
b. Data diurutkan= 65; 70; 75; 80; 90; 95
c. Jumlah pengamatan, n = 6
d. Posisi = Rata-rata dari 2 data yang terletak pada urutan ke-3
dan ke-4)
e. Nilainya pada urutan 6 dan 7 yaitu
b. Median dalam distribusi frekuensi:

Dimana: B+ *i
B = batas bawah dari kelas memuat
nilai median
i = Lebar kelas
n = ukuran sampel/banyak data
F = frekuensi kelas median
Fm= Jumlah semua frekuensi dengan
tanda kelas lebih kecil dari kelas
median (∑fi)
Contoh :
Tentukan nilai median dari tabel distribusi frekuensi
pada Tabel Luas Lahan
Nilai Tengah
Interval Frekuensi Pembulatan
Kelas
3,00 - 6,99 17 4.995 5
7,00 - 10,99 23 8.995 9
11,00 - 14,99 9 12.995 13
15,00 - 18,99 7 16.995 17
19,00 - 22,99 6 20.995 21
23,00 - 26,99 5 24.995 25
27,00 - 30,99 3 28.995 29

Nilai tengah kelas = batas bawah + batas atas interval dibagi 2


• Letak kelas median: Setengah dari seluruh
data = 70, terletak pada kelas ke-2 (Luas lahan
7,00 - 10,99)
• b = batas bawah pada kelas ke dua = 7,00
• n = 70,
• f = 23 (frekuensi kelas median)
• F = 17+23 = 40
• i = lebar kelas = 4
B+ xi
• Mengacu pada rumus:

Median = 7 + x4

=7+ x4

= 7 + (12/17) x 4
= 7 + (1.71).4)
= 7 + 6,86
= 13,86
3. Quartil
a. Quartil untuk Data Tunggal
• Quartil sering dilambangkan dengan Qi (di mana i =1,
2, 3), yaitu lokasi yang membagi sekelompok data
menjadi empat bagian yang sama besar, setelah data
diurutkan dari kecil ke besar atau sebaliknya.
• Q1 adalah quartile pertama dimana dari n hasil
pengamatan x1, x2 ,…, xn adalah nilai pengamatan yang
terletak pada posisi di antara 25% data pertama dan
25% data kedua.
• Posisi Q2 adalah sama dengan median,
• dan posisi Q3 adalah pada posisi setelah 75 persen
data.
• Distribusi Kuartil dalam sekelompok data

25% 25%
25% 25%

Q1 Q2 Q3
Rumus quartile untuk data tunggal.
Posisi Qi = dimana i = 1,2, dan 3

• Contoh: Data berikut adalah data Kecukupan


Pangan dalam kg dari 15 Rumahtangga di Desa Mio,
2009. Hitunglah Q1, Q2 dan Q3.
388 154 187 394 194

369 366 311 141 402

128 373 229 236 347


Jawab:

• Urutkan data dari kecil ke besar


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
128 141 154 187 194 229 236 311 347 366 369 373 388 394 402

Posisi Q1 = (1*15)/4 = 3.75


Angka pada posisi 3,75 adalah: 154 + 0.75*(187-154)
154 + 0.75*33
154 + 24.75
178.75
Hitunglah Q2 dan Q3.
Posisi Q2 = (2*15)/4 = 7.5
Angka pada posisi 7,5 adalah: 236 + 0.5*(311-236)
= 236 + 0.5*35
= 253,5

Posisi Q3 = (3*15)/4 = 11,25


Angka pada posisi 11,25 adalah: 369 + 0.25*(373-
369)
= 369 + 0.25*4
= 370
Quartil, Desil, Persentil dan Mode untuk Data Tunggal

1. Posisi Qi = (i*n)/4

2. Posisi Di = (i*n)/10

3. Posisi Pi = (i*n)/100

4. Mode = Jumlah angka yang panling sering muncul


atau angka yang memiliki frekuensi tertingi
Quartil, Desil, Persentil & Modus data kelompok

Posisi Qi = B+ *i

Posisi Di = B+ *i

Posisi Pi = B + *I

Mo =
Rata-Rata Geometrik

• Rata-rata ukur untuk data dengan nilai observasi x 1,


x2, …, xn, rata-rata geometrik adalah akar ke-n dari
hasil perkalian unsur-unsur datanya.
• Rata-rata geometrik sering digunakan dalam bisnis
dan ekonomi untuk menghitung rata-rata tingkat
perubahan, rata-rata tingkat pertumbuhan, atau
rasio rata-rata untuk data berurutan tetap atau
hampir tetap atau untuk rata-rata kenaikan dalam
bentuk persentase. Secara matematis dapat
dinyatakan dengan rumus berikut:

• Gm = ; log Gm =
• Contoh
Suatu Bank Tabungan Rakyat memberikan pinjaman selama
tiga periode berturut-turut sebesar Rp. 1.225.324.000, Rp.
2.432.487.000, dan Rp. 20.776.575.000. Berapakah rata-
rata pinjaman per periodenya? Berapakah rata-rata rasio
pertambahan pinjaman setiap periodenya?
Penyelesaian: Rata-rata pinjaman per periode adalah:

=
• Peningkatan dari periode pertama ke periode kedua
sebesar Rp. 2.432.487.000 – Rp. 1.225.324.000 = Rp.
1.207.163.000 atau rasionya =
2.432.487.000/1.225.324.000=1,9852.
• Pertambahan pinjaman dari periode kedua ke ke tiga
adalah Rp. 20.766.575.000 - Rp. 2.432.487.000
sebesar Rp. 18.344.088.000 atau rasionya:
20.766.575.000/2.432.487.000=8,5413
• Menggunakan rata-rata ukur kita dapat merata-
ratakan pertambahan pinjaman per periode adalah:
• =
Pembuktian:
• 4.1178*1.225.324.000=5.045.595.702.
• Kemudian 4,1178 * 5.045.595.702=
20,776,575,000.00
Atau
• Rata-rata hitung dalam data kelompok

• Antilog 1,0252 = = 10.61

• Bandingkan dengan rata-rata hitung = 12.37


Rata-rata Harmonik
• Bila distribusi data memiliki observasi positif dengan data
x1, x2, …, xn dengan jumlah observasi adalah n, maka rata-
rata harmonic dari serangkaian data tersebut adalah n
dibagi dengan hasil penjumlahan dari seluruh 1/Xi dan
secara umum formulasi rumusnya adalah:
Rh =

• Secara umum, rata-rata harmonic jarang digunakan. Rata-


rata ini hanya digunakan untuk data yang bersifat khusus.
Misalnya,rata-rata harmonik sering digunakan sebagai
ukuran tendensi sentral untuk kumpulan data yang
menunjukkan adanya laju perubahan, seperti kecepatan.
Contoh
• Abigail bepergian pulang pergi dari Kupang ke
desa Bismarak. Waktu pergi ia mengendarai
kendaraan dengan kecepatan 30 km/jam,
sedangkan waktu kembalinya 50 km/jam.
Berapakah rata-rata kecepatan pulang pergi?
• Jawab:

Rh =
Rata rata Harmonik untuk Data Berkelompok

• Rh=

• Contoh: Berapa rata-rata Harmonik dari tabel


distribusi frekuensi pada di atas!

• Rh= = 9.145392

Anda mungkin juga menyukai