Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri ialah salah satu unit organisasi fungsional di bidang
Pelayanan Kesehatan Dasar( PKD) yang melaksanakan tugas pokok serta tugas sebagai pusat
pembangunan kesehatan serta pelayanan kesehatan secara merata serta terpadu dengan konsep
Puskesmas bertanggung jawab atas daerah kerja Puskesmas.
Visi : Misi :
mewujudkan warga sehat lewat menyelenggarakan upaya pelayanan
pelayanan kesehatan dasar yang kesehatan yang bermutu serta
maksimal di daerah kerja Puskesmas memaksimalkan sumber energi yang
Pesantren 1 Kota Kediri. dipunyai untuk memaksimalkan
kemandirian warga hidup sehat
Profil UPTD Puskesmas Pesantren 1, 2020
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga
kefarmasian, dan melindungi pasien dan masyarakat dari
penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka
LATAR keselamatan
PERMENKES No. 74 th pasien
2016 (patient safety).
2. Bagi Puskesmas
Manajerial
Pelayanan
Kefarmasian Pengelolaan
sediaan farmasi
Sarana Prasarana
Habis Pakai
• Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Sedian Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
9
Untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai
dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat
Menentukan kebutuhan obat menjadi tantangan berat yang harus dihadapi setiap tenaga farmasi
yang bekerja di Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota maupun unit Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD)
SO = SK + WK + WT + SP
Kebutuhan = SO - SS
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2020
Keterangan
Stok kerja = Pemakaian rata-rata per periode distribusi
Waktu kekosongan = Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari
Waktu tunggu = Waktu tunggu, dihitung mulai permintaan obat oleh
Puskesmas sampai penerimaan obat di Puskesmas.
Stok Penyangga = Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya
peningkatan kunjungan, keterlambatan kedatangan obat,
pemakaian. Ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan
Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota.
Sisa Stok = Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas pada akhir
periode distribusi
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2020
3 Penerimaan Sedian Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai
Suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang
telah diajukan.
Suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang),
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.
Kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata
dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/ satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ ketentuan peraturan perundang-
undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM
Untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang
telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/ kekosongan obat di unit pelayanan
kesehatan dasar
Pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya
Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai; dan
3) Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait
dalam Pelayanan Kefarmasian.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan obat (contoh:
kebijakan permintaan obat oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus
memiliki alat penyimpanan yang memadai).
Tujuan dilakukannya konseling ialah untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai
obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara
dan lama penggunaan obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan
penggunaan obat
Kriteria Pasien Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui, Menerima obat lebih
dari 5 (lima) jenis, Adanya multidiagnosis, Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati,
Menerima obat dengan indeks terapi sempit, Menerima obat yang sering diketahui
menyebabkan reaksi obat yang merugikan.
Dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara terstruktur dan berkesinambungan untuk
menjamin Obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional)
oPIN, oMeningitis
oSub-PIN, omeningokokus,
MANAJEMEN VAKSIN DAN IMUNISASI
PERENCANAAN VAKSIN
• Menghitung kebutuhan vaksin bulan Desember 2020
Jumlah sasaran: Target cakupan: 95%
Bayi baru lahir: 397 IP vaksin:
Infant:213 BCG: 4
DPT/HB-HIB : 4
Polio: 9
MR: 7
= 51
Perencanaan vaksin
(Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Kemenkes RI)
(Kebijakan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19, Kemenkes RI)
(Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Kemenkes RI)
Distribusi Vaksin dan Pelarut
Seluruh proses distribusi vaksin harus mempertahankan kualitas
vaksin tetap tinggi agar mampu memberikan kekebalan optimal
Penyimpanan Vaksin
• Keterpaparan Vaksin terhadap Panas melalui perubahan kondisi Vaccine Vial Monitor
(VVM)
• Early Expire First Out (EEFO)
• Waktu Penerimaan vaksin (First In First Out/ FIFO)
• Pemakaian Vaksin sisa
• Monitoring vaksin dan logistik
PENYIMPANAN VAKSIN
Setelah alat Kesehatan diterima dengan baik, Langkah selanjutnya adalah melakukan
pencatatan dan pelabelan dan pendokumenasian
Petugas kesehatan yang bertugas di setiap bagian bertanggung jawab atas peralatan di bagian
tersebut
Mekanisme Pemeliharaan dan
Perbaikan Alat Kesehatan
menjaga peralatan medis agar aman, bermutu dan laik pakai, memperpanjang usia pakai
peralatan medis
• Program imunisasi dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan baik pada
petugas imunisasi maupun pada peserta, sehingga target program imunisasi tetap tercapai tanpa beresiko
menyebarnya COVID-19 di lingkungan sekitar wilayah kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri.
• Meskipun begitu terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan program imunisasi di
masa pandemi ini. Khususnya pada imunisasi lanjutan, anak yang di imunisasi terkadang tidak memenuhi
panggilan ke sekolah ataupun anak sedang dalam kondisi sakit. Sehingga, proses imunisasi perlu ditunda,
atau yang tidak hadir perlu dilakukan home visite agar anak tetap terimunisasi.
Jadwal Imunisasi
Tempat : Puskesmas
induk (wilayah Pesantren
dan Bangsal) Dan 3 pustu
Sebelum (Pustu Banaran, Pustu
Pandemi Betet, Pustu Blabak)
Mulai Per 1 Juli 2021 Target vaksinasi COVID -19 di Kota Kediri yaitu 1000 dosis vaksin per hari dan
target vaksinasi COVID -19 di Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri adalah 130 dosis vaksin per hari
Alur Pelayanan Vaksin COVID 19
Januari 40 42 42 38 38 29 29 31 31 12 44 0 30
Februari 23 39 39 35 35 38 38 44 44 17 41 0 30
Maret 33 23 23 38 38 36 36 34 34 5 35 0 27
April 28 30 30 23 23 38 38 33 33 0 31 0 30
Mei 31 30 30 34 34 21 21 39 39 35 33 0 32
Juni 39 30 30 27 27 31 31 28 28 0 40 0 34
Juli 30 39 39 32 32 29 29 32 32 0 38 0 33
Agustus 33 33 33 38 38 32 32 30 30 0 40 0 31
September 33 38 38 29 29 40 40 30 30 0 25 0 29
Oktober 31 33 33 35 35 40 40 39 39 95 44 0 51
November 26 18 18 29 29 31 31 23 23 46 19 0 45
Desember 32 27 27 34 34 25 25 26 26 53 18 0 34
TOTAL 379 382 382 392 392 390 390 389 389 263 408 0 406
PENCATATAN DAN PELAPORAN VAKSIN
sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2006 pedoman pengelolaan barang milik
Negara/daerah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 mewujudkan tertib
administrasi dan optimalisasi barang milik Negara/daerah yang akurat dipertanggung jawabkan perlu
menunjuk penanggung jawab pengelola peralatan
Perencanaan Alat Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun
2016 🡪 persyaratan peralatan Puskesmas non rawat
inap 🡪 tertulis pada form analisa kebutuhan alat
medis.
Pelaksanaan perencanaan peralatan medis
membutuhkan data kinerja peralatan yang telah
dimiliki
Permintaan Alat-alat Kesehatan
ada pula alat kesehatan yang perlu pengadaan sendiri dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Penerimaan Alat Kesehatan
PJ pengurus barang peralatan kesehatan
pengurus barang akan mengecek kondisi barang
dan uji fungsi yang didapatkan dari Dinas Kesehatan
kota Kediri dicatat ke dalam buku penerimaan
barang dan dalam inventaris ruangan.
Perangkat baru ditempatkan di daftar aset peralatan diberi label didokumentasikan bahwa
peralatan medis dalam kondisi baru atau baru saja diterima oleh pengurus barang.
Penyimpanan Alat Kesehatan
Penyimpanan utama 🡪 gudang
alat kesehatan dan daftar alat
kesehatan tertulis di dalam
buku – stok atau buku
persediaan.
Pencatatan nomor fraktur
pada setiap barang/alat
kesehatan dilakukan pada saat
acara serah terima dan dicatat
di berita acara.
Mengacu pada WHO tahun 2017 kegiatan penyipanan alat kesehatan meliputi pencatatan, menaruh
peralatan dalam tempat persediaan, dan pencatatan Nomor faktur untuk setiap barang yang di simpan
digudang.
Pendistribusian Alat Kesehatan
⮚penuliskan pengeluaran barang dalam buku persediaan
⮚ surat pengeluaran barang yang harus ditanda tangani
⮚ catatan inventaris dari bagian yang menerima dan menggunakan peralatan
Setelah dipesan, diterima, dan dicetak dalam buku stok atau buku besar peralatan dapat dikeluarkan
(didistribusikan) untuk digunakan bila diperlukan.
Kartu Inverntaris Ruangan (KIR) mencatat alkes pa saja yang ada di unit pelayanan
Setiap ruangan maupun unit pelayanan telah mencukupi kebutuhan alatnya sesuai dengan yang terterah pada
KIR dan masing-masing alat telah terawat dengan baik dan masih berfungsi.
Mekanisme Pemeliharaan dan
Perbaikan Alat Kesehatan
Aktif pemeliharaan oleh masing-masing unit kerja atau unit kesehatan lainnya di luar Puskesmas,
Pasif dilakukan saat pelaporan kerusakan dari masing-masing unit kerja dan unit kesehatan lainnya
(pustu) kepada kepala Puskesmas biasanya karena ada kerusakan yang berat.
Monitoring fungsi alat kesehatan dilakukan setiap hari melalui check list monitoring alat medis..
Kalibrasi
Rutin kalibrasi setiap 1 tahun sekali.
Kegiatan ini bertujuan menjaga akurasi, ketelitian dan keamanan alat kesehatan sesuai besaran yang
tertera/diabadikan pada alat kesehatan yang bersangkutan. Sertifikat tanda laik pakai dan tanda tidak laik
pakai dikeluarkan oleh balai pengamanan fasilitas kesehatan, dan institusi pengujian fasilitas kesehatan
yang berwenang.
Hal ini sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, 2015.
Surat pengajuan kalibrasi dan keterangan laik pakai tercantum dalam gambar.
Surat pengajuan kalibrasi Surat Tanda Laik dan Tidak Lain Pakai
Pengelolaan Alat Kesehatan (Alat
Pelindung Diri) Selama Masa Pandemi
• Pandemi COVID-19 kebutuhan APD meningkat drastis
• Pihak puskesmas Pesantren I harus menambahkan ketersediaan APD mengajukan permintaan APD ke
• Limbah APD yang digunakan pada masa pandemi ini dikategorikan sebagai “limbah medis khusus”. Limbah
APD kotak stereofoam hindari kontaminasi silang dengan limbah medis lainnya.
Bab 4
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Pada Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri dalam bidang pelayanan kefarmasian oleh penanggung jawab
unit farmasi yaitu seorang apoteker dan dibantu oleh dua tenaga teknis kefarmasian.
Perencanaan yang digunakan bergantung pada jumlah pemakaian rata-rata dan masuk dalam
Formularium Nasional dan Formularium Puskesmas. Perancanaan tahunan kebutuhan obat di Puskesmas
Pesantren 1 Kota Kediri digunakan dengan metode konsumsi yaitu, dengan menganalisis data konsumsi
keberhasilan dari faktor perencanaan, pendistribusian, penggunaan, dan pelayanan obat di unit-unit pelayanan
kesehatan.
Pengelompokan obat di ruang farmasi dan gudang obat telah bedasarkan sistem alfabetis (A-Z), farmakologi,
dan jenis sediaan, serta dirotasi dengan sistem FIFO (First in First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
Penyimpanan obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas Pesantren I Kota Kediri telah sesuai dengan syarat penyimpanan
yang sesuai standar. Sedangkan untuk penyimpanan alat kesehatan di Puskesmas Pesantren I Kota Kediri telah tertata rapih.
Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sudah dilakukan
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Peralatan kesehatan di Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri sudah sesuai standar dan telah di
letakkan dalam ruangan sesuai kebutuhan masing-masing ruangan, namun gudang penyimpanan
perlu dilakukan penataan ulang antara alat kesehatan dan inventaris non kesehatan
Saran
Untuk Puskesmas
1. Diperlukannya penambahan monitor dan mesin pencetak nomor antrian pada ruang farmasi
sehingga pelayanan lebih cepat untuk penyerahan obat.
2. Diperlukannya perluasan ruangan-ruangan untuk pasien dan lebih terarah apabila
memerlukan penjelasan khusus dalam menggunakan obat. Ruang yang luas diharapkan bisa
membuat komunikasi yang efektif dan efisen, dikarenakan ruangan yang tidak berisik,
sehingga memudahkan antara pasien dan petugas Kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas ruang penyimpanan obat dengan penyesuaikan suhu, kelembapan
ruangan dan menambah ventilasi agar kelembaban bisa terjaga dengan baik.
4. Penggunaan lemari kayu agar selalu diperhatikan kebersihannya dan tidak dimakan rayap.
5. Pemusnahan alat kesehatan yang sudah tidak bisa dipakai supaya tidak memenuhi gudang
penyimpanan alat Kesehatan
Saran
Untuk Dinas Kesehatan
1. Memberi suplai alat pelindung diri yang lebih kepada puskesmas.
2. Memenuhi permintaan obat terutama stok obat yang sering kosong
3. Bagi obat-obat yang masa kadarluarsanya cepat agar dapat di suplai dengan
jumlah yang sedikit namun sering agar tidak terjadi stok kosong pada jenis
obat tersebut.
Terima kasih ☺