Anda di halaman 1dari 5

PEMODELAN SISTEM

Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan
suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur; beberapa di antaranya adalah:

 model fisik (model arsitek, model teknik, wayang golek, dan lain-lain);
 model peta dan diagram;
 model statistik dan matematik (fungsi atau persamaan) yang dapat menerangkan secara terukur
beberapa aspek fisik, sosial ekonomi, atau model transportasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin mirip suatu model dengan realitanya, semakin sulit
membuat model tersebut
PERTANYAAN DASAR MERANCANG MODEL MATEMATIK:
 Apa tujuan akhir yang ingin dicapai sehingga model tersebut perlu dirancang?
 Peubah apa saja yang terpengaruhi yang harus dipertimbangkan?
 Peubah apa saja yang bisa diatur oleh para perencana transportasi?
 Teori apa saja yang dapat diterapkan dalam merancang pemodelan tersebut?
 Sejauh manakah tingkat pengelompokan model tersebut?
 Bagaimana peran waktu dalam model tersebut?
 Teknik apa saja yang dapat dipakai?
 Data apa saja yang tersedia?
 Bagaimana cara model tersebut dikalibrasi dan diabsahkan?
MODEL SISTEM KEGIATAN DAN SISTEM JARINGAN
 Tahapan berikutnya adalah cara membuat model sistem. Kita akan membuat model
yang mengaitkan sistem tata guna lahan (kegiatan), sistem prasarana transportasi
(jaringan), dan sistem arus lalulintas (pergerakan). Dalam model ini, tiga peubah utama
yang digunakan adalah sistem tata guna lahan, sistem prasarana transportasi, dan arus
lalulintas.
PENGGUNAAN MODEL SISTEM KEGIATAN−SISTEM JARINGAN
 Tujuan pendekatan secara sistem dengan menggunakan model adalah untuk meramalkan apa yang akan
terjadi pada suatu daerah kajian pada masa mendatang,
 Cara yang sering digunakan dalam merancang model transportasi adalah sebagai berikut:
 Model dikalibrasi dengan menggunakan data pada saat sekarang (tahun dasar)untuk mendapatkan parameter (koefisien)
yang cocok untuk kota atau daerah tersebut (proses pengabsahan).
 Meramalkan tata guna lahan pada tahun rencana dengan anggapan tidak ada perubahan pada sistem jaringan transportasi.
Hasilnya adalah arus lalulintas pada sistem jaringan transportasi dengan sistem do-nothing yang dapat memperlihatkan
permasalahan transportasi yang timbul pada masa mendatang jika tidak dilakukan perubahan pada sistem jaringan
tersebut. Dengan mempelajari ini, dapat ditentukan beberapa konsep perencanaan transportasi yang dibutuhkan.
 Tahap (b) diulang kembali, tetapi dengan perubahan pada sistem prasarana transportasi, kadang-kadang perencanaan
transportasi yang berbeda-beda tersebut (misalnya arus lalulintas, waktu tempuh, nisbahdengan beberapa alternatif
peramalan tata guna lahan.
 Hasil beberapa volume per kapasitas dapat diperbandingkan dengan sistem do-nothing sehingga perencanaan yang
terbaik dapat ditentukan
PENCERMINAN SISTEM KEGIATAN DAN SISTEM JARINGAN
 Hal penting yang perlu diperhatikan oleh para pemodel transportasi adalah menentukan
tingkat resolusi yang digunakan dalam suatu daerah kajian. Permasalahan ini mempunyai
banyak dimensi yang meliputi tujuan kajian yang akan dicapai, jenis peubah perilaku yang
akan digunakan, dimensi waktu, dan lainlainnya.
 Secara prinsip, ketepatan atau akurasi yang semakin tinggi hanya bisa didapat dengan
model yang menggunakan definisi sistem zona yang mempunyai resolusi tinggi (misalnya
jumlah zona yang banyak dengan luas yang kecil atau memperhatikan perilaku setiap
pergerakan dengan basis individu) yang notabene membutuhkan data yang sangat banyak
sehingga biayanya menjadi sangat tinggi.
 Dapat disimpulkan ketepatan/akurasi akan mempunyai konsekuensi dengan biaya. Kita
perlu betul-betul mengetahui maksud dan tujuan suatu pemodelan sehingga bisa
direncanakan tingkat ketepatan pemodelan yang sesuai dengan maksud tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai