Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/amp.v6i2.20714
PG. Namun demikian pada tahun tersebut (4) Keterlambatan penerbitan SK NRG, dan
anggaran yang sedianya diperuntukkan 5) Kebijakan yang kurang berpihak.
untuk melanjutkan program PPG kemudian Beberapa penelitian mengenai hasil
dialihkan untuk program PLPG sehingga dari implementasi kebijakan sertifikasi guru
program PPG harus terhenti sementara. menunjukkan bahwa sertifikasi guru hanya
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam memiliki kontribusi yang sedikit terhadap
menyatakan bahwa LPTK Penyelenggara peningkatan kualitas pendidikan (Utami,
dianggap telah berhasil menyelenggarakan 2015, pp. 471–481). Bahkan disebutkan
program PPG dalam jabatan. Namun de- bahwa hasil dari kebijakan sertifikasi guru
mikian, terdapat beberapa permasalahan, masih belum jelas apakah menunjukkan
salah satunya berkaitan dengan kepeserta- peningkatan dalam pencapaian pembelajar-
an. Banyak peserta yang mengundurkan an peserta didik atau tidak. Guru sendiri
diri dari program karena yang bersangkut- cenderung tidak menunjukkan performa
an kedapatan telah mengikuti PLPG. yang lebih baik setelah mengikuti sertifikasi
Selain peserta yang mengundurkan guru (Kusumawardhani, 2017, pp. 590–617).
diri, terdapat pula peserta yang masih me- Pada implementasi kebijakan, proses
lakukan aktivitas pembelajaran di sekolah/ pengawasan, evaluasi, dan pembuatan
madrasah tempat mengajar selama meng- laporan kegiatan masih belum terlaksana.
ikuti program PPG. Beberapa peserta prog- Pedoman pelaksanaan sertifikasi guru juga
ram PPG di beberapa LPTK tidak lulus masih banyak yang belum dilaksanakan
karena terkendala sulitnya mendapatkan (Yusuf, Bekti, & Sukarno, 2017, pp. 43–50).
SK dari sekolah dan madrasah tempat Pelaksanaan sertifikasi guru PAI walaupun
mengajar serta Dinas Pendidikan Kabupa- sudah berjalan sesuai pedoman namun ma-
ten/Kota. Permasalahan mengenai kepeser- sih mengalami kendala dalam sosialisasi
taan juga terdapat pada Nomor Induk dan pemberian tunjangan yang sering ter-
Mahasiswa (NIM) yang tidak didapatkan lambat (Qowaid, 2015, pp. 446–462).
oleh calon peserta yang dinyatakan lulus Beberapa kendala dan kekurangan
dan diterima dalam program PPG yang yang dihadapi dalam pelaksanaan sertifika-
mengakibatkan adanya kesulitan-kesulitan si guru tersebut bahkan dinilai oleh Peng-
yang dialami peserta dalam mengakses urus Besar Persatuan Guru Republik Indo-
fasilitas yang dimiliki oleh LPTK. Pada saat nesia (PB PGRI) sebagai bentuk kegagalan
penerbitan Nomor Registrasi Guru (NRG), pemerintah dalam melaksanakan amanat
peserta program PPG yang telah lulus tidak UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
langsung mendapatkan NRG yang beraki- dan Dosen (Depdiknas, 2005). PB PGRI
bat pada keterlambatan verifikasi data yang menyebutkan, sebagaimana disebutkan da-
berujung pada terlambatnya pembayaran lam UU, paling lambat 10 tahun sejak UU
tunjangan sertifikasi. Persoalan lain yaitu ditetapkan atau pada 2015, semua guru su-
belum adanya rencana induk pengembang- dah berkualifikasi pendidikan S1 atau D-IV
an program PPG yang disusun bersama dan dilengkapi dengan sertifikat pendidik.
oleh LPTK dan pemerintah dan belum ada- Kementerian Agama pernah menargetkan
nya evaluasi diri dan penjaminan mutu pada 2014 sertifikasi guru madrasah telah
kelembagaan LPTK sebagai penyelenggara selesai.
program PPG. Situasi di atas mengindikasikan bah-
Direktur Pendidikan Tinggi Islam Ke- wa penelitian terhadap kebijakan sertifikasi
menterian Agama sendiri mengakui jika guru melalui PPG dalam jabatan di ling-
masih ada beberapa kendala yang terdapat kungan Kementerian Agama perlu dilaku-
dalam penyelenggaraan program PPG da- kan untuk mengetahui permasalahan kebi-
lam Jabatan antara lain: (1) LPTK yang tidak jakan dalam lingkup yang dapat dibatasi
confident dengan output PPG, (2) LPTK yang sekaligus mengidentifikasi aspek-aspek yang
cenderung tunduk pada keinginan peserta dapat dikembangkan menjadi kekuatan ke-
PPG, (3) Peserta PPG mengundurkan diri, bijakan ke depan dengan memperbaiki ke-
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
142 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
lemahan yang ditemui. Hal ini mendorong Hasil Penelitian dan Pembahasan
peneliti untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai kebijakan sertifikasi guru Komponen Antecendents
melalui jalur PPG dalam jabatan di ling- Komponen antecedents adalah kondisi
kungan Kementerian Agama. Studi menge- awal lingkungan yang dipersyaratkan da-
nai kebijakan ini digunakan untuk menela- lam implementasi kebijakan sertifikasi guru
ah lebih jauh mengenai bagaimana kebi- di Kementerian Agama RI. Kondisi tersebut
jakan direncanakan dan diimplementasikan merupakan syarat yang menentukan apa-
kah kebijakan sertifikasi guru melalui jalur
Metode Penelitian PPG dalam Jabatan dapat diimplementasi-
kan sesuai rencana atau tidak. Lingkungan
Penelitian ini menggunakan pende-
strategis berperan penting bagi keberhasil-
katan studi kasus dengan model evaluasi
an implementasi kebijakan terutama untuk
Countenance yang dikembangkan Stake de-
tujuan-tujuan masa depan kebijakan dan
ngan metode kualitatif. Pendekatan studi
keterlaksanaan kebijakan oleh pelaksana
kasus adalah pendekatan yang banyak di-
kebijakan. Aspek lingkungan strategis im-
temukan dalam banyak bidang khususnya
plementasi kebijakan sertifikasi guru me-
evaluasi di mana peneliti mengembangkan
lalui jalur PPG dalam Jabatan dapat menjadi
analisis mendalam atas suatu kasus yang
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tan-
dibatasi oleh waktu dan aktivitas peneliti
tangan dalam implementasi kebijakan serti-
(Creswell, 2008, p. 19). Dalam konteks kebi-
fikasi guru.
jakan, Yin sebagaimana dikutip Ann Crabb
Dalam lingkungan strategis kebijakan
dan Pieter Leroy menyatakan bahwa studi
di Kementerian Agama RI ditemukan bebe-
kasus dapat menjelaskan mengenai bagai-
rapa faktor yang dapat menjadi kekuatan
mana dan mengapa suatu kebijakan dapat
implementasi kebijakan sertifikasi guru. Ke-
terjadi (Crabb & Leroy, 2008, pp. 59–64).
kuatan-kekuatan tersebut yaitu: (1) Kejelas-
Dalam melakukan evaluasi impleme-
an tujuan kebijakan, (2) Kejelasan sasaran
ntasi kebijakan sertifikasi guru melalui jalur
kebijakan, (3) Kejelasan landasan kebijakan,
PPG dalam jabatan di Kementerian Agama
(4) Ketersediaan sarana dan prasarana, (5)
RI, peneliti terlebih dahulu mengidentifika-
Ketersediaan biaya.
si 3 tahapan penting sesuai model evaluasi
Para pembuat dan pelaksanan kebi-
Countenance yang dikembangkan oleh Stake
jakan menyatakan bahwa tujuan implemen-
yaitu (1) antecedent (tahapan awal), (2)
tasi kebijakan sertifikasi guru melalui jalur
transaction (tahapan proses), dan (3) outcome
PPG dalam Jabatan dapat diketahui dengan
(hasil).
jelas sebagaimana tercantum dalam regulasi
Evaluasi implementasi kebijakan ser-
dan petunjuk teknis pelaksanaan PPG da-
tifikasi guru melalui jalur PPG dalam ja-
lam Jabatan.
batan di Kementerian Agama RI dilakukan
Tujuan memberikan arah bagi imple-
berdasarkan pada perbandingan antara
mentasi suatu kebijakan. Tujuan akan me-
data empiris tentang apa yang sebenarnya
nentukan bagaimana proses dan hasil im-
terjadi (observation) serta kesesuaiannya
plementasi kebijakan dilaksanakan. Tujuan
(congruence) dengan tujuan (intens). Hasil
yang jelas akan mengarahkan untuk mere-
perbandingan tersebut digunakan dalam
alisasikan rencana-rencana kebijakan serti-
penilaian (judgements) guna pengambilan
fikasi guru melalui jalur PPG dalam
keputusan pada setiap komponen yang di-
Jabatan.
evaluasi. Hal demikian juga dilakukan un-
Tujuan kebijakan yang jelas merupa-
tuk mengetahui keterkaitan antar kompo-
kan hal yang penting sebagaimana dinyata-
nen dilakukan analisis kontingensi.
kan Thomas R. Dye bahwa kebijakan adalah
whatever governments choose to do or not to do.
Governments do many thinks; they regulate
conflict within society; they organize society to
carry on conflict with other societies; they sertifikasi guru melalui jalur PPG dalam
distribute a great variety of symbolic rewards Jabatan, (3) kurang koordinasi antara Keme-
and materials services to members of the society; nag dengan LPTK PTKI dengan indikasi
and they extract money from society, most often adanya peserta mengundurkan diri karena
in the form of taxes. Thus public policies may be kedapatan telah mengikuti PLPG, peserta
regulative, organizational, distributive, or ex- masih mengajar di sekolah/madrasah, pe-
tractive – or all these things at once (Dye, 2005, serta tidak mendapatkan NIM/NPM se-
p. 1). Dye mengatakan bahwa kebijakan hingga sulit mengakses layanan di LPTK,
merupakan apa saja yang dipilih oleh pe- belum ada rencana induk pengembangan
merintah untuk dilakukan atau tidak dila- PPG dalam Jabatan, belum ada evaluasi diri
kukan. Kebijakan-kebijakan pemerintah da- dan penjaminan mutu kelembagaan LPTK,
lam menangani persoalan-persoalan terse- LPTK tidak confident dengan output PPG,
but dapat bersifat regulatif, organisasional, dan LPTK cenderung tunduk dengan ke-
distributif, atau semua sifat tersebut ter- inginan peserta PPG.
kandung dalam suatu kebijakan. Adapun peluang dalam implementasi
Kebijakan sertifikasi guru melalui kebijakan sertifikasi guru melalui jalur PPG
jalur PPG dalam Jabatan adalah kebijakan dalam Jabatan yaitu kepercayaan diri peser-
yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama ta PPG dalam Jabatan yang meningkat jika
RI dengan tujuan utama mencetak guru dibanding dengan peserta sertifikasi guru
profesional sesuai undang-undang dalam yang mengikuti pola lain. Hal ini diungkap-
rangka memecahkan persoalan guru-guru kan sendiri oleh peserta PPG dalam Jabatan.
yang masih belum tersertifikasi. Dalam ke- Direktur Pendidikan Tinggi Islam Prof. Dr.
bijakan mengenai guru, Kementerian Aga- Dede Rosyada, MA menyatakan bahwa
ma RI menyusun peraturan perundangan lulusan PPG dalam Jabatan bahkan menjadi
dan program yang merupakan bentuk narasumber (rujukan) di sekolahnya sendiri
pelaksanaan dari kebijakan. dan di daerahnya. Hal tersebut mengindi-
Tujuan kebijakan sertifikasi guru me- kasikan bahwa implementasi kebijakan ser-
lalui jalur PPG dalam Jabatan yang telah tifikasi guru melalui jalur PPG dalam
ditetapkan oleh Kementerian Agama RI Jabatan telah memberikan kesempatan bagi
tersebut adalah dengan tujuan untuk mere- peserta untuk meningkatkan kapasitas dan
gulasi yang merupakan salah satu tujuan kompetensinya sebagai guru.
dari kebijakan publik (Nugroho, 2015, p. 60). Dalam implementasi kebijakan sertifi-
Beberapa kelemahan yang ditemukan kasi guru melalui jalur PPG dalam Jabatan
dalam lingkungan strategis kebijakan serti- terdapat tantangan baik yang berasal dari
fikasi guru di Kemenag RI yaitu: (1) rotasi dalam (internal) Kementerian Agama sen-
kepemimpinan di tingkat Direktorat di diri maupun yang berasal dari luar (ekster-
lingkungan Direktur Jenderal Pendidikan nal) Kementerian Agama. Tantangan yang
Islam Kementerian Agama terjadi dalam berasal dari internal Kementerian Agama
kurun waktu yang cepat. Hal ini diakui adalah perubahan kebijakan. Salah satu fak-
menyebabkan kebijakan lama seringkali tor yang menyebabkan adanya perubahan
lambat ditindaklanjuti oleh pimpinan baru, kebijakan adalah rotasi kepemimpinan di
(2) kurang koordinasi antar Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan
Kementerian Agama menyebabkan kendala Islam Kementerian Agama. Selain itu peru-
dalam penerbitan NUPTK dan NRG. Direk- bahan kebijakan juga terjadi dari luar kare-
torat Madrasah menyatakan bahwa hasil na kebijakan di Kementerian Agama terkait
sertifikasi guru melalui jalur PPG dalam bidang pendidikan harus merujuk pada
Jabatan yang telah dilaksanakan oleh Direk- kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemente-
torat Pendidikan Tinggi Islam tidak lang- rian Pendidikan dan Kebudayaan serta Ke-
sung dilaporkan kepada Direktorat Madra- menterian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
sah sehingga ada keterlambatan dalam Tinggi.
penerbitan NUPTK dan NRG untuk peserta
lam Jabatan. Dari data peserta tersebut DIK- yang dialami peserta dalam mengakses fasi-
TIS telah menetapkan peserta yang dapat litas yang dimiliki oleh LPTK.
mengikuti sertifikasi guru melalui jalur PPG Pada saat penerbitan Nomor Registra-
dalam Jabatan. si Guru (NRG), peserta program PPG yang
Walaupun Kementerian Agama sudah telah lulus tidak serta merta langsung men-
menetapkan rambu-rambu dan pola rekrut- dapatkan NRG. Penerbitan NRG yang
men dengan begitu rinci, dalam implemen- mengalami keterlambatan berakibat pada
tasi kebijakan sertifikasi guru melalui jalur keterlambatan verifikasi data yang beru-
PPG dalam Jabatan di Kementerian Agama jung pada terlambatnya pembayaran tun-
tidak terlepas dari persoalan. Banyak peser- jangan sertifikasi. Kementerian Agama per-
ta yang mengundurkan diri dari program lu segera membenahi sistem Nomor Unik
PPG. Pada angkatan 2013/2014 (angkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUP-
kedua) terdapat 2 orang peserta guru PNS TK) dan NRG. Padahal, dalam verifikasi
dan 42 orang peserta non PNS yang me- dua hal tersebut yang dibutuhkan. Semen-
ngundurkan diri. Pengunduran diri terse- tara di lapangan, banyak guru madrasah
but disebabkan oleh, salah satunya, yang yang belum memiliki NRG meski telah
bersangkutan kedapatan telah mengikuti lulus sertifikasi.
PLPG. Padahal salah satu syarat yang harus Beberapa persoalan lain seperti belum
dipenuhi oleh calon peserta program PPG adanya rencana induk pengembangan
adalah belum pernah ikut sertifikasi guru program PPG yang disusun bersama oleh
(lulus atau tidak lulus) baik melalui peni- LPTK dan pemerintah dan belum adanya
laian portofolio (PF), PLPG, ataupun PPG. evaluasi diri dan penjaminan mutu kelem-
Selain peserta yang mengundurkan bagaan LPTK sebagai penyelenggara prog-
diri, terdapat pula peserta yang masih mela- ram PPG.
kukan aktivitas pembelajaran di sekolah Direktur Pendidikan Tinggi Islam Ke-
atau madrasah tempat mengajar selama menterian Agama sendiri mengakui jika
mengikuti program PPG. Padahal selama masih ada beberapa kendala yang terdapat
mengikuti program, peserta PPG harus dalam penyelenggaraan program PPG
bebas tugas dari semua kewajiban mengajar dalam Jabatan antara lain: (1) LPTK yang
di satuan administrasi pangkal (satminkal) tidak confident dengan output PPG, (2) LPTK
tempat yang bersangkutan menjadi Guru yang cenderung tunduk pada keinginan
Tetap. Peserta PPG harus kembali mengab- peserta PPG, (3) peserta PPG mengundur-
di di tempat tugas semula setelah menyele- kan diri, (4) keterlambatan penerbitan SK
saikan program. Oleh karena itu, selama NRG, dan (5) kebijakan yang kurang ber-
mengikuti program peserta PPG diberikan pihak.
bantuan pendidikan dan biaya hidup (living Kementerian Agama melakukan pro-
cost). ses pengawasan implementasi kebijakan
Masih berkenaan dengan kepeserta- sertifikasi guru melalui jalur PPG dalam
an, beberapa peserta program PPG di be- Jabatan melalui upaya monitoring dan eva-
berapa LPTK tidak lulus karena terkendala luasi (monev). Monev dilaksanakan pada
sulitnya mendapatkan SK dari sekolah dan akhir tahun pelaksanaan PPG dalam Jabat-
madrasah tempat mengajar serta Dinas an dengan menggunakan instrumen yang
Pendidikan Kabupaten/Kotamadya. disusun oleh Direktorat Pendidikan Tinggi
Permasalahan mengenai kepesertaan Islam Kementerian Agama. Instrumen mo-
juga terdapat pada Nomor Induk Maha- nev terdiri dari (1) instrumen monev untuk
siswa (NIM) yang tidak didapatkan oleh pengelola, (2) instrumen monev untuk dosen,
calon peserta yang dinyatakan lulus dan dan (3) instrumen monev untuk mahasiswa
diterima dalam program PPG. Tidak dida- (peserta PPG dalam Jabatan).
patkannya NIM oleh peserta program PPG Monitoring dan evaluasi Program PPG
mengakibatkan adanya kesulitan-kesulitan merupakan rangkaian kegiatan pemantau-
an, pengkajian/analisis, pengendalian dan
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
146 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
nyak 24 LPTK di bawah Kementerian Aga- untuk LPTK PTKI habis, menunggu payung
ma yang dinyatakan layak melaksanakan hukum dari Kementerian Pendidikan dan
sertifikasi guru melalui jalur PPG dalam Kebudayaan. Komitmen perbaikan tersebut
Jabatan. Dari jumlah tersebut, Kementerian diwujudkan dalam penyusunan desain
Agama melakukan screening ulang dengan PPG Pra Jabatan dengan mengacu kepada
juga mempertimbangkan jumlah kuota dan pengalaman melaksanakan PPG dalam
kesiapan LPTK sehingga pada 2012 melalui Jabatan.
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendi- Data hasil evaluasi terhadap imple-
dikan Islam Nomor 1909 Tahun 2012 ten- mentasi kebijakan sertifikasi guru melalui
tang Penetapan Perguruan Tinggi Agama jalur PPG dalam Jabatan di Kementerian
Islam (PTAI) Penyelenggara Program Pen- Agama menunjukkan adanya keterkaitan
didikan Profesi Guru (PPG) Bagi Guru antara komponen antecedents, transactions,
RA/Madrasah dan Kuota Masing-Masing dan outcomes. Data empiris memperlihatkan
Tahun 2012 ditetapkan jumlah LPTK yang adanya kontingensi antara kondisi awal,
siap sebanyak 18 LPTK. Pada 2013 melalui proses, dan hasil implementasi kebijakan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendi- sertifikasi guru melalui jalur PPG dalam
dikan Islam Nomor 2090 Tahun 2013 ten- Jabatan di Kementerian Agama. Kontingen-
tang Penetapan Kuota Peserta Pendidikan si tersebut terlihat pada tujuan (intents),
Profesi Guru dalam Jabatan Tahun Angga- data (observations), serta keterkaitannya de-
ran 2013 juga ditetapkan LPTK yang layak ngan tingkat efektivitas (judgements) dari
menyelenggarakan sertifikasi guru melalui setiap komponen tersebut. Ketika kondisi
jalur PPG dalam jabatan sebanyak 18 LPTK. awal lingkungan strategis implementasi
Dari 18 LPTK yang telah ditetapkan oleh kebijakan sertifikasi guru melalui jalur PPG
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Ke- dalam Jabatan berada pada kategori mode-
menterian Agama ditetapkan lagi 12 LPTK rat, ternyata proses implementasi pun ber-
yang dinyatakan siap menyelenggarakan ada pada kategori moderat bahkan cende-
PPG dalam Jabatan. rung rendah. Demikian pula hasil imple-
Berdasarkan keseluruhan uraian des- mentasi kebijakan berada pada posisi mo-
kriptif mengenai hasil dari implementasi derat cenderung rendah. Hal ini menunjuk-
kebijakan sertifikasi guru melalui jalur PPG kan adanya aspek yang saling berhubungan
dalam Jabatan di Kementerian Agama, ma- dan menentukan keterlaksanaan kebijakan.
ka kondisi objektif tersebut dapat dianalisis
dan dirangkum dengan analisis kongruensi Simpulan
komponen hasil (outcomes).
Berdasarkan uraian hasil penelitian
Hasil Berada pada posisi moderat.
dan pembahasan dapat disampaikan sim-
Implementasi kebijakan sertifikasi guru
pulan sebagi berikut. Kondisi awal ling-
melalui jalur PPG dalam Jabatan di Kemen-
kungan strategis implementasi kebijakan
terian Agama menghasilkan lulusan guru
sertifikasi guru melalui jalur PPG dalam
profesional. Namun masih terdapat bebe-
Jabatan di Kementerian Agama RI cukup
rapa persoalan dalam implementasi yang
mendukung keterlaksanaan dan pencapai-
menyebabkan banyakya peserta PPG dalam
an hasil kebijakan walaupun masih ditemui
Jabatan yang mengundurkan diri dan bebe-
beberapa kelemahan dan kendala. Beberapa
rapa lagi tidak lulus.
kelemahan tersebut yaitu landasan kebijak-
Perbaikan berkelanjutan berada pada
an yang harus selalu mengacu kepada
kategori moderat. Kementerian Agama ber-
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sama dengan LPTK berkomitmen untuk
menyebabkan Kementerian Agama lambat
tetap melanjutkan sertifikasi guru melalui
dalam menentukan keberlanjutan kebijakan
jalur PPG dalam Jabatan. Namun kebijakan
dan atau merespon persoalan di lapangan
PPG dalam Jabatan di tahun ketiga terhenti
yang membutuhkan kebijakan. Sasaran k-
karena anggaran dialihkan untuk PLPG,
ebijakan yang telah ditentukan tidak dite-
izin penyelenggaraan PPG dalam Jabatan
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 2, September 2018
148 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan