Persentasi Jurnal

KMB 2

Oleh :

Nama : Andri Julianto

NPM : 1914901025

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2020
 • Bladder Training Berpengaruh Terhadap Penurunan
Kejadian Inkontinensia Urine Pada Pasien Post
Judul Operasi BPH Di Ruang Rawat Inap RSUD Soreang

• Teti Nurhasanah, Ali Hamzah

Peneliti

• Bulan April- Mei 2015

• Di Ruang Rawat Inap Mawar Dan Flamboyan RSUD
Waktu, tempat Soreang
penelitian

Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan quasy eksperimen dengan desain

pre dan post test pada dua kelompok intervensi bladder traiining
dengan metode metode delay urination dan kelompok pasien yang
lain dilakukan bladder training dengan metode scheduled
nurination kepasa pasien post operasi open prostatectomy yang di
rawat di RUSD Soreang. Sebanyak 60 orang responden telah
berpartisipasi dalam penelitian ini yang didapatkan dengan teknik
accidental sampling.
Intervension
Kelompok pasien dengan metode delay urination adalah pasien post
operasi BPH yang dirawat diruang mawar dan diberi perlakuan berupa
latihan menunda berkemih dengan cara mengikat/mengklem dan
melepaskan kembali selang folley cateter nya sebanyak 7 kali perhari dari
pagi sampai sore setelah proses irigasi urine selesai (urine sudah berwarna
jernih) sampai pasien dapat merasakan dan menunda keinginan berkemih.

Sedangkan untuk kelompok yang dilakukan metode scheduled urination

adalah pasien yang dirawat di ruang flamboyan, diberikan perlakuan
berupa pembiasaan berkemih sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
olehperawat sebanyak 7 kali perhari, jadwal tersebut harus diikuti dengan
ketat oleh pasien sampai pasien dapat mengenal dan mengadakan respon
yang sesuai terhadap keinginan untuk berkemih.
 Analisis jurnal

Problem
Untuk mengatasi kesulitan buang air kecil pada pasien
BPH yaitu dengan pembedahan, pembedahan
prostatektomi terbuka dapat menimbulkan efek yaitu
terjadinya inkontinensia urin akibat dari insufisiensi
sfingter uretra dan disfungsi kandung kemih.
 Comparison

Kasus

Berdasarkan hasil laporan kasus yang diangkat pada Tn G di ruangan Seruni RSUD
M Yunus Bengkulu didapatkan bahwa pasien dilakukan tindakan pemasangan kateter
urine untuk mengurangi terjadinya hambatan pembuangan urine pada pasien.
 Jurnal

Pada jurnal
ada dua macam cara penanggulangan intervensi non farmakologis
yaitu metode delay urination adalah pasien post operasi BPH yang
dirawat diruang mawar dan diberi perlakuan berupa latihan menunda
berkemih dengan cara mengikat/mengklemdan melepaskan kembali
selang folley cateter nya sebanyak 7 kali perhari dari pagi sampai sore
setelah proses irigasi urine selesai (urine sudah berwarna jernih)
sampai pasien dapat merasakan dan menunda keinginan berkemih.

Sedangkan untuk kelompok yang dilakukan metode scheduled

urination adalah pasien yang dirawat di ruang flamboyan, diberikan
perlakuan berupa pembiasaan berkemih sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat olehperawat sebanyak 7 kali perhari, jadwal tersebut harus
diikuti dengan ketat oleh pasien sampai pasien dapat mengenal dan
mengadakan respon yang sesuai terhadap keinginan untuk berkemih.
.
 Outcome

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan :

1. Sesudah dilakukan intervensi hasil uji statistik dengan
menggunakan test mann withney u menunjukkan bahwa
delay urination dengan scediled urinetion tidak terdapat
perbedaan yaitu dengan nilai p value =0,301
2. Tidak adanya perbedaan pengaruh dari kedua metode
tersebut menunjukkan bahwa kedua jenis metode bladder
training sama –sama dapat digunakan dan baik untuk
diimplementasikan sebagai upaya mencegah terjadinya
inkontinensia urune. Hal ini daoat diterapkan dan
dilakukan pada pasien post operasi BPH
 Kesimpulan dan Saran

• Jurnal ini dapat dijadikan salah satu referensi

dalam penanganan pasien post op BPH pada
pasien yang megalami prostat dengan teknik
Kelebihan non farmakologi
• Sudah terdapat langkah-langkah dalam
melakukan intervensi

• Jurnal ini tidak mencantumkan post ophari

Kekuranga keberapa responden yang diteliti
n
Assalamualaikum. Wr.
Wb