Anda di halaman 1dari 20

BAB VIII

MANAJEMEN OBAT DAN OBAT


TRADISIONAL
A. MANAJEMEN OBAT
Menurut UU kesehatan No. 36 thn 2009, Obat adalah bahan
atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi.

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal


dari tumbuhan, hewan, mineral, atau sari ekstrak dari bahan
tersebut untuk pengobatan.
Manajemen obat dan Obat Tradisional adalah suatu urutan yang mencakup
perencanaan, produksi, distribusi, penyimpanan, pelayanan, dan pencatatan
dengan tujuan efektifitas dan efesiensi.
A. Istilah-istilah terkait obat
a) Obat Jadi
b) Obat Generik
c) Obat Esensial
d) Obat Nama Dagang
e) Obat Baru
f) Obat Palsu
g) Obat Paten
h) Bentuk Sediaan Obat
i) Kekuatan Obat
j) Dosis Obat
k) Efek Samping Obat
l) Kemasan Obat
m) Wadah Obat
n) Tanggal Kadaluarsa
B. Penggolongan, Penandaan, penyimpanan
Obat
1. Penggolongan Obat
adalah peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan
distribusinya
2. Penandaan Obat
adalah keterangan yang lengkap mengenaiobat jadi, khasiat, keamaan,dan cara
penggunaan,tanggal kadaluarsa jika ada yang harus di cantumkan pada etiket
atau brosur obat jadi.
3. Penggunaan Obat
a) Topikal
b) Parentral
c) Rektal
d) Sublingual
e) Inhalasi
f) Lain-lain seperti ovula ,obat tetes, biasanya tertulis pada kemasan.
4. Cara Penyimpanan
a) Simpan obat pada wadah yang tertutup rapat
b) Jangan menyimpan obat yang terkena sinar
matahari
c) Obat dalam bentuk cairan jangan disimpan
dalam lemari pendingin kecuali disebutkan
dalam etiket atau kemasan obatnya
d) Jangan menyimpan obat yang kadaluarsa
C. MANAJEMEN OBAT
1. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas apoteker dan
TTK.
2. Sarana Kefarmasian meliputi industri farmasi, pedagang besar farmasi dan fasilitas pelayanan
kefarmasian.

Sistem Distribusi obat di Indonesia


a) Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari menteri kesehatan untuk melakukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.
b) Pedagang besar farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran, perbekalan farmasi dalan jumnlah besar sesuai ketentuan perUU.
c) Fasilitas pelayanan kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.
d) Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna serta menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
e) Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama.
f) Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan spesialistik.
g) Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilkukan praktek kefarmasian oleh apoteker
h) Toko obat adalah sarana untuk menyimpan obat bebas dan bebas terbatas yang di jual secara eceran.
D. SISTEM PENGAWASAN OBAT DAN OBAT
TRADISIONAL
1. Subsistem pengawasan produsen
Sistem pengawasan tradisional dolakukan oleh produsen antara
melalui pelaksanaan perpu yang terkait CPOB,CPOTB dan WHO,yaitu
agar setiap brntuk penyimpanan dari standar mutu dapat dideteksi
sejak awal.
2. Subsistem pengawasan konsumen
Sistem pengwasan oleh masyarakat(konsumen) dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan dan kesadaran mengenai kualitas produk
ysng digunakan.
3. Subsistem pengawasan pemerintah/BPOM
ini dilakukan melalui pengaturan dan standardisasi ,penilaian
keamanan,khasiat dan mutu dan peringatan kepada masyarakat
didukung penegakan hukum
E.OBAT TRADISIONAL
1.Penggolongan dan penandaan jamu
a) Jamu adalah obat tradisional yang dioles secara tradisonal,baik dalam
bentuk serbuk,seduhan,pil maupun cairan yang berisi seluruh bagian
tanaman.
b) Obat herbal terstandar adalah obat tradisional yang dibuat dari
ekstrak atau penyarian bahan alami yang dapat berupa tanaman
obat,binatang maupun mineral,yang telah ditunjang dengan
pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis,seperti standar
kandungan bahan berkhasiat.
c) Fitofarmaka adalah obat tradisional yang dibuat dari bahan alami
yang dapat disejajarkan karna proses pembuatannya yang telah
distandardisasi serta ditunjang dengan bukti ilmiah uji praklinik
sampai dengan uji klinis pada manusia.
2. Keunggulan obat tradisional
a) Ketepatan penggunaan
b) Keamanan
c) Reaksi dan dosis obat
d) Efek sampingnya relatif rendah
e) Harganya relatif murah
f) Kemudahan dalam penggunaan

3. Kelemahan obat tradisional


a) Efek farmakologisnya lemah
b) Pengujian bahan obat tradisional baru uji praklinik
c) Bahan baku obat belum terstandar
F. TAMAN OBAT KELUARGA
Toga adalah sebidang tanah baik dihalaman rumah kebun ataupun ladang yang
digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat obat dalam
upaya memenuhi keperluan keluarga akan obat.
a) Pemanfaatan toga
pemanfaatan toga yang digunakan dalam pengobatan sendiri keluhan
kesehatan umum.
b) Jenis jenis toga :
a. disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
b. Lazim digunakan sebagai obat dipemukiman
c.dapat tumbuh dan hidup dengan baik didaerah pemukiman
e.dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya bumbu masak
f.jenis tanaman yang hampir punah
g.jenis tanaman yang masih liar
3.FUNGSI TOGA
adalah sarana untuk mendekatkan tanaman obat
pada upaya kesehatan masyarakat antara lain
meliputi:upaya preventif ,promotif dan kuratif
4.Petunjuk penggunaan toga
a.Waktu pengumpulan
b.Pencucian dan pengeringan
c.Cara merebus ramuan obat
d.Waktu minum obat
e.Cara minum obat
f.Lama pengobatan
G.Penggunaan Obat Rasional
• Menurut WHO penggunaan obat rasional
adalah apabila pasien menerima pengobatan
sesuai dengan kebutuhan klinisnya,dalam
dosis yang sesuai dengan kebutuhan,dalam
periode waktu sesuai dengan biaya yang
terjangkau oleh dirinya dan kebanyakan
masyarakat.
A.Kriteria Penggunaan Obat Rasional

• Tepat diagnosis
• Tepat obat
• Tepat dosis
• Tepat syarat pembelian
• Tepat pasien
• Tepat informasi
• Tepat cara evaluasi dan tindak lanjut bila
diperlukan
B.Langkah kebijakan POR
Langkah kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan POR adalah sebagai berikut
1.Penyusunan pedoman terapi
2.Pemilihan obat dengan acuan utama DOEN
3.Pembentukan atau pemberdayaan komitmen farmasi dan terapi di RS
4.Pembelajaran farmakoterapi berbasis klinis dalam kurikulum sarjana kesehatan
5.Pendidikan berkelanjutan sebagai persyaratan pemberisn izin menjalankan kegiatan profesi
6.Pengawasan ,audit dan unpan balik dalam penggunaan obat
7.Penyediaan informasi obat yang benar
8.Pendidikan dan pemberdayaan masyarakat
9.Regulasi dan penerapannya untuk menghindarkan ensentif pada penggunan dan penulisan
resef obat
10.Regulasi untuk menunjang penerapan berbagai langkah kebijakan penggunaan ibat rasional
11.Promosi penggunaan obat yang rasional dalam bentuk komunikasi,informasi,dan edukasi
yang efektif dan terus menerus kepada tenaga kesehatan dan masyarakat melalui berbagai
media
C.Faktor faktor yang mempengaruhi POR
1. Suplai jenis dan jumlah obat yang mencukupi .
2. Penulis resep dokter
3. Peracikan obat harus mendapat pelatihan POR
4. Pasien harus mendapat informasi yang memadai agar dapat menggunakan obat
secara benar.

D.Strategi peningkatan POR


1.Edukasi
a.pelatihan untuk penulisan resep dan peracik obat
b.Informasi melalui pedoman pengobatan,brosur
c.Manajerial
d.Seleksi pengadaan,distribusi
e.Pedoman pengobatan
f.Paket obal
g.Pembiayaan berbasis kapitasi dan cost sharing
E.Dampak penggunaan obat tidak rasional
Penggunaan obat yang tidak rasional dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Peresepan berlebih
2. Peresepan kurang
3. Peresepan majemuk
4. Peresepan salah
5. Peresepan mahal
6. Peresepan obat yang tidak dibutuhkan
7. peresepan obat yang tidak aman
8. Peresepan obat yang diragukan efektivitasnya
F.PENGOBATAN SENDIRI
adalah upaya pengobatan sakit
menggunakan obat atau obat tradisional
tanpa petunjuk dokter.
BAB 7
PERILAKU KESEHATAN
A.Perilaku Kesehatan
Adalah suatu respon seseorang terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit sistem pelayanan
kesehatan,makan,dan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai