0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Good and Clean Governance (tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih). Secara ringkas, Good and Clean Governance merupakan wacana untuk menciptakan pemerintahan yang profesional, akuntabel, dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme dengan prinsip-prinsip seperti transparansi, partisipasi masyarakat, dan penegakan hukum.
Dokumen tersebut membahas tentang Good and Clean Governance (tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih). Secara ringkas, Good and Clean Governance merupakan wacana untuk menciptakan pemerintahan yang profesional, akuntabel, dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme dengan prinsip-prinsip seperti transparansi, partisipasi masyarakat, dan penegakan hukum.
Dokumen tersebut membahas tentang Good and Clean Governance (tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih). Secara ringkas, Good and Clean Governance merupakan wacana untuk menciptakan pemerintahan yang profesional, akuntabel, dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme dengan prinsip-prinsip seperti transparansi, partisipasi masyarakat, dan penegakan hukum.
VIRGO SETYANUSTRI EKA PAKPAHAN WIDYA NABILA NASUTION BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Istilah Good and Clean Governance atau tata pemerintah yang baik dan bersih merupakan wacana yang mengiringi gerakan reformasi. Wacana Good and Clean Governance sering kali dikaitkan dengan tuntutan atau pengelolaan pemerintahan yang profesional, akuntabel dan bebas KKN. Sebuah kritik terhadap pengelolaan pemerintahan orde baru yang sarat KKN yang berakhir krisis ekonomi yang berkepanjangan. Perdebatan Good and Clean Governance merupakan bagian penting dari wacana umum demokrasi, HAM dan masyarakat madani yang di usung gerakan reformasi. Rumusan Masalah
Rumusan masalah materi dalam makalah ini diarahkan pada
pengertian Good and Clean Governance, apa saja pengetahuan atau prinsip dasar dari pemerintah yang bersih dan baik agar terciptanya pemerintah yang berdaulat. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Good and Clean Governance 2. Untuk mengetahui apa saja prinsip - prinsip pokok Good and Clean Governance 3. Untuk mengetahui apa Good and Clean Governance dan Kontrol Sosial 4. Untuk mengetahui apa Good and Clean Governance dan Gerakan Anti Korupsi 5. Untuk mengetahui bagaimana tata kelola pemerintahan yang baik dan kinerja birokrasi pelayanan publik BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Good And Clean Governance Istilah Good and Clean Governance merupakan wacana baru dalam kosa kata ilmu politik. Ia muncul pada awal 1990-an. Secara umum pengertian Good and Clean Governance adalah segala hal yang terkait dengan tindakan yang bersifat mengarah, mengendalikan atau mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan secara khusus pengertian Good and Clean Governance adalah pengeja wantahan nilai- nilai luhur dalam mengarahkan warga Negara (citizens) kepada masyarakat dan pemerintah yang berkeadapan melalui wujud pemerintah yang suci dan damai.Dalam kontek Indonesia substansi Good and Clean Governance di padankan dengan pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa. 2.2. PRINSIP-PRINSIP GOOD AND CLEAN GOVERNANCE
Menurut Kumorotomo (2010), Untuk merealisasikan pemerintahan yang professional dan
akutanbel yang berdasarkan pada prinsip-prinsip good and clean governance. Lembaga Administrasi Negara merumuskan 9 aspek fundamental, yaitu : 1. Partisipasi 2. Penegakan Hukum 3. Transparansi 4. Rensponsif 5. Orientasi Kesepakatan 6. Keadilan 7. Efektifitas dan Efesiensi 8. Akutanbilitas 9. Visi Strategis Terdapat 6 macam korupsi yang biasa dilakukan oleh kalangan birokrasi di Indonesia, yaitu : 1. Transactive Corruption 2. Investive Corruption 3. Neposistive Corruption 4. Defensive Corruption 5. Utogenic Corruption 6. Supportive Corruption Terdapat 8 aspek mekanisme pengelolaan negara yang harus dilakukan secara trasparan, yaitu : 1. Penetapan posisi dan jabatan 2. Kekayaan pejabat publik 3. Pemberian penghargaan 4. Penetapan kebijakan 5. Kesehatan 6. Moralitas pejabat 7. Keamanan dan ketertiban 8. Kebijakan strategis 2.3 Good and Clean Governance dan Kontrol Sosial Partisipasi masyarakat merupakan salah satu tujuan sari implementasi good and clean governance. Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip-prinsip pokok good and clean governance, setidaknya dapat dilakukan melalui pelaksanaan prioritas program, yakni : 1. Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan. 2. Kemandirian lembaga peradilan. 3. Profesionalitas dan integritas aparatur pemerintah. 4. Penguatan partisipasi Masyarakat. 5. Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi daerah. 2.4 Good and Clean Governance dan Gerakan Anti Korupsi
Tindakan penyalahgunaan Anggaran Pembangunan dan Biaya Daerah
(APBD) yang dilakukan oleh pemda dan anggota legislatif (DPRD) oleh sejumlah lembaga, seakan belum cukup untuk mengikis tindakan korupsi di kalangan pejabat negara. Menurut Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), korupsi merupakan tindakan yang merugikan kepentingan umum dan masyarakat luas demi keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Kondisi yang mendukung munculnya korupsi : Konsentrasi kekuasan di pengambilan keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat. Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar. Kampanye - kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama". Lemahnya ketertiban hukum. Lemahnya profesi hukum. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa. Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal memberikan perhatian yang cukup ke pemilihan umum. Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil. 2.5 Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dan Kinerja Birokrasi Pelayanan Publik
Pelayanan publik kepada masyarakat bisa diberikan secara
cuma-cuma ataupun disertai dengan pembayaran. Pelayanan publik yang bersifat cuma-cuma sebenarnya merupakan kompensasi dari pajak yang telah dibayar oleh masyarakat itu sendiri. Adapun, pemberian pelayanan publik yang disertai dengan penarikan bayaran, penentuan tarifnya didasarkan pada harga pasar ataupun didasarkan menurut harga yang paling terjangkau bukan berdasarkan ketentuan sepihak aparat atau instansi pemerintah. Kinerja birokrasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang telah didtetapkan dengan memperhitungkan elemen-elemen indikator sebagai berikut: 1. Indikator masukan. 2. Indikator proses 3. Indikator produk 4. Indikator hasil 5. Indikator manfaat 6. Indikator dampak BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari penjabaran pembahasan diatas, kami penulis menyimpulkan beberapa poin sebagai berikut: 1. Good and Clean Governance sebagai wacana bagi pemerintah untuk mewujudkan kepemerintahan yang besih, profesional, akuntanbel dalam segala bidang, serta bebas dari mala praktek yang merugikan negara. 2. Dengan adanya Good and Clean Governance pemerintah bisa lebih transparan dalam pelayanan publik, dan bisa meningkatkan kinerja birokasi. 3. Dengan adanya Good and Clean Governance pemerintah bisa mempunyai monitoring yang handal dari kalangan swasta atau masyarakat pada umumnya. 4. Good and Clean Governance adalah landasan untuk menciptakan negara yang kuat, kokoh, tangguh dalam segala aspek. Saran 1. Good and Clean Governance harus dijalankan semaksimal mungkin oleh kalangan birokrasi atau kalangan pemegang kekuasaan dan juga harus didukung oleh masyarakat. Kalau semua sudah maksimal maka pemerintah akan selalu memegang teguh peraturannya yakni (bebas KKN). 2. Pemerintah harus transparan dalam hal dalam pelayanan publik, supaya negara terbebas dari oknum-oknum yang merugikan negara. 3. Supaya pemerintah menggalakkan kepada semua kalangan kepemerintahan mulai dari RT sampai ke Pejabat yang paling tinggi. 4. Supaya pemerintah mengadakan semacam seminar-seminar wawasan kebangsaan kepada semua masyarakat umumnya, khususnya kepada para Pejabat Negara.