2019a SGD 8 Katarak
2019a SGD 8 Katarak
الله الَسال َ ُم َ
ّـَّ
َوبَ َركَاتُ ُه
SGD 08
Anatomi Tulang
Fatimah Azahara
Histologi Tulang
Fatimah Azahara
Fisiologi Pembentukan dan
Remodelling Tulang
Fatimah Azahara
Fisiologi Pembentukan Tulang
Tulang
Fisiologi Pembentukan Tulang
Oosit teraktivasi
Zigot
Blastokis
Endoderm berisi DNA
donor
Stem Sel :
Mesoderm Tipe Sel
Pluripoten
Ektoderm
Fisiologi Pembentukan Tulang
Modelling Tulang
Intramembran Endrokondral
Osifikasi
Fisiologi Pembentukan Tulang
Remodelling Tulang
Fatimah Azahara
A.Fraktur Patologis
Definisi
Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata berupa
kekeruhan lensa. Kekeruhan sering mengakibatkan penderita sulit
untuk melihat atau pandangan kabur.
Diplopia Sensitivitas
monokuler atau Distorsi kontras
polypia
Diplopia Sensitivitas
monokuler atau Distorsi kontras
polypia
04 Katarak komplikasi, terjadi pada orang yang menderita penyakit kulit, alergi, uveitis,
diabetes glukoma, asma dan emfisema.
Katarak karena toksik metabolik, terjadi pada orang yang mengalami defisiensi
05 beberapa enzim dan hormon.
Katarak karena radiasi, terjadi pada orang yang sering kontak dengan sinar matahari,
06 radiasi buatan dan tegangan tinggi.
Faktor Risiko
1. Dewi MR, Santyowibowo SFIT, Yuliyani EA. Constraints and supporting factors to access free
cataract surgery [Internet]. Jurnal Oftalmologi Indonesia. 2010;7(4):144-9. Available from:
https://s.id/wf1b-
2. Nartey, Andrews. The pathophysiology of cataract and major interventions to retarding its
progression : a mini review. Adv Ophthalmol Vis Syst, 2017.
http://dx.doi.org/10.15406/aovs.2017.06.00178
Cara Menegakkan
Diagnosis Katarak
Aulia Ardhana
ANAMNESIS
1.Identitas Pribadi
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Nama
Keluhan Utama
Usia Penurunan ketajaman penglihatan
Jenis Kelamin Penglihatan kabur
Silau jika melihat cahaya
Pekerjaan yang sering terpapar Mata gatal atau merah
sinar matahari Perubahan daya lihat warna
Lampu dan matahari sangat
Tempat tinggal, kondisi mengganggu
lingkungan
ANAMNESIS
2. Amindyta. Katarak Senilis Imatur Pada Wanita Umur 84 Tahun. Medulla [Internet]. 2016;1(September):72–8. Available from:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/149/147
Tatalaksana Non-Bedah
B. Memperlambat Progresivitas Katarak
Ref :
2. Amindyta. Katarak Senilis Imatur Pada Wanita Umur 84 Tahun. Medulla [Internet]. 2016;1(September):72–8. Available from:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/149/147
Tatalaksana Bedah
Pembedahan katarak terdiridari pengangkatan lensa dan
menggantinya dengan lensa buatan
Ref :
2. Amindyta. Katarak Senilis Imatur Pada Wanita Umur 84 Tahun. Medulla [Internet]. 2016;1(September):72–8. Available from:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/149/147
Tatalaksana Bedah
Indikasi Pembedahan Katarak
Mengganggu aktivitas
Penurunan Visus sehari-sehari
Tindakan Bedah
Ref :1. Astari P. Katarak: Klasifikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi. Astari, Prilly. 2018;45(10):748–53.
2. Edison KS. DIAGNOSA dan PENATALAKSANAAN KATARAK. J Ilm Kesehat Diagnosis. 2010;7–8.
Tatalaksana Bedah
A. Teknik Pembedahan/Operasi
Ekstraksi katarak intracapsular
Pada teknik ini bagian dengan kapsul dipotong dan diangkat, lensa
dibuang dari mata. sehingga menyisakan kapsul bagian belakang. Lensa
intakuler buatan dapat dimasukan kedalam kapsul tersebut. Kejadian
komplikasi setelah operasi lebih kecil kalau kapsul bagian belakang utuh.
Ref :1. Astari P. Katarak: Klasifikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi. Astari, Prilly. 2018;45(10):748–53.
2. Edison KS. DIAGNOSA dan PENATALAKSANAAN KATARAK. J Ilm Kesehat Diagnosis. 2010;7–8.
Tatalaksana Bedah
Ekstraksi Katarak Intracapsular
• Pada teknik ini, seluruh lensa akan dikeluarkan bersama kapsul
lensatermasuk kapsul posterior
• Tingginya kejadian komplikasi pascaoperasi, seperti ablasio
retina,edema makular sistoid, astigmatisme, robekan iris, dan edema
kornea. Selainitu, diperlukan insisi limbus superior 140-1600
sehingga membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama
Ref :1. Astari P. Katarak: Klasifikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi. Astari, Prilly. 2018;45(10):748–53.
2. Edison KS. DIAGNOSA dan PENATALAKSANAAN KATARAK. J Ilm Kesehat Diagnosis. 2010;7–8.
Tatalaksana Bedah
Ekstraksi Katarak Intracapsular
• Kontraindikasi absolut teknik ini ialah anak-anak dan dewasa
mudadengan katarak kasus ruptur kapsular karena trauma.
Kontraindikasi relative berupa miopia tinggi, sindrom Marfan, dan
katarak morgagni.
Ref :1. Astari P. Katarak: Klasifikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi. Astari, Prilly. 2018;45(10):748–53.
2. Edison KS. DIAGNOSA dan PENATALAKSANAAN KATARAK. J Ilm Kesehat Diagnosis. 2010;7–8.
Tatalaksana Bedah
Ekstraksi Katarak Ekstracapsular
• Lensa dikeluarkan bersama kapsul anterior, sedangkankapsul
posterior ditinggalkan. Oleh sebab itu, terdapat ruang bebas di
tempatbekas lensa yang memungkinkan untuk ditempatkan lensa
pengganti (lensaintraokuler ruang posterior).
Ref :
2. Amindyta. Katarak Senilis Imatur Pada Wanita Umur 84 Tahun. Medulla [Internet]. 2016;1(September):72–8. Available from:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/149/147
Tatalaksana Bedah
Ekstraksi Katarak Ekstracapsular
• Insisi dilakukan di limbus atau sebelah perifer
kornea
• Pembukaan dilakukan di kapsul anterior
• Lalu nukleus dan korteks dikeluarkan dan diganti
dengan lensa intraokular yang ditempatkan di
“capsular bag” yang disokong oleh kapsul
Ref :
posterior.
1. Ilyas S, Rahayu S yulianti. Mata Merah. J Kedokt Brawijaya. 2015;136(1):23–42.
2. Amindyta. Katarak Senilis Imatur Pada Wanita Umur 84 Tahun. Medulla [Internet]. 2016;1(September):72–8. Available from:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/149/147
Tatalaksana Bedah
Fakoemulsifikasi
• Menggunakan vibrator ultrasonik yang
berguna untukmenghancurkan nukleus
lensa yang keras sehingga bahan nukleus
dan korteksdapat diaspirasi melalui insisi
sebesar + 3mm.
Ref :1. Astari P. Katarak: Klasifikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi. Astari, Prilly. 2018;45(10):748–53.
2. Edison KS. DIAGNOSA dan PENATALAKSANAAN KATARAK. J Ilm Kesehat Diagnosis. 2010;7–8.
Komplikasi dan
Prognosis
IHDA MUTIA
Prognosis
● Prognosis katarak adalah baik dengan lebih dari 95% pasien
mengalami perbaikan visual setelah dilakukan operasi.
Prognosis visual pada pasien anak yangmengalami katarak
dan menjalani operasi tidak sebaik pada pasien dengan
katarak yang berhubungan dengan umur. Prognosis untuk
perbaikan kemampuan visual paling buruk pada katarak
kongenital unilateral yang dioperasi dan paling baik pada
katarak kongenital bilateral inkomplit yang bersifat progresis
lambat.
Komplikasi
Selama operasi :
1. Pendangkalan kamera okuli anterior
Pada saat operasi katarak, pendangkalan kamera okuli anterior (KOA) dapat terjadi karena cairan yang masuk
ke KOA tidak cukup, kebocoran melalui insisi yang terlalu besar, tekanan dari luar bola mata, tekanan vitreus
positif, efusi suprakoroid, atau perdarahan suprakoroid. Jika saat operasi ditemukan pendangkalan KOA, hal
pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi aspirasi, meninggikan botol cairan infus, dan mengecek insisi.
2. Posterior Capsule Rupture (PCR)
PCR dengan atau tanpa vitreous loss adalah komplikasi intraoperatif yang sering terjadi. Beberapa faktor risiko
PCR adalah miosis, KOA dangkal, pseudoeksfoliasi, floppy iris syndrome, dan zonulopati. Apabila terjadi PCR,
sebaiknya lakukan vitrektomi anterior untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. PCR berhubungan dengan
meningkatnya risiko cystoid macular edema, ablasio retina, uveitis, glaukoma, dislokasi LIO, dan endoftalmitis
postoperatif katarak.
3. Nucleus drop
Nucleus drop yaitu jatuhnya seluruh atau bagian nukleus lensa ke dalam rongga vitreus. Jika hal ini tidak
ditangani dengan baik, lensa yang tertinggal dapat menyebabkan peradangan intraokular berat, dekompensasi
endotel, glaukoma sekunder, ablasio retina, nyeri bahkan kebutaan.
Setelah operasi :
1. Edema kornea Edema stromal atau epitelial dapat terjadi segera setelah
operasi katarak. Kombinasi dari trauma mekanik, waktu operasi yang lama, trauma
kimia, radang atau peningkatan tekanan intraokular (TIO), dapat menyebabkan
edema kornea. Pada umumnya, edema akan hilang dalam 4 – 6 minggu. Jika kornea
tepi masih jernih, maka edema kornea akan menghilang. Edema kornea yang
menetap sampai lebih dari 3 bulan biasanya membutuhkan keratoplasti tembus.
2. Perdarahan seperti retrobulbar, perdarahan atau efusi suprakoroid, dan
hifema. Pada pasien dengan terapi antikoagulan atau antiplatelet, risiko perdarahan
suprakoroid dan efusi suprakoroid tidak meningkat katarak.
3. Glaukoma sekunder seperti glaukoma sudut terbuka dan tertutup. Beberapa
penyebab glaukoma sekunder sudut terbuka adalah hifema, TASS, endoftalmitis,
serta sisa masa lensa. Penyebab glaukoma sekunder sudut tertutup adalah blok pupil,
blok siliar, glaukoma neovaskuler, dan sinekia anterior perifer.
REFERENSI
• Kowalak JP (ed). 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Dialihbahasakan oleh Hartono
A. Jakarta: EGC.
Menjaga Memeriksa
kebersihan kondisi mata Gaya hidup
mata sehat
2020.
الَسال َ ُم َعل َيْك ُْم َو َر ْح َم ُة ِ
الله َوبَ َركَاتُ ُه ّـَّ َو
SGD 08