Anda di halaman 1dari 13

IDENTITAS DIRI REMAJA

Feti Pratiwi, S.Psi., M.Psi., Psikolog


Fakultas Psikologi
Universitas Semarang
PENCARIAN IDENTITAS
• Pencarian identitas (Erikson,1950)
 konsepsi koheren tentang diri, dibentuk oleh
tujuan, nilai, & keyakinan yg dipegang teguh oleh
seseorang.

• Pencarian identitas merupakan usaha untuk


memahami diri sendiri, bukan merupakan
“tekanan kedewasaan”.
Erikson (1968)

• Tugas utama remaja


Menghadapi / memecahkan ‘krisis’
identitas VS kebingungan identitas
(tahap ke-5 dari tahapan perkembangan psikososial)

• Remaja mengembangkan pemahaman akan


eksistensi diri yg koheren, termasuk peran yang
akan dijalani dalam masyarakat.
• Remaja membentuk identitas mereka dengan menggabungkan
identifikasi sebelumnya menjadi “struktur psikologi baru yang lebih
besar”
Saat anak-anak -> mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk
mencapai keberhasilan.
Saat Remaja -> remaja butuh menemukan cara-cara untuk menggunakan
keterampilan ini.

• Remaja perlu memastikan dan mengorganisasir kemampuan,


kebutuhan, ketertarikan, dan hasrat mereka sehingga dapat
diekspresikan dalam konteks sosial.

• Saat remaja mengalami kesulitan menetapkan identitas pekerjaan atau


saat kesempatan mereka terbatas, remaja beresiko untuk melakukan
sesuatu yang memiliki konsekuensi negatif yang serius, seperti aktifitas
kenakalan remaja, kriminal, atau kehamilan masa remaja.
STATUS IDENTITAS - Krisis dan Komitmen
(Marcia, 1993)

• Status identitas yaitu kondisi perkembangan ego yang


bergantung pada ada atau tidaknya krisis dan
komitmen.

Krisis -> periode pembuatan keputusan secara sadar yang


berkaitan dengan pembentukan identitas.

Komitmen -> keterlibatan pribadi dalam perkerjaan atau


sistem keyakinan.
4 Tipe Status Identitas

1. Identity
achievement
2. Foreclosure
(Krisis yang
menuju (Komitmen tanpa
komitmen) krisis)

4. Identity
3. Moratorium Diffusion
(Krisis tapi belum (Tidak ada
ada komitmen) komitmen,
tidak ada krisis)
1. Achievement 2. Foreclosure
• Mencurahkan banyak pikiran • Tidak bereksplorasi namun
& pergulatan emosional berkomitmen.
terhadap permasalahan untuk
mencari alternatif. • Tidak perlu banyak waktu
untuk mempertimbagkan
• Telah bereksplorasi, membuat berbagai alternatif.
keputusan, dan berkomitmen
untuk menjalaninya. • Melaksanakan rencana yang
dipersiapkan orang lain
• Biasanya lebih matang dan untuknya.
lebih kompeten secara sosial
dibandingkan tipe lainnya.
3. Moratorium 4. Diffusi Identitas
• Sedang bereksplorasi • Tidak bereksplorasi
namun belum dan belum
berkomitmen. berkomitmen.

• Mempertimbangkan • Ditandai oleh


berbagai alternatif ketiadaan komitmen
(dalam krisis) & & kurangnya
tampaknya mengarah pertimbangan serius
pada komitmen. terhadap berbagai
alternatif yg tersedia.
Faktor Keluarga terkait Status Identitas Sosial

• Orang tua mendorong otonomi • Orang tua terlalu


dan hubungan dengan guru-guru, terlibat dengan anak-
berbagai perbedaan dijelajahi anak, keluarga tidak
dalam konteks kebersamaan. memberikan
kebebasan
mengekspresikan
perbedaan.

Identity
Forceclosure
achievement

Identity
Moratorium
Diffusion

• Remaja seringkali terlibat • Orang tua bersikap


dalam perjuangan liberal, menolak
ambivalen dengan otoritas atau tidak
orang tua. menyediakan
waktu untuk anak.
Faktor Kepribadian terkait Status Identitas Sosial

• Tingkat perkembangan ego, • Tingkat tertinggi


penalaran moral, keyakinan diri, otoritarianisme dan berfikir
harga diri, kinerja dibawah stereotipikal, kepatuhan
tekanan, dan keintiman. terhadap otoritas, hubungan
yang dependen, tingkat
kecemasan rendah.

Identity
Forceclosure
achievement

Identity
Moratorium
Diffusion
• Hasil bervariasi, dengan
• Kebanyakan cemas dan takut akan
perkembangan ego,
keberhasilan, tingkat perkembangan penalaran moral,
ego, penalaran moral, dan harga diri kompleksitas kognitif, dan
yang tinggio. keyakinan diri yang rendah;
kemampuan bekerja sama
yang buruk
Perbedaan Gender dalam Pembentukan Identitas

• Menurut Gilligan (1982), terdapat perbedaan


perkembangan harga diri selama remaja, terutama dalam
konteks hubungan dengan teman sebaya, yaitu:

“Harga diri laki-laki berhubungan dengan dengan usaha


untuk meraih pencapaian individual”.

“Harga diri perempuan lebih bergantung pada hubungan


dengan orang lain”.

(Thorne & Michaelieu, 1996)


SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai