Anda di halaman 1dari 21

Budi daya Jaringan

Tanaman
Tuti Setyaningrum
Rati Riyati
Bab I : Pendahuluan

• Prinsip dasar kultur jaringan tanam


an
• Kultur jaringan dalam bioteknologi
pertanian
• Beberapa terminologi
Prinsip dasar kultur jaringan
tanaman
BUDIDAYA (KULTUR) JARINGAN :
• Metode mengisolasi bagian dr tanaman
(protoplasma, sel, sekelompok sel,
jaringan / organ) menumbuhkannya
(aseptik) memperbanyak diri &
beregenerasi tanaman lengkap
Orientasi awal :
pembuktian teori totipotensi sel

 Sarana penelitian bidang


fisiologi tanaman & aspek2
biokimia tanaman
 Berkembang & semakin
sempurna industri tanaman
Perbanyakan mikro (terut. perbany. veg.):
menumb bag tnm (media aseptik),
memperbanyak hingga m’hslkan tnm
sempurna media non aseptik

Tujuan :
• Prod tnm dlm jmlh besar, dlm waktu
singkat
(varietas2 unggul yg baru dihasilkan)
• Tanaman bebas patogen (virus)
(bhn awal : meristem pucuk 0.1 - 0.3
mm, kombinasi thermotheraphy)
Teori Totipotensi
• Teori totipotensi ini dikemukakan oleh
G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli
fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969,
F.C.Steward menguji ulang teori tersebut dengan
menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil
satu sel empulur wartel, F.C. Steward dapat
menumbuhkannya menjadi satu individu wortel.
• Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi.Teori
ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman
dapat berkembang biak, karena seluruh bagian
tanaman terdiri atas jaringan – jaringan hidup.

KALUS
Kalus adalah sekumpulan sel amorphous (tidak berbentuk
atau belum terdiferensiasi) yang terbentuk dari sel-sel yang
membelah terus menerus secara in vitro atau di dalam
tabung. [1] Kalus dapat diperoleh dari bagian tanaman seperti
akar, batang dan daun [2] Secara histologi, kalus berasal dari
pembelahan berkali-kali sel-sel parenkim di sekitar berkas
pengangkut dan beberapa elemen penyusun berkas
pengangkut kecuali xilem [3] Dalam teknik kultur jaringan (in
vitro), kalus dapat diinduksi dengan menambahkan zat
pengatur tumbuh yang sesuai pada media kultur, misalnya
auksin dan sitokinin yang disesuaikan. [1] Jika konsentrasi
auksin lebih besar daripada sitokinin maka kalus akan
terbentuk, sedangkan jika konsentrasi sitokinin yang lebih
besar dibandingkan dengan konsentrasi auksin maka yang
terbentuk bukanlah kalus, melainkan tunas. [4] Selain zat
pengatur tumbuh atau hormon pertumbuhan, penambahan
vitamin dan protein juga diperlukan untuk pertumbuhan
kalus. [5] Induksi kalus dalam teknik kultur jaringan tanaman
diperlukan untuk memunculkan keragaman sel somatik di
dalam kultur in vitro dan meregenerasikan sel tersebut
menjadi embrio somatik. [6].
Kalus
Syarat-syarat Teknik Budidaya
Jaringan :
• Fasilitas fisik
Laboratorium dg fasilitasnya (alat2
kerja, sarana pendukung terciptanya
kond aseptik terkendali, air, listrik, dan
bahan bakar)
• Perangkat lunak
Pelaksana dg latar blkg ilmu2 dasar ttt
Ketrampilan kerja, ketekunan,
kesabaran tinggi, bekerja intensif
TANAMAN
• Sumber sandang pangan
• Sumber bahan kimia penting (obat2an,
tonik, bumbu, zat pewarna, wangi2an,
pestisida)

 Sel2 dlm kultur m’hslkan persenyawaan2 dg


tingkat prod per unit Berat Kering ≥ tnm
asal
 Aplikasi metode KJ ke arah agro industri
(industri tdk lagi t’gantung tnm di lapangan
yg terpengaruh iklim)
Perbanyakan melalui kultur
jaringan :
anggrek, tnm hias & tnm horti lain
Kultur jaringan tidak menguntungkan
bila :
• Kecepatan multiplikasi rendah
• Terlalu banyak langkah utk mencapai
tnm sempurna
• Terlalu tinggi tingkat penyimpangan
genetik
Kultur jaringan sangat perlu pada
tanaman yang :
• Persentase perkecambahan biji rendah
• Tnm hibrida dr tetua yg tdk
menunjukkan male sterility
• Hibrida2 yg unik
• Perbanyakan pohon2 elite dan atau utk
btg bawah
• Tnm yg selalu diperbanyak scr vegetatif
Kecepatan perbanyakan melalui
KJ :

• Anggrek cymbidium (Morel, 1964) :

4 jt/ tahun/pucuk

• Asparagus (Murashige) : 700.000/thn

• Pisang (Taiwan) : 1 jt / thn

Pembatas : tenaga, fasilitas, kontaminasi


Kelebihan KJ :
• Tdk tergantung musim dan faktor
lingkungan lain
• Tdk perlu daerah pembibitan yg luas
• Hanya perlu bagian kecil dari
tanaman asal
• Membantu dlm usaha eliminasi
patogen
• Memudahkan pertukaran plasma
nutfah internasional
PRINSIP-PRINSIP DASAR
DALAM KULTUR JARINGAN
I. TEORI TOTIPOTENSI SEL
II. PENGONTROLAN PERCABANGAN TUNAS
MAJEMUK & ORGANOGENESIS IN VITRO
OLEH ZPT SITOKININ & AUKSIN
III. UNTUK TERJADINYA ORGANOGENESIS
ATAU EMBRIOGENESIS PADA SUATU
EKSPLAN, SEL ATAU JARINGAN EKSPLAN
HARUS KOMPETEN DAN MENGALAMI
DETERMINASI
IV. ADANYA AGREEMENT BAHWA PROTOKOL
PEMBIAKAN TANAMAN IN VITRO DAPAT
DIBAGI MENJADI LIMA TAHAP BERURUTAN
PENTAHAPAN PEMBIAKAN IN
VITRO
Tahap 0. Tahap persiapan eksplan
Tahap 1. Inisiasi kultur
Tahap 2. Multiplikasi atau perbanyakan
propagul
Tahap 3. Pemanjangan tunas, induksi
pengakaran dan perkembangan
akar
Tahap 4. Aklimatisasi planlet ke lingkungan
luar
DALAM PEMULIAAN TANAMAN

• Untuk mempercepat pencapaian


tujuan dan membantu jika cara-
cara konvensional menemui
rintangan alamiah
DALAM PEMULIAAN TANAMAN
• Manipulasi jml kromosom melalui bahan
kimia
• Tnm haploid & double haploid yg
homogeneous (kultur anther/mikrospora)
• Pollinasi in vitro & pertumb embrio yg scr
normal abortif
• Hibridisasi somatik melalui teknik fusi
protoplasma (intraspesifik/interspesifik)
• Variasi somaklonal
• Transfer DNA/organel utk memperoleh sifat
tertentu
BEBERAPA TERMINOLOGI
Pembagian kultur jaringan:
• Kultur organ
• Kultur kalus
• Kultur suspensi
• Kultur protoplasma
• Kultur haploid
• Eksplan
• Subkultur
• Passage
• Inokulum
• Aseptik
• Asenik
• Organogenesis
• Pucuk adventif
• Embriogenesis
• Embrio somatik
• Androgenesis
• Gynogenesis
• Planlet
• Aklimatisasi
• Variasi somaklonal
• Hibridisasi genetik
• Heterokarion
• Cybrid

Anda mungkin juga menyukai