Anda di halaman 1dari 17

Bab V : KULTUR ORGAN

Hanning, 1904 : kecambah crucifer dr embrio biji immature


White, 1934 : kultur akar tomat (pertumbuhan organ yg
tidak terbatas dlm kultur in vitro )
1940 – 1960 : kultur organ topik penting dlm penelitian, kmd
menurun kecuali kultur pucuk/meristem
 Aspek praktis : cara perbany klon yg cepat dan bebas
penyakit
 Tind komersial yg dikelola oleh perush2 pembibitan
Tahun 80 an : kultur akar
 Pd tnm ttt unt produksi bahan sekunder, terut jenis2
persenyawaan yg berasosiasi dg akar
 Pd umumnya dipusatkan pd akar hsl transformasi dg
Agrobacterium rhizogenes (kultur auksin autotroph)
Kultur organ dlm ilmu fisiologi : studi diferensiasi dan fungsi
dr jaringan2 khusus. Kebut nutrisi dan lingk dpt dieksplorasi
scr lbh tepat dlm kultur in vitro
Kultur akar
Kote & Robbins : peneliti pertama kemungk kultur potongan akar
(legum & serealia)(tdk m’hslkan kultur dg pertumb tak terbatas)
 Realisasi : White (tomat dg garam2 mineral, sukrosa, ekstrak
ragi)
 N. langsdorfii ; N. tabacum

Kultur akar yg sdh diisolasi :


sifat morfologi sama spt akar pd tanaman
 Quiscent center, pola penyebaran pembuluh spesifik dr
species
 Cabang2 lateral t’bentuk (dpt dimanipulasi dg hara ttt &
penyinaran)

Sifat2 fisiologi pd akar in vivo msh diperlihatkan pd in vitro


 Produksi alkaloid, anabasine, nikotin

Mudah atau sukarnya inisiasi tdk dpt diramalkan berdasarkan


sifat2 taksonomi
Akar yang sudah diisolasi
Ditumbuhkan dlm media cair dg pengocokan perlahan2
Garam makro & mikro
Ion jodium (White)
Besi
Sukrosa (bbrp jns graminae, glukosa lbh baik)
Kombinasi vitamin : thiamine, pyridoxine, nicotinic acid, glicyne
 Pengganti fungsi ekstrak ragi
Auksin & sitokinin tdk sll dibutuhkan
 Auksin dibutuhkan akar pinus & bbrp graminae,
menghambat kltr akar tomat
Giberelin merangsang akar dr kultivar kerdil, tdk berpengaruh pd
kultivar normal
pH 5.0 – 5.5 (perpanj akar) ; 6.0 – 6.5 (inisiasi akar lateral)
Cahaya rendah merangsang pertumb akar pd bbrp species
Temperatur : 25 – 27oC
Sumber eksplan : akar kecambah aseptik, akar adventif dlm kalus
Kultur meristem

Kul-jar tanaman dg eksplan jaringan2 meristematik


 Meristem pucuk terminal / tunas aksilar
 Untuk mendapatkan tnm sempurna, memperbanyak

Penerapan :
 Perbanyakan tanaman, terut hortikultura
 Eliminasi virus dr bhn tnm
 Penyimpanan plasma nutfah dg cryopreservation

Tnm yg dihasilkan berkembang dr jar vegetatif, planlet hasil


merup klon (mericlone)
Kultur meristem dan eliminasi virus

Stanley : anjurkan White tumbuhkan virus dlm akar yg diisolir


 Dlm sub kultur ada akar yg tdk mengandung virus (terut
eksplan yg sangat kecil)
Limasset & Cornuet (1949): memperkuat penemuan tsb dlm kasus
kultur pucuk
 Sarankan Morel & Martin, tumbuhkan meristem tnm yg
terserang virus
Morel & Martin (1952) : berhasil peroleh tanaman dahlia yg
bebas virus dan kmd berkembang pd banyak tanaman lain
Morel (1960) coba bebaskan tnm Cymbidium dr virus, mdpt hasil
yg merupakan dasar perbanyakan komersial sekarang
Kultur meristem pucuk anggrek Cymbidium
(Morel, 1960 dalam Dodds dan Robert, 1982)

 Membentuk kalus protocorm massa protocorm


 Dipisah2, ditumbuhkan di media serupa massa protocorm
baru
 Dipindahkan pd media lain unt proses pendewasaan dan
pengakaran tnm baru yg sempurna, siap pindah lapang

Murashige :
 Kultur meristem & kultur pucuk teknik perbany tnm hortikultura
 10 thn mengemb teknik2 standard unt beberapa jenis tanaman
(tnm hias sampai buah2 an)
 Penggunaan auksin dan sitokinin, perlu dlm kultur yg
dikembangkan
Teknik subkultur berulang tunas kentang (jutaan/tahun)
(Hussey dan Stacey, 1980)

Eksplan awal : tunas kentang bebas virus

Satu tunas pucuk/tunas ketiak ditumbuhkan dalam media


perbanyakan

Tumbuh buku-buku dg masing2 satu tunas ketiak

Setiap 4 mgg tunas dipanen dan dipotong2 mjd buku2 tunggal


atau bbrp buku (3-4 buku)

Dikulturkan lagi dlm media baru

Dmk seterusnya setiap 4 minggu dilakukan kultur berulang


Kultur pucuk (Shoot tip culture)

 Pucuk (berisi meristem & jaringan2 di bawahnya), lebih mudah


diisolasi
 Ukuran bahan awal : 0.3 – 1.0 cm

 Tujuan praktis : perbanyakan vegetatif tanaman


 Pucuk awal, dlm media tepat membentuk pucuk baru dg jumlah
tergantung jenis (4 – 20an). Stl diinduksi pembentukan akar,
terbentuk tnm sempurna fotocopy induknya
 Merupakan dasar dr kegiatan perbanyakan dalam lab komersial

Pertumbuhan pucuk : perlu zpt dlm media


Auksin : IAA, NAA, IBA (2,4-D dihindarkan)
Sitokinin : BAP, 2iP, kinetin (konsentrasi sitokinin > auksin)
Kultur embrio

 Tujuan : membantu perkecambahan embrio mjd tanaman lengkap


 Diperlukan dlm embrio yg memp masalah :
 Menunjukkan masa dormansi yang panjang
 Embrio hibrida hasil penyilangan interspesifik yg tidak
kompatibel dg endospermnya
 Embrio dg endosperm yg rusak spt kelapa kopyor
 Embrio tanpa endosperm spt pd anggrek
 Penting dlm ilmu fisiologi, dlm hal perkembangan embrio
 Pengertian ttg kebutuhan nutrisi embrio pd berbagai
tahap perkembangan (Percobaan media perlakuan )
 Kemampuan regenerasi dr potongan2 embrio
 Sangat penting dlm pemuliaan tanaman
Embrio somatik tanaman kacang tanah. Terbentuk melalui proses
embriogenesis
Kecambah kacang tanah. Merupakan perkembangan dari embrio
somatik
Tunas adventif tanaman melinjo. Terbentuk melalui proses
organogenesis
Perbanyakan vanili in vitro. Dilakukan seperti perbanyakan tunas
pisang, yaitu memakai metode perbanyakan tunas samping
Perbanyakan tanaman jati in vitro. Dilakukan dengan metode
pemanjangan tunas pada setek satu buku
Pembentukan bunga melinjo. Dalam media kultur tidak diharapkan,
karena mengganggu proses pembentukan tunas
Dompolan buah melinjo. Tumbuh akibat bahan eksplan diambil dari
jaringan yang sudah dewasa

Anda mungkin juga menyukai