Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN
HALUSINASI

Oleh:
Ns. ALINI, M. Kep
Program Studi S1 Keperawatan
FIK - UP
Halusinasi
• Halusinasi adalah salah satu gejala
gangguan jiwa di mana pasien
mengalami perubahan sensori
persepsi; merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan atau
penghiduan.
• Pasien merasakan stimulus yg sebetulnya tidak
ada
• Pasien merasa ada suara padahal tidak ada
stimulus suara
• Melihat bayangan orang atau sesuatu yang
menakutkan padahal tidak ada bayangan tsb
• Membaui bau-bauan tertentu padahal orang lain
tidak merasakan sensasi serupa
• Merasakan mengecap sesuatu padahal tidak
sedang makan apapun
• Merasakan sensasi rabaan padahal tdk ada
apapun pada permukaan kulit
• Diperkirakan lebih dari 90% klien skizofrenia mengalami
halusinasi
• Bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar
klien skizofrenia di RSJ mengalami halusinasi dengar
• Suara dapat berasal dari dalam atau luar diri individu
• Suara dapat dikenal (familiar) misalnya suara nenek
yang meninggal
• Suara dapat tunggal atau multipel
• Isi suara dapat memerintahkan sesuatu pada klien
• Klien sendiri merasa yakin bahwa suara itu berasal dari
suara tuhan, setan, sahabat atau musuh
• Kadang suara yang muncul semacam bunyi bukan suara
yang mengandung arti
PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Faktor perkembangan
tugas perkembangan klien yg terganggu
misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan
keluarga menyebabkan klien tdk mampu
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang
percaya diri dan lebih rentan terhadap stress

b. Faktor sosiokultural
seseorang yang merasa tdk diterima
lingkungannya sejak bayi (unwanted child)
akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tdk
percaya pada lingkungannya
c. Faktor biokimia
adanya stres yg berlebihan dialami seseorang maka di
dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yg bersifat
halusinogenik neurokimiaseperti Buffofenon dan
Dimetytranferase (DMP). Akibat stress berkepanjangan
menyebabkan teraktivasinya neurotransmiter otak
misalnya terjadi ketidakseniambungan acetylcholine dan
dopamine

d. Faktor psikologis
tipe kepribadian lemah dan tdk bertanggung jawab mudah
terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini
berpengaruh pd ketidakmampuan klien dalam mengambil
keputusan yg tepat demi masa depannya. Klien lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata
menuju alam hayal
e. Faktor genetik dan pola asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yg
diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung
mengalami skizofrenia. Hasil studi juga
menunjukkan bahwa faktor klg menunjukkan
hubungan yg sangat berpengaruh pada penyakit
ini
2. FAKTOR PRESIPITASI
a. Perilaku
halusinasi dpt dilihat dari lima dimensi yaitu:
 dimensi fisik
halusinasi dpt ditimbulkan oleh beberapa
kondisi fisik seperti kelelahan yg luar biasa,
penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium,
intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dlm
waktu yg lama
 Dimensi emosional
perasaan cemas yg berlebihan atas dasar problem
yg tdk dpt diatasi merupakan penyebab halusinasi itu
terjadi. Isi halusinasi dpt berupa perintah memaksa
dan menakutkan. Klien tdk sanggup lagi menentang
perintah tersebut hingga dgn kondisi tersebut klien
berbuat sesuatu terhadap ketakutan tsb.
 dimensi intelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu
dgn halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan
fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari
ego sendiri utk melawan impuls yg menekan, namun
merupakan suatu hal yg menimbulkan kewaspadaan yg
dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tdk jarang
akan mengontrol semua perilaku klien

 Dimensi sosial
klien mengalami gangguan interaksi sosial dlm fase awal
dan comforting, klien menganggap bahwa hidup
bersosialisasi di alam nyata sangat membahayakan. Klien
asyik dgn halusinasinya, seakan-akan ia merupakan
tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial,
kontrol diri dan harga diri yg tdk didapatkan dlm dunia
nyata
 Dimensi spiritual
Secara spiritual, klien halusinasi mulai dgn
kehampaan hidup, rutinitas tdk bermakna,
hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya
secara spiritual untuk menyucikan diri. Ia sering
menyalahkan takdir tetapi kurang berusaha
dalam menjemput rezeki, menyalahkan
lingkungan dan orang lain yg menyebabkan
takdirnya buruk
• Data penting yang perlu didapat pada saat
pengkajian:
1.Jenis halusinasi
2.Isi halusinasi
3.Waktu, frekuensi dan situasi menyebabkan
munculnya halusinasi
4. Respon pasien terhadap halusinasi

• Di rumah sakit jiwa di Indonesia, sekitar 70%


halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa
adalah halusinasi dengar, 20% halusinasi
penglihatan
• JENIS HALUSINASI

Jenis halusinasi Data Objektif Data Subjektif


Halusinasi Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara atau
Dengar/suara Marah-marah tanpa sebab kegaduhan.
Mengarahkan telinga ke Mendengar suara yang
arah tertentu mengajak bercakap-cakap.
Menutup telinga Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang
berbahaya.
Mendengar seseorang yg sdh
meninggal
Halusinasi Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar,
Penglihatan tertentu bentuk geometris, bentuk
Ketakutan pada sesuatu kartoon, melihat hantu atau
yang tidak jelas. monster
Tatapan mata pd tempat Melihat seseorangyg sdh
tertentu meninggal
Halusinasi Mencium sesuatu seperti Ekspresi wajah seperti
Penghidu bau mayat, darah, fese, atau mencium sesuatu dengan
bau masakan gerakan cuping hidung
Klien sering mengatakan Mengarahkan hidung pada
mencium bau sesuatu tempat tertentu
• JENIS HALUSINASI

Jenis halusinasi Data Objektif Data Subjektif


Halusinasi Seperti mengecap sesuatu Klien seperti sedang
Pengecapan Gerakan mengunyah merasakan makanan tertentu,
Sering meludah rasa tertentu, atau mengunyah
Muntah sesuatu
Halusinasi Menggaruk-garuk Klien mengatakan ada
Perabaan permukaan kulit sesuatu yg menggerayangi
Terlihat menggerak-gerakan tubuhnya sepereti tangan,
badan seperti merasakan binantang kecil, mahluk halus
sesuatu rabaan Merasakan sesuatu
dipermukaan kulit,
merasakan sangat panas atau
dingin, merasakan tersengat
aliran listrik
Halusinasi Klien terlihat menatap Klien melaporkan bahwa
Kinestetik tubuhnya sendiri dan fungsi tubuhnya tidak dapat
terlihat merasakan sesuatu terdeteksi misalnya tidak
yg aneh tentang tubuhnya adanya denyutan di otak, atau
sensasi pembemtukan urine
dalam tubuhnya, perasaan
tubuhnya melayang dia atas
• TAHAPAN HALUSINASI

Tahap halusinasi Keterangan


Stage I: Sleep disorder •Klien merasa banyak masalah, ingin
Fase awal seseorang menghindar dari lingkungan, takut
sebelum muncul diketahui orang lain bahwa dirinya
halusinasi banyak masalah.
•Masalah makin terasa sulit karena
berbagai stressor terakumulasi
misalnya terlibat narkoba, dikhianati
kekasih, masalah dikampus, PHK di
tempat kerja
•Masalah terasa menekan karena
terakumulasi sedangkan support
sistem kurang dan persepsi terhadap
masalah sangat buruk
•Sulit tidur berlangsung terus menerus
sehingga terbiasa menghayal
•Klien menganggap lamunan-lamunan
• TAHAPAN HALUSINASI

Tahap halusinasi Keterangan


Stage II: Comforting moderate •Pasien mengalami emosi yg berlanjut seperti
level of anxiety adanya perasaan cemas, kesepian, perasaan
berdosa, ketakutan dan mencoba memusatkan
Halusinasi secara umum ia pemikiran pada timbulnya kecemasan
terima sebagai sesuatu yang •Ia beranggapan bahwa pengalam pikiran dan
alami sensorinya dapat ia kontrol bila
kecemasannya diatur, dalam tahap ini ada
kecenderungan klien merasa nyaman dengan
halusinasinya

Stage III : Condemning severe •Pengalaman sensori klien menjadi sering


level of anxiety datang dan mengalami bias
•Klien mulai merasa tidak mampu lagi
Secara umum halusinasi sering mengontrolnya dan mulai berupaya menjaga
mendatangi klien jarak antara dirinya dengan objek yang
dipersepsikan, klien mulai menarik diri dari
orang lain dengan intensitas waktu yg lama
• TAHAPAN HALUSINASI

Tahap halusinasi Keterangan


Stage IV: Controlling severe •Klien mencoba melawan suara-suara atau
level of anxiety sensory abnormal yang datang
•Klien dapat merasakan kesepian bila
Fungsi sensori menjadi tidak halusinasinya berakhir
relevan dengan kenyataan •Dari sinilah dimulai fase gangguan psychotic

Stage V: Conquering pabic •Pengalaman sensorinya terganggu, klien


level of anxiety mulai merasa terancam dengan datangnya
suara-suara terutama bila klien tidak dapat
Klien mengalami gangguan menuruti ancaman atau perintah yg ia dengar
dalam menilai lingkungannya dari halusinasinya
•Halusinasi dapat berlangsung selama
minimal 4 jam atau seharian bila klien tidak
mendapatkan komunuikasi terapeutik
•Terjadi gangguan psikotik berat
sleep
disorder

conquering comforting

controlling comdemning

Gambar Tahap Terjadinya halusinasi


Lingkup Pengkajian pasien halusinasi
Persepsi :
• Halusinasi
• Pendengaran
• Penglihatan
• Perabaan
• Pengecapan
• Penghidu

Jelaskan:
• Isi halusinasi : …………………………………………………………….....
• Waktu terjadinya: ………………………………………………………….
• Frekuensi halusinasi: ………………………………………………………
• Respons pasien: ………………………………………………………..........

Masalah keperawatan: ……………………………………………….......


B. Pohon Masalah

Risiko Perilaku Kekerasan (Akibat)

Gangguan Sensosri Persepsi: Halusinasi (Core problem)

Isolasi Sosial (Penyebab) Defisit perawatn diri

Harga Diri Rendah Kronis


C.Merumuskan Diagnosa Keperawatan

Gangguan sensori persepsi: halusinasi


(dengar/lihat/kecap/hiduan/raba)
D. Tindakan Keperawatan pada pasien

1. Tujuan :
a)Pasien mengenali halusinasi yang
dialaminya
b)Pasien dapat mengontrol halusinasinya
c) Pasien mengikuti program pengobatan
secara optimal
2. Tindakan Keperawatan:

a).Membantu pasien mengenali halusinasi


b). Melatih pasien mengontrol halusinasi
- Menghardik
- Bercakap-cakap
- Aktivitas terjadwal
- Menggunakan obat
- Menghardik halusinasi
• Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri
terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang
muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap
halusinasi yang muncul atau tidak mempedulikan
halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mampu
mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang
muncul. Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan
kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa
yang ada dalam halusinasinya.

• Tahapan tindakan meliputi:


• Menjelaskan cara menghardik halusinasi
• Memperagakan cara menghardik
• Meminta pasien memperagakan ulang
• Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku
- Bercakap-cakap dengan orang lain
• Untuk mengontrol halusinasi dapat juga
dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang
lain maka terjadi distraksi; fokus perhatian
pasien akan beralih dari halusinasi ke
percakapan yang dilakukan dengan orang lain
tersebut. Sehingga salah satu cara yang efektif
untuk mengontrol halusinasi adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain.
-Melakukan aktivitas yang terjadwal
• Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah
dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur.
Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan
mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali
mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang mengalami
halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan
cara beraktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur
malam, tujuh hari dalam seminggu.

• Tahapan intervensinya sebagai berikut:


 Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi.
 Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
 Melatih pasien melakukan aktivitas
 Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang
telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi
sampai tidur malam, 7 hari dalam seminggu.
- Minum obat secara teratur
• Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih
untuk menggunakan obat secara teratur sesuai dengan
program. Pasien gangguan jiwa yang dirawat di rumah
seringkali mengalami putus obat sehingga akibatnya pasien
mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka untuk
mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit. Untuk itu
pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan
berkelanjutan.

• Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh


menggunakan obat:
 Jelaskan guna obat
 Jelaskan akibat bila putus obat
 Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
 Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
E. Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga

1. Tujuan:
– Keluarga dapat terlibat dalam perawatan
pasien baik di di rumah sakit maupun di
rumah
– Keluarga dapat menjadi sistem pendukung
yang efektif untuk pasien.
2. Tindakan keperawan:
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien
b) Berikan pendidikan kesehatan tentang
pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi,
proses terjadinya halusinasi, dan cara
merawat pasien halusinasi
c) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
memeragakan cara merawat pasien dengan
halusinasi langsung dihadapan pasien
d) Buat perencanaan pulang dengan keluarga
E. Evaluasi pada pasien:

• Pasien mengenal halusinasi


• Pasien mampu menggunakan cara
mengontrol halusinasi:
– Menghardik
– Bercakap-cakap
– Membuat jadwal kegiatan
– Melakukan kegiatan sesuai jadwal
– Menggunakan obat secara teratur
F. Evaluasi kemampuan keluarga:

• Menyebutkan pengertian halusinasi


• Menyebutkan jenis halusinasi
• Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi
• Memperagakan cara memutus halusinasi
• Mengajak bercakap-cakap saat halusinasi
• Memantau aktivitas sehari-hari sesuai jadwal
• Memantau dan memenuhi obat untuk pasien
• Menyebutkan sumber pelayanan kesehatan yang
tersedia
• Memanfaatkan sumber yankes terdekat
G. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TAK Stimulasi Persepsi


• Sesi I: Mengenal halusinasi
• Sesi II: Mengontrol dengan menghardik
• Sesi III: Mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan
• Sesi IV: Mencegah halusinasi dengan bercakap-
cakap
• Sesi V: Mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat

Anda mungkin juga menyukai