Anda di halaman 1dari 37

Presentasi Kasus

G1P0A0 dengan Eklampsia


Kelompok A
IDENTITAS

Nama : Ny. Andrik Widya Ayu Nur Yeni


Umur : 17 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Alamat: Ds. Sukorejo RT. 015 RW. 003, Kec.
Tambakrejo, Bojonegoro
Tanggal MRS : Minggu, 22 – 11 – 2015 pk. 06.00
Anamnesa
Keluhan Utama

 Penurunan Kesadaran
RPS

PONEK rujukan dari RSUD Soepropto, Cepu.

 Pasien datang di PONEK RSUD Sosodoro Djatikoesoemo


Bojonegoro dengan penurunan kesadaran. Kesadaran
menurun sejak pukul 04.00 WIB dari RSUD Cepu, kemudian
pasien dirujuk ke RSUD Bojonegoro.
 Tanggal 21, jam 4 sore pasien mengeluh nyeri kepala, nyeri
tidak berat kemudian pasien dibawa ke bidan terdekat dan
setelah di tensi, TD pasien 160/100mmhg. Kemudian pasien
dibawa ke PKM Tambakrejo. Di PKM, pasien bedrest dan
hanya diinfus. Pasien sempat muntah sebanyak 2 kali.
RPS

 Pukul 00.30 di PKM, pasien kejang-kejang sebanyak 2 kali,


masing-masing selama 5 menit. Mata pasien tertutup, kedua
tangan kejang, mulut pasien mengeluarkan busa warna putih.
 Kemudian pasien dibawa ke RSU Padangan, saat di
perjalanan pasien kejang sebanyak 2 kali dan ditolak masuk.
RPS

 Kemudian pasien dibawa ke RSUD Soeprapto Cepu, di


RSUD Cepu pasien kejang sebanyak 2 kali. Kemudian oleh
dokter jaga, pasien diberi terapi :
 O2 10Lpm
 Pasang DC
 Inj. MgSO4 40% 8gr IV
 Inj. Lasix 40mg 1amp
 Inj. Vicillin 1gr 1amp
 Inj. Diazepam 1amp + Drip Diazepam 1cc

Kemudian pukul 04.00 pasien dibawa ke RSUD Bojonegoro


karena kondisi pasien semakin gelisah.
RPS

 Pukul 06.00 di RSUD Bojonegoro


 TD: 140/90mmHg, N: 153x/m, RR: 32x/m, S: 37,3C, SpO2: 89%
 HIS -, DJJ: 109-121x/m, VT: -
 Leopold : PUKI, Letak kepala

konsul Sp.OG, didapatkan terapi :


 Inj. Dexamethason 4 amp (mulai pukul 06.30 masuk 1 amp)
 MgSO4 dilanjutkan
 Observasi penurunan kesadaran, khawatir ES Dizepam sampai pk.
10.00

Konsul dr. Sp.OG, disarankan CITO SC.


Anamnesa

 Pukul 07.30 pasien dilakukan SC.


RPD

 Riwayat TB Paru saat SMP dan dinyatakan sembuh


 HT selama kehamilan disangkal
RPK

 Ayah pasien menderita TB Paru.


 Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien saat kehamilan.
 HT, DM, Asma disangkal
R. kehamilan

 G1P0A0
 Usia kehamilan : 27 - 28 minggu
Pemeriksaan
Fisik
 KU : Lemah
 Kesadaran : Delirium
 GCS : 112
 Vital Sign :
 TD : 140/90 mmHg
 N : 158x/m
 RR : 32 x/m
 S : 37,3C
Status Generalisata
 Kepala : a/i/c/d = -/-/-/-
 Thorax :
 Pulmo = Rhonchi +/+ Wheezing -/-
 Cardio = S1 S2 Tachicardia
 Abdomen :
 Palpasi = Leopold teraba Punggung kiri, letak kepala
 TFU = 24 cm
 DJJ = 06.30 : 158x/m
07.00 : 123x/m
07.30 : Tidak ditemukan
Pemeriksaan Dalam
 VT : Tidak ada pembukaan
Pemeriksaan Penunjang
 Darah Lengkap :
 Hb = 12,9 g/dL
 Leukosit = 57,5 103/uL
 Eritrosit = 4,38 106/uL
 Hematokrit = 36,2 %
 Trombosit = 236 103/uL
 Faal Hati :
 Albumin = 2,50 g/dL
 SGOT = 42 U/L
 SGPT = 6 U/L
Pemeriksaan Penunjang
 Elektrolit :
 Natrium = 1,39 mEq/L
 Kalium = 3,9 mEq/L
 Klorida = 110 mEq/L
Diagnosis
 G1P0A0, hamil 27 - 28 minggu dengan Eklampsia, Edema
Paru, IUFD.
Penatalaksanaan
 Terapi dari RSUD Cepu :
 O2 sungkup 10 Lpm
 Pasang kateter urin
 Inj. MgSO4 40% 8gr IV
 Inj. Lasix 40mg 1amp
 Inj. Vicillin 1gr 1amp
 Inj. Diazepam 1amp + Drip Diazepam 1cc
 Terapi dari Sp.OG RSUD Bjn :
 Inj. Dexamethason 4 amp (mulai pukul 06.30 masuk 1 amp)
 MgSO4 dilanjutkan

CITO SC.
Tinjauan Pustaka
EKLAMPSIA
DEFINISI
 Pre-eklampsiayang disertai dengan kejang
menyeluruh dan koma.
 Padapenderita pre-eklampsia yang akan kejang,
umumnya memberi gejala dan tanda yang khas
yang dapat dianggap sebagai tanda prodromal
akan terjadinya kejang impending
eclampsia

 Impending eclampsia : nyeri kepala hebat,


gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrium, kenaikan progresif tekanan darah
Patofisiologi
 Penyebab saat ini belum diketahui dengan jelas
 Teori-teori saat ini yang banyak dianut:
 Kelainan vascularisasi plasenta
 Iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
 Intoleransi imunologik antara ibu dan janin
 Adaptasi kardiovascularisasi genetik
 Defisiensi gizi
 inflamasi
 Kejang pada eklampsia harus dipikirkan
kemungkinan kejang akibat penyakit lainnya:
 Perdarahan otak
 Hipertensi
 Lesi otak
 Kelainan metabolic
 Meningitis
 Epilepsi iatrogenik
 Kejang pada eklampsia dimulai dengan kejang tonik:
gerakan kejang berupa twitching dari otot-otot muka,
beberapa detik kemudian disusul dengan kontraksi
otot-otot tubuh yang menegang, sehingga seluruh
tubuh menjadi kaku
 Wajah penderita mengalami distorsi , bola mata
menonjol, kedua lengan fleksi, tangan menggenggam.
 Semua otot tubuh pada saat ini dalam keadaan
kontraksi tonik. Berlangsung 15 – 30 detik.
 Kejang klonik dimulai dengan terbukanya rahang
secara tiba-tiba dan tertutup kembali dengan kuat,
disertai terbuka dan tertutupnya kelopak mata
 Seringkali lidah juga tergigit akibat otot rahang yang
terbuka dan tertutup dengan kuat
 Dari mulut keluar liur berbusa yang kadang-kadang
disertai bercak-bercak darah
 Wajah tampak membengkak karena kongesti dan
konjunctiva mata dijumpai bintik-bintik perdarahan
 Lama kejang klonik ini kurang lebih 1 menit
kemudian berangsur-angsur kontraksi melemah
dan akhirnya berhenti serta penderita jatuh dalam
keadaan koma.

 Padawaktu timbul kejang, tekanan darah cepat


meningkat. Suhu badan meningkat oleh karena
gangguan serebral.
 Penderita mengalami inkontinensia disertai
oliguria dan kadang terjadi aspirasi bahan muntah

 Koma yang timbul akibat kejang berlangsung


sangat bervariasi bila tidak segera diberi obat anti
kejang akan segera disusul dengan episode kejang
berikutnya.
Perawatan eklampsia
 Terapi suportif
 untuk stabilisasi fungsi vital: Airway, Breathing,
Circulation, mengatasi dan mencegah kejang, mengatasi
hipoksemia, mengendalikan tekanan darah, melahirkan
janin pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat.

 Terapi medikamentosa
 Mencegah dan menghentikan kejang, mencegah dan
mengatasi penyulit, mencapai stabilisasi ibu seoptimal
mungkin.
Terapi medikamentosa
 Obat anti kejang
 Pilihan utama yaitu magnesium sulfat
 Magnesium sulfat
 Pemberian magnesium sulfat dasarnya sama seperti
pemberian magnesium sulfat pada pre-eklampsia
berat
 Perawatan pada waktu kejang
 Mencegah penderita mengalami trauma akibat
kejang-kejang tersebut
Terapi medikamentosa
 Perawatan koma
 Menjaga dan mengusahan agar jalan nafas tetap
terbuka
 Mencegah terjadinya aspirasi bahan lambung akibat
hilangnya reflex muntah
 Pada koma yang lama, bila nutrisi tidak mungkin
dapat diberikan melalui NGT
 Perawatan edema paru
Pengobatan obstetrik
 Semua kehamilan dengan eklampsia harus
diakhiri, tanpa memandang umur kehamilan dan
keadaan janin.
Prognosis
 Apabila diberi penanganan dengan cepat maka
perbaikan gejala akan tampak jelas setelah
kehamilannya diakhiri
 Diuresis terjadi 2 jam kemudian setelah
persalinan. Keadaan ini merupakan tanda prognosa
yang baik , karena hal ini merupakan gejala
pertama penyembuhan. Tekanan darah kembali
normal beberapa jam kemudian
 Eklampsia tidak mempengaruhi kehamilan
berikutnya, kecuali pada janin dari ibu yang yang
sudah mempunyai hipertensi kronik.
 Prognosa janin pada penderita eklampsia juga
tergolong buruk. Seringkali janin mati intrauterine
atau mati pada fase neonatal.
 TerimaKasih ☺☺☺☺☺

Anda mungkin juga menyukai