0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi terapeutik dengan pasien kritis dan keluarganya. Komunikasi tersebut penting untuk meningkatkan kondisi psikologis pasien dan keluarga serta membantu mereka merasa lebih nyaman selama menghadapi penyakit kritis. Perawat perlu memiliki keahlian komunikasi terapeutik untuk membantu pasien dan keluarga menghadapi kondisi stres akibat penyakit kritis.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi terapeutik dengan pasien kritis dan keluarganya. Komunikasi tersebut penting untuk meningkatkan kondisi psikologis pasien dan keluarga serta membantu mereka merasa lebih nyaman selama menghadapi penyakit kritis. Perawat perlu memiliki keahlian komunikasi terapeutik untuk membantu pasien dan keluarga menghadapi kondisi stres akibat penyakit kritis.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi terapeutik dengan pasien kritis dan keluarganya. Komunikasi tersebut penting untuk meningkatkan kondisi psikologis pasien dan keluarga serta membantu mereka merasa lebih nyaman selama menghadapi penyakit kritis. Perawat perlu memiliki keahlian komunikasi terapeutik untuk membantu pasien dan keluarga menghadapi kondisi stres akibat penyakit kritis.
mengindikasi hasilnya sembuh atau mati, sedangkan dalam bahasa Yunani artinya berubah atau berpisah. pasien kritis yaitu pasien yang memerlukan pemantauan yang canggih dan terapi yang intensif. (perawatan intensif). Karakteristik Situasi Kritis
ecara umum karakter pasien dibedakan menjadi dua tipe yaitu
S Non information seeking, yang masih ada di pedesaan yang penduduknya masih polos, kalangan yang latar pendidikannya kurang, para pasien yang sudah terlampau percaya pada dokternya atau terlanjur menganggap terapi yang diberikan dokter selalu cocok dengan segala macam gejala penyakit yang dikeluhkan. Information seeking, mereka belum merasa puas kalau dokter belum bisa ataupun belum sempat menjawab pertanyaan mereka, banyak mengajukan pertanyaan yang sama, lebih banyak mengungkapkan keluhan dibanding mendengar informasi dokternya. Komunikasi Terapeutik dengan Pasien Kritis
Komunikasi dengan pasien kritis merupakan suatu komunikasi
dengan menggunakan teknik komunikasi khusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus Pasien yang kritis atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan kehidupanGangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan struktural atau metabolik di tingkat korteks serebri,batang otak keduanya. Fungsi Komunikasi Terapeutik dengan Pasien Kritis
komunikasi dengan klien dalam proses
keperawatan memiliki beberapa fungsi:
a. Mengendalikan Perilaku b. Perkembangan Motivasi c. Pengungkapan Emosional d. Informasi Cara Berkomunikasi dengan Pasien Kritis
Adapun teknik yang dapat terapkan, meliputi:
1. Menjelaskan 2.memfokuskan 3. Memberikan Informasi 4.mempertahankan ketenangan Prinsip-Prinsip Berkomunikasi Dengan Pasien Yang Tidak Sadar
hal-hal yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan klien
yang tidak sadar yaitu: 1. Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karena ada keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar. 2. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan yang perawat sampaikan dekat klien. 3. Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran. 4. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien fokus terhadap komunikasi yang perawat Tahap komunikasi dengan pasien tidak sadar
Komunikasi terapeutik terdiri atas 4 fase yaitu
1.fase pra interaksi
2.fase orientasi 3.fase kerja 4. fase terminasi Berbicara dengan Pasien mengenai Penyakit Kritisnya 1) Jelaskan mengenai penyakit dan pengobatannya, menggunakan penyedia asuhan kesehatan lain untuk memberikan informasi dan menjawab pertanyaan diluar bidang keperawatan. 2) Berikan cukup waktu bagi pasien untuk mendiskusikan pikiran, perasaan, dan ketakutannya mengenai diagnosis dan pengobatan dan pengaruhnya terhadap kehidupannya. 3) Bantu pasien mengeksplorasi sumber-sumber dukungan dan metode mengatasi sebelumnya yang telah berhasil (misalnya, berbicara dengan kerabat dekat, membaca mengenai penyakit atau mencari situs yang berhubungan di internet, berbicara dengan ulama atau pendeta, bergabung dengan kelompok pendukung, meditasi). 4) Bekerjalah dengan pasien dan keluarga dalam membuat keputusan mengenai asuhan untuk meningkatkan rasa pengendalian mereka terhadap situasi yang mungkin menakutkan. 5) Amati pasien adalah tanda-tanda munculnya pola mengatasi yang tidak efektif dan/atau kelainan psikiatri (kecemasan, depresi, ide bunuh diri) yang memerlukan penilaian, intervensi, atau rujukan lebih lanjut. 6) Berikan umpan balik positif bagi penggunaan strategi mengatasi oleh pasien yang bermanfaat. 7) Perhatikan masalah pasien dalam mengontrol gejala: pereda nyeri dan pengontrol mual, dengan intervensi yang mungkin jika muncul masalah. 8) Sarankan sumber informasi dan dukungan lain termasuk kelompok pendukung, website, dan organisasi komunitas Berbicara Dengan Keluarga Pasien Kritis
1) Berbicara sejujurnya tentang penyakit yang diderita oleh
pasien. 2) Berbicara dengan keluarga pasien sebaiknya di tempat terpisah dari kamar pasien. 3) Menjaga privasi pasien. 4) Berbicara dengan nada yang tidak terlalu tinggi karena emosi kelurga yang rentan. 5) Bersikap empati. 6) Memberi motivasi. Karakteristik dari seorang perawat yang dapat memfasilitas tumbuhnya hubungan yang terapeutik antara lain: a. Kejujuran (Trustworthy) b. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif c.bersikap positif d. Empati bukan simpati e. Mampu melihat permasalahan klien dari kacamata klien f.menerima klien apa adanya g. Sensitif terhadap perasaan klien h. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri Kesimpulan
efinisi pasien kritis adalah perubahan dalam proses yang
D mengindikasi hasilnya sembuh atau mati, sedangkan dalam bahasa Yunani artinya berubah atau berpisah. Umumnya pasien kritis mengalami stres terhadap sakit yang dideritanya, karena stres tersebut merupakan bagian dari emosional tinggi yang dirasakan oleh pasien sehingga penyakit yang diderita pasien cepat menyebar ke seluruh tubuhnya atau semakin parah. Dengan mengetahui kondisi pasien kritis, maka yang dapat dilakukan perawat untuk meningkatkan keadaan pasien kritis adalah berkomunikasi terapeutik pada pasien kritis. Selain berkomunikasi dengan pasien kritis, berkomunikasi dengan keluarga juga sangat penting dilakukan oleh perawat, karena keadaan psikologi pada pasien dengan keluarganya saling berhubungan. Saran
ebaiknya perawat memiliki keahlian berkomunikasi
S terapeutik baik pada pasien penyakit ringan sampai pasien penyakit kritis, sebab dengan komunikasi terapeutik kondisi pasien dan keluarganya bisa menjadi lebih baik dan mereka cenderung merasa lebih nyaman TERIMAKASIH