Anda di halaman 1dari 15

 Aplikasi Sikap Dan Komunikasi Efektif

Pada Pasien Dengan Kondisi Kritis


 Dosen pengampu: Ns.Yulia Indah P.,M.Kep


 Nama Kelompok:

 1.CLARA ANJELITA PUTRI(2027009)


 2.EKA SHELA PRATIWI(2027017)
 3.MELLYANA(2027049)
 4.NADYA STEVANNY(2027055)
 5.SINTIA AGITA PUTRI(2027079)
 6.TANTIO RENALDI(2027083)
Pengertian Pasien Kritis

pasien kritis adalah perubahan dalam proses yang


mengindikasi hasilnya sembuh atau mati, sedangkan
dalam bahasa Yunani artinya berubah atau berpisah.
pasien kritis yaitu pasien yang memerlukan
pemantauan yang canggih dan terapi yang intensif.
(perawatan intensif).
Karakteristik Situasi Kritis

​ ecara umum karakter pasien dibedakan menjadi dua tipe yaitu


S
​Non information seeking, yang masih ada di pedesaan yang
penduduknya masih polos, kalangan yang latar pendidikannya
kurang, para pasien yang sudah terlampau percaya pada
dokternya atau terlanjur menganggap terapi yang diberikan dokter
selalu cocok dengan segala macam gejala penyakit yang
dikeluhkan.
Information seeking, mereka belum merasa puas kalau dokter belum
bisa ataupun belum sempat menjawab pertanyaan mereka, banyak
mengajukan pertanyaan yang sama, lebih banyak
mengungkapkan keluhan dibanding mendengar informasi
dokternya.
 Komunikasi Terapeutik dengan Pasien Kritis

 Komunikasi dengan pasien kritis merupakan suatu komunikasi


dengan menggunakan teknik komunikasi khusus/teurapetik
dikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami
penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat
diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus
Pasien yang kritis atau yang sering kita sebut dengan koma,
dengan gangguan kesadaran merupakan suatu proses kerusakan
fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan
kehidupanGangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam
penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial,
yang mengakibatkan kerusakan struktural atau metabolik di tingkat
korteks serebri,batang otak keduanya.
 Fungsi Komunikasi Terapeutik dengan Pasien
Kritis

 komunikasi dengan klien dalam proses


keperawatan memiliki beberapa fungsi:

 a. Mengendalikan Perilaku
 b. Perkembangan Motivasi
 c. Pengungkapan Emosional
 d. Informasi
Cara Berkomunikasi dengan Pasien Kritis

 Adapun teknik yang dapat terapkan, meliputi:


 1. Menjelaskan
 2.memfokuskan
 3. Memberikan Informasi
 4.mempertahankan ketenangan
Prinsip-Prinsip Berkomunikasi Dengan Pasien Yang Tidak
Sadar

hal-hal yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan klien


yang tidak sadar yaitu:
1. Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien,
karena ada keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan
organ terkhir yang mengalami penurunan penerimaan,
rangsangan pada klien yang tidak sadar.
2. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan
perawat. Usahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada
normal dan memperhatikan materi ucapan yang perawat
sampaikan dekat klien.
3. Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini
dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif
pada klien dengan penurunan kesadaran.
4. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk
membantu klien fokus terhadap komunikasi yang perawat
Tahap komunikasi dengan pasien tidak sadar

 Komunikasi terapeutik terdiri atas 4 fase yaitu

 1.fase pra interaksi


 2.fase orientasi
 3.fase kerja
 4. fase terminasi
Berbicara dengan Pasien mengenai Penyakit
Kritisnya
 1) Jelaskan mengenai penyakit dan pengobatannya, menggunakan penyedia asuhan kesehatan lain untuk
memberikan informasi dan menjawab pertanyaan diluar bidang keperawatan.
 2) Berikan cukup waktu bagi pasien untuk mendiskusikan pikiran, perasaan, dan ketakutannya mengenai
diagnosis dan pengobatan dan pengaruhnya terhadap kehidupannya.
 3) Bantu pasien mengeksplorasi sumber-sumber dukungan dan metode mengatasi sebelumnya yang telah
berhasil (misalnya, berbicara dengan kerabat dekat, membaca mengenai penyakit atau mencari situs yang
berhubungan di internet, berbicara dengan ulama atau pendeta, bergabung dengan kelompok pendukung,
meditasi).
 4) Bekerjalah dengan pasien dan keluarga dalam membuat keputusan mengenai asuhan untuk meningkatkan
rasa pengendalian mereka terhadap situasi yang mungkin menakutkan.
 5) Amati pasien adalah tanda-tanda munculnya pola mengatasi yang tidak efektif dan/atau kelainan psikiatri
(kecemasan, depresi, ide bunuh diri) yang memerlukan penilaian, intervensi, atau rujukan lebih lanjut.
 6) Berikan umpan balik positif bagi penggunaan strategi mengatasi oleh pasien yang bermanfaat.
 7) Perhatikan masalah pasien dalam mengontrol gejala: pereda nyeri dan pengontrol mual, dengan intervensi
yang mungkin jika muncul masalah.
 8) Sarankan sumber informasi dan dukungan lain termasuk kelompok pendukung, website, dan organisasi
komunitas
Berbicara Dengan Keluarga Pasien Kritis

 1) Berbicara sejujurnya tentang penyakit yang diderita oleh


pasien.
 2) Berbicara dengan keluarga pasien sebaiknya di tempat
terpisah dari kamar pasien.
 3) Menjaga privasi pasien.
 4) Berbicara dengan nada yang tidak terlalu tinggi karena
emosi kelurga yang rentan.
 5) Bersikap empati.
 6) Memberi motivasi.

 Karakteristik dari seorang perawat yang dapat memfasilitas
tumbuhnya hubungan yang terapeutik antara lain:
 a. Kejujuran (Trustworthy)
 b. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
 c.bersikap positif
 d. Empati bukan simpati
 e. Mampu melihat permasalahan klien dari kacamata klien
 f.menerima klien apa adanya
 g. Sensitif terhadap perasaan klien
 h. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat
sendiri
Kesimpulan

 ​ efinisi pasien kritis adalah perubahan dalam proses yang


D
mengindikasi hasilnya sembuh atau mati, sedangkan dalam bahasa
Yunani artinya berubah atau berpisah.
 ​Umumnya pasien kritis mengalami stres terhadap sakit yang
dideritanya, karena stres tersebut merupakan bagian dari emosional
tinggi yang dirasakan oleh pasien sehingga penyakit yang diderita
pasien cepat menyebar ke seluruh tubuhnya atau semakin parah.
 ​Dengan mengetahui kondisi pasien kritis, maka yang dapat dilakukan
perawat untuk meningkatkan keadaan pasien kritis adalah
berkomunikasi terapeutik pada pasien kritis.
 ​Selain berkomunikasi dengan pasien kritis, berkomunikasi dengan
keluarga juga sangat penting dilakukan oleh perawat, karena keadaan
psikologi pada pasien dengan keluarganya saling berhubungan.
Saran

 ​ ebaiknya perawat memiliki keahlian berkomunikasi


S
terapeutik baik pada pasien penyakit ringan sampai
pasien penyakit kritis, sebab dengan komunikasi
terapeutik kondisi pasien dan keluarganya bisa
menjadi lebih baik dan mereka cenderung merasa
lebih nyaman
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai