Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIK

Disusun Oleh: Lia Taradipa (110.2012.143)

Pembimbing: dr. Didiet Pratignyo, Sp.PD-FINASIM


Definisi anemia

Anemia adalah penurunan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen yang biasanya
diakibatkan oleh penurunan massa sel darah merah (SDM) total dalam sirkulasi sampai
dibawah normal.
Batasan anemia :
Etiologi

■ Gangguan pembentukan eritrosit


Gangguan pembentukan eritrosit terjadi apabila terdapat defisiensi substansi tertentu seperti
mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam folat), asam amino, serta gangguan pada sumsum
tulang.
■ Perdarahan
Perdarahan baik akut maupun kronis mengakibatkan penurunan total sel darah merah dalam
sirkulasi.
■ Hemolisis
Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosit.
Klasifikasi anemia
Patofisiologi
Anemia pada penyakit kronis merupakan anemia yang dijumpai
pada keadaan penyakit kronis tertentu, yang khas ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme besi sehingga dalam
pemeriksaan darah tampak hipoferemia dan menyebabkan
berkurangnya penyediaan besi yang dibutuhkan untuk sintesis
hemoglobin tetapi cadangan besi sumsum tulang masih cukup.
EPIDEMIOLOGI

Dilaporkan pada suatu studi bahwa telah ditemukan prevalensi


yang cukup tinggi, yaitu 77% laki laki tua dan 68% perempuan
tua dengan kanker menderita anemia. Studi lain menunjukkan
anemia terjadi pada 41% pasien tumor solid. Di Rumah Sakit
Sanglah Denpasar, penyebab tersering anemia pada penyakit
kronik adalah tuberkulosis paru. Data epidemiologis anemia pada
penyakit kronik di Indonesia memang belum banyak
dipublikasikan.
ETIOLOGI
No Infeksi kronik Inflamasi Lain-lain Idiopatik 8 Infeksi system Osteoarthritis    
kronik
reproduksi wanita (OA)
1 Infeksi paru : abses, Artritis Penyakit hati  
9 Penyakit inflamasi Penyakit    
emfisema, reumatoid Alkoholik
tuberculosis, pelvik (PID : pelvic vascular
bronkiestasis inflammatory disease) kolagen
2 Endocarditis bakterial Demam Gagal jantung  
(collagen
reumatik kongestif
3 Infeksi saluran kemih Lupus tromboplebitis   vascular
kronik eritematosus disease)
sistemik (SLE)    
10   Polimialgia
4 Infeksi jamur kronik Trauma berat Penyakit  
11   Trauma panas    
jantung
iskemik 12   Ulkus    

5 Human Abses steril     decubitus


immunodeficiency    
13   Penyakit
virus (HIV)
6 Meningitis Vakulitis    
chron
7 Osteomyelitis Luka bakar    
PATOFISIOLOGI

Pemendekan masa hidup eritrosit

Gangguan produksi eritrosit

Gangguan metabolisme besi

Gangguan fungsi sumsum tulang

Penghancuran eritrosit
MANIFESTASI KLINIS

■ Sama seperti anemia biasanya


■ Anemia terjadi umumnya derajat ringan dan sedang, seringkali gejalanya
tertutup oleh gejala penyakit dasarnya, karena Hb sekitar 7-11 gr/dL
umumnya asimtomatik. Meskipun demikian apabila demam atau debilitas
fisik meningkat, pengurangan kapasitas transport O2 jaringan akan
memperjelas gejala anemianya atau memperberat keluhan sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik umumnya hanya dijumpai konjungtiva yang
anemis tanpa kelainan yang khas.
DIAGNOSIS

TANDA DAN PEMERIKSAAN


LABORATORIUM
GEJALA

Muka pucat HB sekitar 7-11 g/dl


Gambaran morfologi darah tepi :
Konjungtiva pucat normositik normokrom
Cepat lelah MVC : normal atau menurun sedikit
Serum iron : menurun
Lemah TIBC : menurun
Saturasi transferin : menurun
Feritin serum : meningkat
DIAGNOSIS Penyakit hati
BANDING kronis keganasan

infeksi Penyakit Jar.Ikat Penyakit endokrin


KOMPLIKAS Gagal jantung kongestif
I Gagal ginjal
hipoksia
TATALAKSANA
■ TRANSFUSI : Transfusi merupakan pilihan pada kasus-kasus yang disertai dengan dengan
gangguan hemodinamik. Beberapa literature menyebutkan bahwa pasien anemia pada penyakit
kronik yang disertai infark miokard, transfusi dapat mengurangi resiko kematian secara
bermakna. Tidak ada batasan yang pasti pemberian transfusi harus dilakukan pada kadar
hemoglobin berapa, namun sebaiknya kadar hemoglobin pada pasien dipertahankan pada 10-11
gr/dL.
■ Macam-macam komponen darah :
■ DARAH UTUH ( WB)
■ DARAH ENDAP ( PRC)
■ DARAH MERAH CUCI (WASHED RED CELLS)
■ TROMBOSIT KONSENTRAT (TC)
■ FRESH FROZEN PLASMA (FFP)
■ CRYOPRECIPITATE
Darah rutin (whole blood)
■ Indikasi :
– Perdarahan akut dengan hipovolemia
– Transfusi Tukar (Exchange transfusion)
– Pengganti darah merah endap (packed red cell) saat memerlukan transfusi sel darah merah

Darah endap (packed ed cell)


■ Indikasi :
– Pengganti sel darah merah pada anemia
– Anemia karena perdarahan akut (setelah resusitasi cairan kristaloid atau koloid)
Darah merah (washed erytrocyte)
– Transfusi masif pada neonatus sampai usia < 1 tahun
– Transfusi intrauterin
– Penderita dengan anti-IgA atau defisiensi IgA dengan riwayat alergi transfuse berat
– Riwayat reaksi transfusi berat yang tidak membaik dengan pemberian premedikasi

■ TC (Trombocyte Concentrases)
■ Indikasi :
– Perdarahan akibat trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit
– Pencegahan perdarahan karena trombositopenia (gangguan sumsum tulang) kurang dari 10.000
/micro liter
– Profilaksis perdarahan pada pre operatif dengan trombosit kurang atau sama dengan 50.000
/microliter, kecuali operasi trepanasi dan cardiovaskuler kurang atau sama dengan 100.000 micro
liter
FFP (Fresh Frozen Plasma)

■ Indikasi :
■ – Defisiensi faktor koagulasi (penyakit hati, overdosis antikoagulan-warfarin,
kehilangan faktor koagulasi pada penerima transfusi dalam jumlah besar)
■ – DIC
■ – TTP
■ ERITROPOITEN : Pemberian eritropoetin juga akan menambah proliferasi dari sel-
sel kanker ginjal serta meningkatkan rekurensi pada kanker kepala dan leher
■ PREDNISOLON : Prednisolon dosis rendah yang diberikan dalam jangka panjang.
Diberikan pada pasien anemia penyakit kronik dengan penyakit dasarnya artritis
temporal, reumatik dan polimialgia.
■ KOBALT KLORIDA : Kobalt klorida, juga bermanfaat untuk memperbaiki anemia
pada penyakit kronik dengan cara kerjanya yaitu menstimulasi pelepasan eritropoetin,
tetapi oleh karena efek toksiknya obat ini tidak dianjurkan untuk diberikan.
PENCEGAHAN
 Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam,
hati, dan telur); dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, dan tempe).
 Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.
 Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola makan sehat. Kehadiran makanan siap
saji (fast food) dapat mempengaruhi pola makan remaja. Makanan siap saji umumnya
rendah zat besi, kalsium, riboflavin, vitamin A, dan asam folat. Makanan siap saji
mengandung lemak jenuh, kolesterol dan natrium yang tinggi.
PROGNOSIS
Prognosis pada penderita anemia jika ditangani dengan cepat
maka prognosisnya baik. Anemia berat yang tidak diobati dapat
menyebabkan syok hingga koma dan meninggal.

Anda mungkin juga menyukai