Anda di halaman 1dari 12

TUGAS GEOLOGI DASAR

BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN


NON KLASTIK

DHANI HARDIYANSYA ISAMU(R1B121048)


BATUAN SEDIMEN KLASTIK
PENGERTIAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Kata ‘klastik’ merupakan bahasa Yunani yang mempunyai arti ‘jatuh’. Menurut
Pettjohn (1975), batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang
terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal yang
berupa batuan metamorf, batuan beku atau batuan sedimen itu sendiri. 
PROSES PEMBENTUKAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Proses terbentuknya batuan sendimen klastik di awali dengan pelapukan
batuan sedimen itu sendiri maupun jenis-jenis batuan lain. Hasil pelapukan
berupa fragmen yang terbawa oleh aliran air kemudian diendapkan di sungai,
danau atau rawa. Pengendapan tersebut berlangsung secara mekanis yang
terbagi menjadi 2 jenis menurut ukuran butiran batu antara lain sebagai
berikut :
• Batuan yang memiliki ukuran besar terjadi akibat proses pengendapan
langsung setelah peristiwa erupsi gunung berapi. Pengendapan langsung ini
terjadi di lingkungan sungai, danau atau laut yang berada di sekitar gunung
berapi. Batuan yang terbentuk akan dikategorikan dalam batuan detritus
kasar.
• batuan yang berukuran kecil terbentuk akibat proses pengendapan yang
terjadi di zona laut dangkal maupun laut dalam.
Dalam proses pengendapan, batuan sedimen akan mengalami diagenesa. Disebut diagenesa
karena proses- proses yang akan terjadi pada meterial endapan berlangsung pada suhu yang
rendah, baik selama litifikasi maupun sesudahnya. Diagenesa ini bertujuan untuk membuat
material endapan menjadi batuan yang keras. Tahapan dari diagenesa meliputi :
• Kompaksi sedimen, Pada tahap diagenesa yang pertama ini, material sedimen akan
dimampatkan satu dengan yang lain. Pemampatan tersebut terjadi akibat adanya tekanan
berupa beban berat yang berasal dari atas material sedimen. Setelah dimampatkan, volume
material sedimen akan menurun, sedangkan kerapatan antar butiran menjadi semakin
tinggi.
• Sementasi, Dalam tahap kedua yang disebut dengan sementasi, material yang berada di
antara rongga butir sedimen akan mengendap dan mengikat butiran sedimen yang lain.
• Autigenesis, Pada tahap autigenesis akan dibentuk mineral yang merupakan partikel baru
pada suatu sedimen. Mineral tersebut berupa silika, karbonat, gypsum, klorita dan lain
sebagaimya.
• Metasomatisme, Tahap yang terakhir adalah metasomatisme, yakni bergantinya material
sedimen tanpa disertai penurunan volume material asalnya.
CONTOH BATUAN SEDIMEN KLASTIK
• Konglomerat, Batu ini memiliki struktur butiran yang kasar dengan ukuran fragmen berkisar antara 2 – 256
mm. Bantuk fragmen konglomerat yaitu kebulat- bulatan. Bentuk tersebut merupakan akibat dari adanya
proses transport pada mineral- mineral penyususnnya. Konglomerat tersusun dari beberapa mineral seperti
granit, rijang, kuarsa dan lain- lain. Mineral- mineral penyusun konglomerat tersebut bisa saja hanya sejenis,
dan bisa juga campuran.

• Breksi, Butiran pada batu breksi bersifat coarse. Hal tersebut karena mineral- mineral penyusunnya terdiri
dari kuarsa, kuarsit, granit, rijang dan batu gamping. Ukuran fragmen breksi hampir sama dengan ukuran
fragmen konglomerat, yakni dikelompokkan dalam ukuran batu kasar. Hanya saja, fragmen breksi berbentuk
runcing dan memiliki sudut, sedangkan konglomerat berbentuk bulat. Fragmen breksi berasal dari akumulasi
fragmen yang terkumpul dan mengendap pada dasar lereng. Fragmen tersebut juga bisa diperoleh dari hasil
material longsoran yang mengalami litifikasi.

• Batu pasir, Batu pasir termasuk batu dengan ukuran butiran kecil, yakni ukuran matriksnya hanya berkisar
antara 0,1 – 2 mm. Komposisi batu pasir bermacam- macam. Ada yang tersusun dari bijih besi, pecahan batu
sabak, klorit, riolit dan batu basal. Ada juga yang tersusun dari mineral kuarsa dan feldspar yang
keberadaannya mudah ditemui di lapisan kulit bumi. Batu pasir didominasi oleh warna gelap seperti abu-
abu, coklat dan merah. Tetapi ada juga yang berwarna terang, misalnya batu pasir berwarna putih atau
kuning. Batu pasir biasanya banyak ditemukan di daerah ekosistem pantai. Batu- batu tersebut terbawa arus
gelombang laut dan hembusan angin laut.
• Batu serpih, Seperti halnya batu pasir, batu serpih juga mempunyai ukuran butiran  yang kecil (matriks)
bahkan sangat halus. Begitu halusnya hingga mineral penyusunnya sulit untuk diteliti. Meski demikian, para
ahli dapat mengidentifikasi beberapa mineral yang ada pada batu serpih, diantaranya adalah kaolit,
smektit, illite, oksida besi, karbonat, kuarsa, sulfida dan bahan organik. Bahan organik yang menyusun batu
serpih mempengaruhi warna batu tersebut. Batu serpih yang mengandung bahan organik akan berwarna
gelap yakni dari abu- abu hingga hitam. Selain itu, batu serpih juga ada yang berwarna terang seperti merah
dan kuning. Warna cerah tersebut dikarenakan batu serpih terbentuk di tempat yang banyak mengandung
oksigen.

• Batu lempung, Batu ini tersusun dari mineral silika, alumina, kaolin, vermikulit, haloisit dan lain- lain.
Ukuran mineralnya juga sangat kecil seperti batu serpih, yakni kurang dari 2 mm. Terdapat dua jenis batu
lempung yakni lempung residu dan lempung letakan. Batu lempung banyak dimanfaatkan untuk
pembuatan keramik, gerabah, genteng dan juga sebagai bahan baku pembuatan semen portland.
BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK
PENGERTIAN BATUAN NON KLASTIK
Batuan Sedimen Non Klastik adalah Batuan sedimen yang terbentuk
dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi
kimin yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi
organik. Batuan Sedimen Non Klastik ini merupakan batuan sedimen
yang terbentuk oleh organisme atau dari suatu proses kimiawi.
Dalam pengertian lain, Batuan Sedimen Non Klastik adalah batuan
sedimen yang terbentuk dari kegiatan atau aktifitas organik dan
kimiawi. Dan dia tidak tertransportasi seperti halnya Batuan
Sedimen Klastik.
CONTOH BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK
• Batu bara, Batu bara disebut juga dengan coal, merupakan batuan  sedimen non klastik yang terbentuk dari
hasil kompaksi material organik seperti akar, batang atau daun tumbuhan. Proses pembentukannya terjadi di
daerah beriklim tropis dengan air yang mengandung sedikit oksigen seperti daerah rawa- rawa.

• Batu gamping, Batu gamping atau batu kapur (limestone) adalah batuan sedimen non klastik yang tersusun
dari mineral utama berupa kalsit (CaCO3). Ada beberapa jenis batu gamping, diantaranya adalah
• Chalk – Batu gamping ini memiliki tekstur yang halus dan lembut dengan warna abu-abu putih.
• Coquina – Batu gamping jenis tersebut memiliki tekstur kasar yang yang tersusun dari sisa-sisa cangkang
organisme.
• Fossiliferous – Sesuai dengan namanya, batu gamping fossiliferous memiliki kandungan fosil di
dalamnya.
• Lithographic – Batu ini merupakan batu gamping padat mempunyai butiran yang halus dengan ukuran
yang relatif sama.
• Oolitic – Batu gamping oolitic tersusun dari kalsium karbonat jenis “oolites” dengan bulatan kecil yang
terbentuk dari hasil presipitasi konsentris kalsium karbonat.
• Travertine – Batu ini biasanya terbentuk di dalam gua dan menghasilkan kenampakan berupa stalakmit,
stalaktit, dan flowstone.
GOLONGAN BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK
• Golongan Detritus Kasar, Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan
ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di
lingkungan sungai dan danau atau laut.

• Golongan Detritus Halus, Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut
dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan
Nepal.

• Golongan Karbonat, Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska.

• Golongan Silika, Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organik dan kimiawi untuk
lebih menyempurnakannya.

• Golongan Evaporit, Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang
cukup pekat.

• Golongan Batubara, Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan.
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai