Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 5

“REMAJA”
OLEH :
KELOMPOK NGAWI
1. ISTIQOMAH
2. LILIK Y.M
3. DWI SETYANINGSIH
4. ERNA ROKHIM
5. PURWANTO
6. ERLINA RETNO WAHYUNI
7. AGUSTINA SURYANTI
SEKSUALITAS
PADA REMAJA
DEFINISI

 Istilah seks dan seksualitas adalah suatu hal yang berbeda. Kata seks sering digunakan
dalam dua cara. Paling umum seks digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari
berhubungan, yaitu aktivitas seksual genital. Seks juga digunakan untuk memberi label
jender, baik seseorang itu pria atau wanita (Zawid, 1994; Perry & Potter 2005)
 Masa remaja pekembangan seksualitas diawali ketika terjalinnya interaksi antar lawan
jenis, baik itu interaksi antar teman atau interaksi ketika berkencan. Dalam berkencan
dengan pasangannya, remaja melibatkan aspek emosi yang diekspresikan dalam
berbagai cara, seperti memberikan bunga, tanda mata, mengirim surat, bergandengan
tangan, berciuman dan lain sebagainya. Atas dasar dorongan-dorongan seksual dan rasa
ketertarikan terhadap lawan jenisnya, perilaku remaja mulai diarahkan untuk menarik
perhatian lawan jenis. Dalam rangka mencari pengetahuan tentang seks, ada remaja
yang melakukan secara terbuka mengadakan percobaan dalam kehidupan seksual.
Misalnya, dalam berpacaran mereka mengekspesikan perasaannya dalam bentuk
perilaku yang menuntut keintiman secara fisik dengan pasangannya, seperti berpelukan,
berciuman hingga melakukan hubungan seksual (Saifuddin, 1999).
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Menurut Hurlock (1999) dorongan seksual dipengaruhi oleh

 Faktor internal, yaitu stimulus yang berasal dari dalam diri individu yang berupa
bekerjanya hormon-hormon alat reproduksi sehingga menimbulkan dorongan seksual
pada individu yang bersangkutan dan hal ini menuntut untuk segera dipuaskan.

 Faktor eksternal, yaitu stimulus yang berasal dari luar individu yang menimbulkan
dorongan seksual sehingga memunculkan perilaku seksual. Stimulus eksternal tersebut
dapat diperoleh melalui pengalaman kencan, informasi mengenai seksualitas, diskusi
dengan teman, pengalaman masturbasi, pengaruh orang dewasa serta pengaruh buku-
buku bacaan dan tontonan porno.
DIMENSI SEKSUALITAS

Seksualitas memiliki dimensi dimensi sosiokultural, dimensi agama dan etik, dimensi
psikologis dan dimensi biologis (Perry & Potter, 2005). Masing-masing dimensi tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut:

 Dimensi Sosiokultural

 Dimensi Agama dan Etik

 Dimensi Psikologis

 Dimensi Biologis
 Dimensi Sosiokultural Seksualitas : dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural
yang menentukan apakah perilaku yang diterima di dalam kultur. Keragaman kultural
secara global menciptakan variabilitas yang sangat luas dalam norma seksual dan
menghadapi spektrum tentang keyakinan dan nilai yang luas. Misalnya termasuk cara
dan perilaku yang diperbolehkan selama berpacaran, apa yang dianggap merangsang,
tipe aktivitas seksual, sanksi dan larangan dalam perilaku seksual, dengan siapa
seseorang menikah dan siapa yang diizinkan untuk menikah.

 Dimensi Agama dan etik : Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan
agama dan etik. Ide tentang pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan
dengan seksualitas membentuk dasar untuk pembuatan keputusan seksual
 Dimensi Psikologis : Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari.
Apa yang sesuai dan dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati
perilaku orangtua. Orangtua biasanya mempunyai pengaruh signifikan pertama pada
anak-anaknya

 Dimensi Biologis : Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan yang ditentukan pada masa konsepsi. Material genetic dalam telur yang
telah dibuahi terorganisir dalam kromosom yang menjadikan perbedaan seksual.
PERKEMBANGAN SEKS PADA REMAJA

 Perkembangan Seks Pada Remaja Pada proses kematangan seks, sama halnya seperti
aspek perkembanagn lainnya akan terlihat juga adanya perbedaan-perbedaan individu
dalam hal saat permulaan mulainya perubahan dan lamanya proses. Walaupun ada
pengaruh-pengaruh individu itu, akan tetapi prosesnya sama saja seperti perkembangan
fisik dan tinggi badan, dimana pada remaja putri akan dimulai rata-rata 2 tahun lebih
dahulu daripada teman remaja prianya
Dampak seksualitas pada remaja
Menurut Perry & Potter (2005), Wong (2008), Jusuf (2006) beberapa dampak yang timbul dari
remaja yang aktif secara seksual adalah sebagai berikut:

a) Dampak Fisik :

a. AIDS singkatan dari Aquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah
kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh. Penyebabnya adalah virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus). Salah satu cara penularannya adalah melalui
hubungan seksual

b. Penyakit kelamin (Penyakit Menular Seksual/ PMS) Remaja yang aktif secara
seksual memiliki risiko tinggi tertular PMS. Secara fisiologis, serviks remaja putri memiliki
ektropion (eversi kanalis serviks uteri) yang besar, terdiri atas sel-sel epithelial kolumnar yang
jauh lebih rentan tertular PMS.
b) Dampak Perilaku dan Kejiwaan

a. Terjadinya penyakit kelainan seksual,

b. Keinginan untuk selalu melakukan hubungan seks

c. Selalu menyibukkan waktunya untuk berbagai khayalan - khayalan seksual,


jima, ciuman, rangkulan, pelukan, dan bayangan bayangan bentuk tubuh wanita luar dan
dalam, pemalas, sulit berkonsentrasi, sering lupa, bengong, ngelamun, badan jadi kurus
dan kejiwaan menjadi tidak stabil
FAKTOR –FAKTOR YG BERHUBUNGAN
DENGAN SEKSUALITAS REMAJA
 Kultur atau budaya

 Nilai agama

 Etika

 Tekanan pergaulan remaja

 Tekanan pacar

 Rasa panasaran

 Lingkungan keluarga

 Media Informasi
KEHAMILAN
PADA REMAJA
 Kehamilan remaja adalah kehamlan
yang terjadi pada wanita usia antara 14
– 19 tahun baik melalui proses pra
PENGERTIAN
nikah atau nikah. Menurut ciri – ciri
perkembangannya, masa remaja dibagi
menjadi tiga tahap yaitu masa remaja
awal 10 – 12 tahun, masa remaja
tengah 13 – 15 tahun, masa remaja
akhir 16 – 29 tahun (depkes RI 2001).
FAKTOR -FAKTOR
1. Kurangnya peran orang tua
dalam keluarga
2. Kurangnya pendidikan seks
3. Perkembangan IPTEK yang
tidak didasari dengan
perkembangan mental yang
kuat
MASALAH YANG TIMBUL

1. Masalah kesehatan reproduksi


2. Masalah psikologi pada remaja
3. Masalah social dan ekonomi keluarga
DAMPAK

 Keguguran
 Persalinan premature, BBLR, Kelainan bawaan
 Mudah terjadi infeksi
 Anemia kehamilan
 Keracunan kehamilan
 Kematian ibu yang tinggi
PENCEGAHAN 1. Tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah
2. Melakukan kegiatan yang positif
3. Hindari perbuatan yang memberi
dorongan negatif
4. Jangan terjebak pada rayuan gombal
5. Mendekatkan diri pada Tuhan YME
6. Penyuluhan meliputi kesehatan
LANJUTAN
reproduksi remaja, Keluarga
berencana ( alat kontrsepsi,
kegagalan, dan solusinya )
7. Bagi pasanagan yang sudah
menikah, sebaiknya
menggunakan alat kontrasepsi
yang tingkat kegagalannya
rendah, AKBK, AKDR, dan
suntik
PENANGANAN

 Konseling pada ahlinya

 Periksa kehamilan sesuai standart

 Gangguan jiwa atau psikologi segera rujuk ke Sp. OG

 Membantu mencari penyelesaian masalah secara kekeluargaan

 Jika ingin abortus, maka berikan konseling resiko abortus


MENJADI ORANG TUA
PADA
MASA REMAJA
 Zaman semakin modern semakin bertambahnya tahun semakin banyak perubahan
dalam detik nya, begitu juga dengan zaman saat ini atau yang biasa disebut zaman now.
pada zaman dahulu semua sesuai dengan waktunya mulai dari pendidikan hingga
pernikahan tetapi berbeda dengan kondisi saat ini banyak para remaja yang
memberanikan diri berhubungan dengan lawan jenis bukan sampai sini saja banyak
anak muda terutama para remaja yang berani mengambil keputusan yang menurut saya
sangat berani, karena mereka berani mengambil resiko besar yaitu mereka menikah di
usia yang sangat muda bahkan ada pula para remaja yang menikah ditengah
perkuliahan
Ada beberapa perencanaan yang bisa dilakukan bagi calon orang tua atau orang tua pada usia
remaja untuk perencanaan menjadi orang tua, maka para calon orang tua wajib mempersiapkan
diri mereka masing"masing yaitu :

 Persiapan fisik : persiapan fisik penting untuk perencanaan menjadi orang tua himbauan
berlaku bagi calon ayah dan ibu. perokok aktif dan pasif dapat membuat janin mengalami
gangguan pertumbuhan. Asap rokok yang terhisap oleh calon ibu dapat menghambat suplai
oksigen, sehingga resiko janin prematur menjadi lebih tinggi.

 Persiapan psikologis : Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga melahirkan
akan menjadi pengalaman yang luar biasa akan dirasakan ketika pasangan suami istri
menjadi orangtua. jadi sebelum memiliki anak sebaiknya di diskusikan perubahan dan
tantangan hidup yang akan dialami tidak hanya fisik yang disiapkan psikologi juga sangat
penting untuk menempuh suatu kehidupan yang baru sehingga calon orangtua telah siap
dengan segala kemungkinan. yang akan terjadi.
 Persiapan finansial : dalam hal ini terkadang menjadi pemicu sebuah keretakan rumah
tangga karena faktor ini, tetapi ketika keduanya sudah berkomitmen maka semua kan
bisa dilalui dengan mudah sekali pun itu masalah seberat apapun persiapan ini sangat
penting dan benar-benar harus

Anda mungkin juga menyukai