Anda di halaman 1dari 20

ANTI HIPETENSI

OLEH :
KELOMPOK 3 NGAWI
1. ISTIQOMAH (132021305)
2. LILIK Y.M (132021288)
3. DWI SETYANIGSIH (132021289)
4. ERNA ROKHIM (132021297)
5. PURWANTO (132021298)
6. AGUSTINA SURYANTI (132021299)
7. ERLINA RETNO W (132021300)
DEFINISI
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di atas 140/90mmHg (WHO).

  Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan
diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes)

 Tekanan Darah (TD) didistribusikan terus menerus, tidak ada definisi absolut untuk hipertensi
(Davey)

 Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga
mencapai tekanan darah normal.

 Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek tersebut
terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya

1. Hipertensi Esensial/ Primer


Usia, stress psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90%.
2.  Hipertensi Sekunder
Kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
adrenal. Sekitar 10%.
 Pengobatan Farmakologis

 Diuretik : Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dan
menyebabkan ginjal meningkatkan ekskresi garam dan air.
 Antagonis Reseptor- Beta : Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan
kecepatan denyut dan curah jantung.
 Antagonis Reseptor-Alfa : Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara
normal berespon terhadap rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.
Lanjutan……

 Kalsium Antagonis : Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan
mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat kalsium
memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan denyut jantung. Volume
sekuncup dan resistensi perifer.
 ACE inhibitor : Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim
yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini
menurunkan tekanan darah baik secara langsung menurunkan resisitensi perifer. Dan
angiotensin II diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan
pengeluaran netrium melalui  urine sehingga volume plasma dan curah jantung menurun.
 Vasodilator
Klasifikasi OAH (obat anti hipertensi) didasarkan pada
tempat regulasi utama atau titik tangkap kerjanya

1. DIURETIK
1. Furosemide
Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix, uresix
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli ke dalam intersitium pada ascending limb of
henle.
Indikasi : Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom,
hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek ototoksit meningkat bila diberikan bersama
aminoglikosid. Tidak boleh diberikan bersama asam etakrinat. Toksisitas silisilat meningkat bila diberikan bersamaan.
  Dosis : Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr
2.  HCT (Hydrochlorothiaside)
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium sehingga
volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Didistribusi keseluruh
ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam jaringan ginjal.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung, cirrhosis hati, gagal
ginjal kronis, hipertensi.
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia, hipertensi pada
kehamilan.
Dosis :  Dewasa 25 – 50 mg/hr
Anak 0,5 – 1,0 mg/kgBB/12 – 24 jam
3. ANTAGONIS RESEPTOR BETA
1.  Asebutol (Beta bloker)
Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.
Sediaan obat : tablet, kapsul.
Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas renin, menurunkan
outflow simpatetik perifer.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma, kardiomiopati obtruktif hipertropi,
tirotoksitosis.
Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes mellitus, bradikardia, depresi.
Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu
Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi bersama insulin. Diuretic tiazid
meningkatkan kadar trigleserid dan asam urat bila diberi bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA
meningkat bila diberikan bersama dengan penghambat kalsium
Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).
2.  Atenolol (Beta bloker)
Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin, internolol.
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek pada
reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor di
ginjal.
Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi, bradikardia,
syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes.
Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur, kulit
kemerahan, impotensi.
Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan bersama insulin.
Diuretik tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam urat. Iskemia perifer berat bila
diberi bersama alkaloid ergot.
Dosis : 2 x 40 – 80 mg/hr
3 Metoprolol (Beta bloker)
Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi perifer, efek pada reseptor
adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan  baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek, dan dapat
diberikan beberapa kali sehari.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik, sehingga
menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan
dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris
Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok kardiogenik, gagal jantung
tersembunyi
Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, diare
Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinya
Dosis : 50 – 100 mg/kg
4. Propranolol (Beta bloker)
Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan curah jantung, menghambat pelepasan
renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat vasomotor otak.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan  baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan
beberapa kali sehari. Sangat mudah berikatan dengan protein dan akan bersaing dengan obat – obat lain yang
juga sangat mudah berikatan dengan protein.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik, sehingga menurunkan
denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis subaortik hepertrofi, miokard infark,
feokromositoma
Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok jantung tingkat II dan III, gagal
jantung kongestif. Hati – hati pemberian pada penderita biabetes mellitus, wanita haminl dan menyusui.
  Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah, bronkospasme, agranulositosis, depresi.
Interaksi obat : hati – hati bila diberikan bersama dengan reserpine karena menambah berat hipotensi dan
kalsium antagonis karena menimbulkan penekanan kontraktilitas miokard. Henti jantung dapat terjadi bila
diberikan bersama haloperidol. Fenitoin, fenobarbital, rifampin meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin
menurunkan metabolism propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya.
Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan.
3.    ANTAGONIS RESEPTOR ALFA
Klonidin (alfa antagonis)
Nama paten : Catapres, dixarit
Sediaan obat : Tablet, injeksi.
Mekanisme kerja : menghambat perangsangan saraf adrenergic di SSP.
Indikasi : hipertensi, migren
Kontraindikasi : wanita hamil, penderita yang tidak patuh.
Efek samping : mulut kering, pusing mual, muntah, konstipasi.
Interaksi obat : meningkatkan efek antihistamin, andidepresan, antipsikotik,
alcohol. Betabloker meningkatkan efek antihipertensinya.
Dosis : 150 – 300 mg/hr.
4.  ANTAGONIS KALSIUM
1. Diltiazem (kalsium antagonis)
Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja
kalsium melalui slow cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan
saluran cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan bersama beta
bloker. Efek terhadap konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan bersama
amiodaron dan digoksin. Simotidin meningkatkan efeknya.
Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan
2. Nifedipin (antagonis kalsium)
Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat, Nifecard, Vasdalat.
Sediaan obat : Tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menurunkan spasme arteri
coroner.
Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner, gagal jantung refrakter.
Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan hipotensi berat atau
eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis dalam darah. Meningkatkan waktu protombin bila
diberikan bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan kadarnya dalam plasma.
Dosis : 3 x 10 mg/hr
3. Verapamil (Antagonis kalsium)

Nama paten : Isoptil

Sediaan obat : Tablet, injeksi

Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot jantung dan vaskuler sistemik sehingga

menyebabkan relaksasi arteri coroner, dan menurunkan resistensi perifer sehingga menurunkan penggunaan oksigen.

Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.

Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik, fibrilasi, blok jantung tingkat II dan III, hipersensivitas.

Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema, lesu, dipsnea, bradikardia, kulit kemerahan.

Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan efek negative pada denyut, kondiksi dan

kontraktilitas jantung. Meningkatkan kadar digoksin dalam darah. Pemberian bersama antihipertensi lain menimbulkan efek

hipotensi berat. Meningkatkan kadar karbamazepin, litium, siklosporin. Rifampin menurunkan efektivitasnya. Perbaikan

kontraklitas jantung bila diberi bersama flekaind dan penurunan tekanan darah yang berate bila diberi bersama

kuinidin. Fenobarbital nemingkatkan kebersihan obat ini

Dosis : 3 x 80 mg/hr


5. ACE INHIBITOR (penghambat enzim konversi angiotensin)
1. Kaptopril
Nama paten : Capoten
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga menurunkan
angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin dan aldosterone.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada penderita dengan riwayat angioedema
dan wanita menyusui.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia, pandangan
kabur, myalgia.
Interaksi obat :  hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Tidak boleh
diberikan bersama dengan vasodilator seperti nitrogliserin atau preparat nitrat lain. Indometasin
dan AINS lainnya menurunkan efek obat ini. Meningkatkan toksisitas litium.
Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr.
2. Lisinopril
Nama paten : Zestril
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas
vasopressor dan sekresi aldosterone
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita hamil,
hipersensivitas.
Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia, pusing.
Interaksi obat : efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretic.
Indomitasin meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi litium meningkat bila diberikan
bersama.
Dosis : awal 10 mg/hr
3. Ramipril
Nama paten : Triatec
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas
vasopressor dan sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas. Hati – hati
pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut, bingung, susah
tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Indometasin
menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm meningkat.
Dosis : awal 2,5 mg/hr
6. VASODILATOR
1. Hidralazin
Nama paten : Aproseline
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi
perifer menurun, meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna,
muka merah, kulit kemerahan.
Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama
diazodsid.
Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.
KESIMPULAN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90

mmHg (Kee & Hayes). Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi

hingga mencapai tekanan darah normal. Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol

anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.

Pengobatan Farmakologis

1.      Diuretik

2.      Antagonis Reseptor- Beta

3.      Antagonis Reseptor-Alfa

4.      Kalsium Antagonis

5.      ACE inhibitor

6.      Vasodilator

Anda mungkin juga menyukai