Anda di halaman 1dari 25

ASKEP

KEHILANGAN

KELAS 3B
Disusun Oleh :

1. Abdul Aziz S (G2A020105)


2. Arum Lia Ariyani (G2A020098)
3. Avipta Fatal Zain (G2A020064)
4. Aziizah Salsabiila (G2A020093)
5. Nabila Amalia (G2A020068)
6. Naufal Arifianto (G2A020114)
7. Refi Pramudita (G2A020087)
8. Retno Setiowati (G2A020081)
9. Yunita Mardela (G2A020072)
10. Vira Zulaiha (G2A020104)
A. DEFINISI KEHILANGAN

Lambert mengatakan bahwa :


Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada, kemungkinan menjadi tidak ada,
baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan
pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama
rentang kehidupan cenderung mengalami kembali walaupun
dalam bentuk berbeda.
B. FAKTOR KEHILANGAN

1. Sosial budaya.
2. Kepercayaan / spiritual
3. Peran seks / jenis kelamin
4. Status sosial ekonomi.
5. Kondisi fisik individu
C. TIPE KEHILANGAN
Kehilangan dibagi dalam dua tipe yaitu :

 Kehilangan Aktual atau nyata.


Kehilangan ini sangat mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain.
Contohnya: Hilangnya anggota tubuh sebagian, amputasi, kematian orang
yang sangat berarti / dicintai.

 Kehilangan Persepsi.
Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan sulit utnuk dapat
dibuktikan. Contohnya: Seseorang yang berhenti bekerja / PHK menyebebkan
perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.
D. JENIS-JENIS KEHILANGAN

1. Kehilangan 2. Kehilangan 3. Kehilangan


seseorang yang pada diri sendiri objek eksternal
dicintai (Loss of self)

4. Kehilangan lingkungan 5. Kehilangan


yang sangat dikenal kehidupan / meninggal
E. FASE KEHILANGAN

Tahapan fase kehilangan dimulai dari :

 Fase Denial

• Merupakan reaksi pertama pada fase ini adalah syok, tidak


mempercayai kenyataan
• Ungkapan verbal pada fase ini biasanya individu mengatakan itu
tidak mungkin, saya tidak percaya itu terjadi
• Perubahan fisik, letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan
pernafasan, detak janting cepat, menangis, gelisah.
Lanjutan...

 Fase Anger (Marah)

• Individu mulai menyadari kenyataan yang terjadi


• Timbul respon marah yang diproyeksikan pada orang lain
• Reaksi fisik yang timbul adalah : muka merah, nadi cepat, gelisah,
susah tidur, tangan mengepal serta perilaku agresif

 Fase Bargaining (Tawar-menawar)

• Ungkapan secara verbal pada fase ini adalah; kenapa harus terjadi
pada saya? Kalau saja yang sakit bukan saya, seandainya saya hati –
hati.
Lanjutan...

 Fase Depression (Depresi/Sedih)

• Menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau bicara ata putus asa
• Gejala pada fase ini individu menolak makan, mengeluh sulit tidur,
letih, dorongan libido menurun

 Fase Acceptance (Menerima)

• Pikiran pada obyek yang hilang mulai berkurang


• Ungkapan verbal pada fase ini adalah “apa yang dapat saya lakukan
agar saya cepat sembuh, yah akhirnya saya harus operasi”
F. TANDA DAN
GEJALA
Tanda yang mungkin dijumpai pada Gejala yang timbul pada pasien
pasien kehilangan antara lain: dengan kehilangan antara lain:

Adaptasi terhadap kehilangan yang


Isolasi sosial atau menarik diri
1 1 tidak berhasil

Gagal untuk mengembangkan Depresi, menyangkal yang


2 hubungan / minat – minat baru 2 berkepanjangan

Gagal untuk menyusun kembali


Reaksi emosional yang lambat
3 kehidupan setelah kehilangan 3

Tidak mampu menerima pola


4 kehidupan yang normal
G. Proses Keperawatan Kehilangan

1. Pengkajian
Hasil pengkajian di dapatkan data yaitu:
Perasaan sedih, menangis, perasaan putus asa, kesepian, mengingkari,
kehilagan, kesulitan mengekspresikan perasaan, kosentrasi menurun,
kemarahan yang berlebihan, tidak berminat dan berinteraksi dengan
orang lain, merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan, reaksi
emosional yang lambat, adanya perubahan kebiasaan makan, pila tidur,
tingkat aktivitas.
2. Analisa Data dan Rumusan Masalah

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan


kehilangan dan berduka antara lain :
a. berduka (disfungsional atau antisipatif)
b. kehilangan
c. gangguan konsep diri
3. Diagnosa Keperawatan

a) Berduka berhubungan dengan kehilangan aktual atau


kehilangan yang dirasakan.
b) Berduka antisipatif berhubungan dengan perpisahan atau
kehilangan.
c) Berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan orang
atau benda yang dicintai atau memiliki arti besar.
4. Tindakan Keperawatan

1. Tindakan keperawatan pada pasien


2. Tindakan keperawatan untuk keluarga
3. Tindakan keperawatan agar tujuan keperawatan berhasil
5. Evaluasi Keperawatan
Keberhasilan tindakan keperawatan tampak dari kemampuan pasien
untuk :
a. Mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Mampu mengenai perawat kehilangan yang dialami pasien
c. Mampu dan menerima hubungan antara kehilangan yang
dialami dengan keadaan dirinya
d. Mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang
dialaminya
e. Memanfaatkan faktor pendukung
6. Kriteria pasien pulang
a. Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap-tahap
proses berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan
tiap-tiap tahap.
b. Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam
proses berduka dan mengekpresikan perasaan-perasaannya yang
berhubungn dengan konsep kehilangan secara jujur.
c. Pasien tidak terlalu lama mengekpresikan emosi- emosi dan
perilaku-perilaku yang berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi
berduka dan mampu melaksanakan aktifitas-aktifitas hidup sehari-
hari secara mandiri.
7. Dokumentasi
Dokumentasi asuahan keperawatan di lakukan pada setiap tahap proses
keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan
evaluasi.
TINJAUAN KASUS
A. KASUS

Ibu “S”, usia 32 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di


suatu perusahaan sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang
lalu, suami Ibu “S”meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian
tersebut, Ibu “S” sering melamun dan selalu mengatakan jika suaminya
belum meninggal. Selain itu, Ibu “S” juga tidak mau berinteraksi dengan
orang lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur.
B. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Status : Cerai Mati
Tanggal pengkajian : November 2021
Informan : Pasien
C. PENGKAJIAN

 Data yang didapat


1. Data Subjektif
2. Merasa Sedih
3. Merasa Putus asa dan kesepian
4. Kesulitan mengekspresikan perasaan
 Data objekif
1. Menangis
2. Mengingkari kehilangan
3. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan oranglain
4. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
5. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat
aktivitas
D. INTERVENSI

1. Bina hubungan saling percaya dengan klien. Perlihatkan sikap empati dan
perhatikan kepada klien
Rasional : hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar
terbinanya hubungan terapeutik.

2. Berikan motivasi pada klien untuk mendiskusikan pikiran dan perasaannya


Rasional : motivasi akan membuat klien terbuka mengenai pikiran dan
perasannya

3. Dengarkan klien dengan penuh empati. Berikan respon dan tidak


menghakimi
Rasional : hak ini menunjukkan rasa peduli terhadap perawatan klien, tetapi
tidak terlibat secara emosi. Klien akan merasa aman dan nyaman saat
bercerita kepada perawat
Lanjutan...

4. Libatkan klien dalam aktivitas kelompok sesuai dengan aktivitas


yang disenanginya
Rasional : Aktivitas fisik memberikan suatu metode yang aman
dan efektif untuk mengeluarkan emosi dan kemarahan yang
terpendam.

5. Ajarkan klien mengenai cara meminum obat yang benar.


Rasional : Dengan meminum obat sesuai anjuran, klien akan
merasa lebih tenang dan nyaman untuk tidur.
E IMPLEMENTASI EVALUASI

Sapa klien dengan nama yang


Klien mampu mengungkapkan
disenanginya. Memberikan sentuhan
1 akan menunjukkan rasa empati klien 1 perasaannya secara spontan
dan pertahankan kontak mata

Dorong klien untuk mendiskusikan Klien menunjukkan tanda-tanda


2 pikiran dan perasaannya 2 penerimaan terhadap kehilangan

Dengarkan segala keluhan klien.


Klien dapat membina hubungan yang
3 Berikan respon dan jangan 3 baik dengan orang lain
menghakimi

Ajak klien jika ada kegiatan kelompok, Klien mempunyai koping yang efektif
4. terutama kegiatan yang disenanginya
4 dalam menghadapi masalah akibat
kehilangan

Bimbing klien untuk meminum obat Klien mampu minum obat dengan
5. sesuai cara yang dianjurkan 5 cara yang benar
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai