Anda di halaman 1dari 22

FURUNKEL HIDUNG

Maydina Gusta, S.Ked (G1A220030)


Pembimbing : dr. Lusiana Herawati Yamin, Sp.THT-KL
DEFINISI
Furunkel adalah infeksi dari folikel rambut
yang bisa menyebabkan abses dengan adanya
akumulasi pus dan jaringan nekrotik. Furenkel
disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
Furunkul yang bergabung dengan furunkel
lainnya serta bertambah besar disebut dengan
karbunkel.
Dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain akibat iritasi, kebersihan yang
kurang, dan daya tahan tubuh yang kurang. Infeksi dimulai dengan adanya
peradangan pada folikel, kemudian menyebar kejaringan sekitarnya.
Secara umum penyebab furunkel adalah kuman gram positif, yaitu Stafilokokus dan
Streptokokus. Furunkel dapat disebabkan juga oleh kuman gram negatif, misalnya
Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis,Escherichia coli, dan
Klebsiella.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah.
Belum terdapat data spesifik yang menunjukkan prevalensi furunkel.
Umumnya terjadi paling banyak pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda.
ETIOLOGI
Permukaan kulit normal atau sehat dapat dirusak oleh karena iritasi sehingga
kerusakan dari kulit tersebut dipakai sebagai jalan masuknya Staphylococcus
aureus.

Penularannya dapat melalui kontak atau auto inokulasi dari lesi penderita.
FAKTOR RISIKO
Beberapa faktor eksogen yang mempengaruhi timbulnya furunkel yaitu, musim
panas (karena produksi keringat berlebih), kebersihan dan hygiene yang kurang,
lingkungan yang kurang bersih, keadaan fisik yang turun.

Faktor endogen yang mempengaruhi timbulnya furunkel yaitu, diabetes, obesitas,


hiperhidrosis,anemia, dan stres emosional.
PATOFISIOLOGI
Bakteri masuk melalui luka, goresan, robekan dan iritasi pada kulit -> berkolonisasi
di jaringan kulit. Respon primer host untuk melawan infeksi adalah timbulnya
peradangan -> membentuk pus yang terdiri dari sel darah putih, bakteri dan sel kulit
yang mati.
PREDILEKSI
Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong.

Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari
tangan.

Dan daerah anogenital.


GEJALA KLINIS
Mula-mula nodul kecil yang mengalami keradangan pada folikel rambut ->
membentuk nodula eritematosa berbentuk kerucut -> keluar tampak bintik-bintik
putih sebagai mata bisul -> akan melunak (supurasi) menjadi abses yang akan
memecah di muara folikel -> rambut menjadi rontok/terlepas -> Jaringan nekrotik
keluar sebagai pus.

Nyeri terjadi terutama pada furunkel yang akut, besar, dan lokasinya dihidung dan
lubang telinga luar. Bisa timbul gejala seperti panas badan, malaise, mual.
Kulit disekitarnya tampak bengkak, kemerahan

 Nodul yang keras dengan ukuran yang bervariasi dan kadang disertai dengan
pustul.

Demam dan pembesaran dari kelenjar getah bening sangat jarang terjadi.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis

•Pasien datang dengan keluhan adanya bisul di dalam hidung.

•Gejala adanya bisul di dalam hidung kadang disertai rasa nyeri dan perasaan tidak nyaman. Kadang dapat
disertai gejala rhinitis.

•Adanya faktor risiko

2. Pemeriksaan fisik

Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering terdapat pada lateral vestibulum nasi yang mempunyai
vibrissae (rambut hidung).

3. Adanya riwayat kurangnya menjaga kebersihan hidung dan punya kebiasaan mengorek hidung
DIAGNOSIS BANDING
Kista Epidermal

Hidradenitis Suppurativa
KOMPLIKASI
Abses septum nasi

tromboflebitis sinus kavernosus

Vestibulitis.
Furunkel malignan : yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang dibatasi
oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam
intra kranial melalui vena facialis (tidak mempunyai katup) sehingga menyebar ke
sinus cavernosus yang nantinya bisa menjadi meningitis.

Selulitis bisa terjadi apabila furunkel menjadi lebih dalam dan meluas.

Bakterimia dan hematogen : bakteri berada di dalam darah dapat mengenai katup
jantung, sendi, spine, tulang panjang, organ viseral khususnya ginjal.

Furunkel yang berulang, hal ini disebabkan oleh higine yang buruk.
PENATALAKSANAAN
a. Kompres hangat dapat meredakan perasaan tidak nyaman.

b. Jangan memencet atau melakukan insisi pada furunkel.

c. Pemberian antibiotik topikal, seperti pemberian salep antibiotik bacitrasin dan


polmiksin B serta antibiotik oral karena lokasi furunkel yang berpotensial menjadi
bahaya. Antibiotik diberikan dalam 7-10 hari, dengan pemberian Amoxicilin 500 mg,
3x/hari, Cephalexin 250 – 500 mg, 4x/hari, atau Eritromisin 250 – 500 mg, 4x/hari.

d. Insisi dilakukan jika sudah timbul abses.


Konseling dan Edukasi Memberitahukan individu dan keluarga untuk :

a. Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung.

b. Tidak memencet atau melakukan insisi pada furunkel.

c. Selalu menjaga kebersihan diri.


PROGNOSIS
Prognosis baik sepanjang faktor penyebab dapat dihilangkan, dan prognosis menjadi
kurang baik apabila terjadi rekurensi. Umumnya pasien mengalami resolusi, setelah
mendapatkan terapi yang tepat dan adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
• Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
THT-KL FK UI. Edisi ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2012.

• Mangunkusumo, E., Soetjipto, D. Buku Ajar Ilmu Telinga Hidung Tenggorok,


Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2012.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai