Anda di halaman 1dari 21

Perbedaan Ragam Tulis dan

Ragam Lisan; Ragam Baku dan


Ragam Tidak Baku serta
Hakikat dan Ciri Ragam Ilmiah
Kelompok 2
Kelas 3 A

Alya Zaeni Putri P3.73.24.2.19.002


Endah Ashanaya S P3.73.24.2.19.009
Jihan Fadila P3.73.24.2.19.018
Nurlisa Adinda P3.73.24.2.19.024
Putri Asih P3.73.24.2.19.025
Putri Azraline P3.73.24.2.19.026
Saffanah Khairurrahmah P3.73.24.2.19.031
Perbedaan Ragam Tulis dan Ragam Lisan
Ragam Bahasa Lisan

 Ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan,


terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi
pengungkapan dapat membantu pemahaman. 

 Ciri-ciriragam bahasa lisan diantaranya :


memerlukan kehadiran orang lain,
unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap,
terikat ruang dan waktu
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
Kelebihan
Kekurangan

 Dapat disesuaikan dengan situasi.


 Faktor  efisiensi.
 Faktor kejelasan karena pembicara
menambahkan unsur lain berupa tekan
dan gerak anggota badan agar  Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang
pendengar mengerti apa yang dikatakan
tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase
seperti situasi, mimik dan gerak-gerak
sederhana.
pembicara.  Penutur sering mengulangi beberapa
 Faktor kecepatan, pembicara segera
kalimat.
melihat reaksi pendengar terhadap apa  Tidak semua orang bisa melakukan
yang dibicarakannya.
bahasa lisan secara baik.
 Lebih bebas bentuknya karena faktor  Aturan-aturan bahasa yang dilakukan
situasi yang memperjelas pengertian
seringkali menggunakan ragam tidak
bahasa yang dituturkan oleh penutur.
formal.
 Penggunaan bahasa lisan bisa
berdasarkan pengetahuan dan penafsiran
dari informasi audit, visual dan kognitif.
Ragam Bahasa Tulis.

 Ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan
waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara
visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya.
 Ragam tulis tata cara penulisan dan kosakata. 

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :


Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
Tidak terikat ruang dan waktu
Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan
Kelebihan Kelemahan

 Informasi yang disajikan bisa dipilih  Alat atau sarana yang memperjelas
untuk dikemas sebagai media atau materi pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada
yang menarik dan menyenangkan. akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih
 Umumnya memiliki kedekatan budaya sempurna.
dengan kehidupan masyarakat.  Tidak mampu menyajikan berita secara
 Sebagai sarana memperkaya kosakata. lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti
 Dapat digunakan untuk menyampaikan kaidah-kaidah bahasa yang dianggap
maksud, membeberkan informasi atau cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
mengungkap unsur-unsur emosi sehingga  Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak
mampu mencanggihkan wawasan dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu
pembaca. dalam bahasa tulisan diperlukan
keseksamaan yang lebih besar.
 Bahasa lisan bersifat lebih efektif dan lebih efisien
dibandingkan dengan bahasa tulisan karena tidak
 Kata-kata yang digunakan pada bahan lisan
membutuhkan media perantara. Sebaliknya,
umumnya bersifat sederhana dan diulang-ulang.
pengungkapan bahasa tulisan harus menggunakan
Tetapi, bahasa tulisan banyak memakai kata-kata
alat bantu.
yang lebih kaya dengan maksud agar bahasa terlihat
 Bahasa lisan terikat dengan ruang dan waktu lebih indah dan tidak membosankan.
pembicaraan. Sedangkan bahasa tulisan terikat
 Penuturan bahasa lisan lebih sering memanfaatkan
dengan aturan-aturan kepenulisan.
frasa-frasa yang tidak baku dan lebih santai.
 Status bahasa lisan di mata hukum lebih lemah Sementara bahasa tulisan banyak memanfaatkan
ketimbang bahasa tulisan karena tidak mengandung kata-kata yang bersifat formal, khususnya ketika
bukti otentik. Sedangkan bahasa tulisan memiliki bahasa tersebut ditujukan kepada lingkungan resmi.
status hukum dan bisa bertindak sebagai bukti yang
 Pada dasarnya, bahasa tulisan bersifat lebih matang
kuat.
dibandingkan dengan bahasa lisan. Hal ini
 Sulit bagi seseorang untuk memanipulasi bahasa dikarenakan pada bahasa tulisan ada kesempatan
tulisan karena di dalamnya terkandung siapa yang untuk memperbaiki isi bahasa tersebut sebelum
membuatnya berupa tanda tangan, cap jempol, disampaikan ke orang lain.
stempel, atau karakteristik tulisan. Sementara itu,
bahasa lisan mudah dimanipulasi apalagi jika tidak Perbedaan
ada bukti rekaman. Bahasa
 Kadang-kadang pengungkapan maksud lewat tutur
Lisan &
Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku
PENGERTIAN BAHASA BAKU
Bahasa baku ialah satu jenis bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam bentuk dan
fungsi bahasa, menurut ahli linguistik Einar Haugen. Ia dikatakan sebagai “loghat yang paling
betul” bagi sesuatu bahasa
Bahasa baku merupakan bahasa yang dapat mengungkapkan penalaran atau pemikiran teratur,
logis, dan masuk akal. Bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis dan kecendekiaan.
Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan secara efektif, baik, dan benar
PENGERTIAN BAHASA NON-BAKU
Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah bahasa nonstandar
ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”, “ragam
takbaku”, bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”. Suharianto berpengertian bahwa bahasa
nonstandar atau bahasa tidak baku adalah salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan
berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak resmi
PENGERTIAN BAHASA INDONESIA BAKU

 Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau
dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas. Contoh
pada Undang-undang dasar : Undang-undang dasar 1945 pembukaan
bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dari beberapa kalimat dalam
undang-undang tersebut menunjukkan bahasa baku, dan merupakan
pemakaian bahasa secara baik dan benar. Bahasa Indonesia nonbaku
adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak
diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia
secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
Atap Atep
Kalau Kalo
Habis Abis
Senin Senen
Mantap Mantep
Hilang Ilang
Dalam Dalem
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang
benar:
1. Tata bunyi (fonologi),
2. Tata bahasa (kata dan kalimat)
3. Aspek kosa kata (termasuk istilah),
4. Dari segi ejaan, penulisan
5. Dari segi maknanya,
Hakikat dan Ciri Ragam Ilmiah
 Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia
yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang
digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan
dari keempatnya. Bahasa Indonesia diharapkan menjadi media efektif
untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan.
 Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah adalah bahasa yang digunakan dalam
menulis karya ilmiah, bahasa indonesia yang dimaksud adalah bahasa
yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik
dalam penulisan maupun secara tulisan. Dalam menulis ragam ilmiah,
haruslah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
(sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan dan juga aturan-aturan
penulisan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia).
Ciri Ragam Bahasa Ilmiah

a. Menggunakan diksi yang tepat


b. Menggunakan ejaan yang benar
c. Menggunakan kalimat efektif
d. Menggunakan paragraf yang padu dan koherensif
Ciri Ragam Bahasa Ilmiah
1) Menggunakan diksi yang tepat
 Diksi merupakan pemilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam bahasa lisan maupun tulisan.
Untuk mendapatkan efek tertentu itu, seseorang yang akan berbicara atau menulis harus memilih kata kata yang dapat
mewakili gagasannya dengan tepat. Disamping itu, ia juga memerlukan kemampuan untuk membedakan nuansa-nuansa
makna dari gagasan yang disampaikan dan menemukan kata yang sesuai dengan konteks pemakaiannya.
 Karangan ilmiah merupakan komunikasi antara penulis dan pembaca. Agar komunikasi itu berjalan efektif dan efisien,
maka seorang penulis perlu berhat- hati dalam pememilihan kata, sehingga pembaca mampu mencerna kata atau rangkaian
kata yang digunakan penulis untuk mengungkapkan gagasannya.
 Dalam memilih kata ini, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang menjadi syarat dari diksi, syarat-syarat itu
ialah :
◦ Ketepatan
 Ketepatan dimaksudkan sebagai pemilihan kata yang dapat mewakili gagasan penulis dengan benar, sehingga tidak terjadi
perbedaan tafsir antara penulis dengan pembaca.
◦ Kesesuaian
 Kesesuain diartikan sebagai pemilihan kata yang cocok denagn konteks, seperti situasi pemakaian, sasaran penulis, dan
lain-lain. Contoh : Kata Kamu, Anda,dan Saudara, merupakan kata-kata yang bersinonim, yaitu kata yang digunakan untuk
menyebut lawan bicara, tetapi bukanlah sinonim mutlak. Nilai-nilai social menjadikan ketiga kata itu memiliki nuansa
yang berbeda. Seperti :Saya sama besar dengan kamu Saya sama besar dengan anda Saya sama besar dengan saudara
2) Menggunakan ejaan yang benar ◦ Kata ulang
 Ejaan : seperangkat aturan tentang cara menuliskan  Penulisan unsur serapan

bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda ◦ Secara adopsi


baca sebagai sarananya. Batasan tersebut ◦ Secara adaptasi
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan
kata mengeja. Ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang
harus dipatuhi oleh pemakai Bahasa demi keteraturan
dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa
tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. dan ejaan yang benar
dalam Bahasa Indonesia adalah ejaan yang sesuai
dengan EYD.
Ruang lingkup ejaan yang disempurnakan (EYD):
 Pemakaian Huruf

◦ Huruf Abjad
◦ Huruf Vokal
◦ Huruf Konsonan
◦ Gabungan Huruf Konsonan
 Penulisan huruf

◦ Penulisan Huruf Besar 3) Menggunakan kalimat efektif


◦ Penulisan Huruf Miring  kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat
 Penulisan kata
 Unsur-Unsur kalimat Efektif ◦ Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat.
Sebuah kalimat dinyatakan efektif bila mengandung beberapa ◦ Membuat urutan kata yang bertahap.
ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk,
◦ Melakukan pengulangan kata (repetisi).
ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran,
kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa. ◦ Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
 Kesepadanan ◦ Menggunakan partikel penekanan (penegasan).

Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan)


 Kehematan
dan struktur bahasa yang dipakai. Ciri-ciri kesepadanan ini Kehematan adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau
meliputi: bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti
 Kalimat tersebut memiliki subjek dan predikat dengan harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah
jelas. kejelasan kalimat.
 Tidak terdapat subyek ganda
 Kecermatan
 Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsir
tunggal. ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
 Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang”
 Kepaduan
 Keparalelan Yang dimaksud kepaduan di sini ialah kepaduan pernyataan
dalam suatu kalimat sehingga informasi yang disampaikan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
tidak terpecah-pecah dan tertuju dengan sempurna.
dalam kalimat itu. Artinya, jika bentuk pertama menggunakan
nomina, maka bentuk kedua dan selanjutnya juga
menggunakan nomina. Begitu pun dengan verba.
 Ketegasan
Ketegasan atau penekanan adalah suatu perlakukan menonjol
pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang
perlu ditonjolkan. Ada beberapa cara untuk membentuk
Menggunakan paragraf yang padu dan koherensif
 Paragraf : gabungan kalimat yang mengandung satu gagasan pokok dan
didukung oleh gagasan-gagasan penjelas. Gagasan pokok dan gagasan
penjelas ini harus memiliki keterpaduan bentuk (kohesi) dan keterpaduan
makna (koherensi)
 Kepaduan Makna (Koherensi) : Suatu paragraf dikatakan koheren, apabila
ada kekompakan antara gagasan yang dikemukakan kalimat yang satu dengan
yang lainnya. Kalimat- kalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta
secara bersama-sama membahas satu gagasan utama. Tidak dijumpai satu pun
kalimat yang menyimpang dari gagasan utama ataupun loncatan-loncatan
pikiran yang membingungkan
 Keterpaduan Bentuk (Kohesi) : Apabila koherensi berhubungan dengan isi,
maka kohesi atau keterpaduan bentuk berkaitan dengan penggunaan kata-
katanya. Bisa saja satu paragraf mengemukakan satu gagasan utama, namun
belum tentu paragraf tersebut dikatakan kohesif jika kata-katanya tidak padu.
DAFTAR PUSTAKA
Bahasa Indonesia Hand Book (Bahasa baku dan non baku
Ilmu) Bandung :Polytechnic Telk
Chaer, Abdul, 2011, Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta:
Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 1994.Komposisi Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa.NTT: Nusa Indah.
Keraf, Gorys, 2004, Komposisi: Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa, Ende: Nusa Indah, Cetakan XIII.
Rahardi, Kunjawa. 2009.Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta : PenerbitErlangga

Anda mungkin juga menyukai