Anda di halaman 1dari 39

Coronavirus:

Gejala Klinis dan Pengobatannya

Erlina Burhan
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI / RS Persahabatan
Definisi Pneumonia

Patogen Penyebab Pneumonia

• Klasifikasi: CAP; HAV; VAP


• Pneumonia dapat menyerang siapa aja: anak-
anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia Salah satunya: Coronavirus
• lebih banyak pada balita dan lanjut usia.

Sumber gambar:
- https://i.pinimg.com/236x/7c/10/c8/7c10c8a776e53a6cc5ed4d710c0da622--bronchitis-death.jpg
- https://wittysparks.com/pneumonia-causes-symptoms-treatment/]
- https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pneumonia-atau-bronkopneumonia/15438
Apa itu Coronavirus?
• Coronavirus merupakan virus Zoonotic  transmisi dari hewan ke
manusia

• Coronavirus merupakan RNA virus, bersirkulasi di hewan, seperti unta,


kucing, dan kelelawar.

• Hewan dengan coronavirus dapat berkembang dan menginfeksi manusia


 kasus MERS dan SARS serta kasus outbreak saat ini (2019- Gambaran mikroskopik 2019-nCoV

nCoV)

• Epidemi dua betacoronavirus  SARS dan MERS  10.000 kasus


(tingkat kematian 10 % untuk SARS dan 37% untuk MERS)

• Kode genetik 2019-nCoV mirip Corona virus SARS-like Kelelawar, dan


mungkin bermutasi sebelum menginfeksi manusia  setelah diteliti
lebih lanjut  mirip coronavirus di ular (Ular makan kelelawar). Ular
di jual di Pasar Tradisional di Wuhan.

Sumber gambar: https://www.gisaid.org/fileadmin/_processed_/csm_betacoronavirus_Wuhan_Jan_2020_a80d7aa623.png


Huanan Wholesale Seafood Market yang
terletak di Wuhan, Hubei, China
Huanan Wholesale Seafood Market yang
terletak di Wuhan, Hubei, China
Lebih 100 varietas hewan, hewan-
hewan tak biasa seperti ular hingga
luwak, dan unggas hidup, serta mulai
dari rubah, musang, hingga serigala
diperjual belikan di pasar tradisional

menurut Organisasi Kesehatan Dunia


(WHO), musang dianggap sebagai
perantara yang membawa virus
kelelawar yang menular ke manusia
yang berasal dari pasar basah di Provinsi
Guangdong dan Hong Kong,
menyebabkan wabah sindrom
pernapasan akut (SARS) pada tahun
2002-2003. SARS telah membunuh 774
orang di seluruh dunia dan total orang
yang terinfeksi mencapai 8.098
Sensitivitas Coronavirus

Coronavirus baru sensitive terhadap pemanasan 56℃ selama 30


menit, 75% alcohol, Disinfektan berisi chlorine, hydrogen peroxide
disinfectant, chloroform dan pelarut lipid dapat secara efektif
menginaktivasi virus.
Patogenesis

Hewan Host
pembawa/ perantara:
natural host: Seperti: the
Kelelawar, civet
musang, ular (musang
luwak):
diduga pada
SARS
Virus masuk ke saluran napas atas  bereplikasi di sel epitel saluran
napas atas  menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi
shedding virus dari saluran napas dan virus dapat  di gastrointestinal
 Respon imun innate dan spesifik
https://ewn.co.za/2020/01/23/nicd-has-measures-in-place-to-detect-coronavirus-in-sa
http://tuberculosisomg.blogspot.com/p/transmission.html
Patofisiologi
• Masuknya 2019-nCoV ke dalam sel menginduksi
keluarnya sitokin2
• ditemukan sitokin dalam jumlah tinggi: IL1B, IFNγ,
IP10, dan MCP1 serta kemungkinan mengaktifkan T-
helper-1 (Th1),
• Selain itu, meningkatkan T-helper-2 (Th2) cytokines
(eg, IL4 and IL10) yang mensupresi inflamasi berbeda
dari SARS-CoV
• Pada pasien 2019-nCoV di ICU  ditemukan GCSF,
IP10, MCP1, MIP1A, dan TNFα konsentrasi lebih
tinggi dibandingkan yang tidak membutuhkan ICU 
cytokine storm
• cytokine storm  berkaitan dengan derajat
keparahan
Pneumonia 2019-nCoV
31/12/ ●
Laporan kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China
19

Awalnya per tgl 3 Januari hanya 44 pasien


Outbreak dicurigai terkait dengan suatu pasar di Wuhan
1/1/20 ●
The Huanan Seafood wholesale di Wuhan di tutup


Secara epidemiologi outbreak berkaitan dengan paparan satu pasar di Kota Wuhan
 11-12/1/20 ●
sampel isolat untuk diidentifikasi mikroorganisme penyebab  tipe baru Coronavirus (10/1/20)

Transmisi hewan ke manusia


15 pekerja medis terinfeksi, 1 pasien dalam kondisi kritis,
 22/1/20 ●
Tim di China mengonfirmasi virus Wuhan dapat transmisi melalui manusia ke manusia


Terkonfirmasi kasus terdapat di 29 dari 31 provinsi di China
 Kondisi terkini ●
Teridentifikasi 15 staff rumah sakit terinfeksi
Tiap jam kasus terus bertambah dan semakin meluas ke berbagai negara

14 kota di China di karantina

Sumber gambar: https://www.marketwatch.com/story/how-the-mysterious-coronavirus-from-china-has-spread-so-quickly-2020-01-21


Kematian terkait Pnemonia nCoV

• Tingkat kematian 2-3%

• Dari lebih 23.000 kasus, 492 pasien meninggal

• Dari 17 pasien yang meninggal, pada pasien usia tua dan penyakit
penyerta,

• Pasien termuda yang meninggal usia 48 tahun perempuan dengan


memiliki riwayat diabetes dan stroke.
Penularan CoV
• Tranmisi dari manusia ke manusia:

• Via droplet saluran napas seperti batuk dan bersin

• Kontak dekat personal (menyentuh atau jabat tangan)

• Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus disana dan ketika menyentuh

mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan

• Kontaminasi feses

• Masih dalam penelitian

• Terdapat kasus, satu pasien,  “a suspected super-spreader” diduga telah

menularkan ke 15 staff di satu rumah sakit (serang dokter meninggal)


Triase: Deteksi dan pemisahan pasien SARI curiga infeksi nCoV

Triase: kontak pertama pasien dengan fasyankes, biasanya IGD; kenali SARI dan tatalaksana sesuai prioritas

Infeksi saluran napas akut berat (Severe Acute Respiratory Infection-SARI):

Infeksi saluran napas akut dengan riwayat demam (suhu≥ 38 C) dan batuk; onset dalam 10 hari terakhir dan perlu
perawatan di RS. Tidak adan demam tidak mengeksklusi infeksi virus

Sumber gambar: https://www.worldaware.com/resources/blog/health-and-travel-implications-novel-coronavirus-activity


Pasien dalam pengawasan (1)
1. Seseorang mengalami:
a. Demam (≥380C) atau ada riwayat demam,

b. Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,

c. Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran radiologis Perlu waspada
pasien immunocompromised gejala dan tanda tidak jelas.

DAN minimal satu berikut:

d. Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit) dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala; ATAU

e. merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) berat yang tidak diketahui penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa
memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian; ATAU
Pasien dalam pengawasan (2)
• Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari sebelum
sakit, memiliki salah satu dari paparan berikut:
• a. Riwayat kontak erat kasus konfirmasi 2019-nCoV; ATAU
• b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan
pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit); ATAU
• c. Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit); ATAU
• d. Riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki (demam ≥380C) atau ada
riwayat demam
Orang dalam pemantauan
• Seseorang yang mengalami gejala demam/riwayat demam tanpa
pneumonia riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang
terjangkit,
• DAN TIDAK memiliki satu atau lebih riwayat paparan (Riwayat kontak
erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV;
• Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang
terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit),
• Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai
dengan perkembangan penyakit);
r;

Saat ini, istilah suspek dikenal sebagai pasien dalam pengawasan


Sumber: Ditjen Pencegahn dan pengendalian penyakit, Kesiapsiagaan menghadapi 2019-nCoV. Jan.2020.kemenkes
Kasus probable


Kasus suspek yang diperiksa untuk 2019-nCoV tetapi inkonklusif (tidak dapat disimpulkan) atau seseorang dengan
hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus

Kasus konfirmasi


Seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif
Kasus terkonfirmasi

Kasus ●
Individu dengan hasil tes 2019-nCoV positif dengan onset
muncul paling awal di berbagai tempat seperti rumah, sekolah,
dan rumah sakit. Onset yang muncul kurang 24 jam dari onset
primer kasus primer diganggap sebagai kasus co-primer

Kasus ●
kontak yang menjadi kasus dengan onset gejala 24
jam atau lebih setelah onset terakhir dari kasus
sekunder primer dan/atau kasus co-primer

Kasus yang ●
kasus dengan riwayat perjalanan dari daerah yang
terdampak dalam 14 hari sebelum onset penyakit
didapat
Sindrom klinis berkaitan dengan infeksi nCoV
Uncomplicated illness Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, nyeri otot.
Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal

Pneumonia ringan Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada tanda pneumonia berat
Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu

Pneumonia berat Remaja atau dewasa: demam atau curiga infeksi saluran napas, ditambah RR>30x/menit, distress napas berat, SpO2 <90% udara
ruangan
Anak-anak: Batuk/susah bernapas, ditambah setidaknya satu dari hal berikut: sianosis sentral atau SpO2<90%; distress napas berat (co:
grunting, retraksi dinding dada sangat berat), tanda bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu atau minum, penurunan kesadaran, atau
kejang; takipneu

ARDS Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam satu minggu klinis diketahui
Foto dada (X-ray; CT Scan; atau USG paru): opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi, lobar atau kolaps paru, atau nodul
Asal edema: gagal napas tidak sepenuhnya oleh gagal jantung atau overload cairan. Perlu penilaian objektif seperti echocardigrafi.

Sepsis Dewasa: disfungsi organ disebabkan disregulasi respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA).
Tanda organ disfungsi: perubahan status mental; susah napas atau napas cepat, saturasi oksigen rendah, urin output berkurang; HR
meningkat; nadi teraba lemah, ektremitas dingin, tekanan darah rendah, kulit mottling, hasil lab: koagulopati, trombositopenia, asidosis,
tinggi laktat atau hyperbilirubinemia
Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2≥ SIRS kriteria, yang salah satunya suhu abnormal atau leukosit abnormal

Syok Sepsis Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65
mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan status mental atau bradikardi atau CRT meningkat; vasodilatasi hangat dengan nadi
bounding; takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura; peningkatan laktat; oliguria; hiper atau hipotermia.
Demografik dan Klinis
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV)

• Dari ke 41 pasein, secara demografik rata rata usia 49 tahun, tidak ada anak yang terinfeksi,
laki-laki 30 orang dan perempuan 11 orang
Tanda dan gejala yang muncul:
• 66% terpapar satu pasar di China Demam (98%),batuk (76%), myalgia atau fatique (44%),
• Semua pasien datang hari ke-7 onset dengan sesak hari ke-8 dan rata rata hari ke-10 ICU RR>24 (29%), sesak (55%), diare (3%), sakit kepala (8%)
• Sebaran komorbid terdapat 13 pasien, 8 orang diabetes, 6 pasien CHF, dan 6 pasien hipertensi
Hasil penunjang (A) CT Toraks
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV) Transversal, laki-laki
40 tahun,
menunjukkan
multiple lobular
bilateral dan area
subsegmental
konsolidasi hari ke-
Pada pemeriksaan 15 setelah onset
penunjang: gejala.
- Leukosit dominan
(B) CT Toraks
normal (45%)
transversal, wanita
- Dominan neutropenia 53 tahun, opasitas
- D-dimer meningkat ground-glass
pada pasien yang berat bilateral dan area
subsegmental
(ICU) konsolidasi, hari ke-
- Procalsitonin dominan 8 setelah onset
normal gejala.
- Laktat dominan
meningkat (C) Dan bilateral
- Dari hasil rongten : ground-glass opacity
Kedua paru terinfeksi setelah 12 hari onset
gejala.
(98% atau 40 dari 41
orang)
Tatalaksana dan outcome
(laporan penelitian 41 pasien
pertama Pneumonia nCoV)

- Komplikasi yang muncul ARDS (29%) 


ICU (85%)

- Syok  7%

- Terapi yang diberikan: antibiotik (100%),


antiviral (93%), penggunaan kortikosteroid
(22%; WHO tidak merekomendasikan)

- Pemakaian ventilator: 5% (2 kasus)

- Prognosis: Dirawat 17%; Pulang 68%,


Meninggal 15%
Implementasi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI)
• PPI : bagian vital dan terintegrasi dalam managemen klinis pasien dan harus dimulai dititik pasien
masuk ke rumah sakit (IGD)

Standar pencegahan

hand hygiene alat pelindung diri


Pembersihan/perawatan lingkungan
rumah sakit

pencegahan tertusuk jarum


atau benda tajam pencucian dan desinfektan
Sumber gambar: google.com
managemen pembuangan limbah medis peralatan medis
Implementasi PPI (2)
Triase - Masker medis untuk pasien suspek
- Ruang isolasi atau area terpisah
- Jarak minimal 1 meter dari pasien lain
- Ajari etika batuk dan bersin
- Hand hygiene

Pencegahan transmisi - Gunakan masker medis jika bekerja dalam 1-2 meter dari pasien
droplet - Satu ruang khusus atau disatukan dengan etiologi yang sama
- Jika etiologi tidak pasti, satu group pasien dengan diagnosis klinis sama dan risiko epidemiologi sama, dengan
pemisahan spasial
- Gunakan pelindung mata jika menangani pasien dari jarak dekat
- Batasi aktvitas pasien keluar ruangan

Pencegahan kontak Mencegah dari area atau peralatan yang terkontaminasi


- Gunakan APD lengkap, dan lepas jika keluar
- Jika memungkinkan gunakan alat sekali pakai contoh stetoskop, termometer,
- Hindari mengkontaminasi daerah yang tidak secara langsung terkait perawatan pasien seperti gagang pintu
- Ventilasi ruangan adekuat
- Hand Hygiene
- hindari pemindahan pasien

Penerapan pencegahan seperti: suction, intubasi, bronkoskopi, RJP.


airborne ketika - APD lengkap mencakup sarung tangan, jubah, pelindung mata, masker N95
melalkukan prosedur alat - Gunakan ruangan ventilasi tunggal jika memungkinkan , ruangan tekanan negatif,
saluran napas - Hindari keberadaan individu yang tidak dibutuhkan
- Setelah tindakan tatalaksana sesuai dengan tipe ruangannya
Penggunaan Robot

• Satu kasus terdiagnosis di Amerika serikat, Laki-laki 30 tahun riwayat


perjalanan ke Wuhan, ditangani oleh beberapa pekerja medis dan robot.
• Robot dilengkapi dengan stetoskop memeriksa tanda vital pasien dan
berkomunikasi dengan pasien melalui layar besar.
• Di isolasi brankar khusus namanya “ISOPOD”.

Dokter menggunakan robot


untuk komunikasi dengan
pasien
Gambar: ISOPOD

Sumber gambar: https://edition.cnn.com/2020/01/23/health/us-wuhan-coronavirus-doctor-interview/index.html?utm_medium=social&utm_term=link&utm_content=2020-01-24T07%3A01%3A06&utm_source=twCNN


Diagnosis laboratorium: Pengumpulan spesimen
Kultur darah
kultur darah untuk bakteri, idealnya sebelum terapi antibiotik (jangan menunda terapi antibiotik dengan menunggu kultur darah)

Sampel spesimen saluran napas


saluran napas atas (nasofaring dan orofaring)
saluran napas bawah (sputum, aspirat endotrakeal, atau bilasan broncoalveolar)
KEDUANYA diambil
tes nCoV oleh RT-PCR
mungkin hanya mengambil sampel dari saluran napas bawah jika tersedia segera seperti pasien dengan ventilator

Serologi
hanya jika RT-PCR tidak tersedia.

Kasus terkonfirmasi nCoV


Ulangi pengambilan sampel dari saluran napas atas dan bawah untuk petunjuk klirens dari virus. Frekuensi: 2-4 hari sampai 2 kali hasil negatif dari
kedua sampel serta secara klinis perbaikan setidaknya 24 jam. spesimen di ambil sesering mungkin harian bila diperlukan untuk kepentingan PPI.
Terapi dan Monitoring
Isolasi ●
Semua kasus (ringan-berat)


Hand hygiene, APD lengkap, Kewaspadaan tertusuk benda tajam, pembersihan
Implementasi PPI alat kesehatan dan lingkungan RS, waspada pencegahan tindakan saluran napas

Serial foto toraks ●


Untuk melihat perjalanan atau perkembangan penyakit


Target saturasi SpO2≥90% (tidak hamil) ≥92-95% (hamil)
Suplementasi oksigen ●
Anak dengan tanda kegawatan target SpO2 ≥94%, jika tidak ≥90%

Sesuai diagnosis klinis, berdasarkan epidemiologi lokal dan panduan tatalaksana


Antimikroba empiris


Pemberian antibiotik dalam satu jam dari asesmen awal untuk pasien dengan sepsis

kortikotiroid sistemik tidak diberikan rutin


untuk tatalaksana pneumonia virus atau ●
Belum terbukti manfaatnya, cenderung harm, kecuali ada indikasi lain
ARDS
Terapi dan Monitoring
Terapi simptomatik ●
Demam, batuk

Terapi cairan ●
Terapi cairan konservatif jika tidak ada bukti syok

Ventilasi Mekanis ●
Bila gagal napas


Apabila syok sepsis
Penggunaan vasopressor ●
norepinefrin, epinefrin, vasopresin, dan dopamin


Perburukan klinis: gagal napas cepat progresif dan sepsis, dan penerapan
Observasi tatalaksana suportif segera

Pahami kondisi co-morbid pasien untuk ●


Pemilahan terapi penyakit penyerta.
menyesuaikan tatalaksana kondisi kritis dan
prognosis

Komunikasi dengan pasien dan keluarga: prognosis
Pencegahan komplikasi
Hasil antisipasi Intervensi
Mengurangi waktu pemakaian - Penggunaan protocol penilaian setiap hari untuk menentukan kesiapan bernapas
ventilasi mekanik invasif spontan
- Minimal sedasi berkelanjutan atau intermiten, targetkan titik akhir titrasi atau
interupsi harian sedasi infus
Mengurangi insiden VAP - Intubasi oral lebih baik
- Posisi semi-recumbent
- Penggunaan system penyedot tertutup
- Penggunaan sirkuit ventilator baru untuk setiap pasiep
- Ganti penukar penghangat kelembaban ketika tidak berfungsi setiap 5-7 hari

Mengurangi insiden tromboemboli - Penggunaan profilaksis farmakologis (heparin 5000 unitSC 2x sehari); jika
kontraindikasi gunakan profilaksis mekanik
Mengurangi insiden infeksi terkait - Pemasangan sesuai SOP standar PPI dan pengingat pencabutan jika tidak dibutuhkan
kateter
Mengurangi insiden ulkus dekubitus - Balikkan pasien setiap 2 jam

Mengurangi insiden ulkus peptikum - Pemberian nutrisi enteral dini (dalam 24-48 jam sejak masuk RS)
dan perdarahan GI - Pemberian H2RB atau PPI pada pasien dengan risiko GI bleeding
Mengurangi insiden kelemahan - Mobilisasi aktif dini ketika sudah aman dilakukan
terkait ICU
Tatalaksana spesifik anti-nCoV

• Belum ada!

• Dilaporkan pemakaian obat anti HIV

• Ada institusi yang memberikan Oseltamivir


Vaksin Pneumonia ini , bukan untuk
Coronavirus

Vaksin Pneumokokus (PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine)

merek dagang Prevnar®
Vaksin PCV13 ●


kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumoniae, yang paling sering menyebabkan penyakit pneumokokus pada manusia.
Masa perlindungan sekitar 3 tahun.

Vaksin PCV13 utamanya ditujukan kepada bayi dan anak di bawah usia 2 tahun.


Vaksin PPSV23 (nama dagang Pneumovax 23®)
proteksi terhadap 23 strain bakteri pneumokokus
Vaksin PPSV23


Vaksin PPSV23 ditujukan kepada kelompok umur yang lebih dewasa. usia 65 tahun ke atas, atau usia 2 hingga 64
tahun dengan kondisi khusus


Di negara berkembang, bakteri Haemophilus influenzae type B (Hib) merupakan penyebab
Vaksin Hib pneumonia dan radang otak (meningitis) yang utama.

Di Indonesia vaksinasi Hib telah masuk dalam program nasional imunisasi untuk bayi.

BELUM ADA VAKSIN UNTUK KASUS PNEUMONIA YANG SEDANG OUTBREAK SAAT
INI KARENA DISEBABKAN CORONAVIRUS JENIS BARU.
Kondisi khusus

• Terapi suportif dengan memperhatikan adaptasi


fisiologi kehamilan
• Analisis risiko-manfaat. Konsul: dokter obsgyn
dan komite etik
• Keputusan terminasi kehamilan bergantung
banyak faktor: usia kehamilan, kondisi maternal
dan stabilitas fetus.
• Konsultasi: SpOG, SpA perinatologi, dan dokter
anestesi (ICU)
Ibu Hamil Curiga atau Terinfeksi nCoV

Sumber gambar: https://www.infobaru.id/2015/02/54-gambar-animasi-ibu-hamil.html


Alur Pneumonia nCoV 

Demam
Batuk
Pasien dengan gejala:

 Sesak atau kesulitan bernapas

Foto Toraks: gambaran pneumonia

Bila iya Tanyakan Riwayat Bepergian ke China Bila tidak Perlakukan sebagaimana
Hubungi Posko KLB
dalam 2 minggu terakhir tatalaksana pneumonia
Coronavirus
pada umumnya
Bila iya

Periksa:
 DPL
 Fungsi hepar, fungsi ginjal
 PCT/CRP

Bila curiga kearah infeksi Coronavirus

Rujuk ke RS Rujukan yang Bila tidak bisa dirujuk


telah ditunjuk oleh Dinkes karena beberapa alasan:
setempat

 Isolasi
 Swab tenggorokan untuk pemeriksaan Coronavirus (Hubungi Lab
Litbangkes)
 Serial foto toraks sesuai indikasi
 Terapi simptomatik
 Terapi cairan
 Ventilator mekanik (bila gagal napas)
 Bila ada disertai infeksi bakteri dapat diberikan antibiotik
Pembersihan dan Disinfeksi
• Coronavirus sensitive terhadap panas dan efektif diinaktifkan oleh pelarut
lipid seperti : 56℃ selama 30 minutes, ether, 75% alcohol, chlorine-
disinfectant, peroxyaceticacid dan chloroform, Chlorhexidineis tidak efektif
dalam inaktivasi virus
• Penggunaan alcohol 75% dapat digunakan untuk kulit
• Pemanasan 20 menit setelah mendidih untuk peralatan makan dan pakaian
• Sterilisasi alat yang yang memerlukan perendaman, dipanaskan 100℃
digunakan untuk peralatan kecil, mainan tertentu, botol bayi dll
• Sinar ultraviolet alamiah : sinar matahari
• Udara bersih, pertukaran Ventilasi
• Larutan 5‰ potassium permanganate digunakan untuk disinfeksi peralatan
makan, sayuran, dan buah setelah direndam 1 menit dicuci kemudian dengan
air minum bersih
• Bleach 1-3% bleach dapat digunakan untuk meja, kursi, lantai, tembok dll.
A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control andPrevention
Pencegahan infeksi novelCoronavirus
bagi pekerja di Pasar jual bahan makanan segar

• Cuci tangan dengan sabun dan air setelah menangani hewan dan produk hewan
• Bersihkan dan disinfeksi alat serta tempat kerja sedikitnya sekali sehari
• Kenakan baju pelindung, sarung tangan dan pelindung wajah ketika mengolah
hewan atau produk hewan segar
• Buka baju pelindung setelah kerja, bersihkan setiap hari dan tinggal ditempat
kerja
• Jauhkan anggota keluarga dari perlengkapan dan sepatu yang belum dibersihkan
Pencegahan infeksi Coronavirus baru pengolahan
makanan dari Pasar

• Cuci tangan dengan sabun dan air setelah mengolah hewan dan
produk hewan
• Hindari menyentuh mata, hdung dan mulut
• Hindari kontak dengan hewan sakit dan daging berpenyakit
• Hindari kontak dengan kandang hewan dan limbah air di pasar
Health Advice (WHO)
Cegah diri sendiri dari penyakit Cegah orang lain tertular/sakit
Tutup mulut dan hidung
dengan tissue atau siku Hindari bepergian
Hindari kontak ketika batuk atau bersin
jika sakit atau
langsung tanpa bepergian ke tempat
terproteksi dengan Terapkan Buang tissue ke tempat sampah outbreak
orang sakit saluran tertutup
napas dan hewan hand hygiene
peliharaan ataupun Gunakan masker
Cuci tangan setelah batuk atau
hewan liar bersin atau kontak orang sakit jika sakit

Makanan yang aman Ketika berbelanja di Pasar Ketika bekerja di Pasar

Cuci tangan setelah menyentuh


hewan atau produk hewan Gunakan proteksi tubuh, sarung
tangan dan wajah ketika memegang Sering cuci tangan, terutam
Masak matang dan produk hewan setelah memegang produk
higienis Hindari menyentuh hewan

Hindari kontak hewan Lepaskan baju pelindung setelah


sakit dan spoil meat bekerja, cuci setiap hari
Desinfektan tempat
Hindari kontak stray animal Hindari keluarga terpapar pakaian kerja, sehari sekali
dan sampah atau cairan kerja
• KLB 2019-nCoV Sebagai isyarat
agar manusia membatasi diri
untuk tidak mengkonsumsi
hewan liar, sebagai pencegahan
penyakit infeksi zoonosis.
谢谢你
Xièxiè nǐ

Anda mungkin juga menyukai